Disusun oleh:
Disusun oleh:
ABSTRAK
LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI PENGADILAN AGAMA KALIANDA KELAS 1B
Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu system
pembelajaran yang dilakukan diluar proses belajar mengajar dan diaksanakan pada
perusahaan/industri atau instansi yang relavan. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL)
peserta didik dituntut untuk mempunyai sikap mandiri dan mampu berinteraksi dengan orang lain.
Sehingga peserta didik diharapkan dapat memiliki kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi
peseta didik yang kompeten sesuai dengan bidang keahlian.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Januari 2023 sampai dengan bulan Maret 2023.
PKL adalah kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau
dunia industry dalam upaya pendekatan ataupun untuk peningkatan mutu peserta didik sekolah
menengah kejuruan (SMK). Pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) Otomatisasi Dan Tata Kelola
Perkantoran dilakukan di bagian kepegawaian, kesekretariatan, jurusita, bendahara, dan
kepaniteraan. Di Pengadilan Agama Kalianda Kelas 1B Jl. Kolonel Makmum Rasyid, Way Urang,
Kalianda
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDYAAN
SMK NEGERI 1 KETAPANG
JL. Lintas Timur Parit 8, Ds. Berundung kec. Ketapang Lampung Selatan
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PADA BAGIAN KEPANITERAAN
DI PENGADILAN AGAMA AGAMA KALIANDA KELAS 1B
Setelah diadakan peninjauan dan melalui tahap perbaikan maka laporan hasil kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini telah di setujui dan disahkan oleh pihak SMK NEGERI 1 KETAPANG pada:
Hari :
Tanggal :
Nama Siswa : Karomatul aulia
: Dwiliana sari
: Lintang Angelica
: Kurniasih
: Lismawati
: Laudya pitaloka
Program Keahlian : Manajemen Perkantoran
Kompetensi Keahlian : Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK N 1 Ketapang
MARJUKI
NIP.1970122199802001
PENGADILAN AGAMA
KANTOR CABANG KALIADA
Jln. Kolonel Makmun Rasyid No. 48
Telp.(0727) 322648 Fax (0727) 322140
LEMBAR PENGESAHAN KOP DU/DI
LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PADA BAGIAN KEPANITERAAN
DI PENGADILAN AGAMA KALIANDA KELAS 1B
Setelah diadakan peninjauan dan melalui tahap perbaikan maka laporan hasil kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini telah disetujui dan disahkan oleh pihak Pengadilan Agama Kalianda:
Hari :
Tanggal :
Nama Siswa : Dwiliana Sari
: Karomatul Aulia
: Kurniasih
: Lintang Angelica
: Laudya Pitaloka
: Lismawati
Program Keahlian : Manajemen Perkantoran
Kompetensi Keahlian : Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran (OTKP)
Ketua, Pembimbing
Pengadilan Agama Kalianda
Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayang-
Nya sehingga terlaksananya penulisan laporan ini. Terselesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis berterima kasih banyak kepada:
1. Bapak Marjuki, M.Pd.T., selaku Kepala SMK Negeri 1 Ketapang.
2. Bapak Al Fitri,S.Ag.,S.H.,M.H.I., Kepala Pengadilan Agama Kelas 1B yang memberikan tempat
sehingga terlaksananya PKL ini.
3. Bapak Metta,Pembimbing PKL Pengadilan Agama yang selalu sabar menuntun dan memberikan
pemahaman kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Ibu Dalmini,S,Pd., selaku Kepala Program Keahlian Manajemen Perkantoran.
5. Ibu Nufusiah Mutoyibah , selaku Pembimbing PKL SMK N 1 Ketapang yang selalu siap sedia
membimbing dalam proses pelaksanaan PKL.
6. Bapak dan ibu guru yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan.
7. Kedua orang tua, kakak dan adik yang selalu memberikan doa, bantuan, dan dukuangan.
8. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
Penulis menyadari hasil penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua saran dan
kritik akan diterima dengan penuh keterbukaan. Akhirnya, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah........................................................2
1.3 Tujuan Praktik..............................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................2
1.4 Manfaat Praktik ...........................................................3
1.4.1 Manfaat Praktik Bagi Peserta Didik..........................3
1.4.2 Manfaat Bagi Sekolah dan Du/Di.............................3
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Pengadilan Agama
2.1.1 Pengertian Pengadilan Agama
2.1.2 Tugas Pokok Pengadilan Agama
2.1.3 Fungsi Pengadilan Agama
2.2. Bagian Kepegawaian
2.2.1 Pengertian Kepegawaian
2.2.2 Jenis Jenis Kepegawaian
2.2.3 Pangkat Kepegawaian
2.3 Bagian Bendahara
2.3.1 Pengertian Bendahara
2.3.2 Tugas Bendahara
2.3.3. Fungsi Bendahara
2.4.. Bagian Kesekretariatan
2.4.1 Pengertian Kesekretariatan
2.4.2 Fungsi Kesekretariatan
2.4.3 Ruang Lingkup Kegiatan Kesekretariatan
2.5 Bagian Juru Sita
2.5.1 Pengertian Jurusita
2.5.2 Fungsi Jurusita
2.5.3 Tugas Jurusita
2.6 Bagian Kepaniteraan.
2.6.1 Pengertian Kepaniteraan
2.6.2 Tugas Pokok Panitera
2.6.3 Tugas Pokok Panitera Muda Gugatan
2.6.4 Tugas Pokok Panitera Muda Permohonan
2.5.5 Tugas pokok panitera Muda Hukum
2.6.6 Tugas Pokok Panitera Pengganti
BAB III METODOLOGI PRAKTIK KERJA INDUSTRI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
3.1.1 Waktu
3.1.2 Tempat
3.2 Fokus Praktik Kerja Lapangan
BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1 Deskripsi Sejarah Perusahaan
4.1.1 Sejarah Pengadilan Agama Kalianda Kelas 1B
4.1.2 Visi dan Misi Pengadilan Agama Kalianda Kelas 1B
4.1.3
4.2 Deskripsi Praktik Kerja Lapangan
4.2.1 Proses Pelaksanaan
4.2.2 Pengalaman dan Hasil yang diperoleh
4.3 Keterbatasan Dalam Praktik Kerja Lapangan
4.3.1 Faktor Pendukung
4.3.2 Faktor Penghambat
4.3.3 Kesan
4.3.4 Pengembangan dan tindak lanjut
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Pengadilan menurut bahasa adalah dewan atau majelis yang mengadili perkara, mahkamah,
proses mengadili keputusan hakim ketika mengadili perkara (bangunan tempat mengadili
perkara). Sedangkan pengadilan agama merupakan terjemahan dari Godsdienstige Rechtspraak
yang berarti pengadilan agama. Pengadilan Agama adalah daya upaya untuk mencari keadilan
atau penyelesaian perselisihan hukum yang dilakukan menurut peraturan-peraturan dalam agama.
