Anda di halaman 1dari 7

RESUME

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM MEDIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: K3 dan Patient Safety


Dosen pengampu: Ullya Rahmawati, SST, M.KL

Disusun oleh:
Nama : Vina Nur Aisyah
NIM : P07134121047
Prodi : DIII Teknologi Laboratorium Medis

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2021/2022
A. Pengertian Limbah Medis dan Non Medis
Limbah laboratorium merupakan limbah yang berasal dari buangan hasil
reaksireaksi berbagai larutan kimia dalam suatu eksperimen. Limbah laboratorium
mengandung jenis senyawa-senyawa organik dan logam. Hal ini akan berdampak pada
lingkungan jika dibuang langsung tanpa proses pengolahan limbah terlebih dahulu.
1. Limbah Medis
Limbah medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi,
farmasi, penelitian, pengobatan, perawatan atau pendidikan yang menggunakan
bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau membahayakan kecuali jika
dilakukan pengamanan tertentu (Depkes RI 2001).
2. Limbah Non Medis
Limbah non medis adalah semua limbah yang berasal dari kantor, unit pelayanan,
ruang pasien, laboratorium, dan sebagainya yang tidak berhubungan dengan
kegiatan medis.
B. Jenis Limbah Medis dan Non Medis
Tabel Jenis wadah dan label limbah medis padat sesuai kategorinya :

1. Limbah Medis
Limbah klinis berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinary, farmasi atau
yang sejenisnya serta limbah yang dihasilkan rumah sakit pada saat dilakukan
perawatan, pengobatan atau penelitian. Berdasarkan potensi bahaya yang
ditimbulkannya limbah klinis dapat digolongkan dalam limbah benda tajam,
infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif dan limbah plastik
(Fauziah, 2005). Limbah medis dibagi menjadi 2 yaitu limbah medis padat dan non
padat. Berikut merupakan limbah medis padat yaitu :
a. Limbah Benda Tajam

Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit, misalnya
jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau
bedah. Selain itu meliputi benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun
atau radio aktif. Pengelolaan limbah benda tajam adalah dengan cara harus
dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau
tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk
dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.
Jarum harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
b. Limbah Infeksius

Limbah infeksius merupakan limbah yang dicurigai mengandung bahan


pathogen. Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan
dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang
isolasi penyakit menular. Pengelolaan limbah yang sangat infeksius seperti
biakan dan persediaan agen infeksius dari laboratorium harus disterilisasi
dengan pengolahan panas dan basah seperti dalam autoclave sedini mungkin.
Untuk limbah infeksius yang lain cukup dengan cara desinfeksi.

c. Limbah Jaringan Tubuh (Patologis)


Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta,
darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi.
Pengelolaan limbah jaringan tubuh tidak memerlukan pengesahan penguburan
dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan dibuang ke incinerator.

d. Limbah Sitotoksik

Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin


terkontaminasi obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan
terapi sitotoksik. Pengelolaan limbah sisotoksik harus dibakar dalam incinerator
dengan suhu di atas 1000°C.

e. Limbah Farmasi

Limbah farmasi berasal dari obat-obatan kadaluwarsa, obat-obatan yang


terbuang karena batch tidak memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi,
obat-obatan yang terbuang atau dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang
sudah tidak dipakai lagi karena tidak diperlukan dan limbah hasil produksi obat-
obatan. Pengelolaan limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan
insinerator pirolitik (pyrolitik incinerator), rotary klin, dikubur secara aman,
sanitary landfill, dibuang ke sarana air limbah atau insinerasi. Tetapi dalam
jumlah besar harus menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti
rotary kli, kapsulisasi dalam drum logam, dan inersisasi.

f. Limbah Kimia

Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis,


vetenary, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi
limbah farmasi dan limbah sitotoksik. Pengelolaan limbah kimia dalam jumlah
kecil sebaiknya dibuang dengan insinerasi pirolitik, kapsulisasi, atau ditimbun
(landfill)

g. Limbah Radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini antara
lain dari tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay dan bakteriologis yang
dapat berupa padat, cair dan gas. Pengelolaan limbah radioaktif harus dilakukan
oleh tenaga yang terlatih yang diatur dalam kibijakan strategi nasional yang
menyangkut perturan, infrastruktur, organisasi pelaksana (Depkes RI, 2006).
h. Limbah Plastik

Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang
terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis (Ditjen
PP, 2011). Pengelolaan sampah plastik harus dilihat dari jenis sampah, apakah
sampah plastik mengandung bahan kimia, atau termasuk dalam sampah
infeksius. Pengelolaan sampah plastik sama dengan cara pengelolan pada
sampah infeksius ataupun non infeksius.
Limbah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun,
seperti bahan-bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air
bilasan ruang pelayanan medis apabila tidak dikelola dengan baik atau
lanngsung dibuang ke saluran pembuangan umum akan sangat

2. Limbah Non Medis


Limbah Non Medis dibedakan menjadi 2, yaitu limbah padat dan cair. Limbah
padat non medis adalah semua limbah padat diluar limbah padat medis yang
dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti berikut:

a. Kantor atau administrasi


b. Unit perlengkapan
c. Ruang Tunggu
d. Ruang inap
e. Unit gizi atau dapur
f. Halaman parkir dan taman
g. Unit pelayanan
Limbah/limbah yang dihasilkan dapat berupa kertas, karton, kaleng, botol, sisa
makanan, kayu, logam, daun, serta ranting, dan sebagainya (Chandra, 2007). Limbah
cair non medis merupakan limbah yang berupa:

a. Kotoran manusia seperti tinja dan air kemih yang berasal dari kloset dan putaran
di dalam toilet atau kamar mandi.
b. Air bekas cucian yang berasal dari laundry (Chandra, 2007).

 Adisasmito. (2009). Gambaran Pengelolaan Limbah medis padat Di


PuskesmasWilayah Sidoharjo Tahun 2007. Retrieved April 12, 2022, from
http://digilib.poltekkesdepkes sby-ac.id/view php?id-548

 Bau, Y. R. (2019). Penanganan Limbah Medis dan Limbah Non Medis. Fakultas
Olahraga dan Kesehatan. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo . Dipetik April
12, 2022, dari www.academia.edu/41058764/MAKALAH_K3_fixx_BISMILLAH

Anda mungkin juga menyukai