Anda di halaman 1dari 5

Kasus 1

a 19-year-old woman presented to the emergency department of our institute with


3-4 episodes of nausea, vomiting, and epigastric distress. she had a diagnosis of
polycystic ovarian disease and had been on treatment with cyproterone acetate 2
mg, ethyl estradiol 0,035 mg, finasteride 5 mg, and metformin 500 mg for a
month. she had been taking oral roxithromycin 500 mg per day for the past 3 days
for treatment of a mild upper respiratory tract infection. she also occasionally took
rabeprazole 10 mg for gastritis which had worsened after treatment with
roxithromycin. she was treated with a single 4 mg dose of ondansetron
intravenously. she immediately developed urticaria, which was treated with
intravenous dexamethasone 4 mg and chlorpheniramine maleate 20 mg. the
reaction abated within a few minutes and she was discharged within an hour. she
was asymptomatic at 72 hours of follow up
she had no history of ondansetron exposure, or drug or food allergies
Jawablah Soal-soal berikut ini!
1. Lakukan investigasi, obat apa yang dicurigai menimbulkan ADR?
Jawab: Ondansetron
2. Lakukan analisis menggunakan skala naranjo. Berapa skornya? Apa
artinya?
Jawab:
No Pertanyaan Skala Alasan
1 Apakah terdapat laporan 0 Belum ada laporan terkait
sebelumnya terkait reaksi seperti paparan ondansetron dari
ini? pasien
2 Apakah kejadian yang tidak +2 Pasien dengan segera
dikehendaki muncul setelah obat mengalami urtikaria setelah
diberikan? mendapatkan ondansetron
secara intravena
3 Apakah reaksi obat yang tidak +1 Setelah mengalami
dikehendaki menurun ketika obat urtikaria, pasien segera
diberikan setelah dihentikan atau diberikan terapi dengan
dengan pemberian antagonis dexametason dan
spesifik? klorpheniramin maleat,
kemudian pasien
menunjukkan respon yang
baik setelah terapi tersebut.
4 Apakah reaksi obat yang tidak 0 Tidak disebutkan pasien
dikehendaki menurun ketika obat melanjutkan terapi
diberikan lagi? ondansetron
5 Apakah ada penyebab lain selain +2 Pasien terpantau mengalami
obat yang menyebabkan reaksi obat urtikaria segera setelah
yang tidak dikehendaki itu terjadi? menerima injeksi
ondansetron, pasien belum
pernah mengeluhkan ADR
yang sama menggunakan
terapi obat yang telah
diterima sebelumnya
6 Apakah reaksi muncul kembali +1 Pemberian ondansetron dan
ketika diberikan placebo (obat klorpheniramin maleat
lain)? justru menurunkan ADR
urtikaria
7 Apakah obat yang terdeteksi dalam 0 Pasien mendapatkan dosis
darah atau cairan lain dalam normal (bukan dosis toksik)
konsentrasi yang dapat
menimbulkan efek toksik?
8 Apakah reaksi obat yang tidak 0 Pasien tidak diketahui
dikehendaki semakin parah ketika melanjutkan ondansetron
dosis dinaikkan atau keparahan dengan penyesuaian dosis
berkurang ketika dosis diturunkan?
9 Apakah pasien mengalami reaksi 0 Pasien belum pernah
serupa pada penggunaan obat yang mengalami paparan
serupa pada paparan sebelumnya? ondansetron
10 Apakah reaksi obat yang tidak 0 Tidak disebutkan adanya
dikehendaki didudkung oleh adanya bukti objektif lainnya
bukti objektif?
Total Skor 6 (Probable)
3. Berikan rekomendasi terkait ADR yang terjadi. Berikan alasannya.
Jawab:
Pemberian ondansetron untuk mengatasi keluhan pasien yaitu mual,
muntah, dan distres epigastrium sebaiknya dihentikan dan menggantinya
dengan obat lain. Obat yang disarankan untuk menggantikan ondan setron
tersebut adalah metoclopramid atau domperidone (Hokky, 2019).
Kasus 2
Identitas Pasien
Nama : Ny. Siti Hariyanti Umur/BB/TB : 45 Tahun
RM/Ruang : 322-77-63 Dx : DM Hiperglikemi, Vomiting

Tanda /Gejala yang dicurigai sebagai Reaksi Obat Berlawanan (ADR)


Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian dada dan rasa tidak nyaman, degup
jantung dirasakan lebih cepat, reaksi tersebut berlangsung sesaat setelah pasien
konsumsi metformin dan pasien merasakan keluhan ± 30 menit.

Riwayat Obat
Ondansetron 8 mg Glimepiride 2 mg
Omeprazole Metformin 500 mg
Diphenhydramine Captopril
Novorapid
Jawablah soal-soal berikut ini!
1. Lakukan investigasi, obat apa yang dicurigau menimbulkan ADR?
Jawab: Captopril
2. Lakukan analisis menggunakan skala naranjo. Berapakah skornya? Apa
artinya?
Jawab:
No Pertanyaan Skala Alasan
1 Apakah terdapat laporan 0 Tidak ada laporan terkait
sebelumnya terkait reaksi seperti ADR yang dialami pasien
ini? sebelumnya
2 Apakah kejadian yang tidak +2 Pasien mengeluhkan gejala
dikehendaki muncul setelah obat yang dicurigai ADR segera
diberikan? setelah mengonsumsi obat
tersebut dengan metformin
3 Apakah reaksi obat yang tidak 0 Tidak disebutkan obat yang
dikehendaki menurun ketika obat menyebabkan ADR tersebut
diberikan setelah dihentikan atau dihentikan. Pasien juga
dengan pemberian antagonis tidak menerima antagonis
spesifik? spesifik untuk mengatasi
gejala tersebut.
4 Apakah reaksi obat yang tidak 0 Tidak disebutkan apakah
dikehendaki menurun ketika obat reaksi obay yang tidak
diberikan lagi? dikehendaki menurun
ketika diberikan lagi
5 Apakah ada penyebab lain selain 0 Tidak ada penyebab lain
obat yang menyebabkan reaksi obat yang menyebabkan gejala
yang tidak dikehendaki itu terjadi? yang diderita pasien
6 Apakah reaksi muncul kembali 0 Tidak disebutkan, apakah
ketika diberikan placebo (obat reaksi kembali muncul
lain)? ketika diberikan obat lain
7 Apakah obat yang terdeteksi dalam 0 Dosis yang diterima pasien
darah atau cairan lain dalam sudah dosis normal (bukan
konsentrasi yang dapat toksik)
menimbulkan efek toksik?
8 Apakah reaksi obat yang tidak 0 Tidak disebutkan lebih
dikehendaki semakin parah ketika lanjut
dosis dinaikkan atau keparahan
berkurang ketika dosis diturunkan?
9 Apakah pasien mengalami reaksi 0 Tidak ada laporan
serupa pada penggunaan obat yang sebelumnya terakit gejala
serupa pada paparan sebelumnya? yang diderita pasien dengan
penggunaan obat yang sama
10 Apakah reaksi obat yang tidak 0 Tidak, hanya data subjektif
dikehendaki didukung oleh adanya
bukti objektif?
Total Skor 2 (Possible)
3. Berikan rekomendasi terkait ADR yang terjadi. Berikan alasannya.
Jawab:
Penggunaan antihipertensi tunggal yang paling banyak diterima oleh
pasien DM dengan hipertensu adalah golongan Angiotensin Reseptor
Blocker (ARB). Penggunaan golongan ARB masih menjadi pilihan yang
utama, karena dapat meningkatkan jumlah pasien yang dapat terkontrol
tekanan darahnya. Untuk antihipertensi kombinasi yang paling banyak
digunakan adalah kombinasi CCB dan ARB. Kombinasi antara CCB dan
ARB digunakan untuk mencegah nefropasti pada pasien diabetes mellitus
dan hipertensi. Sehingga dalam kasus tersebut, sebaiknya penggunaan
captopril dihentikan dan diganti dengan antihipertensi golongan ARB,
salah satu yang dapat disarankan adalah Valsartan (Oktianti dkk., 2017).
Daftar Pustaka

Hokky, P. 2019. Gambaran Penggunaannya Obat Anti Tuberkulosis dan Efek


Sampingnya Pada Pasien TB Paru Multidrug Resistance Dewasa yang
Berobat Ke RSUP Haji Adam Malik (RSUP HAM), Medan, Tahun 2016.
Program Studi Sarjana Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. 1-40.

Oktianti Dian, Dewi Nurul Fitria, Pujiawati Meiji. 2017. Evaluasi Penggunaan
Obat Antihipertensi pada Pasien Diabetes Mellitus di RSL Sultan Agung
Semarang 2016. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. 7(4): 197-203.

Anda mungkin juga menyukai