Anda di halaman 1dari 43

Analitik

Pemantapan Mutu Internal


Oleh:
Zulfikar Husni Faruq
Analitik
• Uji analitik mengukur konsentrasi analit yang sesuai
dengan level "benar" (dibandingkan dengan
pengukuran "standar emas") dalam margin
kesalahan yang dapat diterima secara klinis total
kesalahan analitik yang dapat diterima.
• Analitik memiliki kesalahan 15%
• Evaluasi analtik dalam laboratorium klinik terdapat
2 yaitu dalam bentuk numerik dan non numerik.

Disguptva, Amitava & J.L Sepulveda, 2013, Accurate result in the clinical laboratory,
Elsevier
Analitik
• Fase analitik adalah dimulaik ketika spesimen
pasien dan disiapkan untuk pengujian dan berakhir
ketika hasil tes ditafsirkan dan diverifikasi.
• menetapkan dan memverifikasi kinerja
berdasarkan
– akurasi
– presisi
– sensitifitas
– spesifisitas
– linieritas
Jenis Analitik
• Numerik adalah evaluasi fase analitik
menggunakan perhitungan. contoh: hitung
kimia darah menggunakan alat semi/otomatis.

• Non numerik adalah evaluasi fase analitik


tanpa perhitungan. Contoh: uji Rapit test, uji
bidang parasitiologi dan lain lain.
Kesalahan pada Analitik
• Waktu penyelesaian tes yang lama
• Instrumen yang menyebabkan kesalahan eror
• Kegagalan Instrumen
• Kegagalan QC
• SDM yang kurang berkompeten saat pengujian
• Hasil tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya
• Test tidak selesai

Disguptva, Amitava & J.L Sepulveda, 2013, Accurate result in the clinical laboratory,
Elsevier
Syarat fase analitis menurut CLIA
• Membuat dan memelihara manual kebijakan, proses,
dan prosedur tertulis.
• Memberikan pelatihan dan melakukan evaluasi
kompetensi personel.
• Berpartisipasi dalam program pengujian kemampuan
yang sesuai untuk menu pengujian dan spesialisasi
mereka.
• Memverifikasi kinerja Instrumen dan melacak kalibrasi
dan pemeliharaan instrumen.
• Memelihara catatan lingkungan laboratorium (mis.,
suhu, kelembaban, pendinginan)
Billelo, John A, (2018), CLIA Compliance for Pre-Analytic, Analytic, and Post-Analytic Testing Phases, Lab
Manager.com
Quality Control (QC)
Pengujian kontrol spesimen berfungsi untuk:
1. Memberikan panduan untuk fungsi peralatan,
reagen dan teknik individu
2. Mengkonfirmasi akurasi pengujian dibandingkan
dengan nilai rujukan
3. Mendeteksi nilai tinggi dan rendah yang dapat
diterima (disepersi)
4. Mendeteksi penyimpangan nilai secara progersif
pada satu sisi (Trend)
5. Menunjukan pergeseran mendadak dari suatu
nilai ke nilai yang lain (shift)
Turgeon, Mary Louise, 2016, Clinical Laboratory Science: Concep, Prosedure, Clinical
Aplication, Elsevier
Statistik QC
• Mean, Median , Modus
• Standar Deviasai
• Confident Interval (CI)
Salah satunya digunakan untuk menjelaskan
kesalahan tertentu yang disebabkan karena
variabilitas sampel dan ketidaktepatan
(impresisis) metode.
Statistik QC
• Koefisien Variasi (CV)
• Penentuan Rentang Kontrol
Jika anda membeli kontrol tetapi tidak memiliki
nilai rentang (Unassayed) maka harus membuat
rentang sendiri.
Analitik Numerik
Presisi
• Standar Deviasi (SD)
• Variasi (V)
• Coefisien Variasi (CV)
Akurasi
• Bias
Presisi  Presisi  Presisi X
Akurasi  Akurasi X Akurasi X

17 Mei 2008 Pemantapan mutu kimia klinik 14


Presisi, Akurasi atau keduanya
• Beberapa tahun yang lalu presisi lebih penting
dari pada akurasi, kenapa?
– karena data yang memiliki presisi baik masih bisa
digunakan untuk data klinis dengan mengikuti tren
atau lab tersebut memiliki nilai rujukan sendiri.

• Saat ini presisi dan akurasi keduanya harus baik


keduanya
Pemantapan Mutu Internal
(Pasca Analitik)
Oleh:
Zulfikar Husni Faruq, S.ST, M.Si
Pendahuluan
• The post-analytic phase is the final phase of
the laboratory process. This phase culminates
in the production of a final value, result, or in
the case of histology, a diagnostic pathology
report.

