Anda di halaman 1dari 12

BAB III

RANCANGAN AKTUALISAS

A.Deskripsi Isu

1. Belum adanya sarana edukasi pemberian informasi tentang tata cara


pengambilan atau penampungan spesimen ( Urine dan dahak )

Tahap pra analitik memegang peranan penting dalam prosedur


pemeriksaan laboratorium, karena pada tahap pra analitik tingkat kesalahan
laboratorium memberikan kontribusi kesalahan terbanyak yaitu sebesar 65%.
Dalam pelayanan laboratorium Puskesmas Baso , masih terdapat beberapa
kegiatan tahap pra analitik yang kurang optimal pelaksanaannya terutama pada
proses persiapan pasien dalam penampungan sampel sputum dan urine ,
karena pada proses tersebut pasienlah yang melaksanakannya.

Berdasarkan survey dilapangan masih banyaknya pasien yang belum


mengetahui tata cara penampungan sampel sputum dan urin yang baik dan
benar, hal ini akan terus terjadi jika kurangnya media edukasi dalam pemberian
informasi kepada pasien. Faktanya selama ini cara pengambilan /
penampungan specimen hanya dijelaskan secara lisan oleh pihak laboratorium.
Hal ini menyebabkan rawan terjadi ketidaksesuaian kualitas specimen yang
diberikan oleh pasien. sementara hal terpenting dalam pemeriksaan
laboratorium adalah proses pengambilan sampel (Pra Analitik), dimana jika
proses tersebut tidak dilakukan dengan cara yang baik dan benar maka akan
mengurangi kualitas sampel dan mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.

Berdasarkan isu tersebut, maka dilakukan penetapan isu berdasarkan


pertimbangan tupoksi sebagai tenaga analis kesehatan , dukungan data sesuai
dengan yang telah dicantumkan sebelumnya yakni belum adanya sarana
edukasi pemberian informasi tata cara pengambilan atau penampungan
spesimen ( dahak dan urin ) di puskesmas Baso. sehingga diperlukan sebuah
inovasi baru untuk mengatasi isu,

Adapun dampak jika isu ini tidak diselesaikan adalah

 sampel yang di peroleh memiliki kualitas yang kurang baik sehingga


dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan

 Pasien akan melakukan pengambilan sampel yang berulang kali

 Dapat menimbulkan ketidak nyamanan dan keluhan dari pasien

 Pemborosan pada wadah penampungan sampel

Sedangkan para pihak yang terkena dampak jika isu ini tidak
diselesaikan adalah pasien dan dokter. Dimana pasien akan melakukan
pengambilan sampel berulang kali,sedangkan dokter tidak bisa menerima hasil
pemeriksaan dengan cepat.

Keterkaitan isu ini dengan Manajemen ASN adalah bahwa ASN


(petugas/pranata laboratorium kesehatan) kurang disiplin dan kurangnya
tanggung jawab dalam bekerja. Sehingga tidak sesuai dengan kode etik ASN
berdasarkan UU no 5 tahun 2014 pasal 5 yaitu sebagai pemberi informasi
kepada pihak yang memerlukan. Serta berkaitan dengan SMART ASN yaitu
santun dalam berinteraksi (Hospitality) dan kurangnya Penguasaan Teknologi
Informasi.

2. Belum adanya log pemeliharaan untuk alat alat laboratorium

Logbook pemeliharaan alat berfungsi sebagai bukti dilakukannya


pengecekan atau penggantian yang dilakukan sebuah alat laboratorium dan
merupakan bentuk pemeliharaan terhadap alat serta peningkatan mutu layanan
laboratorium terhadap pengguna fasilitas laboratorium. Pemeliharaan alat
laboratorium berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan
setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan,pelumasan serta penggantian
bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala.
Pemeliharaan bertujuan guna memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan.

Berdasarkan survey dilapangan belum adanya log pemeliharaan yang


secara konsisten di isi oleh petugas laboratorium dalam menetapkan jadwal
pemeliharaan dan perawatan yang harus dilakukan terhadap seluruh
peralatan/bahan ada di laboratorium. Dimana hal ini sangat penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan laboratorium dan presisi pengujian yang kita
lakukan dapat menghasilkan hasil yang bagus.