Pengadilan Agama adalah sebutan (titelateur) resmi bagi salah satu diantara empat lingkungan
peradilan negara atau kekuasaan kehakiman yang sah diindonesia. Pengadilan Agama salah satu
diantara tiga peradilan khusus di Indonesia. Dua peradilan khusus lainnya adalah Peradilan
Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara. Dikatakan peradilan khusus karena Pengadilan Agama
mengadili perkara-perkara tertentu atau mengenai golongan rakyat tertentu (yang beragama
islam). Dalam hal ini, Peradilan Agama hanya berwenang dibidang perdata tertentu saja, tidak
dalam bidang pidana dan juga hanya untuk orang-orang beragama Islam di Indonesia. Dan juga
dalam perkara-perkara perdata Islam tertentu saja. Dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006
tentang Peradilan Agama dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi : “Peradilan Agama adalah
peradilan bagi orang-orang yang berama islam”.
Dapat disimpulkan bahwa Pengadilan Agama adalah salah satu dari peradilan negara
Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, yang berwenang dalam jenis perkara perdata
Islam tertentu, hanya orang-orang berama Islam. Pengadilan Agama sebagai pengadilan tingkat
pertama ialah pengadilan yang bertindak menerima, memeriksa, dan memutus setiap permohonan
atau gugatan pada tahap paling awal dan paling bawah. Pengadilan Agama bertindak sebagai
peradilan sehari-hari menampung pada tahap awal dan memutus atau mengadili pada tahap awal
segala perkara yang diajukan masyarakat mencari keadilan. Tidak boleh mengajukan suatu
permohonan atau gugatan langsung ke Pengadilan Tinggi Agama. Semua jenis perkara terlebih
dahulu mesti melalui Pengadilan Agama dalam kedudukan hierarki sebagai pengadilan tingkat
pertama. Terhadap semua permohonan atau gugat perkara yang diajukan kepadanya dalam
kedudukan sebagai instansi pengadilan tingkat pertama, harus menerima, memeriksa, dan
memutusnya, dilarang menolak atau menerima,memeriksa, dan memutus perkara yang diajukan
kepadanya dengan dalih apapun. Hal ini ditegaskan dalam pasal 56 yang berbunyi : “Pengdilan
tidak boleh menolak untuk memeriksa dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih
bahwa hukum tidak atau kurang jelas, melainkan wajib memeriksa dan wajib memutus nya”.
Kekuasaan dan Kewenangan mengadili Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang
perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, dan sadaqah berdasarkan hukum islam. Mengenai
perkara perkawinan adalah hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang perkawinan. Untuk Perkara Kewarisan yang menjadi wewenang Pengadilan Agama
adalah mengenai penentuan siapa saja yang dapat menjadi ahli waris, penentuan harta
peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan pelaksanaan pembagian harta
peninggalan tersebut.
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukandalam pasar 24 ayat (2)
bahwa Pengadilan Agama merupakan salah satu lingkungan peradilanyang berada dibawah
Mahkamah agung bersama badan peradilan lainnya di lingkungan Peradilan, Peradilan Tata Usaha
Negara, dan Peradilan Militer, merupakan salah satu badan paeradilan pelaku kekuasaan
kehakiman untuk menyelenggarakan hukum dan keadilan bagi pencari keadilan perkara tertentu
antara orang-orang yang beragama islam.
1. Fungsi mengadili (judicial power),Yaitu memeriksa dan mengadili perkara-perkara yang menjadi
kewenangan pengadilan agama di wilayah hukum masing-masing; (vide pasal 49 Undang-Undang
No. 7 tahun 1989 Undang-Undang No. 3 Tahun 2006).
2. Fungsi Pengawasan, yaitu pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera/Sekretaris,dan
seluruh jajarannya, (vide : Pasal 53 ayat (1) Undang -Undang No. 7 Tahun 1989 jo. Undang -
Undang No. 3 Tahun 2006 jo. Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang - Undang No. 50 Tahun 2009),
serta terhadap pelaksanaan administrasi umum; (vide: Undang Undang No. 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman). Pengawasan tersebut dilakukan secara berkala oleh Hakim Pengawas
Bidang.
3. Fungsi Pembinaan, yaitu memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada jajarannya,
baik yang menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi peradilan maupun administrasi umum.
(vide: Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006 jo. Pasal 53 ayat (3) Undang - Undang No. 50 Tahun 2009).
4. Fungsi Administratif, yaitu memberikan pelayanan administrasi kepaniteraan bagi perkara tingkat
pertama serta penyitaan dan eksekusi, perkara banding, kasasi dan peninjauan kembali serta.
Menurut Undang-undang
Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah, menerima,
menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara/daerah.
2. Menurut KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata bendahara adalah pemegang harta benda
(kekayaan) negara atau raja. Arti lainnya dari bendahara adalah menteri (dalam permainan catur).
Menurut PTPK
Bendahara adalah unsur di dalam organisasi yang membantu kepala atau ketua untuk melakukan pengelolaan
keuangan beserta aktivitas terkait keuangan. Tugas pokok bendahara : Menyusun rencana anggaran.
Melaksanakan pengelolaan keuangan dan pengadaan kebutuhan barang organisasi.
Mewakili Ketua apabila berhalangan hadir terutama untuk setiap aktivitas di bidang pengelolahan keuangan
organisasi.
Bersama Ketua dan Sekretaris merupakan Tim Kerja Keuangan (TKK) atau otorisator keuangan ditubuh
pengurus.
Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi di bidang pengelolahan keuangan organisasi untuk
menjadi kebijakan organisasi.
3. Fungsi perencanaan: Bendahara juga harus mampu melakukan anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi.
5. Melaksanakan tata pembukuan penerimaan, pengeluaran dan pembayaran keuangan organisasi, meliputi : Kas
Jimpitan, iuran infaq rapat dan iuran lainnya.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua dan berkoordinasi langsung dengan Sekretaris
Pengertiankepaniteraan
Panitera adalah pejabat kantor sekretariat pengadilan yang bertugas pada
bagian administrasi pengadilan, membuat berita acara persidangan dan tindakan
administrasi lainnya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Sedangkan kedudukan kepaniteraan Peradilan Agama yaitu sebagai unsur
pembantu pimpinan yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung kepada
Ketua Pengadilan. Kedudukan Kepaniteraan sebagai unsur pembantu pimpinan
berarti segala tindakan atau aktivitas Panitera sebagai pimpinan organisasi harus
dipertanggung jawabkan kepada Ketua Pengadilan.
Panitera adalah pegawai terpilih yang harus mampu mengelola semua unsur
yang ada di Pengadilan, tidak hanya kemampuan menyelesaikan pekerjaan, tetapi
harus dapat menggerakkan staf, memberi contoh keteladanan, pembentukan figur
yang tangguh, berdediksi, dan loyalitas dalam tugas. Selain Hakim, penitera
menjadi Unsur yang sangat menentukan terhadap jalannya proses perkara sejak
pengadilan menerima, memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan perkara.
Ketidakcakapan panitera maupun unsur pembantu dapat menghambat
terwujudnya asas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan. Oleh karena
itu pegawai yang dapat diangkat menjadi panitera harus memenuhi syarat-syarat
tertentu dan diambil sumpahnya oleh ketua, Dalam struktur organisasi, hubungan
penitera dengan ketua Pengadilan berada Ketua Pengadilan berada dalam
hubungan garis lurus atau garis komando, artinya secara structural Panitera
melaksanakan perintah Ketua Pengadilan. Hubungan garis komando tersebut juga
10. berlaku antara Wakil Ketua dengan Panitera, karena Ketua dan Wakil Ketua
secara kolektif merupakan Pimpinan Pengadilan.
2.2.1 Tugas Pokok Panitera
Tugas Sebagai Panitera adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur tugas wakil
Menyelenggarakan panitera, panitera muda dan panitera pengganti.
2. Membantu hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang
pengadilan, membuat penetapan/putusan majelis.
3. Menyusun berita acara persidangan.
4. Melaksanakan penetapan dan putusan pengadilan.
5. Membuat semua daftar perkara yang diterima di kepaniteraan.
6. Membuat salinan penetapan atau keputusan pengadilan menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan.
7. Bartanggung jawab mrngurus berkas perkara, putusan, dokumen, akta,
buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, suratsurat bukti dan
surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan.
8. Memberikan putusan verstek dan putusan diluar hadir.
9. Membuat akta-akta.
10. Melegalisir surat-surat yang akan dijadikan bukti dalam persidangan.
11. Pemungutan biaya-biaya pengadilan dan menyetorkan ke kas Negara.
12. Mengirimkan berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan
peninjauan kembali.
13. Melaksanakan, melaporkan dan mempertanggung jawabkan eksekusi yang
di perintahkan ketua pengadilan.
14. Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pelelangan yang di
perintahkan oleh ketua pengadilan.
15. Menerima uang titipan pihak ketiga dan melaporkan kepada pengadilan.
16. Membuat akta cerai.
11. 2.2.2 Tugas Pokok Panitera Muda Gugatan
Tugas Sebagai Panitera Muda Pengganti adalah sebagai berikut:
1. Membantu hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang
pengadilan.
2. Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan persidangan perkara,
menyimpan berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang
berhubungan dengan masalah perkara gugatan.
3. Mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam buku daftar disertai
cacatan singkat tentang isinya.
4. Memberikan nomor register pada setiap perkara yang diterima di
kepaniteraan gugatan.
5. Menyerahkan salinan putusan kepada para pihak yang berpckara apabila
diminta.
6. Menyiapkan perkara yang dimohonkan banding, kasai atau peninjauan
kembali.
2.2.3 Tugas Pokok Panitera Muda Permohonan
Tugas Sebagai Panitera Muda Permohonan adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas sebagai panitera muda gugatan dalam bidang perkara
permohonan.
2. Yang masuk dalam perkara permohonan ialah permohonan pembagian
warisan di luar sengketa permohonan legaisasi akta ahli waris di bawah
tangan dan lain-lain.
2.2.4 Tugas Pokok Panitera Muda Hukum
Tugas Sebagai Panitera Muda Hukum adalah sebagai berikut:
1. Membantu hakim untuk mengisi dan mencatat jalannya sidang pengadilan.
2. Mengumpulkan, mengelola dan mengkaji data, menyajikan statistic
perkara, menyusun laporan perkara, dan menyimpan arsip berkas perkara,
12. 3. Khusus untuk panitera muda hukum di lingkungan peradilan agama
bertugas mengumpulkan, mengelola dan mengkaji serta menyajikan , data
hisab, ru'yat, sumpah jabatan maupun PNS, penelitian dan lainlain serta
melaporkan kepada ketua pengadilan agama.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepadanya.
2.2.5 Tugas Pokok Panitera Pengganti
Tugas Sebagai Panitera Pengganti adalah sebagai berikut:
1. Membantu hakim dengan melakukan persiapan, mengikuti dan mencatat
jalannya sidang pengadilan.
2. Membantu hakim dalam hal membuat penetapan hari sidang, membuat
penetapan sidang jaminan, membuat berita acara persidangan yang harus
selesai sebelum sidang berikutnya, membuat penetapan-penetapan lainnya
dan mengetik putusan/penetapan sidang.
