Anda di halaman 1dari 5

1.

Tujuan
Untuk memberikan petunjuk pelaksanaan validasi terhadap metode analisis agar
metode tetap sesuai dengan tujuan penggunaan dan selalu membrikan hasil yang
dapat dipercaya
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk semua metode analisis kompendial dan

nonkompendial yang digunakan di Laboratorium Mutu di Pabrik........


Prosedur ini juga berlaku untuk metode analisis yang digunakan dalam

menetapkan residu zat aktif pada validasi prosedur pembersihan.


Prosedur ini berlaku pula untuk validasi ulang metode analisis, misal dalam

kasus berikut ini:


- Perubahan proses sintesis bahan berkhasiat
- Perubahan komposisi produk jadi, bila perlu dan
- Perubahan prosedur analisis
3. Tanggung Jawab
3.1 Manajer Pengawasan Mutu bertanggung jawab untuk:
- Menyiapkan dan mengkaji ulang secara periodis Protap ini.
- Melaksanakan pelatihan teknis laboratorium dan pelatihan lain yang sesuai
terhadap semua personil yang terkait dengan validasi dan melakukan
-

evaluasi hasil pelatihan sebelum validasi dilaksanakan.


Memastikan bahwa semua metode analisis divalidasi sebelum digunakan

untuk pengujian rutin.


Menyiapkan Protokol Validasi untuk tiap metode analisis dan menyusun

Laporan Validasi berdasarkan protokol tersebut.


3.2 Manajer Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk:
- Melakukan pengkajian dan menyetujui Protap ini serta Protokol Validasi
-

sebelum validasi dilakukan.


Melakukan pengkajian terhadap data dalam Laporan Validasi dan

menjamin kelengkapan laporan sebelum menandatanganinya.


3.3 Supervisor Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
- Membuat jadwal pelaksanaan validasi, mengawasi pelaksanaannya dan
-

memeriksa kebenaran dan kelengkapan catatan pengujian.


Menjamin bahwa status kalibrasi semua peralatan dan instrumen yang
digunakan untuk validasi telah diperbaharui.

Menjamin bahwa semua Protap yang berhubungan dengan validasi metode

analisis telah diperbaharui sesuai protokol validasi.


Menjamin bahwa semua bahan yang digunakan untuk validasi termasuk

reagensia dan baku pembanding belum kadaluwarsa.


3.4 Analis di Bagian Pengawasan Mutu bertanggung Jawab untuk:
- Melaksanakan validasi metode analisis sesuai dengan Protokol Validasi.
- Mencatat semua hasil uji dalam format yang sesuai.
- Melaporkan pelaksanaan validasi kepada supervisor.
4. PROSEDUR
4.1 Buat protokol validasi metode analisis dengan format seperti Lampiran 5.1.
Protokol validasi harus mencakup :
-

Tujuan
Ruang Lingkup
Prosedur langkah demi langkah
Metode untuk evaluasi
Kriteria keberterimaan
Dokumentasi dan Laporan
Rekomendasi

4.2 Tentukan dan lakukan evaluasi parameter validasi sesuai dengan tipe metode
analisis yang akan divalidasi.
Berikut ini adalah persyaratan / parameter validasi :
Parameter Validasi

Identifikasi

Penetapan Kadar
Pengujian Impuritas

-Disolusi*
-Kandungan/potensi

Akurasi
Presisi
Rapitabilitas
Presisi

Kuantitatif
+

+
+

intermediat
Spesifisitas (2)
+
+
Limit deteksi
- (3)
Limit Kuantitasi
+
Linieritas
+
Rentang
+
(-) Tidak dipersyaratkan (+) Dipersyaratkan

Batas
-

+
+ (1)

+
+
-

+
+
+

(1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibiltas, maka presisi intermediate tidak
dipersyaratkan.

(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat dikompensasikan
dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang (3) Hanya diperlukan pada
kasus tertentu *) Hanya untuk mengetahui kadar zat terlarut.
Penerapan parameter validasi metode analisis :
a. Nonkompendial : Sesuai dengan tabel di atas
b. Kompendial yang dimodifikasi : Sesuai dengan tabel atau parameter yang berkaitan
dengan modifikasi
c. Kompendial : Verifikasi , yaitu
Metode
Kadar

Parameter Verifikasi
Akurasi
Presisi

Impuritas

Spesifikasi
Akurasi
Presisi
Spesifikasi

Identifikasi
d. Validasi prosedur pembersihan:
Akurasi
Presisi
o Ripitabilitas
o Presisi Intermediat
Spesifisitas
Limit Deteksi
Limit Kuantitasi
Linearitas
Rentang
Perolehan Kembali:
o Cara usap
o Cara bilas
Ketangguhan

