Anda di halaman 1dari 4

Guna Pemeriksaan: untuk mengetahui hasil pemeriksaan kimia darah secara

kuantitatif ( ketepatan nilai )


Sampel yang digunakan: serum / plasma
Sumber kesalahan pada persiapan sampel:
1. Hemolisis
Definisi: pecahnya eritrosit disertai keluarnya zat zat yang tekandung di
dalamnya, sehingga serum/ plasma tampak kemerahan dan dapat
menyebabkan kesalahan dalam analisis
Cara pencegahan:
a. Alat yang digunakan dissposible
b. Punksi vena yang dilakukan harus benar dan segera berhasil
c. Saat memasukkan darah ke dalam tabung/ vial, alirkan perlahan lahan melalui dinding tabung/
vial dan tidak boleh disemprotkan
d. Segera dilakukan pemisahan
2. Ikterik
Definisi: serum yang berwarna kuning coklat akibat adanya
hiperbilirubinemia ( peningkatan kadar bilirubin dalam darah )
Serum ikterik dapat mempengaruhi pengukuran pada panjang gelombang
400 500 nm akibat warna kuning coklat dari spesimen, sehingga tidak
mampu dibaca oleh fotometer
3. Lipemik
Definisi: serum yang keruh, putih/ seperti susu karena hiperlipidemia
( peningkatan kadar lemak dalam darah ) atau adanya kontaminasi bakteri
Makanan yang baru dikonsumsi, terutama yang mengandung lemak dapat menyebabkan lipemia
( peningkatan kadar lemak darah untuk sementara )
Persiapan pasien untuk pemeriksaan kimia darah:
1. Puasa 10 12 jam
2. Penganbilan sampel pagi hari ( jam 7.00 9.00 ), karena harga normal sesuai dengan
pemeriksaan
3. Pengambilan darah dilakukan dengan posisi pasien duduk
4. Pengobatan yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, dihentikan sebelum pemeriksaan

PENGUKURAN FOTOMETER
ADA 2 MACAM:
1. End Point: pengukuran yang dilakukan saat reaksi sudah berhenti
Contoh pemeriksaan: Glukosa, Cholesterol, asam urat, total protein , dll
2. Kinetik: pengukuran yang dilakukan saat reaki sedang berlangsung
Contoh pemeriksaan: pemeriksaan enzimatik ( SGOT, SGPT, ALP, LDH )
Pada kedua jenis pengukuran tersebut digunakan BLANKO, yang berfungsi untuk nengenolkan
alat
Macam macam blanko:
1. Blanko udara: mengenolkan alat saat kuvet dalam keadaan kosong
2. Blanko aquadest / air: mengenolkan alat dengan menggunakan Aquadest
3. Blanko reagen: ikstinsi sebenarnya dari larutan reagen yang mengandung
konstituen pemeriksaan tanpa penambahan sampel
4. Blanko sampel: ikstinsi sebenarnya dari larutan reagensia yang
mengandung sampel tanpa penambahan reagensia starter
Reagensia starter: larutan pereaksi/ reagensia yang menjalankan reaksi yang
spesifik
Contoh: NaNO3 pada pemeriksaan Bilirubin
Selain menggunakan blanko, juga digunakan larutan Standart ( biasanya berfungsi untuk
mengurangi kesalahan dalam pemeriksaan )
Contoh pemeriksaan yang menggunakan Program C/F : Cholesterol dan Total Protein
Contoh pemeriksaan yang menggunakan program C/St: Glukosa, Asam Urat, Albumin

SPESIMEN
A. Persiapan
1. Secara Umum
Persiapan pasien dalam keadaan basal
a. Sebaiknya pagi antara jam 07.00 09.00
b. Untuk pemeriksaan tertentu, pasien harus puasa selama 8 12 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan.
1) Spesimen darah: tidak minum obat 4 24 jam sebelumnya
2) Spesimen urine: tidak minum obat 48 72 jam sebelumnya
3) Apabila tidak memungkinkan penghentian pemberian obat, maka hal tersebut harus
diinformasikan pada petugas laboratorium
Contohnya: Pasien minum obat antidiabetes sebelum pemeriksaan 2 jam PP
a. Menghindari aktifitas fisik / olah raga sebelum spesimen diambil
b. Memperhatikan efek postur
Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari posisi berdiri ke posisi duduk, dianjurkan
pasien dududk tenang sekurangkurangnya 15 menit sebelum diambil darahnya
c. Memperhatikan variasi diurna
Pemeriksaan yang dipengaruhi variasi diurna, perlu diperhatikan waktu pengambilan darahnya,
antara lain pemeriksaan ACTH, Renin, dan aldosteron
1. Faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
a.

Diet
Makanan-minuman dapat mempengeruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan baik secara langsung

maupun tidak langsung, misalnya:


1) Gula darah dan Trigliserid
Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh makanan dan minuman.
Karena pengaruhnya sangat besar, maka pada pemeriksaan gula darah puasa, pasien perlu
dipuasakan 10-12 jamsebelum diambil darahnya, dan pada pemeriksaan Trigliserid pasien perlu
dipuasakan sekurangkurangnya 12 jam
2) Pemeriksaan LED, aktivitas enzim, besi, dan trace element
Pemeriksaan ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh makan dan minuman karena akan
mempengaruhi reaksi dalam proses pemeriksaan sehingga hasilnya menjadi tidak benar
b. Obat obatan
Obat obatan yang diberikan baik secara oral maupus secara lainnya akan menyebabkan respon
tubuh terhadap obat tersebut. Pemberian obat secara intra muskular akan menimbulkan jejas
pada otot sehingga mengakibatkan enzim yang terkandung dalam otot masuk ke dalam darah,

yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil pemeriksaan, antara lain Creatin Kinase ( CK ) dan
Lactic Dehydrogenase ( LDH )
Obat obatan yang sering digunakan dan dapat mempengaruhi pemeriksaan dapar dilihat pada
tabel 2

Anda mungkin juga menyukai