Disguptva, Amitava & J.L Sepulveda, 2013, Accurate result in the clinical laboratory,
Elsevier
Analitik
• Fase analitik adalah dimulaik ketika spesimen
pasien dan disiapkan untuk pengujian dan berakhir
ketika hasil tes ditafsirkan dan diverifikasi.
• menetapkan dan memverifikasi kinerja
berdasarkan
– akurasi
– presisi
– sensitifitas
– spesifisitas
– linieritas
Jenis Analitik
• Numerik adalah evaluasi fase analitik
menggunakan perhitungan. contoh: hitung
kimia darah menggunakan alat semi/otomatis.
Disguptva, Amitava & J.L Sepulveda, 2013, Accurate result in the clinical laboratory,
Elsevier
Syarat fase analitis menurut CLIA
• Membuat dan memelihara manual kebijakan, proses,
dan prosedur tertulis.
• Memberikan pelatihan dan melakukan evaluasi
kompetensi personel.
• Berpartisipasi dalam program pengujian kemampuan
yang sesuai untuk menu pengujian dan spesialisasi
mereka.
• Memverifikasi kinerja Instrumen dan melacak kalibrasi
dan pemeliharaan instrumen.
• Memelihara catatan lingkungan laboratorium (mis.,
suhu, kelembaban, pendinginan)
Billelo, John A, (2018), CLIA Compliance for Pre-Analytic, Analytic, and Post-Analytic Testing Phases, Lab
Manager.com
Quality Control (QC)
Pengujian kontrol spesimen berfungsi untuk:
1. Memberikan panduan untuk fungsi peralatan,
reagen dan teknik individu
2. Mengkonfirmasi akurasi pengujian dibandingkan
dengan nilai rujukan
3. Mendeteksi nilai tinggi dan rendah yang dapat
diterima (disepersi)
4. Mendeteksi penyimpangan nilai secara progersif
pada satu sisi (Trend)
5. Menunjukan pergeseran mendadak dari suatu
nilai ke nilai yang lain (shift)
Turgeon, Mary Louise, 2016, Clinical Laboratory Science: Concep, Prosedure, Clinical
Aplication, Elsevier
Statistik QC
• Mean, Median , Modus
• Standar Deviasai
• Confident Interval (CI)
Salah satunya digunakan untuk menjelaskan
kesalahan tertentu yang disebabkan karena
variabilitas sampel dan ketidaktepatan
(impresisis) metode.
Statistik QC
• Koefisien Variasi (CV)
• Penentuan Rentang Kontrol
Jika anda membeli kontrol tetapi tidak memiliki
nilai rentang (Unassayed) maka harus membuat
rentang sendiri.
Analitik Numerik
Presisi
• Standar Deviasi (SD)
• Variasi (V)
• Coefisien Variasi (CV)
Akurasi
• Bias
Presisi Presisi Presisi X
Akurasi Akurasi X Akurasi X
https://www.labce.com/spg650097_pre_analytical_analytical_and_post_analytical_phas.aspx
Tujuan Fase Analitik
fase pasca-analitis dapat mengungkapkan
kesalahan atau masalah baru dalam fase pra-
analitik dan analitik, seperti:
• Kesalahan identifikasi, yang merupakan bagian
dari fase pra analitis tetapi sangat sering
diakui pasca analitik.
Analitis => Paska Analitis
• Transisi antara analitis dan fase pasca-analitik
pekerjaan laboratorium sangat tergantung
pada kekhasan laboratorium, yaitu:
– ukuran
– personel
– instrumentasi/middleware
– kemampuan sistem informasi laboratorium (LIS).
Kesalahan Pasca Analitik
Post analitik
Laporan tidak komplit Tidak diberikan komentar ketika ada
kesalahan sampel
Laporan teralambat Pembacaan belum selesai
Laporan kritis tidak dihubungi Hasil lab mis interpretasi
Hasil dilaporkan salah
Hasil dilaporkan salah di luar laboratorium
Hasil yang dilaporkan ke operator yang
salah
Disguptva, Amitava & J.L Sepulveda, 2013, Accurate result in the clinical laboratory,
Elsevier
Paska analitik menurut
ISO 15189
Evaluasi hasil tes
Krelza et al (2019) Post-analytical laboratory work: national recommendations from the Working Group for Post-analytics on behalf of the Croatian Society of
Medical Biochemistry and Laboratory Medicine.Biochem Med (Zagreb)
4. Pelepasan laporan uji laboratorium
• Direkomendasikan menggunakan secara elektronik dan juga
hardcopy.
• Pelaporan secara elektronik harus disetting sebagai mode baca dan
tidak mengizinkan adanya perubahan.
• Jika merilis laporan tes laboratorium termasuk mengirimkannya
secara elektronik ke pasien atau dokter yang meminta melalui
email, laboratorium harus menerima persetujuan yang
ditandatangani dari pasien atau dokter.
• Hasil yang dirilis secara lisan harus didukung nanti dengan laporan
uji laboratorium elektronik atau cetak. Laboratorium harus
mendokumentasikan hasil itu dirilis secara lisan.
• Laboratorium harus mencatat kebijakan dan prosedur tentang
mengeluarkan laporan, termasuk perincian tentang siapa yang
merilis laporan dan kepada siapa.
• Laporan uji laboratorium dapat dicabut atau diubah kapan saja agar
objektif
5. Pelaporan hasil tes
• Setiap laboratorium harus mempunyai batas Nilai Kritis
• Hasil Kritis dilakukan maksimal 30 menit setelah pengujian
• Laporan hasil kritis setidaknya mengandung:
– Nama dan nama keluarga pasien, nama departemen dan nomor
identifikasi laboratorium;
– Hasil kritis;
– Nama dan nama keluarga orang yang melaporkan hasil kritis;
– Metode atau saluran pelaporan hasil kritis (jika banyak saluran
digunakan);
– Waktu pelaporan;
– Nama dan nama keluarga dokter atau tenaga medis resmi
lainnya yang menerima pemberitahuan.
6. Penyimpanan dan Pembuangan
sampel
• Laboratorium harus memiliki prosedur
terdokumentasi untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, menandai, mengakses,
menyimpan dan membuang sampel biologis
secara aman.
7. Pengarsipan dokumentasi
laboratorium
• Dokumentasi laboratorium harus diarsipkan secara efisien
untuk menghemat uang dan ruang, meningkatkan
produktivitas, memungkinkan berbagi informasi dengan
cepat, melindungi privasi pasien dan berkelanjutan secara
lingkungan