Data riwayat pengguna alat dapat dijadilkan acuan penggantian alat bagi
yang memiliki masa pakai tertentu sehingga proses dalam bekerja dapat
berjalan lancar. Pengontrolan kinerja alat, pemeliharaan fisik dan mekanisme
serta penggantian suku cadang yang disusun secara sistematis tujuan
peralatan terjaga kinerjanya.

Dampak dari tidak ada nya log pemeliharan alat yaitu:

 Tidak terkontrolnya jadwal penggantian spare part alat

 Tidak mudah melakukan penelusuran pemeliharaan alat seperti kalibrasi


alat

 Alat lebih mudah mengalami trouble jika tidak dilakukan pemeliharaan


secara berkala

Sedangkan pihak yang terdampak kalau log pemeliharaan alat tidak ada
adalah:

 Petugas laboraorium

 Pasien

 Dokter

 Bagian pengadaan barang


Keterkaitan isu ini dengan Manajemen ASN adalah ASN
(petugas/pranata laboratorium kesehatan) kurang disiplin dan kurangnya
tanggung jawab dalam bekerja sehingga tidak sesuai dengan kode etik ASN
berdasarkan UU no 5 tahun 2014 pasal 5 yaitu menggunakan kekayaan dan
barang milik negara secara bertanggung jawab, Serta berkaitan dengan
SMART ASN yaitu

3. Kurangnya persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah


laboratorium (glukosa puasa,kolesterol dan asam urat)

Persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah sangat


penting dilakukan.Hasil pemeriksaan laboratorium memiliki peranan penting
dalam pengambilan keputusan medis,karena itu akurasi hasil menjadi suatu
kaharusan.Hasil pemeriksaan yang tidak akurat dikarenakan persiapam
pemeriksaan yang kurang optimal akan menyebabkan tujuan pemeriksaan tidak
tercapai dan dapat mengakibatkan diagnosa yang kurang tepat dan berujung
pada penanganan medis yang kurang tepat pula.Terkadang sebagian
masyarakat mengabaikan anjuran tersebut dan tidak mengetahui bagaimana
persiapan sebelum melakukan pemeriksaan darah.

Berdasarkan survey dilapangan masih banyaknya pasien yang kurang


paham atau tidak mengetahui bagaimana persiapan sebelum melakukan
pemeriksaan darah. Sering terjadi kalau ada pasien yang datang ke
laboratorium untuk periksa kimia darah tidak melakukan puasa dulu sebelum
melakukan pengecekan darah padahal dokter minta periksa glukosa puasa
ataupun kolesterol sehingga pemeriksaan gagal dilakukan,atau pasien harus
balik lagi ke laboratorium ke esokan harinya untuk bisa cek darah. Hal ini akan
sering terjadi jika kurangnya media edukasi dalam pemberian informasi kepada
pasien. Sehingga menyebabkan tidak terpenuhinya komponen Standar
Pelayanan Publik yaitu jaminan pelayanan yang memberikan kepastian
pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan.
Adapun dampak jika kurang nya media edukasi pemberian informasi terkait
persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah adalah

 Tidak terpenuhinya persyaratan persiapan sebelum cek darah

 Pasien harus bolak balik datang ke laboratorium untuk melakuakn cek


darah ke esokan harinya

 Hasil laboratorium tidak dapat segera di laporkan kepada dokter

Sedangkan pihak yang terdampak yaitu pasien dan dokter. Dimana


pasien harus balik lagi ke esokan harinya datang kelaboratorium untuk
melakukan pengecekan darah lagi dan dokter tidak bisa menerima hasil
laboratorium secara cepat.

Keterkaitan isu ini dengan Manajemen ASN adalah bahwa ASN


(petugas/pranata laboratorium kesehatan) kurang disiplin dan kurangnya
tanggung jawab dalam bekerja. Sehingga tidak sesuai dengan kode etik ASN
berdasarkan UU no 5 tahun 2014 pasal 5 yaitu sebagai pemberi informasi
kepada pihak yang memerlukan. Serta berkaitan dengan SMART ASN yaitu
santun dalam berinteraksi (Hospitality) dan kurangnya Penguasaan Teknologi
Informasi. Sehingga isu ini dapat diangkat yaitu Kurangnya persiapan pasien
sebelum melakukan pemeriksaan darah laboratorium (glukosa puasa,kolesterol
dan asam urat ).