3. Melaporkan kepada panitera muda gugatan/permohonan dan melaporkan
kepada meja dua untuk dicatat dalam register perkara tentang adanya
penundaan sidang serta alasan-alasannya, amar putusan selaku (bila ada),
perkara yang sudah putus beserta amar putusannya dan kepada kasir untuk
diselesaikan tentang biaya-biaya dalam proses perkara tersebut.
4. Menyerahkan berkas perkara kepada panitera muda gugatan/permohonan
yang di kerjakan oleh petugas meja tiga apabila telah selesai dim
BAB III
METODOLOGI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
3.1.1 Waktu
Praktek Kerja Lapangan dimulai dari tanggal 2 Januari 2023 sampai tanggal 30 Maret 2023
3.1.2 Tempat
Tempat Pelaksanaan Kerja Lapangan adalah di kantor Agama Kalianda Jln.Kolonel Makmum
Rasyid, Way Urang, Kalianda, Lampung Selatan, Lampung 35551.
Demikianlah sejarah singkat tentang Pengadilan Agama Kalianda Kelas I B. Pengadilan Agama Kalianda
mendapat belanja modal untuk membangun sarana pagar disekeliling. Kantor Pos Satpam,gerbang,dan tugu
nama Pengadilan serta jalan masuk kantor, pada tahun 2010 mendapat belanja modal untuk penimbunan
halaman kantor,sehingga halaman kantor yang semula menghadap jalan Indra Bangsawan No. 41 Kalianda,
sekarang menghadap jalan Kolonel Makmun Rasyid No. 48 Kalianda. Republik Indonesia Berdasarkan
keputusan Presiden No:37/KMA/SK/II/2017 tanggal 9 Februari 2017 tentang Kenaikan Kelas Pengadilan
Agama seluruh Indonesia yaitu 29 Pengadilan Agama Kelas II menjadi Pengadilan Agama Kelas I B dan 21
Pengadilan Agama Kelas I B menjadi Pengadilan Agama Kelas I A dan Pengadilan Agama Kalianda
termasuk didalamnya dan pada tahun 2017 juga Pengadilan Agama Kalianda Kelas I B telah mengikuti
program Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI yaitu Sistim Agreditasi Penjamin Mutu (SAPM) dan
mendapatkan hasil yang menggembirakan yaitu Sertifikat A Excelen.
1.Visi
2.Misi
2. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan serta berbasis Teknologi
Informasi.
Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia menyatakan secara resmi bahwa segenap pegawai
dari bekas pemerintah tentara pendudukan Jepang dengan sendirinya menjadi pegawai pemerintah Republik
Indonesia. Selama revolusi fisik, pemerintah mengalami kesulitan untuk menata admninistrasi kepegawaian
dengan baik, karena lembaga yang menangani admininstrasi kepegawaian belum terbentuk. Pada awalnya
Kantor Urusan Kepegawaian (KUP) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1948,
berkedudukan di Yogyakarta. KUP diperuntukkan khusus menangani pegawai pemerintah Republik
23
Indonesia, sedangkan pegawai yang mengabdi pada pemerintah Hindia Belanda dikelola oleh Djawatan
Umum Urusan Pegawai (DUUP)yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda
Nomor 13 Tahun 1948, hanya berselang beberapa hari setelah lahirnya KUP.
Untuk meningkatkan manajemen sumber daya manusia aparatur pemerintah dan atau sumber daya
manusia pegawai negeri sipil,melalui Keputusan Presiden Nomor 95 Tahun 1999 tentang Badan
Kepegawaian Negara.Presiden mengatur kembali kedudukan. tugas pokok, fungsi, dan organisai BAKN
dengan mengubah nama BAKN menjadi BadanKepegawvaian Negara ( BKN ). yang diharapkan dapat
meningkatkan fungsi dan eksistensinya. Dalam perkembangannya kemudian. Kepres No.95/1999 dicabut
dengan Kepres No.166/2000 dengan beberapa kali perubahan dan terakhir diatur mealaui Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,Tugas Pokok. Wewenang, Susunan Organisasi,dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Nondepartemen.
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dengan
Undang-Undang No.43/1999 mengakibatkan pembentukan Badan Kepegawain Negara ini akan menjadikan
fungsi dan eksistensinya lebih dipertegas. Aturan hukum yang mendasari terbentuknya Badan Kepegawaian
Negara adalah Pasal 34 ayat (1) Undang - Undang No. 43/1999,bahwa untuk menjamin kelancaran
penyelenggaraaan kebijaksanaan manajemen PNS,dibentuk Badan Kepegawain Negara. Adapun dalam ayat
(2) disebutkan: Badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). menyelenggarakan manajemen PNS yang
mencakup perencanaan. penegembangan kualitas sumber daya PNS dan administrasi kepegawaian,
pengawasan dan pengendalian,penyelenggaman dan
Selain itu. untuk kelancaran pelaksanaan administrasi kepegawaian di daerah. dibentuk Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) atas dasar ketentuan Pasal 34A ayat (1) UU No.43/1999. BKD merupakan
perangkat daerah otonom yang dibentuk oleh kepala daerah Badan Kepegawaian Derah mempunyai tugas
pokok membantu pejabat pembina kepegawaindaerah dalam menjalankan manajemen PNS daerah, dan
bertanggungjawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah
Melalui Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Kepegawaian Daerah,bagi daerah otonom (provinsi atau kabupatenkota) yang belum membentuk Badan
Kepegawaian Daerah,manajemen/administrasi kepegawaian daerahnya dilakukan oleh sebuah badan atau
unit pengelolaan kepegawaian daerah dengan bantuan Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara yang
bersangkutan.
Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya,Presiden herwenang membentuk Badan Kepegawaian
Negara atas dasar wewenang yang melekat pada kedudukan dan kekuasaan Presiden sepanjang ia sebagai
pemegang dan penyelenggara pemerintah (Pasal 4 ayat (1) UUD 1945). Demi kelancaran pelaksanaan tugas
-tugas pemerintahan, Presiden berwenang mengadakan dan membentuk satuan-satuan pelaksana
pemerintahan diluar departemen.
