BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Hipotesa
Hipotesa pada penelitian ini adalah Pemberian oatmeal berpengaruh
terhadap kadar kolesterol darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Oatmeal
2.1.1 Defenisi Oat
Oats (Avena sativa) awalnya dibawa oleh bangsa Belanda ketika menjajah
Indonesia. Makanan ini merupakan salah satu bahan pangan pokok di Eropa,
terutama Skotlandia dan Irlandia. Keduanya memang termasuk Negara penghasil
gandum yang terkenal. Bangsa Irlandia mengklaim oat produksinya sebagai yang
terbaik. Sedangkan Skotlandia sangat bangga dengan kelezatan oat-nya, yang
konon di dapat berkat sinar matahari yang cukup. (Astawan M. dan Leomitro A.
2009)
Sereal oat adalah salah satu bahan makanan yang cukup populer di
Indonesia, yang lebih dikenal dengan nama havermut. Oats termasuk dalam
family Graminaceae atau rumput-rumputan dan masih satu family dengan
gandum, padi, dan tanaman sereal lainnya (Nirmala, 2001). Tanaman ini berasal
dari daratan Asia. Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan besar, mengapa justru
bangsa Eropa yang lebih dulu membudidayakan dan mengolahnya menjadi
makanan pokok sehari-hari. (Widyastuti LA. dkk. 2010)
2 Quick oats
Nama lainquick oats adalah quick-cooking oats, quick oatmeal, quick-
cooking oatmeal, atau easy oats. Quick oats berbentuk serpihan yang amat pipih.
Karenanya, waktu memasaknya menjadi sangat singkat, sekitar tiga sampai empat
menit. Oat jenis ini adalah pilihan terbaik untuk membuat kue.
3 Scotch oats
Scotch oats dan steel-cut oats adalah jenis oat yang sama. Variasi
namanya cukup banyak. Ada yang menyebutnya irish oats, pinhead oats, coarse-
7
cut oats, atau steel-cut oatmeal. Meskipun tampilan fisiknya sedikit berbeda,
scotch oats sebenarnya sama dengan irish oatmeal, scotch oatmeal, atau porridge
oatmeal. Scotch oats merupakan jenis yang telah dicincang halus. Rasanya lebih
kenyal daripada rolled oats dan biasanya disajikan hangat dalam bentuk sereal.
5 Whole oats
Jenis ini juga dikenal dengan oat groats atau whole oat groats. Biasanya
whole oats diproses secara sederhana. Hanya bagian kulit luarnya yang dibuang.
Karenanya, whole oats sangat kaya akan zat gizi dan kenyal teksturnya. Waktu
memasaknya juga lebih lama. (Astawan M. dan Leomitro A. 2009)
2.2 Kolesterol
2.2.1 Defenisi Kolesterol
Kolesterol adalah prekursor hormon steroid dan asam empedu dan
merupakan unsur pokok yang penting dalam membran sel (Ganong WF. 2008).
Kolesterol, sterol yang paling lazim ditemukan adalah substansi mirip lemak yang
dibentuk setiap hari oleh tubuh. Hati membentuk kolesterol dan menyaring
kelebihan kolesterol yang ada untuk dibuang dari tubuh. Kolesterol juga
merupakan komponen dalam makanan yang kita makan. (Nugroho AW. dan
Santoso N. 2011)
Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau
dalam bentuk simpanan, yang berkaitan dengan asam lemak rantai panjang
sebagai ester kolesteril. Di dalam plasma, kedua bentuk tersebut diangkut dalam
lipoprotein. Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis (sekitar
700 mg/hari) dan sisanya diperoleh dari makanan (Murray RK. dkk. 2012).
Terdapat dua sumber kolesterol untuk tubuh: (1) asupan kolesterol melalui
makanan, dengan produk-produk hewani, misalnya kuning telur, daging merah,
dan mentega sebagai sumber utama lipid ini (lemak hewani mengandung
kolesterol, sedangkan lemak nabati tidak), dan (2) pembentukan kolesterol oleh
banyak organ, terutama hati. Karena tubuh mampu membentuk kolesterol, tidak
terdapat korelasi langsung antara kolesterol yang dimakan dengan kadar kolesterol
dalam darah, walaupun penurunan asupan lemak hewani dapat menurunkan
10
kolesterol darah dalam tingkat sedang. Bagi sebagian orang, mungkin diperlukan
obat untuk menurunkan kadar kolsterol darah. (Sherwood L. 2001)
Kolesterol merupakan jenis lipid yang dapat ditemukan dalam plasma
darah. Walaupun sel steroidogenik mensintesis sendiri sebagian kolesterol,
sebagian besar bahan mentah ini berasal dari lipoprotein berdensitas rendah
(LDL) yang telah dimasukkan ke dalam sel dan diuraikan olen enzim lisosom
untuk membebaskan kolesterolnya. (Sherwood L. 2001)
Kolesterol dapat disintesis sendiri dalam tubuh, yaitu melalui hati, korteks
adrenal, kulit, usus, testis, lambung, otot, jaringan adiposa, dan otak. Sekitar 17
persen berat kering otak terdiri atas kolesterol. Meskipun dianggap berbahaya,
kolesterol tetap dibutuhkan oleh tubuh Jika jumlah kolesterol dalam tubuh
berkurang, sintesis kolesterol dalam hati dan usus meningkat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan dan organ lain. Sebaliknya, jika jumlah kolesterol dari
makanan meningkat, sintesis itu menurun. (Astawan M. dan Leomitro A. 2009)
ke hati dan akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kantung empedu sebagai asam
(cairan) empedu. (Astawan M. dan Leomitro A. 2009)
BAB III
METODE PENELITIAN
Pemberian oatmeal
selama 30 hari (1x1)
Analisa data
3.4 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pegawai Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sumatera Utara Jl. Sisingamangaraja No. 2A Medan, yang berjumlah 56
orang.
diaduk dengan siraman air panas sebanyak 125 ml dalam 1x1 hari pada
saat sarapan pagi jam 09.00 wib. (Almyra, R., 2012)
7. Peneliti memberikan oatmeal sebanyak 1200 gram selama 30
hari/orang.
8. Peneliti meminta subjek untuk mengurangi makanan yang berlemak.
9. Peneliti melakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah pada hari ke-
31 (sesudah mengkonsumsi oatmeal).
10. Peneliti membandingkan kadar kolesterol pada hari pertama (sebelum
mengkonsumsi oatmeal) dan hari ke-31 (sesudah mengkonsumsi
oatmeal).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Menurut Ganong W.F (2008) kolesterol adalah prekursor hormon steroid
dan asam empedu yang merupakan unsur pokok yang penting dalam membran sel.
Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau dalam
bentuk simpanan. Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis
(sekitar 700 mg/hari) dan sisanya diperoleh dari makanan (Murray RK. dkk.
2012). Pada pemberian makanan Oatmeal yang mengandung serat pangan larut air
terbukti dapat mengikat kolesterol dan mengeluarkannya dari tubuh sehingga
mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. (Astawan M. dan Leomitro A.
2009)
Pada penelitian ini, uji yang digunakan untuk menentukan uji hipotesa
adalah uji Paired T-Test. Hasil penelitian menunjukkan nilai p untuk kadar
kolesterol darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi Oatmeal adalah…..Apabila
nilai p…., maka Hₒ ditolak, yang berarti terjadi penurunan kadar kolesterol darah
sesudah mengkonsumsi Oatmeal.
Hasil penelitian membuktikan terdapat penurunan pada kadar kolesterol
darah sesudah mengkonsumsi Oatmeal. Maka H₁ penelitian diterima yang berarti
ada perubahan pada kadar kolesterol darah sebelum mengkonsumsi Oatmeal
24
dengan sesudah mengkonsumsi Oatmeal. Ada beberapa faktor lain yang dapat
menurunkan kadar kolesterol darah yaitu: diet tinggi serat makanan, rutin
berolahraga, tidak merokok dan minum-minuman beralkohol. (Sari YD. dkk.
2014)
Menurut Astawan Made (2009) serat pangan juga dapat menurunkan
kolesterol dengan mengikat asam empedu yang datang ke saluran pencernaan.
Dalam tubuh, asam empedu menyerap lemak ke dalam darah sehingga kandungan
kolesterol dalam darah menjadi tinggi. Karena serat mampu mengikat asam
empedu, penyerapan kolesterol dalam darah akan berkurang. Asam empedu yang
diikat oleh serat pangan akan dikeluarkan melalui feses. Hal ini selanjutnya akan
meningkatkan perubahan kolesterol yang ada di serum darah menjadi asam
empedu sehingga otomatis mengurangi kadar kolesterol.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diteliti dengan judul “Pengaruh
Pemberian Oatmeal Terhadap Kadar Kolesterol Darah Pada Pegawai Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Jl. Sisingamangaraja 2A Medan”,
maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Pemberian Oatmeal dapat berpengaruh terhadap penurunan kadar
kolesterol darah.
2. Kadar kolesterol darah sebelum mengkonsumsi Oatmeal adalah …dan
sesudah mengkonsumsi Oatmeal adalah…..
3. Terdapat perbedaan signifikan pada kadar kolesterol darah sebelum dan
sesudah mengkonsumsi oatmeal sebanyak 1x1 hari selama 30 hari dengan
perbedaan rata-rata….
5.2 Saran
Pada penelitian ini peneliti masih merasa banyak adanya kekurangan,
peneliti berharap pada penelitian selanjutnya untuk dapat melengkapi kekurangan
pada penelitian ini agar lebih sempurna. Semoga penelitian ini bisa bermanfaat
baik itu bagi saya sebagai peneliti, pembaca, maupun peneliti selanjutnya.
Saran untuk peneliti selanjutnya yaitu:
1. Untuk menambah lebih banyak lagi jumlah subbjek yang akan diteliti agar
penelitian ini lebih akurat dan sempurna.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu yang lebih panjang.
3. Melakukan pengawasan yang lebih ketat, baik dalam jumlah sediaan yang
diberikan maupun kepatuhan subjeknya.
4. Bahan makanan jenis oatmeal yang kaya akan serat selain dapat
menurunkan kadar kolesterol darah juga masih banyak mempunyai
manfaat lainnya seperti untuk menurunkan kadar gula darah, indeks massa
tubuh, obesitas, dan tekanan darah tinggi jadi masih banyak pilihan yang
dapat untuk diteliti untuk penelitian selanjutnya.
26
Lampiran
Sebelum melakukan eksperimen ini ada beberapa hal yang perlu diketahui
oleh subjek tentang:
Tujuan
Untuk mengetahui apakah ada perubahan kadar kolesterol darah sesudah
mengkonsumsi Oatmeal.
Manfaat
Orang yang diteliti dapat mengetahui seberapa besar perubahan kadar
kolesterol darah sesudah mengkonsumsi Oatmeal dan supaya orang yang
diteliti dapat terus mengkonsumsi Oatmeal untuk menjaga kesehatan
tubuhnya.
Teknik Pelaksanaan
a. Peneliti mengumpulkan subjek dalam satu tempat.
b. Peneliti menjelaskan prosedur, maksud dan tujuan penelitian yang
dilakukan.
c. Peneliti meminta persetujuan subjek (informed concernt).
d. Peneliti meminta subjek untuk mengisi lembaran persetujuan (informed
concernt).
e. Peneliti melakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah pada hari
pertama (sebelum mengkonsumsi oatmeal).
f. Peneliti menjelaskan aturan makan dimana oatmeal di makan sebanyak
40 gram (5 sendok makan) yang dituangkan ke dalam mangkuk lalu
diaduk dengan siraman air panas sebanyak 125 ml dalam 1x1 hari pada
saat sarapan pagi jam 09.00 wib. (Almyra, R., 2012)
27
Lampiran
SURAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONCERNT)
beserta segala resikonya dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
Medan,………………2016
(…………………………….)
DAFTAR PUSTAKA
Almyra, R., 2012. Pengaruh Pemberian Oatmeal Terhadap Nilai Indeks Massa
Tubuh Pada Penderita Obesitas. Karya Tulis Ilmiah.
Astawan, M., Leomitro, A., 2009. Khasiat Whole Grain. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Champe, P.C., Harvey, R.A., dan Ferrier, D.R., 2011. Biokimia: Metabolisme
Kolesterol dan Steroid. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Fairudz, A., Nisa, K., 2015. Pengaruh Serat Pangan Terhadap Kadar Kolesterol
Pada Penderita Overweight. [Acc esed 28 september 2016].
Irianto, K., Waluyo, K., 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat: Zat Makanan Yang
Mengganggu Kesehatan. Bandung: CV Yrama Widya.
Murray, R.K., Granner, D.K., dan Rodwell, V.W., 2012. Biokimia Harper:
Sintesis, Transpor, & Ekskresi Kolesterol. Edisi 27. Jakarta: EGC.
Nugroho, A.W., Santoso, N., 2011. Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Sari, Y.D., Prihatini, S., dan Bantas, K., 2014. Asupan Serat Makanan dan Kadar
Kolesterol-LDL Penduduk Berusia 25-65 Tahun Di Kelurahan Kebon
Kelapa, Bogor. [Acc esed 28september 2016].
Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A.W., dkk., 2014. Ilmu Penyakit Dalam:
Metabolisme Lipid. Jilid I. Edisi VI. Jakarta: EGC.
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: Fisiologi Jantung. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., dkk., 2009. Ilmu Penyakit Dalam: Dislipidemia.
Jilid III. Edisi V. Jakarta: EGC.
Widyastuti, L.A., Nugroho, W.A., dan Rilianti, A.P., 2010. Oats-Bekatul Sebagai
Pangan Fungsional. [Acc esed 28september 2016].