B. PENETAPAN CORE ISU

Berdasarkan deskripsi masalah tersebut, untuk menganalisa ketiga isu


atau problematika tersebut, penulis menggunakan metode analisis APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak). Metode APKL merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan
solusinya dalam kegiatan aktualisasi.

Metode APKL ini memiliki 4 kriteria penilaian yaitu:

1. Aktual artinya isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan


hingga masa sekarang;
2. Problematik artinya isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya;

3. . Kekhalayakan artinya isu yang di angkat secara langsung menyangkut


hajat hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang;

4. Kelayakan artinya isu yang masuk akal ( logis) , pantas, realistis dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan
tanggungjawab hingga akhirnya di angkat menjadi isu yang prioritas.

Analisis APKL mengunakan rentang nilai berupa skor 1-5 yang


menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak
untuk segera dicari penyelesaiannya.

Analisis isu disajikan pada tabel berikut:

NO ISU Kriteria Skor Rank

A P K L

1 Belum adanya sarana edukasi pemberian 5 3 3 5 16 2


informasi tentang tata cara pengambilan atau
penampungan spesimen ( Urine dan dahak )

2 Belum adanya log pemeliharaan untuk alat 3 3 3 4 13 3


alat laboratorium

3 Kurangnya persiapan pasien sebelum 5 5 4 4 18 1


melakukan pemeriksaan darah (glukosa
puasa ,kolesterol dan asam urat)
Kriteria APKL:

1 = Tidak Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak

2 = Kurang Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak

3 = Cukup Aktual, Problematik, Kekhalayak,

4 = Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak

5 = Sangat Aktual, Problematik, Kekhalayak, Layak

Berdasarkan Analisis APKL di atas, maka isu yang dipilih adalah


“pembuatan media edukasi terkait persiapan pasien sebelum melakukan
pemeriksaan darah”“ dengan kalimat rumusan isu “Kurangnya media edukasi
pemberian informasi terkait persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan
darah (glukosa puasa,kolesterol dan asam urat)”.

Berdasarkan dari hasil analisis ketiga isu dengan menggunakan metode


APKL, diperoleh core isu (masalah utama) dengan skor paling tinggi yang
bersifat sangat mendesak yang perlu dicarikan penyelesaian masalahnya yaitu
“Kurangnya persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah (glukosa
puasa,kolesterol dan asam urat) ”.

Alasan pemilihan isu ini dengan metode APKL yaitu:

1. Aktual. Permasalahan pasien yang tidak atau kurang mengetahui


persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah dilaboratorium
terkait dengan kurangnya sarana edukasi yang belum ada di
laboratorium .

2. Problematik Jika masalah kurangnya kesiapan pasien sebelum


melakukan pemeriksaaan darah ini tidak diatasi tentunya akan
memunculkan masalah seperti pasien harus bolak balik datang
kelaboratorium ke esokan harinya untuk cek darah. Hal ini tentu akan
menyebabkan hasil tidak bisa didapatkan dengan cepat.
3. Kekhalayakan Masalah ini menyangkut kepentingan Bersama. jika
masalah ini tidak diatasi, maka akan berdampak pada pasien itu sendiri
dan dokter karna dokter tidak bisa mendapatkan hasil pemeriksaan
secara cepat dan tidak bisa menegakkan diagnosa dari pasien tersebut
dan tidak bisa memberikan obat kepada pasien.

4. Kelayakan Isu ini layak untuk dibahas karena pantas, realistis dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggungjawab
penulis sebagai pranata laboratorium kesehatan di Puskesmas Baso.

C. Analisis penyebab Core Isu

System facilities

Kurangnya Memberikan Akses informasi melalui media


Sosialisasi edukasi

Kesalahan dalam
persiapan sebelum
melakukan
Akibat pemeriksaan darah
(glukosa
puasa ,kolesterol dan
asam urat).