Pemberian otonomi pada daerah bertujuan untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri. Selain itu pemberian otonomi daerah juga dimaksudkan untuk
meningkatkan efesiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan di daerah dalam rangka pelayanaan terhadap masyarakatnya. Keberhasilan
untuk mencapai tujuan pemberian otonomi tersebut sangat ditentukan olch pelaksana-pelaksananya berupa
pegawa-pegawai yang ada di daerah.
Dalam struktur kepegawaian bagi PNS di Indonesia yang memebedakan anatara PNS pusat dengan
PNS daearah mencerminkan adanya suatu asas dekonsentrasi dan asas desentralisasi. Dengan menggunakan
asas desentralisasi, daerah mempunyai kebebasan atau kemandirian untuk menentukan kebutuhan dan
mengatur administrasi kepegawaian daerahnya sendiri
Kewenangan tersebut diperoleh melalui ketentuan Pasal 76 UU No. Daerah mempunyai kewenangan
untuk melakukan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun,gaji, tunjangan dan
kesejahteraan pegawai,serta pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan ndan kemampuan daerah
yang ditetapkan dengan peraturan daerah, berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kewenangan
tersebut juga bersumber pada kewenangan delegasi dari Presiden melalui Keputusan Presiden Nomor 159
Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah, dalam Pasal 5 ayat (2), hahwa
26
pembentukan Badan Kepegawaian Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dan Pasal I angka 1 yang
menyatakan sebagai perangkat daerah tugas Badan Kepegawaian Daerah adalah melaksanakan
administrasi kepegawaian daerah dalam membantu tugas pokok Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah.
Melihat asas dan peraturan di atas, peluang pemerintah pusat untuk ikut campur tangan mengatur
penyelenggaran administrasi kepegawaian daerah sangat kecil. Badan Kepegawaian Negara sebagai bagian
dari lembaga pemerintah tingkat pusat bahkan tidak mempunyai peluang sama sekali untuk mengatur
administrasi
pegawaian tingkat daerah. Peluang tidak langsung terhadap kewenangan Badan Kepegawaian Negara untuk
mengatur administrasi kepegawaian daerah adalah dalam hal menetapkan kebijaksanaan tentang norma,
standar, dan prosedur administrasi kepegawaian secara nasiaonal, itupun hanya dapat dilakukan melalui
koordinasi kerja sama dan keanggotaanya dalam Komisi KepegawaianNegara.
Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
menggantikan UU No.22/1999, pengaturan mengenai administrasi kepegawaian daerah berubah lagi dengan
adanya peluang bagi pemerintah pusat untuk mengatur administrasi kepegawaian daerah. Hal ini seperti
diataur dalam Pasal 29 ayat (1) UU No.32/2004 yang menyatakan bahwa pemerintah melaksanakan
pembinaan manajemen PNS daerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen PNS secara nasional.
Demikian juga dengan pasal-pasal selanjutnya yang mengatur bahwa perpindahan PNS daerah harus
melalui pertimbangan dari Badan Kepegawaian Negara (Pasal 131 ayat (1), (2), dan (3)), penetapan formasi
PNS daerah tiap tahuan anggaran dilaksakan oleh Menteri PendayagunaanAparatur Negara atau usul
Gubernur (Pasal 132),dan pembinaan serta pengawasan manajemen PNS daerah dikoordinasikan pada
tingkat nasional oleh Menteri Dalam Negeri dan pada tingkat daerah oleh Gubernur (Pasal 135).
Sementara itu dalam Pasal 10 ayat (1) UU No.32/2004 disebutkan bahwa pemerintah daerah
menyelenggarakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintah yang oleh
undang undang ini di tentukan menjadi urusan pemerintah. Urusan pemerintah yang menjadi urusan
pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas meliputi antara lain politik luar negeri. pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat(l) dan
(3) di atas berarti urusan manajemen kepegawaian seharusnya bukan bagian dari urusan pemerintah pusat.
Kesekertariatan ditinjau dari sudut adminitrasi mempunyai arti sempit, merupakan suatu proses yang
biasa dinamakan sebagai pencatatan penghimpunan, pengelolaan, pengadaan, pengiriman, penyimpanan,
pemusnaan, informasi luas, merupakan suatu kelompok yang mempunyai fungsi penunjang di dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Pengertian sekertariat pada pokoknya adalah suatu organisasi yang melakukan
pekerjaan pelayanan dalam bidang tata usaha dan lain- lainya.
Pada mulanya sekertariat sekedar merupakan tempat seorang sekertariat berugas kemudian
mengalami perkembangan sekertariat merupakan suatu organisasi tempat sekertariat yang melakukan tempat
terdapat 3 hal lain, yaitu tata keterangan, tata warkat, dan tata usaha.
Pada akhirnya sekertariat adalah organisasi tempat sekertariat beserta bawahanya melakukan
rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan adminitrasi.
sejak dari dulu sampai diundangkannya undang-undang tersebut,pengadilan agama tidak mengenal
adanya jurusita.ketiadaan jurusita itulah yang merupakan salah satu dalih yang menyebabkan pengadilan
agama tidak dapat melaksanakan eksekusi,sehingga pengeksekusian atas putusannya menjadi kewenangan
pengadilan negeri.
untuk memberikan gambaran tentang keberadaan jurusita pvada lembaga peradilan indonesia,pada
bagian skripsi ini penulis akan memaparkan sejarah keheradaan jurusita oleh karena pada saat ini nturan-
aturan pctunjuk-petunjuk termasuk belangko-helangko yang berlaku dilingkungan peradilan umum dengan
sendirinya berlaku pula untuk jurusita pada lingkungan peradilan agama agar lebih mudah memahaminyn
penulis akan mcmaparkannya dalam tiga bagian yaitujurusita di zaman hindia belanda jurusita di zaman
pendudukan jepang dan jurusita di zaman kemcrdekaan sampai sekarang
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,Kepaniteraan Mahkamah Agung
menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi pelaksanaan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi
29
justisial, b. koordinasi urusan administrasi keuangan perkara di lingkungan Mahkamah Agung; c.
pelaksanaan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi justisial; d. pelaksanaan minutasi
perkara; e. pembinaan lembaga teknis dan evaluasi; f. pelaksanaan administrasi Kepaniteraan
Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004, Susunan Mahkamah Agung terdiri atus
pimpinan,hakim
anggota, panitera, dan seorang sekretaris. Panitera sebagai bagian dari organisasi Mahkamah Agung dibantu
oleh Panitera Muda dan beberapa Panitera Pengganti.
Dalam melaksanakan tugasnya Panitera dibantu oleh sebuah sekretariat Kepaniteraan. Dalam
melaksanakan tugas Panitera, PaniteraMuda,Panitera Pengganti,Sekretaris Kepaniteraan serta pejabat
lainnya berkoordinasi dan saling berkonsultasi, baik di lingkungan Kepaniteraan Mahkamah Agung maupun
dengan instansi lain sesuai dengan tugas masing-masing.
Panitera Mahkamah Agung diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Ketua Mahkamah
Agung. Panitera Muda dan Panitera Pengganti diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Mahkamah Agung
atas usul Panitera Mahkamah Agung. Sekretaris Kepaniteraan diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris
Mahkamah Agung atas usul Panitera Mahkamah Agung. Kepala Bagian dan Kepala Subbagian diangkat dan
diberhentikan oleh Sekretaris Mahkamah Agung atas usul Sekretaris Kepaniteraan.
STRUKTUR ORGANISASI
43.1 Proses Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Pengadilan Agama Kalianda Kelas IB
1.Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di bagian Kepegawaian Pengadilan Agama kalianda, berikut
merupakan kegiatan yang dilaksanakan:
a.Melubangi Surat
Biasanya di kantor pengadilan Agama Kalianda surat-surat yang akan diarsipkan dilubangi terlebih
dahulu dengan menggunakan perforator.
b.Memfotokopi surat
Biasanya di kantor pengadilan agama Kalianda tepatnya pada bagian kepegawaian bagian memfotokopi
yang kerap dilakukan yaitu memfotokopi absensi. surat keputusan, surat tugas,surat cuti, dan lain
sebagainya.
Biasanya di kantor pengadilan Agama Kalianda terdapat absen datang istirahat dan pulang para
Hakim,pegawai.dan PPNPN setiap hari. Setelah mereka mengisi nama dantanda tangan mereka, kemudian
di data nama-nama yang belum ada pada absensi tersebut.
d. Mengarsip
Surat yang telah diproses atau sudah diberi tanda perintah oleh pimpinan kemudian di arsip pada ordner.
Sebelum itu, surat harus dilubangi menggunakan perforator terlebih dahulu. Sistem penyimpanan yang
digunakan yaitu sistem nomor.
e.Mengeprint
Biasanya di kantor pengadilan Agama Kalianda,tepatnya pada bagian kepegawaian bagian mengeprint
yang kerap dilakukan yaitu mengeprint absensi hakim. pegawai,dan PPNPN.
f. Menstempel
Surat/dokumen yang sudah diberi tanda tangan olch pimpinan atau pihak yang
bersangkutan kemudian di cap menggunakan stempel yang bertujuan untuk mengesahkan
dokumen tersebut atau bisa jugn sebagai tanda kesepakatan mengenai dokumen yang
diterbitkan
g. Menscan
Surat /dokumen yang awalnya berupa hard copy atau kertas dipindai menggunakan scan
menjadi bentuk digital yang dapat mempermudah penggunaa dalam menyimpan berkas.
h. Meminta No.surat
i. Menghantarkan Berkas
Biasanya berkas yang telah di print diantarkan kepada pimpinan atau yang bersangkutan
untuk ditanda tangani atau di paraf agar dapat diketahui bahwa berkas tersebut sudah di
setujui pihak yang bersangkutan.
a. Mengarsip
Surat yang telah proses atau sudah dliberi tanda pemerintah oleh 3
pimpinan kemudian
diasrip kepada ordner.tetapi sebelum itu.surat itu harus dilubangi dengan menggunakan
sistem politik penyimpanan yang digunakan yaitu system nomoor .luar negeri banyak kertas
b. Melubangi kertas
Biasanya di kantor agama kalimat yang akan dihasilkan berubahnya terlebih dahulu dengan
menggunakan pakaian bisa masukkan ke dalam order.
c. Mengeprint
Biasanya di kantor pengadilan agama tepatnya pada bagian sekertariatan kegiatan surat
kenaikan gaji pegawai KGB.
Surat masuk terima harus sesuai dengan jenis surat mana yang harus diproses lebih lanjut
dan ada yang berlangsung di bagian yang bersangkutan.
Surat dicatat di luar awali dengan mengisi indeks dan kode surat.
3. Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di bagian Jurusita pengadilan agama kalianda,
berikut merupakan kegiatan yang dilaksanakan:
a.Melubangi Surat
Biasanya di kantor pengadilan Agama Kalianda surat-surat yang akan diarsipkan dilubangi
terlebih dahulu dengan menggunakan perforator.
Kegiatan tersebut adalah menulis berkas yang sudah ditetapkan tanggal PHS(penetapan hari
sidang)ditulis dibuku khusus perkara seperti nama pihak,nama panitera pengganti,tangggal
sidang.non perkara,dan hakim yang menangani kegiatan tersebut dilakukan untuk memudahkan
jika ingin mengetahui nama panitera pengganti jurusita maupun hakim yang menangani perkara
tersebut jika sewaktu-waktu diperlukan.
Surat panggilan yang telah diproses lalu diarsipkan pada odner yang hanya dijepit,sistem
penyimpanan yang digunakan yaitu sistem tanggal.
e. Meminta No.surat
Biasanya di kantor pengadilan agama Kalianda pada bagian Jurusita sebelum surat
diarsipkan atau diberikan kepada pihak yang bersangkutan, surat diberi nomor surat terlebih
dahulu di ruang umum.
f. Menghantarkan Berkas
Biasanya berkas yang telah di print diantarkan kepada pimpinan atau yang bersangkutan
untuk ditanda tangani atau di paraf agar dapat diketahui bahwa berkas tersebut sudah di setujui
pihak yang bersangkutan.
Memuat seluruh data perkara baik tingkat pertama,tingkat banding, kasasi, peninjauan
kembali, hingga eksekusi. Buku ini berfungsi sebagai buku bantu yang mencatat perjalanan
perkara sehingga memudahkan pencarian data perkara yang diterima.diputus, dan diselesaikan
oleh Pengadilan Agama
b.Melubangi surat
c.Mengarsip
Surat yang telah diproses atau sudah diberi tanda perintah oleh pimpinan kemudian di
arsip pada ordner sebelum itu surat harus dilubangi menggunakan perforator terlebih dahulu.
sistem penyimpanan yang digunakan yaitu sistem nomor.
d.Menstempel
Surat atau dokumen yang sudah diberi tanda tangan oleh pimpinan atau pihak yang
bersangkutan kemudian dicap menggunakan Stempel yang sudah bertujuan untuk
mengesahkan dokumen tersebut atau biasa juga sebagai tanda kesepakatan mengenai
dokumen yang diterbitkan.
e. Memfotokopi surat
Biasanya di kantor pengadilan agama Kalianda tempatnya pada bagian kepaniteraan bagian
fotokopi yang kerap dilakukan yaitu memfotokopi surat keputusan,
36memfotokopi akta cerai
dan lain sebagainya.
Logo suatu gambar atau sekadar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari
perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya membutuhkan
sesuatu yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya.
4.3.2 Pengalaman dan Hasil yang diperoleh Selama PKL
Selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) banyak ilmu pengetahuan yang telah diperoleh seperti
menambah rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan pegawai. melatih keterampilan dalam
proses kerjaselama praktik Kerja Lapangan (PKL) berlangsung, menambah wawasan taruna/taruni untuk
bekerja 、 serta membenkan motivasi untuk meraih cita-cita. Berikut merupakan hasil yang diperoleh
selama Praktik Kerja Lapangan di Pengadilan Agama Kalianda Kelas IB
1.Bagian Kepegawaian
a. Melubangi kertas, hasil yang diperoleh adalah jika surat atau dokumen sudah dilubangi maka sudah
bisa langsung di arsip/disimpan.
b. Memfotokopi surat, hasil yang diperoleh adalah meringankan dan memperingkas pekerjaan kantor
sehingga dalam bekerja bisa lebih erfisien dan menghemat tenaga.
c. Mengatur dan mendata absen, hasil yang diperoleh adalah supaya absensi pegawai menjadi terorganisir
mencatat surat keluar hasılnya adalah surat keluar dapat dikirimkan ke tujuan stempel berkas hasilnya
yaitu agar berkas bisa langsung diberikan kepada pihak yang bersangkutan menghancurkan dokumen atau
surat hasil yaitu dokumen telah disampaikan kepada yang berkepentingan.
d Mengarsip, hasil yang diperoleh adalah jika sewaktu-waktu arsip itu dibutuhkan maka arsip itu dapat
ditemukan dengan mudah
e. Mengeprint, hasil yang diperoleh adalah berkas yang telah diprint dapat diserahkan kepada
pimpinan untuk ditandatangani atau disimpan.
f. Menstempel,hasil yang diperoleh adalah agar berkas bisa langsung diberikan kepada pihak yang
bersangkutan.
g. Menscan, hasil yang diperoleh adalah pengguna dapat memindai berkas penting yang eksistensinya
bisa terancam rusak. Berkas yang awalnya berpa hard copy atau kertas menjadi bentuk digital yang
bertujuan mempermudah pengguna dalam menyimpan berkas.
h. Meminta no.surat, hasil yang diperoleh adalah surat tersebut dapat disimpan atau diberikan kepada
pihak yang bersangkutan.
i. Menghantarkan Berkas, hasil yang diperoleh adalah berkas telah di antarkan ke pimpinan atau yang
bersangkutan, pekerjaan akan cepat selesai dan berkas tidak menumpuk dimana-mana.
2. Bagian Kesekretariatan
a. Melubangi kertas, hasil yang diperoleh adalah jika surat atau dokumen sudah dilubangi maka sudah
bisa langsung di arsip atau disimpan.
b. Mengarsip, hasil yang diperoleh adalah jika sewaktu-waktu arsip itu dapat ditemukan dengan
mudah.
c.Mengantarkan berkas, hasil yang diperoleh adalah berkas yang telah diantarkan kepada pimpinan
yang bersangkutan Untuk ditandatangani atau untuk diberikan paraf agar dapat diketahui bahwa berkas
tersebut sudah ditandatangani.
d. Mengisi lembar disposisi, hasil yang diperoleh adalah dapat mengetahui cara mengisi lembar
eksposisi diawali dengan mengisi indeks dan kode surat selanjutnya mengisi kolom eksposisi
menunjukkan surat tersebut untuk siapa.
e. Mengisi lembar kendali, hasil yang diperoleh adalah dapat mengetahui bagaimana cara mengindeks
dan kode surat.
f. Mencatat surat masuk, hasil diperoleh adalah dapat mengetahui bagaimana cara mengisi nomor surat
tanggal surat nomor surat
g.Mencatat surat keluar,hasil yang diperoleh adalah dapat mengetahui cara mengisi nomor urut
Berdasarkan sistem nomor nomor surat keluar tanggal surat tujuan surat dan perihal.
a. Melubangi kertas,hasil yang diperoleh adalah jika surat atau dokumen sudah dilubangi maka
sudah bisa langsung di arsip/disimpan.
b. Mengarsip relaas, hasil yang diperoleh adalah jika sewaktu-waktu arsip itu dibutuhkan maka arsip
itu dapat ditemukan dengan mudah
c. Menstempel relaas, hasil yang diperoleh adalah agar berkas bisa langsung diberikan kepada pihak
yang bersangkutan.
d. Meminta no.surat, hasil yang diperoleh adalah surat tersebut dapat disimpan atau diberikan
kepada pihak yang bersangkutan.
e. Menghantarkan Berkas, hasil yang diperoleh adalah berkas telah di antarkan ke pimpinan atau
yang bersangkutan, pekerjaan akan cepat selesai dan berkas tidak menumpuk dimana-mana.
f. Mengisi buku ekpedisi perkara, hasil yang diperoleh adalah dapat mengetahui berkas yang sudah
ditetapkan tanggal PHS(penatapan hari sidang).
4. Bagian Kepaniteraan
a. Mengarsipkan berkas perkara gugatan atau permohonan ialah menyimpan berkas dengan aman
dalam jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh hukum.
b. Menyetempel berkas perkara gugatan atau permohonan ialah agar berkas bisa langsung diberikan kepada
pihak yang bersangkutan.
c. Menjahit berkas perkara gugatan atau permohonan ialah agar berkas tersebut menjadi rapi dan agar
berkas tersebut tidak berantakan.
d. Melubangi berkas perkara gugatan atau permohonan ialah agar berkas tersebut bisa langsung di arsip.
e. Menghantarkan berkas perkara gugatan atau permohonan ialah agar berkas dapat ditandatangani oleh
ketua Majelis dan anggota nya yang bersangkutan.
f. Menempelkan Logo Pengadilan Agama Kalianda ialah untuk menjadi identitas suatu perusahaan yang
digunakan untuk menandai sebuah dokumen yg sudah selesai dan akan diarsipkan.
Ada beberapa faktor pendukung yang membantu saya selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di antaranya:
fasilitas yang terdapat di Pengadilan Agama Kalianda sangat memadai sehingga mempermudah saya
saat mengerjakan tugas-tugas dengan baik.
Lingkungan di Pengadilan Agama Kalianda yang bersih membuat saya40merasa nyaman saat
melaksanakan tugas.
3. Pelayanan Prima
karyawan Pengadilan Agama Kalianda yang baik dan ramah membuat saya tidak membutuhkan
banyak waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
4.42 Faktor Penghambat
Dalam melaksanakan pekerjaan pasti ada berbagai hambatan. Begitu pula saya yang baru
mengenal dunia kerja. saya juga mengalami berbagai hambatan. Hambata- hambatan tersebut
diantaranya:
Pengalaman merupakan kunci bagi keberhasilan suatu pekerjaan yang dilakukan, kami belum
berpengalaman sehingga pckerjaan yang kami kerjakan terkadang terhambat.
Kurang sesuainya antara teori dan praktik yang diterima di sekolah dengan pelaksanaan atau
praktik pekerjaan yang sesuingguhnya di lapangan menyebabkan hasil kurang maksimal dalam
pelaksanaan.
Keterampilan dan kreativitas yang masih kurang, karena kami belum pernah turun ke lapangan
kerja.
Adanya beberapa peralatan kantor yang belum saya kuasai schingga saya harus meluangkan
waktu untuk menguasai peralatan kantor dengan cara berlatih terlebih dahulu.
4.4.3 Kesan
Selama menjalani praktik kerja lapangan (PKL) Saya merasa senang karena karyawan di sana
sangat ramah dan sabar dalar membimbing. Dalam PKL saya memperoléh ilmu dan pengalaman
yang luas dalam dunia kerja di pengadilan agama Kalianda seria
mendapatkan pengalaman dapat membantu saya kedepannya untuk lebih meningkatkan potensi dan
ampunan yang dimiliki.
1. Penulis akan mengembangkan lagi di sekolah sesuai dengan apa yang telah didapatkan di dunia usaha dan
dunia industri.
2. Penulis akan mengembangkan apa yang telah didapatkan di tempat praktik dengan teman-teman.
3. mengusulkan kepada sekolah agar meningkatkan lagi kemampuan siswa dalam menghadapi pelaksanaan
praktik kerja lapangan (PKL).
BAB V
5.1 Simpulan
Berikut simpulannya:
c. Untuk memberikan kesempatan belajar secara langsung mengenai kegiatan tata usaha di kantor.
2. PKL merupakan kegiatan praktik di luar jam sekolah yang bekerja sama dengan masyarakat at
instansi,sehingga peserta didik mampu beradaptasi dan bekerja dengan masyarakat atau instansi yang
diluar lingkungan sekolah.
3.PKL dapat menunjang siswa untuk menjadi tenaga kerja menengah yang ahli dan profesional
dalam bidangnya masing-masing dan mampu memenuhi pasar nasional atau bahkan internasional.
Dengan begitu siswa siswi dapat mempunyai sikap yang akan menjadi bekal dasar pengembangan diri
secara berkelanjutan dan dapat mengamalkan apa yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun kesimpulan mengenai tempat PKL adalah:
a. Lembaga ini mempunyai sarana dan prasarana yang baik, dan pelayanan prima yang sangat
memuaskan bagi masyarakat.
b. Dalam ruangan teknisi terda[pat komputer yang telah tersambung dengan fasilitas internet sehingga
dapat membantu pekerjaan para pegawai.
5.2 Saran
1. Sekolah perlu memberikan penguasaan keterampilan yang relevan dengan kemajuan teknologi di dunia
kerja saat ini dengan demikian para siswa dapat mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan yang diperolehnya
2. Hendaknya guru pembimbing kalau sering memonitoring para siswanya di lingkungan kering secara
langsung maupun tidak langsung sehingga para siswa dapat mengetahui tentang informasi yang terbaru dari
sekolah Jika siswa terganggu oleh sekolah maka siswa akan terjadi yang tidak baik di kemudian hari
Selama penyusun pelaksanaan praktik kerja lapangan PKL di pengadilan agama Kalianda, penyusun
merasa senang karena mendapatkan ilmu dan pengalaman yang luas terutama dalam kinerja yang belum
kamu ketahui sebelumnya aktif kerja lapangan (PKL) merupakan perbedaan mitosiwa agar belajar repetisi
dan contohnya dan agar dapat bekerja dengan Mengapa segala pengetahuan yang diberikan di sekolah
dalam menjalani praktik kerja lapangan( PKL), tidak mudah seperti apa yang dibayangkan sebelumnya para
di tempat praktek kerja lapangan bola tidak semua materi yang diberikan di sekolah itu masih kegiatan
praktek kerja lapangan PKL dapat membentuk siswa agar dapat bekerja, walaupun kenyataannya masih di
bangku sekolah banyak ilmu baru yang didapat dalam kegiatan Prakerin yang tentu saja dapat dijadikan
bahan dan pengalaman untuk modal bekerja di masa depan, untuk penyesuaian pribadi tentu merasa puas
dan bahagia dan dapat menjadikan praktik kerja ini dengan baik akhirnya kegiatan ini.