Limit Deteksi/Kuantitasi
Spesifitas

4.2.1 Spesifisitas Spesifisitas merupakan ukuran seberapa spesifik metode analisis. Spesifitas
metode analisis diuji terhadap bahan aktif obat, bahan pembantu (plasebo), pelarut, impuritas
dan produk jadi.Bila menggunakan metode KCKT:
Resolusi antara puncak yang berdampingan terpisah secara nyata atau sesuai
persyaratan.
Khromatogram seluruh hasil uji disajikan dalam bentuk 1 gambar (overlaid)
4.2.2 Linearitas Untuk mengetahui apakah kuantitas yang terukur proporsional terhadap
kadar senyawa uji dalam sampel Linearitas diuji sesuai RENTANG yang ditetapkan.
Pengujian dapat dilakukan minimal dengan 5 tingkat konsentrasi
Bahan aktif obat : pengenceran larutan induk
Produk jadi : penimbangan terpisah sesuai rentang

Data yang disajikan


Kurva signal vs konsentrasi analit

Persyaratan (misal)
Linear secara visual

Persamaan regresi
Confidence interval
Residu jumlah kuadrat (residual

Koefisien korelasi > 0,98


-

sum of squares)
4.2.3 Rentang Rentang minimum berikut ini berlaku untuk:
4.2.3.1 Penetapan kadar bahan aktif obat: lazimnya konsentrasi zat uji berkisar antara
80 hingga 120% kadar yang tertera pada label;
4.2.3.2 Keseragaman kandungan: meliputi konsentrasi zat uji sekurang- kurangnya
berkisar antara 70 hingga 130% pernyataan kadar pada label, kecuali diperlukan
rentang yang lebih lebar dapat digunakan, tergantung pada sifat bentuk sediaan
(misalnya, inhaler dosis terukur);
4.2.3.3 Pengujian disolusi : lebih kurang 20% syarat spesifikasi misalnya: syarat
spesifikasi untuk sediaan yang pelepasannya terkendali meliputi rentang dari
20%, setelah 1 jam, hingga 90% sesudah 24 jam, maka rentang yang divalidasi
menjadi 0 - 110% pernyataan kadar pada label;
4.2.3.4 Penentuan cemaran: rentang konsentrasi zat uji mulai dari batas cemaran yang
dilaporkan hingga 120% syarat spesifikasi; dan
4.2.3.5 Bila validasi metode analisis penetapan kadar dan penetapan cemaran dilakukan
bersama-sama sekaligus dan hanya menggunakan satu standar 100% saja, maka

pengujian linearitas harus meliputi rentang dari kadar cemaran yang dilaporkan
hingga 120% syarat kadar dalam spesifikasi.
4.2.3.6 Konsentrasi kadar bahan aktif obat dengan stability overage agar
memperhatikan persyaratan pada saat pelulusan maupun paska pemasaran.
4.2.4 Akurasi
Akurasi metode pengujian dinilai sesuai rentang pengujian dengan 5 cara penentuan
metode analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam bahan awal dan produk jadi :
4.2.4.1 Menggunakan metode analisis untuk menetapkan kadar analit dalam bahan aktif
obat yang diketahui kemurniannya (misalnya bahan awal pembanding
sekunder).
4.2.4.2 Bahan aktif obat atau cemaran dalam jumlah yang diketahui ditambahkan
kedalam plasebo. Metode analisis ini akan digunakan untuk penetapan kadar
bahan aktif obat / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.3 Bila plasebo tidak bisa diperoleh, verifikasi akurasi metode dapat dilakukan
dengan teknik standar adisi, yaitu dengan menambahkan sejumlah tertentu analit
ke dalam produk obat yang telah diketahui kadarnya. Metode analisis ini
digunakan untuk penetapan kadar bahan aktif / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.4 Menambahkan cemaran dalam jumlah tertentu ke dalam bahan aktif / produk
obat. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar cemaran dalam
bahan aktif obat dan produk obat.
4.2.4.5 Membandingkan dua metode analisis untuk mengetahui ekivalensinya, yaitu
membandingkan hasil yang diperoleh dari metode analisis yang divalidasi
terhadap hasil yang diperoleh dari metode analisis yang valid (akurasi metode
analisis yang valid ini telah diketahui). Metode analisis ini digunakan untuk
penetapan kadar bahan aktif obat dalam bahan aktif obat, produk obat dan
penetapan kadar cemaran.
Akurasi dinilai menggunakan minimal 9 (sembilan) penentuan dari 3 (tiga) tingkat
konsentrasi yang berbeda dalam rentang pengujian metode analisis tersebut dan masingmasing konsentrasi 3 (tiga) kali penetapan.
Data yang disajikan
Perolehan kembali (recovery)
RSD (Simpangan Baku/Rata-rata x 100%)
Confidence interval

Persyaratan (misal)
98 102%
2%
-

Anda mungkin juga menyukai