https://www.labce.com/spg650097_pre_analytical_analytical_and_post_analytical_phas.aspx
Tujuan Fase Analitik
fase pasca-analitis dapat mengungkapkan
kesalahan atau masalah baru dalam fase pra-
analitik dan analitik, seperti:
• Kesalahan identifikasi, yang merupakan bagian
dari fase pra analitis tetapi sangat sering
diakui pasca analitik.
Analitis => Paska Analitis
• Transisi antara analitis dan fase pasca-analitik
pekerjaan laboratorium sangat tergantung
pada kekhasan laboratorium, yaitu:
– ukuran
– personel
– instrumentasi/middleware
– kemampuan sistem informasi laboratorium (LIS).
Kesalahan Pasca Analitik
Post analitik
Laporan tidak komplit Tidak diberikan komentar ketika ada
kesalahan sampel
Laporan teralambat Pembacaan belum selesai
Laporan kritis tidak dihubungi Hasil lab mis interpretasi
Hasil dilaporkan salah
Hasil dilaporkan salah di luar laboratorium
Hasil yang dilaporkan ke operator yang
salah

Disguptva, Amitava & J.L Sepulveda, 2013, Accurate result in the clinical laboratory,
Elsevier
Paska analitik menurut
ISO 15189
Evaluasi hasil tes

Keputusan untuk merilis hasil tes

Persiapan laporan uji laboratorium

Pelepasan laporan uji laboratorium

Pelaporan hasil tes

Penyimpanan dan Pembuangan sampel

Pengarsipan dokumentasi laboratorium

Indikator kualitas pasca-analitik


Krelza et al (2019) Post-analytical laboratory work:
national recommendations from the Working Group for
Post-analytics on behalf of the Croatian Society of
Medical Biochemistry and Laboratory Medicine.Biochem
Med (Zagreb)
1.Evaluasi Hasil Test
Semua hasil tes sebelum rilis harus dievaluasi melalui dua
kegiatan yang saling independen:
a) peninjauan hasil tes,
– Dibandingkan dengan nilai rujukan
– Dibandingkan dengan nilai sebelumnya (RCV dan delta check)
b) konfirmasi hasil pengujian.
– Penambahan prosedur
• Pengenceran sampel
• pengulangan pengujian
• komunikasi dengan klinisi
• Reflex testing
• Reflective testing
2. Keputusan untuk merilis hasil tes
Memutuskan untuk merilis hasil tes dapat
dilaksanakan tergantung dari kompetensi
personel laboratorium pembuat keputusan.

Bisa Dokter, atau ST ATLM (Apakah berani?)


3. Persiapan laporan uji laboratorium

Pelaporan tergantung isi


dan layout (tampilan )
laporan laboratorium tes.

Pada laporan minimal


memuat gambar
disamping.

Krelza et al (2019) Post-analytical laboratory work: national recommendations from the Working Group for Post-analytics on behalf of the Croatian Society of
Medical Biochemistry and Laboratory Medicine.Biochem Med (Zagreb)
4. Pelepasan laporan uji laboratorium
• Direkomendasikan menggunakan secara elektronik dan juga
hardcopy.
• Pelaporan secara elektronik harus disetting sebagai mode baca dan
tidak mengizinkan adanya perubahan.
• Jika merilis laporan tes laboratorium termasuk mengirimkannya
secara elektronik ke pasien atau dokter yang meminta melalui
email, laboratorium harus menerima persetujuan yang
ditandatangani dari pasien atau dokter.
• Hasil yang dirilis secara lisan harus didukung nanti dengan laporan
uji laboratorium elektronik atau cetak. Laboratorium harus
mendokumentasikan hasil itu dirilis secara lisan.
• Laboratorium harus mencatat kebijakan dan prosedur tentang
mengeluarkan laporan, termasuk perincian tentang siapa yang
merilis laporan dan kepada siapa.
• Laporan uji laboratorium dapat dicabut atau diubah kapan saja agar
objektif
5. Pelaporan hasil tes
• Setiap laboratorium harus mempunyai batas Nilai Kritis
• Hasil Kritis dilakukan maksimal 30 menit setelah pengujian
• Laporan hasil kritis setidaknya mengandung:
– Nama dan nama keluarga pasien, nama departemen dan nomor
identifikasi laboratorium;
– Hasil kritis;
– Nama dan nama keluarga orang yang melaporkan hasil kritis;
– Metode atau saluran pelaporan hasil kritis (jika banyak saluran
digunakan);
– Waktu pelaporan;
– Nama dan nama keluarga dokter atau tenaga medis resmi
lainnya yang menerima pemberitahuan.
6. Penyimpanan dan Pembuangan
sampel
• Laboratorium harus memiliki prosedur
terdokumentasi untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, menandai, mengakses,
menyimpan dan membuang sampel biologis
secara aman.
7. Pengarsipan dokumentasi
laboratorium
• Dokumentasi laboratorium harus diarsipkan secara efisien
untuk menghemat uang dan ruang, meningkatkan
produktivitas, memungkinkan berbagi informasi dengan
cepat, melindungi privasi pasien dan berkelanjutan secara
lingkungan

• Langkah-langkah khusus diperlukan untuk melindungi data


pasien elektronik dari penyalahgunaan, sebagian besar
dalam bentuk penggunaan yang tidak sah oleh orang lain.
Oleh karena itu, laboratorium harus menetapkan dengan
cermat siapa yang dapat mengakses data pasien untuk
tujuan apa, dan data tersebut harus dilindungi dari
perubahan, perusakan dini, atau penggunaan yang tidak
sah
8.Indikator kualitas pasca-analitik
• Turnaround time
• Laporan laboratorium yang salah
• Penanda Nilai Kritis (evaluasi)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai