Disusun Oleh:
……………………………..
Menyetujui,
Nama Pembimbing Tanda Tangan
Pembimbing Lahan
Pembimbing Akademik
Pembimbing Akademik
2
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK DENGAN
PENDEKATAN KELUARGA DAN PKL KEBIDANAN KOMUNITAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IMOGIRI 1
Menyetujui,
Pembimbing Lahan
Pembimbing Akademik
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Kelompok Praktik Asuhan Kebidanan
Holistik dengan Pendekatan Keluarga dan PKL Kebidanan Komunitas di Wilayah Kerja
Puskesmas Imogiri 1. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih atas
bimbingan dan dukungan yang diberikan dalam penyusunan laporan ini kepada:
1. Dr. Yuni Kusmiyati, S.ST., M.PH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan
Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga dan PKL Kebidanan
Komunitas di Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri 1 Kabupaten Bantul ini.
2. Yuliasti Eka Purnamaningrum, S.ST., M.PH, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, yang telah memberikan
kesempatan menyusun Laporan Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan
Keluarga dan PKL Kebidanan Komunitas di Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri 1
Kabupaten Bantul ini.
3. Dr.Sujiyatini,S.SiT,M.Keb, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam meyusun Laporan Praktik Kebidanan Holistik dengan
Pendekatan Keluarga dan PKL Kebidanan Komunitas di Wilayah Kerja Puskesmas
Imogiri 1 Kabupaten Bantul ini.
4. Linda Nur Wahyuni, S.Tr.Keb, Bdn, selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam meyusun Laporan Praktik Kebidanan
Holistik dengan Pendekatan Keluarga dan PKL Kebidanan Komunitas di Wilayah
Kerja Puskesmas Imogiri 1 Kabupaten Bantul ini.
5. Wheny Haryuningsih, S.Tr.Keb, selaku Pembimbing Lahan yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam meyusun Laporan Praktik Kebidanan Holistik dengan
Pendekatan Keluarga dan PKL Kebidanan Komunitas di Wilayah Kerja Puskesmas
Imogiri 1 Kabupaten Bantul ini.
4
Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya laporan ini. Kami juga berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi kami sebagai penyusun.
5
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................9
A. Latar Belakang................................................................................................9
B. Tujuan........................................................................................................... 10
C. Manfaat......................................................................................................... 11
D. Metode.......................................................................................................... 12
E. Langkah Kerja...............................................................................................12
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................14
A. Pengertian Kebidanan Komunitas.................................................................14
B. Ruang Lingkup Asuhan kebidanan Komunitas..............................................14
C. Sasaran Kebidanan Komunitas.....................................................................15
D. Asuhan Kebidanan pada Keluarga di Komunitas...........................................15
E. Pemberdayaan Masyarakat...........................................................................18
F. Pendekatan Sosial Budaya............................................................................19
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH.................................................................22
A. Gambaran Wilayah........................................................................................22
B. Data Umum...................................................................................................23
C. Perumusan Masalah......................................................................................26
D. Prioritas Masalah...........................................................................................26
E. Perencanaan (POA)......................................................................................27
F. Rencana Anggaran Biaya (RAB)...................................................................29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................30
LAMPIRAN..................................................................................................................
6
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. POA..................................................................................................................... 27
Table 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB).........................................................................29
viii
DAFTAR LAMPIRAN
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Salah satu upaya pelayanan dasar yang ada di
puskesmas ialah kesehatan ibu dan anak (KIA). Tujuan umum program KIA ini adalah
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Untuk itu diperlukan pengelolaan program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak setinggi-tingginya.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Dalam rangka mencapai tujuan pelayanan KIA
yang baik, maka diperlukan pula sumber daya kesehatan yang siap terjun ke lapangan,
mengelola masalah kesehatan di suatu daerah dan memberikan kontribusi dalam
peningkatan kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan semua itu, Politeknik Kesehatan
Kemenkes Yogyakarta khususnya jurusan Kebidanan melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) Kebidanan Komunitas sebagai bentuk perwujudan salah satu Tri Dharma
Perguruan Tinggi, dengan kegiatan berupa pendidikan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian masyarakat.
Kegiatan PKL dilaksanakan selama 3 minggu terhitung sejak tanggal 17 Mei hingga 04
Juni 2022 dengan peserta sebanyak 229 mahasiswa yang terbagi di 65 puskesmas di
wilayah Sleman, Bantul dan Purworejo dan salah satunya merupakan Puskesmas Imogiri
1. Berdasarkan data di Puskesmas Imogiri 1, didapatkan prioritas masalah di wilayah kerja
Puskesmas Imogiri 1 yaitu ibu hamil beresiko dengan Kekurang Energi Kronik (KEK).
Asupan gizi yang tidak kuat pada ibu hamil selain membahayakan kesehatan ibu, juga akan
berdampak pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan janin. Kekurangan gizi dalam waktu
yang lama akan menyebabkan ibu hamil mengalami kondisi yang dinamakan kurang energi kronik
(KEK). Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu keadaan malnutrisi. Malnutrisi adalah
keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative atau absolut satu atau lebih zat
gizi. Kondisi KEK pada ibu hamil memiliki dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam
10
kandungan, antara lain meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat rendah, keguguran, kelahiran
prematur, kematian ibu dan bayi. Kondisi KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
pendarahan, partus lama, aborsi dan infeksi yang merupakan faktor kematian ibu.
Kumpulan permasalahan gizi termasuk KEK pada ibu hamil dapat mempengaruhi kehidupan
janin dalam rahim ibu. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut
akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang mempunyai konsekuensi
kurang menguntungkan seperti memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak, serta
berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Pemerintah dalam mengatasi permasalahan ibu hamil KEK telah mengadakan program
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil berupa biskuit. Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) merupakan salah satu langkah dalam upaya suplementasi untuk mengatasi masalah gizi dan
memiliki fokus dalam pemberian zat gizi makro maupun mikro dalam rangka mencegah terjadinya
bayi berat lahir rendah (BBLR).
Prevalensi Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil tahun 2013 secara nasional yaitu sebesar
24,2% dan menurun menjadi 17,3% pada tahun 2018. Menurut data DInas Kesehatan DIY,prevalensi
ibu hamil yang menderita KEK di DIY tiga tahun berturut- turut mengalami kenaikan. Prevalensi ibu
hamil KEK pada tahun 2018 sebesar 11,76%, sedangkan untuk tahun 2019 naik menjadi 12,68%, dan
pada tahun 2020 kembali mengalami kenaikan menjadi 12,96%. Kabupaten yang masih menunjukkan
angka yang tinggi diatas rata rata DIY, yaitu Gunung Kidul, Kulon Progo dan Kota Yogyakarta..
Dengan memberdayakan kader diharapkan dapat menurunkan angka kejadian KEK di
wilayah kerja Puskesmas Imogiri 1 dan juga dilakukan penyuluhan tentang gizi ibu hamil
selama hamil serta dampak terjadinya KEK sehingga kegiatan PKL Komunitas ini dapat
menurunkan angka kejadian KEK di wilayah kerja Puskesmas Imogiri 1.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
komunitas yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosis, pengembangan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengenal wilayah kerja Puskesmas Imogiri 1 dan melaksanakan pengumpulan data
KIA/KB di Puskesmas Imogiri 1.
b. Mengidentifikasi praktik kesehatan yang berkaitan dengan budaya di Puskesmas
Imogiri 1.
11
c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas kepada masyarakat di
Puskesmas Imogiri 1.
d. Melaksanakan pembinaan intensif terhadap 1 (satu) keluarga binaan di
Puskesmas Imogiri 1.
e. Melaksanakan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal yang ditemui di lapangan/ komunitas meliputi:
1) Deteksi dini kasus-kasus kegawatdaruratan pada kehamilan, nifas, bayi dan
anak balita.
2) Memberikan pertolongan pertama pada kasus-kasus
kegawatdaruratan.
f. Melaksanakan praktik manajerial Kebidanan Komunitas:
1) Pemantauan wilayah setempat.
2) Priaktik adminstrasi KIA dan Posyandu.
3) MTBM
4) PHBS, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan Program lndonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga
g. Menggerakkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan antara
lain:
1) Melaksanakan kerja sama/ kemitraan dengan dukun bayi dan kader kesehatan
di Puskesmas Imogiri 1.
2) Pengembangan (merancang/mengaplikasikan) forum kegiatan masyarakat
yang berbasis budaya dan kearifan lokal (program inovatif sesuai dengan
kondisi di masyarakat di Puskesmas Imogiri 1.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil kegiatan praktik kebidanan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Imogiri 1.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa Kebidanan
1) Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di perkulihan secara nyata di wilayah
Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga dan PKL Kebidanan
Komunitas.
12
2) Mahasiswa mendapat pengalaman serta memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dalam menangani masalah kesehatan yang ada di masyarakat
yang berhubungan dengan KIA/KB.
b. Bagi Puskesmas Imogiri 1
Dengan adanya Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga dan
PKL Kebidanan Komunitas diharapkan hasil temuan yang ada di lokasi dapat
dijadikan masukan bagi pemerintah untuk merencanakan program kesehatan di
masa yang akan datang.
c. Bagi Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta sebagai bahan
masukan untuk pelaksanaan Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan
Keluarga dan PKL Kebidanan Komunitas di masyarakat yang akan datang.
D. Metode
1. Teknik pengkajian melakukan presentasi hasil pendataan, menentukan prioritas
masalah dan menyusun rencana pemecahan masalah dalam kegiatan Puskesmas
Imogiri 1.
2. Teknik pemecahan masalah dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Imogiri 1.
E. Langkah Kerja
1. Persiapan
a. Studi Kelayakan.
b. Penentuan Lokasi Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga dan PKL
Kebidanan Komunitas.
c. Pendekatan Institusi dan Kemasyarakatan.
2. Langkah Kegiatan
a. Perumusan masalah dan prioritas masalah
b. Penentuan alternatif pemecahan masalah.
c. Pelaksanaan untuk pemecahan masalah dan evaluasi.
3. Asuhan Kebidanan Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga dan PKL
Kebidanan Komunitas
a. Melakukan pengkajian data untuk mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas di
masyarakat.
b. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan perencanaan/strategi
13
berdasarkan hasil identifikasi.
c. Melakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas kepada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Imogiri 1 Kabupaten Bantul
4. Waktu dan Tempat Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga dan PKL
Kebidanan Komunitas
Praktik dilaksanakan mulai Selasa, 17 Mei 2022 sampai dengan Sabtu, 4 Juni 2022 di
wilayah kerja Puskesmas Imogiri 1 Kabupaten Bantul.
5. Peserta Praktik Kebidanan Holistik dengan Pendekatan Keluarga dan PKL Kebidanan
Komunitas
Mahasiswa Kebidanan Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
semester VIII Alih Jenjang yang terdiri dari 4 mahasiswa yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Imogiri 1 Kabupaten Bantul.
6. Pembimbing Praktik Kebidanan Komunitas
Pembimbing Praktik Kebidanan Komunitas adalah bidan di Wilayah kerja Puskesmas
Imogiri 1 dan Dosen Jurusan Kebidanan.
BAB II
14
TINJAUAN TEORI
15
a. imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
b. pemberian tablet Fe
c. pemeriksaan kehamilan, nifas, dll
d. posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
3. Kuratif (pemeliharaan dan pengobatan)
a. perawatan payudara yang mengalami masalah
b. perawatan bayi, balita, dan anak sakit dirumah
c. rujukan bila diperlukan
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
a. latihan fisik pasca ibu bersalin
b. pemberian gizi ibu nifas
c. mobilisasi dini pada ibu pasca salin
5. Resosiantitatif (mengfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya)
a. menggerakkan individu–masyarakat kelingkungan masyarakatnya seperti
dasawisma, desa siaga, tabulia
b. membuat masyarakat untuk melakukan suatu program dalam bidang kesehatan
yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
tersebut.
C. Sasaran Kebidanan Komunitas
1. Ibu : Pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, masa interval, menopause
2. Anak : Meningkatkan kesehatan janin dalam kandungan, bayi, balita, prasekolah, dan
anak usia sekolah
3. Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi
4. Kelompok penduduk : Kelompok penduduk rumah kumuh, daerah terisolir, daerah
tidak terjangkau
5. Masyarakat : Dari satuan masyarakat terkecil sampai masyarakat keseluruhan : remaja,
calon ibu, kelompok ibu
D. Asuhan Kebidanan pada Keluarga di Komunitas
Asuhan kebidanan keluarga merupakan rangkaian kegiatan yang implementasi
pengetahuan kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan dengan tujuan keluarga
dan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan dialami oleh keluarga dengan
pendekatan asuhan kebidanan.
16
1. Peran bidan dalam pelayanan kebidanan
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, terdapat beberapa peranan
yang penting yang dapat dilakukan oleh bidan, antara lain sebagai berikut.
a. Health monitor
Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah kesehatan
terutama yang terkait dengan ilmu kebidanan dengan menganalisa data secara
obyektif, serta berperan untuk membuat keluarga sadar akan akibat masalah
tersebut dalam perkembangan keluarga.
b. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit
Bidan berperan sebagai pemberi pelayanan pada keluarga dengan
memberikan asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang memerlukan.
c. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga
Bidan dapat berperan sebagai koordinator pelayanan kesehatan keluarga
khususnya masalah kesehatan yang terkait dengan praktik kebidanan. Dalam hal
ini, bidan berperan mengkoordinasikan pelayanan kesehatan keluarga khususnya
terkait dengan praktik kebidanan, baik secara berkelompok maupun individual.
d. Sebagai fasilitator
Bidan berperan sebagai fasilitator yaitu mampu menjadikan pelayanan
kesehatan khususnya dalam lingkup kebidanan yang mudah dijangaku oleh
keluarga serta mampu mencarikan cara pemecahan masalahnya.
e. Pendidik kesehatan
Bidan sebagai pendidik kesehatan yaitu untuk mengubah perilaku keluarga
dari perilaku yang kurang/ tidak sehat menjadi perilaku sehat.
f. Sebagai penyuluh dan konsultan
Bidan sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan
petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar dalam keluarga.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Secara umum, tujuan asuhan kebidanan pada keluarga adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam
meningkatkan, mencegah dan memelihara kesehatan mereka sehingga status
kesehatannya semakin meningkat serta mampu melaksanakan tugas – tugas
mereka secara produktif.
b. Tujuan khusus
17
Secara khusus, asuhan kebidanan pada keluarga ditujukan untuk:
1.) meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu,
bayi baru lahir dan anak;
2.) meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan
dasar dalam keluarga;
3.) meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat;
4.) meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan terhadap
anggota keluarga yang sakit; dan
5.) meningkatkanproduktivitas keluarga dalam rangka meningkatkan mutu hidup
keluarga.
3. Langkah-langkah asuhan kebidanan pada keluarga
Langkah – langkah yang harus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada keluarga antara lain sebagai berikut.
a. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga, dengan cara:
1.) melakukan kontak sosial yang memandang keluarga sebagai sistem di mana
mereka hidup di masyarakat yang mempunyai struktur organisasi
kemasyarakatan tersendiri, sehingga sebelum melakukan dengan kontak
dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan dan menjelaskan maksud dan
tujuan terlebih dahulu kepada struktur kemasyarakatan yang ada;
2.) menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan mereka;
3.) menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan yang
dirasakan oleh keluarga; serta
4.) membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.
b. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.
c. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga, dengan
melakukan pengelompokan data.
d. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu pada
tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria.
e. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas- tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
f. Menentukan skala prioritas masalah kesehatan keluarga dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan keluarga
18
g. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada keluarga sesuai dengan urutan prioritas
masalah yang telah disusun dengan langkah – langkah yang sistematis.
h. Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan pada keluarga sesuai
dengan rencana yang telah disusun.
i. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
j. Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan
merumuskan kembali rencana asuhan kebidanan yang baru.
E. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian
Partisipasi masyarakat (PSM) adalah partisipasi individu, keluarga dan kelompok
masyarakat di masing-masing memobilisasi upaya kesehatan yang juga menjadi
tanggung jawab. Bertanggung jawab untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan jumlah dan mutu upaya masyarakat di bidang
Kesehatan
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan kemampuan pemimpin/pemuka masyarakat dalam
menggerakkan upaya kesehatan meningkatkan persatuan dan kebersamaan
ke gotong royongan dalam menyelesaikan masalah secara mandiri.
2) Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan
3) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali, menghimpun dan
mengelola dana/sarana masyarakat untuk kesehatan.
4) Untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga negara
dan masyarakat yang berkepentingan (public interest) dalam rangka
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan masalah kesehatan.
5) Meningkatkan persatuan dan kebersamaan kegotong royongan dalam
menyelesaikan masalah secara mandiri.
19
1. Mampu menggerakkan peran serta masyarakat, khususnya kesehatan ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL, remaja dan usia lanjut.
2. Memiliki kompetensi yang cukup terkait tugasnya, peran dan tanggung jawabnya.
Pendekatan yang dapat dilakukan :
1. Agama
Agama dapat memberi petunjuk atau pedoman pada umat manusia dalam
menjalani hidup, meliputi seluruh aspek kehidupan, serta dapat membantu
memecahkan masalah hidup yang dialami. Aspek pendekatan agama dalam
memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan adalah:
a. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga
kesehatannya.
b. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-
cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupannya yang bermanfaat bagi
dirinya, keluarga, massyarakat dan bangsa.
c. Agama mengharuskan umat manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
dalam segala aktivitasnya.
d. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari hal yang bertentangan dengan
ajaran.
Upaya yang dapat dilakukan ditinjau dari segi agama, yaitu :
a. Upaya pemeliharaan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan, dimulai sejak ibu
hamil, agar bayi yang dilahirkan sehat dengan ibu yang sehat pula. Karena
kesehatan merupakan faktor utama manusia untuk dapat melakukan hidup
dengan baik sehingga terhindar dari penyakit dan kecacatan. Misalnya dengan
makan-makanan yang bergizi, berolahraga dan lain-lain.
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam agama pencegahan lebih baik dari pengobatan waktu sakit. Upaya
yang dapat dilakukan, yaitu :
1) Imunisasi, pada bayi, balita, ibu hamil, wanita usia subur, murid SD kelas 1-3
2) Pemberian ASI pada anak sampai usia 2 tahun.
3) Memberikan penyuluhan kesehatan.
20
Banjar merupakan bentuk kesatuan sosial yang berdasarkan kesatuan
wilayah, kesatuan sosial diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan
yang rumit.
Cara bidan untuk pendekatan :
1) Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan dengan penyuluhan sesuai kebutuhan dan masalah.
b. Pendekatan dalam sistem paguyuban
Paguyuban merupakan suatu kelompok masyarakat yang diantara para
warganya diwarnai dengan hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan.
c. Pendekatan kesenian
Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan untuk melakukan
pendekatan pada masyarakat dengan menyelipkan pesan-pesan kesehatan.
Misalnya dengan kesenian wayang kulit dapat dengan menyelipkan pesan
kesehatan, dengan menciptakan lagu berisi tentang permasalahan kesehatan
dengan menggunakan bahasa setempat, pada suatu acara di desa bisa juga
dengan memberikan pertanyaan tentang kesehatan diawal atau di akhir acara.
G. Program Inovatif di Masyarakat
1. Pengertian
a. Pengertian Program Inovasi Desa (PID)
Program Inovasi Desa (PID) merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk
mewujudkan agenda Nawacita dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019. PID dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas
Desa sesuai dengan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa)
dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan Desa secara
berkualitas agar dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dan kemandirian
ekonomi serta mempersiapkan pembangunan sumber daya yang memiliki daya
saing. PID dilaksanakan oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi (Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi) melalui kerjasama
dengan Satuan Kerja Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa Provinsi (Satker P3MD Provinsi), dengan dukungan pendanaan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan PID didukung dengan upaya-upaya peningkatan kapasitas desa
21
melalui kegiatan Pengelolaan Pengetahuan dan Inovasi Desa (PPID) dengan fokus
pada bidang Pengembangan Ekonomi Lokal dan Kewirausahaan, Pengembangan
Sumber Daya Manusia dan Infrastrukur Desa.
Pelaksanaan PID terdiri atas 3 (tiga) komponen utama, yaitu:
a. Pengelolaan Pengetahuan Inovasi Desa (PPID),
Yaitu kegiatan pendokumentasian, penyebarluasan dan pertukaran praktek
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang inovatif dengan tujuan
memberikan inspirasi kepada Desa untuk memperbaiki kualitas perencanaan dan
pembangunan Desa;
b. Penyedia Peningkatan Kapasitas Teknis Desa (P2KTD)
Agar Desa mendapatkan jasa layanan teknis yang berkualitas dari lembaga
profesional dalam mewujudkan komitmen replikasi atau adopsi inovasi, serta
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa secara regular;
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)
Dimaksudkan agar masyarakat desa-desa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan untuk peningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan
kesehatan.
22
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Gambaran Wilayah
23
B. Data Umum
1. Data Geografi
a. Nama Wilayah : Puskesmas Imogiri I Kabupaten Bantul
b. Luas Wilayah Kerja : Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri I terdiri
dari 4 kelurahan dengan total luas 20,67 km2.
c. Batasan Wilayah
1) Sebelah Utara : Kalurahan Trimulyo Kapanewon Jetis
2) Sebelah Timur : Kalurahan Mangunan Kapanewon Dlingo.
3) Sebelah Selatan : Kalurahan Kebonagung Kapanewon Imogiri.
4) Sebelah Barat : Sungai Opak Kapanewon Jetis.
d. Data Kependudukan Bulan Januari-Desember Tahun 2021
1) Jumlah PUS : 4481 orang
2) Jumlah Ibu hamil : 410 orang
3) Jumlah ibu nifas : 358 orang
4) Jumlah ibu bersalin : 358 orang
5) Jumlah bayi : 357 orang
6) Jumlah balita : 886 orang
e. Kegiatan Rutin :
1) Bidang Kesehatan Perseorangan (UKP):
Promkes, Kesling, KIA-KB-Imunisasi, P2P, Gizi Masyarakat, Perkesmas,
Kespro, Kesehatan Lanjut Usia, Kesehatan Jiwa, UKGM. Terdapat rapat rutin
unit UKP tiap hari Rabu minggu pertama.
2) Bidang Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM): PIK-R, kelas hamil, dan
Posyandu. Terdapat rapat rutin unit UKM tiap hari Sabtu minggu ketiga.
3) Jumlah Posyandu :
a) Posyandu Balita : 33 tempat
b) Posyandu lansia : 35 tempat
4) Jumlah Kader
24
8) Puskesmas keliling :1
2. Data PWS KIA
Penyusunan Data PWS KIA dalam laporan ini diperoleh dari data sekunder yaitu data
Laporan PWS KIA Puskesmas Imogiri 1 berdasarkan data dari Website Kesga DIY
tahun 2019-2021 :
b. K1
c. K4
25
d. FE 3
Cakupan Target
e. DFR
80
60
96.47 97.73
40 82.93
20
0
2019 2020 2021
Cakupan Target
f. PKO
26
Cak u p a n PK O Pu s k es ma s I mo g ir i 1 Tah u n 2019-2021
120
80
60
100
88.1
40 80.49
20
0
2019 2020 2021
Cakupan Target
g. Linfaskes
80
60
100 100 100
40
20
0
2019 2020 2021
Cakupan Target
h. KF3
27
Cak u p an K F 3 Pu s k es mas I mo g iri 1 t a h u n 2019-2021
100.1
100 100 100 100
99.9
99.8
99.7
99.6
99.5 99.78
99.72
99.4
99.48
99.3
99.2
2019 2020 2021
Cakupan Target
a. MTBS
95
90
85
95.12 95.17
92.86
80 80 80 80
75
70
2019 2020 2021
Cakupan Target
i. KN Lengkap
28
Cakupan KNL Puskesmas Imogiri 1 Tahun 2019-2021
100.5
100
100
99.5 99.72
99
98.5
98.45
98
97.5
2019 2020 2021
Cakupan Target
j. SDIDTK
100
80
60
40
20
0
2019 2020 2021
Cakupan Target
k. KEK
29
Prosentase Bumil KEK Puskesmas Imogiri 1 Tahun 2019-2021
5
4.5
4
3.5
3
2.5
4.6
2
3.35
1.5
1
0.5 1.2
0
"2019 "2020 "2021
3. Data Demografi
Berdasarkan data Web Kesga DIY tahun 2021, jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Imogiri 1 adalah 29.985 jiwa yang terdiri dari Perempuan 15172 jiwa dan
Laki-Laki 14813 jiwa dengan rukun tetangga sebanyak 194 RT.
C. Perumusan Masalah
No Masalah Rumusan
Masalah
1 Prosentase bumil KEK Peningkatan
tahun 2019 ..2020..2021.. prosentase
bumil KEK
2 Terjadi 1 AKI tahun 2022 Kejadian
dengan penyebab kematian ibu 1
hiperthiroid pada bumil orang tahun
KEK 2022
3 Cakupan kunjungan nifas Cakupan
tahun 2019.., 2020.., 2021.. kunjungan
nifas kurang
30
dari target
E. Prioritas Masalah
31
F. Alternatif Pemecahan Masalah
G. Perencanaan (POA)
32
- Ibu mengetahui
gizi yang baik
selama hamil
-Ibu mengetahui
makanan yang
perlu dihindari
selama hamil
33
H. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Tabel 2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
34
DAFTAR PUSTAKA
Rasjidi imam. Deteksi dini dan pencegahan kanker pada wanita. 200. Jakarta : CV Sugeng
Seto; 2010
Sulaeman, ES. 2011. Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktik di Puskesmas, ed. 2,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Supriyanto dan Damayanti. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya: Airlangga University
Press
Symond, D. 2013. Penentuan Prioritas Masalah kesehatan dan Prioritas Jenis Intervensi
Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
FKM Unand, Vol. 7, No. 2
Widyastuti, Y. Rahmawati, A., Purnamaningrum, Y.E. dkk. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Fitramaya 62,63,64 (2012). doi:10.1002/anie.201200699
Yuwono, SR. 2008. Penggunaan Interpersonal Skills dalam Problem Solving Cycles sebagai
Upaya Peningkatan Efektivitas. Tim Penerapan Riset Operasional di RSU dr. Soetomo
Surabaya, Disertasi. Surabaya: Universitas Airlangga.
35