Tujuan
Untuk memberikan petunjuk pelaksanaan validasi terhadap metode analisis agar
metode tetap sesuai dengan tujuan penggunaan dan selalu membrikan hasil yang
dapat dipercaya
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk semua metode analisis kompendial dan
Tujuan
Ruang Lingkup
Prosedur langkah demi langkah
Metode untuk evaluasi
Kriteria keberterimaan
Dokumentasi dan Laporan
Rekomendasi
4.2 Tentukan dan lakukan evaluasi parameter validasi sesuai dengan tipe metode
analisis yang akan divalidasi.
Berikut ini adalah persyaratan / parameter validasi :
Parameter Validasi
Identifikasi
Penetapan Kadar
Pengujian Impuritas
-Disolusi*
-Kandungan/potensi
Akurasi
Presisi
Rapitabilitas
Presisi
Kuantitatif
+
+
+
intermediat
Spesifisitas (2)
+
+
Limit deteksi
- (3)
Limit Kuantitasi
+
Linieritas
+
Rentang
+
(-) Tidak dipersyaratkan (+) Dipersyaratkan
Batas
-
+
+ (1)
+
+
-
+
+
+
(1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibiltas, maka presisi intermediate tidak
dipersyaratkan.
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat dikompensasikan
dengan prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang (3) Hanya diperlukan pada
kasus tertentu *) Hanya untuk mengetahui kadar zat terlarut.
Penerapan parameter validasi metode analisis :
a. Nonkompendial : Sesuai dengan tabel di atas
b. Kompendial yang dimodifikasi : Sesuai dengan tabel atau parameter yang berkaitan
dengan modifikasi
c. Kompendial : Verifikasi , yaitu
Metode
Kadar
Parameter Verifikasi
Akurasi
Presisi
Impuritas
Spesifikasi
Akurasi
Presisi
Spesifikasi
Identifikasi
d. Validasi prosedur pembersihan:
Akurasi
Presisi
o Ripitabilitas
o Presisi Intermediat
Spesifisitas
Limit Deteksi
Limit Kuantitasi
Linearitas
Rentang
Perolehan Kembali:
o Cara usap
o Cara bilas
Ketangguhan
Limit Deteksi/Kuantitasi
Spesifitas
4.2.1 Spesifisitas Spesifisitas merupakan ukuran seberapa spesifik metode analisis. Spesifitas
metode analisis diuji terhadap bahan aktif obat, bahan pembantu (plasebo), pelarut, impuritas
dan produk jadi.Bila menggunakan metode KCKT:
Resolusi antara puncak yang berdampingan terpisah secara nyata atau sesuai
persyaratan.
Khromatogram seluruh hasil uji disajikan dalam bentuk 1 gambar (overlaid)
4.2.2 Linearitas Untuk mengetahui apakah kuantitas yang terukur proporsional terhadap
kadar senyawa uji dalam sampel Linearitas diuji sesuai RENTANG yang ditetapkan.
Pengujian dapat dilakukan minimal dengan 5 tingkat konsentrasi
Bahan aktif obat : pengenceran larutan induk
Produk jadi : penimbangan terpisah sesuai rentang
Persyaratan (misal)
Linear secara visual
Persamaan regresi
Confidence interval
Residu jumlah kuadrat (residual
sum of squares)
4.2.3 Rentang Rentang minimum berikut ini berlaku untuk:
4.2.3.1 Penetapan kadar bahan aktif obat: lazimnya konsentrasi zat uji berkisar antara
80 hingga 120% kadar yang tertera pada label;
4.2.3.2 Keseragaman kandungan: meliputi konsentrasi zat uji sekurang- kurangnya
berkisar antara 70 hingga 130% pernyataan kadar pada label, kecuali diperlukan
rentang yang lebih lebar dapat digunakan, tergantung pada sifat bentuk sediaan
(misalnya, inhaler dosis terukur);
4.2.3.3 Pengujian disolusi : lebih kurang 20% syarat spesifikasi misalnya: syarat
spesifikasi untuk sediaan yang pelepasannya terkendali meliputi rentang dari
20%, setelah 1 jam, hingga 90% sesudah 24 jam, maka rentang yang divalidasi
menjadi 0 - 110% pernyataan kadar pada label;
4.2.3.4 Penentuan cemaran: rentang konsentrasi zat uji mulai dari batas cemaran yang
dilaporkan hingga 120% syarat spesifikasi; dan
4.2.3.5 Bila validasi metode analisis penetapan kadar dan penetapan cemaran dilakukan
bersama-sama sekaligus dan hanya menggunakan satu standar 100% saja, maka
pengujian linearitas harus meliputi rentang dari kadar cemaran yang dilaporkan
hingga 120% syarat kadar dalam spesifikasi.
4.2.3.6 Konsentrasi kadar bahan aktif obat dengan stability overage agar
memperhatikan persyaratan pada saat pelulusan maupun paska pemasaran.
4.2.4 Akurasi
Akurasi metode pengujian dinilai sesuai rentang pengujian dengan 5 cara penentuan
metode analisis untuk penetapan kadar bahan aktif obat dalam bahan awal dan produk jadi :
4.2.4.1 Menggunakan metode analisis untuk menetapkan kadar analit dalam bahan aktif
obat yang diketahui kemurniannya (misalnya bahan awal pembanding
sekunder).
4.2.4.2 Bahan aktif obat atau cemaran dalam jumlah yang diketahui ditambahkan
kedalam plasebo. Metode analisis ini akan digunakan untuk penetapan kadar
bahan aktif obat / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.3 Bila plasebo tidak bisa diperoleh, verifikasi akurasi metode dapat dilakukan
dengan teknik standar adisi, yaitu dengan menambahkan sejumlah tertentu analit
ke dalam produk obat yang telah diketahui kadarnya. Metode analisis ini
digunakan untuk penetapan kadar bahan aktif / cemaran dalam produk obat.
4.2.4.4 Menambahkan cemaran dalam jumlah tertentu ke dalam bahan aktif / produk
obat. Metode analisis ini digunakan untuk penetapan kadar cemaran dalam
bahan aktif obat dan produk obat.
4.2.4.5 Membandingkan dua metode analisis untuk mengetahui ekivalensinya, yaitu
membandingkan hasil yang diperoleh dari metode analisis yang divalidasi
terhadap hasil yang diperoleh dari metode analisis yang valid (akurasi metode
analisis yang valid ini telah diketahui). Metode analisis ini digunakan untuk
penetapan kadar bahan aktif obat dalam bahan aktif obat, produk obat dan
penetapan kadar cemaran.
Akurasi dinilai menggunakan minimal 9 (sembilan) penentuan dari 3 (tiga) tingkat
konsentrasi yang berbeda dalam rentang pengujian metode analisis tersebut dan masingmasing konsentrasi 3 (tiga) kali penetapan.
Data yang disajikan
Perolehan kembali (recovery)
RSD (Simpangan Baku/Rata-rata x 100%)
Confidence interval
Persyaratan (misal)
98 102%
2%
-