Kurangnya
Kurangnya pengetahuan pasien
antusiasme pasien
mencari informasi

Culture Man
Berdasarkan Analisa Diagram Fishbone terhadap masalah kurangnya
persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah (glukosa
puasa ,kolesterol dan asam urat) dengan menggunakan teknik Fishbone yaitu
System (Sistem), facilities (fasilitas), Culture (Budaya), Man (SDM) .Adapun
akar penyebab pada setiap aspek yaitu :

1. System (system) : Kurangnya Sosialisasi Petugas kepada masyarakat dan


pasien tentang persiapan pasien melakukan pemeriksaan darah di
laboratorium di Puskesmas Baso.

2. Facilities (Fasilitas): Kurangnya fasilitas edukasi pemberian informasi terkait


persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah di laboratorium
Puskesmas Baso.seperti kurangnya brosur,pamflet atu poster yang ada di
puskesmas baso yang bisa dilihat atau dibaca saat pasien datang ke
laboratorium .

3. Culture (Budaya). Kurangnya antusiasme pasien mencari informasi terkait


persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah dilaboratorium. Ini
dikarenakan rata rata sebagian masyarkat kurang peduli dengan masalah
kesehatannya.

4. Man (SDM) : Yaitu kurangnya pengetahuan pasien tentang persiapan pasien

sebelum melakukan pemeriksaan darah di laboratorium Puskemas Baso.

Berdasarkan Analisis Fishbone diatas, diketahui bahwa akar penyebab


dari isu kurangnya persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah
(glukosa puasa,kolesterol dan asam urat) adalah kurangnya informasi dan
kurangnya media edukasi pemberian informasi terkait persiapan pasien
sebelum melakukan pemeriksaan darah di laboratorium.
D.Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu

Dengan merujuk pada akar penyebabnya dengan menggunakan analisis


penyebab core isu menggunakan Teknik Fishbone, maka gagasan kreatif yang akan
dilakukan untuk menyelesaikan Core Isu tersebut adalah dengan membuat media
edukasi pemberian informasi terkait persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan
darah di laboratorium di Puskmas Baso

Gagasan tersebut terkait dengan Manajemen ASN yaitu Peran ASN dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pelayan public. Dalam hal ini, ASN sebagai pranata
laboratorium melaksanakan tugasnya dalam melayani pasien atau masyarakat,
berupaya untuk menghasilkan mutu pelayanan kesehatan yang baik.

Penerapan mata pelatihan Smart ASN yaitu seorang ASN harus cakap dalam
berliterasi digital. Seorang ASN harus mampu menguasai teknologi, berinovasi dan
menggunakan teknologi sebagai sarana untuk pembuatan media edukasi terkait
persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan darah di laboratorium. Sehingga
pasien bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan

Untuk mewujudkan gagasan kreatif tersebut, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan


selama masa habituasi adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan program Sosialisasi dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat


tentang pemeriksaan laboratorium di puskesmas

2. Membuat selebaran yang di bagikan kepada setiap pasien yang ada


dipuskesmas yaitu dengan membuat brosur atau pamflet tentang pemeriksaan
laboratorium dan mengetahui syarat setiap pemeriksaan yang ada
dilaboratorium.

3. Membuat dan menempelkan poster tentang persyaratan sebelum melakukan cek


darah dilaboratorium di dinding dekat laboratorium sehingga Pasien yang datang
ke puskesmas bisa mendapatkan informasi dari poster tersebut

4. Membuat video animasi tentang persiapan pasien sebelum melakukan


pemeriksaan darah di laboratorium dan membagikan video animasi tersebut
kepada masyarakat dan bekerja sama dengan kader kader ataupun kepala
jorong untuk dibagikan di media social misalnya di wa,instragram ataupun
facebook.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II

OPTIMALISASI PEMBERIAN INFORMASI TERKAIT PERSIAPAN


PASIEN SEBELUM PENGAMBILAN SAMPEL PEMERIKSAAN DI
LABORATORIUM PUSKESMAS BASO

Disusun oleh :

Nama : Karmelia Dwi Putri,A.Md.AK


NIP : 198712272022032002
Jabatan : Pelaksana/ Terampil- Pranata Laboratorium Kesehatan
Instansi : Pemerintah Kab.Agam
Kelas / kelompok : VI
No. Presensi :
Gelombang : II

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai