Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI PENGADILAN AGAMA KALIANDA
TAHUN PEMBELAJARAN 2022-2023

Disusun oleh

NAMA : KAROMATUL AULIA

NIS/NISN :

BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN

PROGRAM KEAHLIAN : MANAJEMEN PERKANTORAN

KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI TATA DAN KELOLA PERKANTORAN

PEMERINTAHAN PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 KETAPANG
JL.Lintas Timur Parit8,Berundung,Kec.Ketapang ,Kab.Lampung selatan
2023
LAPORAN
PELAKSAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PADA BAGIAN KEJURUSITAAN
DI PENGADILAN AGAMA KALIANDA KELAS 1B
TAHUN PEMBELAJARAN 2022-2023

Disusun oleh;

NAMA : KAROMATUL AULIA

NIS/NISN :

BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN

PROGRAM KEAHLIAN : MANAJEMEN PERKANTORAN

KOMPETENSI KEAHLIAN : OTOMATISASI TATA DAN KELOLA PERKANTORAN

PEMERINTAHAN PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 KETAPANG
JL.Lintas Timur Parit 8,Berundung,Kec.Ketapang,Kab.Lampung selatan
2023

ABSTRAK

LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI PENGADILAN AGAMA KALIANDA KELAS 1B

Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu


system pembelajaran yang dilakukan diluar proses belajar mengajar dan diaksanakan
pada perusahaan/industri atau instansi yang relavan. Dengan adanya Praktik Kerja
Lapangan (PKL) peserta didik dituntut untuk mempunyai sikap mandiri dan mampu
berinteraksi dengan orang lain. Sehingga peserta didik diharapkan dapat memiliki
kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi peseta didik yang kompeten sesuai
dengan bidang keahlian.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Januari 2023 sampai dengan bulan
Maret 2023. PKL adalah kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran yang
dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industry dalam upaya pendekatan ataupun
untuk peningkatan mutu peserta didik sekolah menengah kejuruan (SMK). Pada
Praktik Kerja Lapangan (PKL) Otomatisasi Dan Tata Kelola Perkantoran dilakukan di
bagian kepegawaian, kesekretariatan, jurusita, bendahara, dan kepaniteraan. Di
Pengadilan Agama Kalianda Kelas 1B Jl. Kolonel Makmum Rasyid, Way Urang,
Kalianda
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDYAAN
SMK NEGERI 1 KETAPANG
JL. Lintas Timur Parit 8, Ds. Berundung kec. Ketapang Lampung Selatan

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PADA BAGIAN KEPANITERAAN
DI PENGADILAN AGAMA AGAMA KALIANDA KELAS 1B

Setelah diadakan peninjauan dan melalui tahap perbaikan maka laporan hasil kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini telah di setujui dan disahkan oleh pihak SMK NEGERI 1
KETAPANG pada:

Hari :

Tanggal :

Nama Siswa : Karomatul aulia

Program Keahlian : Manajemen Perkantoran

Kompetensi Keahlian : Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran

Kepala Program Study Pembimbing

DALMINI Nufusiah Mutoyibah


NIP.19710918200512002 NIP,-
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK N 1 Ketapang

MARJUKI
NIP.1970122199802001

PENGADILAN AGAMA

KANTOR CABANG KALIADA


Jln. Kolonel Makmun Rasyid No. 48
Telp.(0727) 322648 Fax (0727) 322140

LEMBAR PENGESAHAN KOP DU/DI

LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PADA BAGIAN KEPANITERAAN
DI PENGADILAN AGAMA KALIANDA KELAS 1B

Setelah diadakan peninjauan dan melalui tahap perbaikan maka laporan hasil kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini telah disetujui dan disahkan oleh pihak Pengadilan Agama
Kalianda:

Hari :

Tanggal :

Nama Siswa : Karomatul aulia

Program Keahlian : Manajemen Perkantoran

Kompetensi Keahlian : Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP)

Ketua, Pembimbing
Pengadilan Agama Kalianda
Al Fitri, S.Ag., S.H.,M.H.I
NIP.197306142000031001

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
kasih sayang-Nya sehingga terlaksananya penulisan laporan ini. Terselesainya laporan ini
tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis berterima kasih
banyak kepada:
1. Bapak Marjuki, M.Pd.T., selaku Kepala SMK Negeri 1 Ketapang.

2. Bapak Al Fitri,S.Ag.,S.H.,M.H.I., Kepala Pengadilan Agama Kelas 1B yang


memberikan tempat sehingga terlaksananya PKL ini.
3. Bapak Metta,Pembimbing PKL Pengadilan Agama yang selalu sabar menuntun
dan memberikan pemahaman kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Ibu Dalmini,S,Pd., selaku Kepala Program Keahlian Manajemen Perkantoran.

5. Ibu Nufusiah Mutoyibah , selaku Pembimbing PKL SMK N 1 Ketapang yang


selalu siap sedia membimbing dalam proses pelaksanaan PKL.
6. Bapak dan ibu guru yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan.

7. Kedua orang tua, kakak dan adik yang selalu memberikan doa, bantuan, dan
dukuangan.
8. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

Penulis menyadari hasil penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
semua saran dan kritik akan diterima dengan penuh keterbukaan. Akhirnya, penulis berharap
laporan ini dapat bermanfaat.

Ketapang, Maret 2023


Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 2
1.3 Tujuan Praktik.................................................................. 2
1.3.1 Tujuan Umum................................................................ 2
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................... 2
1.4 Manfaat Praktik ............................................................... 3
1.4.1 Manfaat Praktik Bagi Peserta Didik............................3
1.4.2 Manfaat Bagi Sekolah dan Du/Di...............................3

BAB II KERANGKA TEORI


2.1 Pengadilan Agama
2.1.1 Pengertian Pengadilan Agama
2.1.2 Tugas Pokok Pengadilan Agama
2.1.3 Fungsi Pengadilan Agama
2.2. Bagian Bendahara
2.2.1 Pengertian Bendahara
2.2.2 tugas-tugas Bendahara
2.2.3 Fungsi Bendahara

BAB III METODOLOGI PRAKTIK KERJA INDUSTRI


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
3.1.1 Waktu
3.1.2 Tempat
3.2 Fokus Praktik Kerja Lapangan

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN


4.1 Deskripsi Sejarah Perusahaan
4.1.1 Sejarah Pengadilan Agama Kalianda Kelas 1B
4.1.2 Sejarah Bagian Kepegawaian
4.1.3 Sejarah Bagian Kesekretariatan
4.1.4 Sejarah Bagian Juru Sita
4.1.5 Sejarah Bagian Panitera
4.2 Visi Dan Misi Pengadilan Agama Kalianda
4.1 Visi
4.2 Misi
4.3 struktur organisasi
4.3 Deskripsi Praktik Kerja Lapangan
4.3.1 Proses Pelaksanaan
4.3.2 Pengalaman dan Hasil yang diperoleh
4.4 Keterbatasan Dalam Praktik Kerja Lapangan
4.4.1 Faktor Pendukung
4.4.2 Faktor Penghambat
4.4.3 Kesan
4.4.4 Pengembangan dan tindak lanjut
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Siswa
Lampiran 2. Daftar Hadir PKL dan Jurnal Kegiatan PKL
Lampiran 3. Foto Kegiatan
Lampiran 4. Lembar Bimbingan Laporan
Lampiran 5. Foto Kegiatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan jenjang pendidikan yang


mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang
tertentu, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan
dapat mengembangkan diri di Era Globalisasi.

Proses pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis aktivitas

secara interaktif, menyenangkan,menantang, dan memotivasi peserta didik. Selain itu


proses pembelajaran juga memberikan gabungan dari keduanya. Pelaksanaan proses
pembelajaran melibatkan Du/Di melalui model Penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan.
Pembelajaran di dunia kerja Du/Di adalah program PKL yaitu kegiatan pembelajaran
praktik untuk menerapkan, memantapkan, dan meningkatkan kompetensi peserta didik.
Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya
untuknmemperkuat pembelajaran praktik dengan cara pembimbingan.

Program PKL dirancang untuk menyiapkan lulusan yang siap memasuki dunia
kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang kejuruan. Lulusan
pendidikan menengah kejuruan diharapkan menjadi individu yang produktif yang mampu
bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk menghadapi
persaingan kerja.

Proses pembelajaran dalam bentuk praktik kerja lapangan. PKL dilaksanakan


melalui berbagai pola yakni pola harian, mingguan dan bulanan pola harian (120-200
hari), pola mingguan (20-40 minggu), pola bulanan (6-10 bulan).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan Administrasi dan Ketataudahaan pada bagian


kepegawaian di Pengadilan Agama Kalianda Kelas 1B?
2. Apa saja bagian yang ada di Pengadilan Agama Kalianda
3. Apa saja masalah yang dihadapi selama Praktik Kerja Langan (PKL) pada bagian
yang ada di Pengadila Agama Kalianda Kelas 1B, dan bagaimana penanganannya?
1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (SMK)

Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan
diluar proses belajar mengajar disekolah dan dilaksanakan pada dunia usaha industri atau
instansi yang relevan.Penyelenggaraan Praktik Kerja Lapngan (PKL) pada SMK bertujan
sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

1. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mengikuti Ujian Nasional (UN)
2. Memberikan kesempatan pada para peserta didik untuk memperoleh pengalaman kerja
sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu dan relevansi lulusan SMK.
3. Memperluas jaringan kerja sama yang saling menguntungkan antara penyidikan kejuruan
dengan kejuruan dengan instansi/perusahaan.
4. Sebagai upaya mendukung terciptanya program pengembangan SMK berstandar
Nasional Dan Internasional.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mempersiapkan para peserta didik untuk belajar kerja mandiri, bekerja sama dalam
bentuk tim dan mengembangkan potensi dan kreatifitas sesuai dengan minat dan
bakat masing-masing.
2. Memberikan kesempatan pada para peserta didik untuk memperoleh pengalaman
kerja nyata di dunia kerja
3. Agar dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan saling menghargai dalam dunia
kerja
4. Supaya menjadikan para peserta didik yang kreatif, inisiatif, dan inovatif
5. Meningkatkan dengan kedewasaan menanamkan rasa tanggung jawab akan suatu
pekerjaan
6. Menjadi peserta didik yang bermanfaat bagi semua orang serta mempunyai akhlak
dan budi pekerti yang mulai.

1.4Manfaat Praktik Kerja Lapangan

1.4.1 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi peserta Didik:

1. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh disekolah.


2. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa pengalaman kerja
langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja positif yang
berorientasipada peduli mutu proses dan hasil kerja.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi.
4. Memiliki kemapuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipelajari.
5. Peserta didik mampu mengembangkan kemampuannya sesui dengan bimbingan
atau arahan pembimbing di tempat praktik sehingga dapat memberikan kontribusi
pada dunia kerja.

1.4.2 Manfaat Praktik Kerja Lapngan (PKL) Bagi Sekolah dan Du/Di
1. Pihak sekolah dapat mengembangkan program sekola melalui sinkronisasi
kulikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana dan
prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan ditempat PKL.
2. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah
dengan Du/Di.
3. Du/Di akan mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Pengadilan Agama

2.1.1 Pengertian Pengadilan Agama

Pengadilan menurut bahasa adalah dewan atau majelis yang mengadili perkara,
mahkamah, proses mengadili keputusan hakim ketika mengadili perkara (bangunan
tempat mengadili perkara). Sedangkan pengadilan agama merupakan terjemahan
dari Godsdienstige Rechtspraak yang berarti pengadilan agama. Pengadilan Agama
adalah daya upaya untuk mencari keadilan atau penyelesaian perselisihan hukum
yang dilakukan menurut peraturan-peraturan dalam agama. Pengadilan Agama
adalah sebutan (titelateur) resmi bagi salah satu diantara empat lingkungan
peradilan negara atau kekuasaan kehakiman yang sah diindonesia. Pengadilan
Agama salah satu diantara tiga peradilan khusus di Indonesia. Dua peradilan
khusus lainnya adalah Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara.
Dikatakan peradilan khusus karena Pengadilan Agama mengadili perkara-perkara
tertentu atau mengenai golongan rakyat tertentu (yang beragama islam). Dalam hal
ini, Peradilan Agama hanya berwenang dibidang perdata tertentu saja, tidak dalam
bidang pidana dan juga hanya untuk orang-orang beragama Islam di Indonesia. Dan
juga dalam perkara-perkara perdata Islam tertentu saja. Dalam Undang-Undang
Nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama dalam pasal 1 ayat (1) yang
berbunyi : “Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang berama
islam”.

Dapat disimpulkan bahwa Pengadilan Agama adalah salah satu dari


peradilan negara Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, yang
berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu, hanya orang-orang berama
Islam. Pengadilan Agama sebagai pengadilan tingkat pertama ialah pengadilan yang
bertindak menerima, memeriksa, dan memutus setiap permohonan atau gugatan
pada tahap paling awal dan paling bawah. Pengadilan Agama bertindak sebagai
peradilan sehari-hari menampung pada tahap awal dan memutus atau mengadili
pada tahap awal segala perkara yang diajukan masyarakat mencari keadilan. Tidak
boleh mengajukan suatu permohonan atau gugatan langsung ke Pengadilan Tinggi
Agama. Semua jenis perkara terlebih dahulu mesti melalui Pengadilan Agama
dalam kedudukan hierarki sebagai pengadilan tingkat pertama. Terhadap semua
permohonan atau gugat perkara yang diajukan kepadanya dalam kedudukan sebagai
instansi pengadilan tingkat pertama, harus menerima, memeriksa, dan memutusnya,
dilarang menolak atau menerima,memeriksa, dan memutus perkara yang diajukan
kepadanya dengan dalih apapun. Hal ini ditegaskan dalam pasal 56 yang berbunyi :
“Pengdilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan memutus suatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak atau kurang jelas, melainkan wajib
memeriksa dan wajib memutus nya”. Kekuasaan dan Kewenangan mengadili
Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara
ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan,
kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, dan sadaqah berdasarkan hukum islam. Mengenai
perkara perkawinan adalah hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang perkawinan. Untuk Perkara Kewarisan yang menjadi
wewenang Pengadilan Agama adalah mengenai penentuan siapa saja yang dapat
menjadi ahli waris, penentuan harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing
ahli waris, dan pelaksanaan pembagian harta peninggalan tersebut.

2.2.2 Tugas Pokok Pengadilan Agama

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukandalam


pasar 24 ayat (2) bahwa Pengadilan Agama merupakan salah satu lingkungan
peradilanyang berada dibawah Mahkamah agung bersama badan peradilan lainnya
di lingkungan Peradilan, Peradilan Tata Usaha Negara, dan Peradilan Militer,
merupakan salah satu badan paeradilan pelaku kekuasaan kehakiman untuk
menyelenggarakan hukum dan keadilan bagi pencari keadilan perkara tertentu
antara orang-orang yang beragama islam.

Pengadilan Agama Kalianda adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas


menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan kadilan di Wilayah
Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan tugas
pokok menerima,memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara
ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam dibidanf perkawinan,
ekonomi syariah, waris, infaq, wasiat, zakat, shadaqah, dan lain sebagainya.

2.2.3 Fungsi Pengadilan


Pengadilan Agama Pengadilan Agama Kalianda kelas 1B dalam melaksanakan
tugas-tugas pokoknya, mempunyai fungsi sebagai berikut:

Fungsi mengadili (judicial power),Yaitu memeriksa dan mengadili perkara-perkara


yang menjadi kewenangan pengadilan agama di wilayah hukum masing-masing;
(vide pasal 49 Undang-Undang No. 7 tahun 1989 Undang-Undang No. 3 Tahun
2006).

Fungsi Pengawasan, yaitu pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim,


Panitera/Sekretaris,dan seluruh jajarannya, (vide : Pasal 53 ayat (1) Undang -
Undang No. 7 Tahun 1989 jo. Undang - Undang No. 3 Tahun 2006 jo. Pasal 53 ayat
(1) dan (2) Undang - Undang No. 50 Tahun 2009), serta terhadap pelaksanaan
administrasi umum; (vide: Undang Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman). Pengawasan tersebut dilakukan secara berkala oleh Hakim Pengawas
Bidang.

Fungsi Pembinaan, yaitu memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada


jajarannya, baikyang menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi peradilan
maupun administrasi umum. (vide: Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 jo. Pasal 53 ayat (3) Undang
- Undang No. 50 Tahun 2009).

Fungsi Administratif, yaitu memberikan pelayanan administrasi kepaniteraan bagi


perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi, perkara banding, kasasi dan
peninjauan kembali serta.

2.2 Bagian Bendahara

2.2.1 Pengertian Bendahara

 Menurut Undang-undang

Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara/daerah,
menerima, menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang
negara/daerah.

 Menurut KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata bendahara adalah pemegang harta
benda (kekayaan) negara atau raja. Arti lainnya dari bendahara adalah menteri (dalam permainan
catur).
 Menurut PTPK

Bendahara adalah unsur di dalam organisasi yang membantu kepala atau ketua untuk melakukan
pengelolaan keuangan beserta aktivitas terkait keuangan. Tugas pokok bendahara : Menyusun
rencana anggaran. Melaksanakan pengelolaan keuangan dan pengadaan kebutuhan barang
organisasi.

2.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Bendahara

 Tugas pokok bendahara :

1. Menyusun rencana anggaran

2. Melaksanakan pengelolaan keuangan dan pengadaan kebutuhan barang organisasi

3. Memfasilitasi kebutuhan pembiayaan program kerja dan roda organisasi

4. Menyusun laporan dan pembukuan

5. Mengetahui transaksi organisasi

6. Mengatur dan mengelola bukti transaksi

 Mengordinasikan seluruh aktivitas pengolahan keuangan dan kekayaan organisasi dan


mempertanggungjawabkan kepada ketua.

 Melaksanakan pengelolaan keuangan dan pengadaan kebutuhan barang organisasi.

 Mewakili Ketua apabila berhalangan hadir terutama untuk setiap aktivitas di bidang pengelolahan
keuangan organisasi.

 Bersama Ketua dan Sekretaris merupakan Tim Kerja Keuangan (TKK) atau otorisator keuangan
ditubuh pengurus.

 Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi di bidang pengelolahan keuangan


organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi.

 Memimpin rapat-rapat organisasi dibidang pengolahan keuangan organisasi,menghadiri rapat-rapat


Organisasi dan rapat-rapat Lainnya.

 Memfasilitasi kebutuhan pembiayaan program kerja dan roda organisasi.

2.2.3 Fungsi Bendahara

1. Fungsi administrasi: Melaksanakan tata pembukuan penerimaan, pengeluaran dan pembayaran


keuangan organisasi

2. Fungsi pengadaan: Melakukan pengadaan kebutuhan barang organisasi.

3. Fungsi perencanaan: Bendahara juga harus mampu melakukan anggaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan organisasi.

4. Dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada Ketua Umum

5. Melaksanakan tata pembukuan penerimaan, pengeluaran dan pembayaran keuangan organisasi,


meliputi : Kas Jimpitan, iuran infaq rapat dan iuran lainnya.
6. Melakukan pengadaan kebutuhan barang organisasi.

7. Membuat laporan periodik keuangan organisasi.

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua dan berkoordinasi langsung dengan Sekretaris

9. Dalam melaksanakan tugasnya, bertanggungjawab kepada Ketua

BAB III
METODOLOGI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

3.1.1 Waktu
Praktek Kerja Lapangan dimulai dari tanggal 2 Januari 2023 sampai tanggal 30 Maret
2023

3.1.2 Tempat
Tempat Pelaksanaan Kerja Lapangan adalah di kantor Agama Kalianda Jln.Kolonel
Makmum Rasyid, Way Urang, Kalianda, Lampung Selatan, Lampung 35551.

3.2 Fokus Kerja Praktik Lapangan


1. Fokus Praktek Kerja Lapangan pada bagian kepegawaian meliputi mengatur
absen, mengarsip surat, mengetik notulen, menscan dokumen, memfotocoy, dan
menstempel.
2. Fokus Praktek Kerja Lapangan pada bagian PTSP meliputi meregister surat
gugatan, menstempel surat kuasa, mengarsip akta cerai, menulis buku kontrol
perkara mutasi, menginstrumen berkas perkara baru, menulis buku ekspedisi
perkara, mengarsip surat panggilan, pelayan prima, menjahit berkas perkara,
mencatat regrister surat kuasa khusus, mengarsip gugatan perkara.
3. Fokus Praktek Kerja Lapangan pada bagian Kebendaharaan meliputi mengarsip
surat tugas, menstempel surat tugas, melubangi surat tugas dan memfotocopy.
4. Fokus Praktek Kerja Lapangan pada bagian Kesekretariatan meliputi
mengarsip,melubangi kertas,mengeprint,mengisi register surat masuk dan
keluar,dan mengisi lembar disposisi.
5. Fokus Praktek Kerja Lapangan pada bagian Juru Sita meliputi mengisi buku buku
ekspedisi perkara,menstempel reelas panggilan,menghantarkan berkas,mengarsip
surat panggilan,meminta no surat,melubangi kertas,mengisi surat panggilan.
6. Fokus Praktek Kerja Lapangan pada bagian Kepaniteraan meliputi mengisi
register induk perkara gugatan dan permohonan,mengisi register akta cerai,menulis
berkas perkara, menjahit berkas perkara,menginput data perkara,menempelkan
logo pengadilan agama Kalianda

3.3 Kendala Yang Dihadapi


1. Kesulitan berkomunikasi ketika masih pertama kali terjun dalam DU/DI.

2. Kurangnya pengalaman dalam bekerja.

3. Kurangnya pengetahuan dan praktik disekolah,sehingga sulit untuk memahami


pekerjaan yang diberikan.
4. Materi yang dipelajari disekolah tidak sesuai dengan apa yang dipraktikkan
didunia kerja.
5. Pekerjaan terhambat, karena mengerjakan banyak pekerjaan dalam waktu yang
sama.

3.4 Cara Mengatasinya


1. Saya memulai pembicaraan agar saya lebih bisa akrab dengan orang yang berada
dalam DU/DI.
2. Saya mencoba bertanya kepada pembimbing ruangan atau pegawai, mencari ilmu di
internet dan juga sering mempraktikkan ilmu yang saya dapat dari sekolah
3. Saya mencoba pekerjaan yang ada di kantor sambil meminta bantuan pembimbing
ruangan atau pegawai untuk mempraktikkanya.
4. Meminta bantuan kepada sesama teman Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk
membantu mengerjakan pekerjaan yang diberikan.
5. saya ingin mengoperasikan atau mengerjakan sesuatu yang diberikan, saya bertanya
dulu agar tidak terjadi kesalahan.

BAB IV
HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
4.1 Deskripsi Sejarah Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perdilan Agama Kalianda Kelas IB

Bahwa sebelum Pengadilan Agama Kalianda berdiri, masyarakat pencari keadilan


mengajukan perkaranya ke Pengadilan Agama Tanjung Karang, maka sejak diresmikan
Kabupaten Lampung Selatan tanggal 11 Pebruari 1982 oleh Menteri Dalam Negeri dan
berdasarkan surat Keputusan Menteri Agama Nomor : 95 dan 96 Tahun 1982, tanggal 28
Oktober 1982, SK berdasarkan surat Keputusan Menteri Agama Nomor : 95 dan 96 Tahun
1982, tanggal 28 Oktober 1982 tentang Pembentukan Pengadilan Agama Kalianda di
download DISINI.Tentang Pembentukan Beberapa Pengadilan Agama di Indonesia, termasuk
didalamnya Pengadilan Agama Kalianda yang mulai kegiatan operasionalnya pada bulan
Oktober 1983 dengan Kantor menyewa rumah penduduk di daerah perempatan Jalan Kalianda
Bawah. Pengadilan Agama Kalianda mulai melakukan kegiatan dengan jumlah Personil 8
(delapan) orang. Sebagai Ketua ABDULLAH DHIA, S.H. dan HUSNI LUKMAN sebagai
Panitera Kepala, dan 6 (enam) tenaga administrasi serta dibantu oleh 3 (tiga) orang Hakim
Honor.
Pada tahun 1984 Pengadilan Agama Kalianda mendapat tanah berukuran 2.960 M2
dan dibangunlah gedung baru berukuran 150 M2 yang terletak di jalan Indra Bangsawan No.
41 Kalianda dan diresmikan pada tanggal 24 Januari 1984 oleh Ketua Pengadilan Tinggi
Agama Palembang yang dijabat oleh Drs. H. ROIHAN A. RASYID, Bc.Hk. yang
membawahi wilayah Pengadilan Agama se Sumatra Bagian Selatan ( Palembang, Bengkulu
dan Lampung), Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI.Nomor 26 Tahun 1983 yang
disempurnakan dengan Keputusan Menteri Agama RI. Nomor : 42 tahun 1984 Pengadilan
Agama Kalianda dikatagorikan sebagai Pengadilan Agama Kelas II A.
Dikarenakan wilayah hukum Pengadilan Agama Kalianda sangat luas, maka
dipandang perlu melaksanakan sidang keliling untuk beberapa wilayah untuk melayani
masyarakat pencari keadilan secara optimal yang meliputi wilayah Lampung Selatan bagian
Barat ( yang sekarang sebagian besar wilayahnya menjadi bagian wilayah Pengadilan Agama
Tanggamus ). Untuk sidang keliling yang ada di Kecamatan Gedong Tataan menumpang di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Gedong Tataan, sedangkan sidang keliling di daerah
Kecamatan Talang Padang menumpang di balai sidang keliling Pengadilan Negeri Kalianda.
Kemudian pada tahun 1986 mendapat anggaran proyek pembelian tanah seluas 939 M2 dan
dibangunlah Gedung Balai sidang Pengadilan Agama Kalianda yang bertempat di Kecamatan
Gedong Tataan berukuran 70 M2 yang di resmikan pemakaianya oleh ABDULLAH DHIA,
S.H. ( sebagai Ketua Pengadilan Agama Kalianda ) pada tanggal 24 Januari 1986 dan sampai
sekarang gedung balai sidang tersebut masih dipergunakan sidang keliling sekali dalam satu
minggu, namun gedungnya pada saat ini dalam kaeadaan rusak ringan.
Pada tanggal 27 Oktober 1990 dibangun lagi gedung baru berukuran 172,40 meter
persegi yang berdampingan dengan bangunan gedung yang lama dan pada bulan Oktober
1995 dibangun lagi ruang sidang berukuran 39,16 meter persegi yang terletak diantara dua
gedung yang dibangun sebelumnya. Kemudian pada tahun Anggaran 2007 DIPA Pengadilan
Agama Kalianda mendapat belanja modal rehabilitasi Gedung karena tidak ada tempat maka
dibongkarlah gedung/balai sidang yang lama ukuran 172,40 M2 yang dibuat tahun 1990, dan
ditempat tersebut dibangunlah Gedung Kantor baru berlantai 2 (dua) berukuran 540 M2, dan
pada tahun anggaran 2008 DIPA Pengadilan Agama Kalianda mendapat belanja modal
rehabilitasi Gedung tahap kedua, maka dibongkarlah gedung/balai sidang yang lama ukuran
150 M2 yang dibuat tahun l984 ditempat tersebut dibangunlah Gedung Kantor baru berlantai
2 (dua) berukuran 300 M2. Pada tahun anggaran 2009 DIPA Pengadilan Agama Kalianda
mendapat belanja modal untuk membangun sarana pagar disekeliling, Kantor Pos Satpam,
gerbang, dan tugu nama Pengadilan serta jalan masuk kantor, pada tahun 2010 mendapat
belanja modal untuk penimbunan halaman kantor, sehingga halaman kantor yang semula
menghadap jalan Indra Bangsawan No. 41 Kalianda, sekarang menghadap jalan Kolonel
Makmun Rasyid No. 48 Kalianda .
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor :37/KMA/SK/II/2017
tanggal 9 Februari 2017 tentang Kenaikan Kelas Pengadilan Agama seluruh Indonesia yaitu
29 Pengadilan Agama Kelas II menjadi Pengadilan Agama Kelas I B dan 21 Pengadilan
Agama Kelas I B menjadi Pengadilan Agama Kelas I A dan Pengadilan Agama Kalianda
termasuk didalamnya dan pada tahun 2017 juga Pengadilan Agama Kalianda Kelas I B telah
mengikuti program Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI yaitu Sistim Agreditasi
Penjamin Mutu (SAPM) dan mendapatkan hasil yang menggembirakan yaitu Sertifikat A
Excelen.
Demikianlah sejarah singkat tentang Pengadilan Agama Kalianda Kelas I B.

Pengadilan Agama Kalianda mendapat belanja modal untuk

membangun sarana pagar disekeliling. Kantor Pos Satpam,gerbang,

dan tugu nama Pengadilan serta jalan masuk kantor, pada tahun 2010

mendapat belanja modal untuk penimbunan halaman kantor,

sehingga halaman kantor yang semula menghadap jalan Indra

Bangsawan No. 41 Kalianda, sekarang menghadap jalan Kolonel

Makmun Rasyid No. 48 Kalianda. Republik Indonesia

Berdasarkan keputusan Presiden

No:37/KMA/SK/II/2017 tanggal 9 Februari 2017 tentang Kenaikan

Kelas Pengadilan Agama seluruh Indonesia yaitu 29 Pengadilan

Agama Kelas II menjadi Pengadilan Agama Kelas I B dan 21

Pengadilan Agama Kelas I B menjadi Pengadilan Agama Kelas I A

dan Pengadilan Agama Kalianda termasuk didalamnya dan pada

tahun 2017 juga Pengadilan Agama Kalianda Kelas I B telah

mengikuti program Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI

yaitu Sistim Agreditasi Penjamin Mutu (SAPM) dan mendapatkan

hasil yang menggembirakan yaitu Sertifikat A Excelen.

4.1.2 Sejarah Bagian Kepegawaian

Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia menyatakan secara resmi bahwa


segenap pegawai dari bekas pemerintah tentara pendudukan Jepang dengan sendirinya
menjadi pegawai pemerintah Republik Indonesia. Selama revolusi fisik, pemerintah
mengalami kesulitan untuk menata admninistrasi kepegawaian dengan baik, karena lembaga
yang menangani admininstrasi kepegawaian belum terbentuk. Pada awalnya Kantor Urusan
Kepegawaian (KUP) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1948,
berkedudukan di Yogyakarta. KUP diperuntukkan khusus menangani pegawai pemerintah
Republik Indonesia, sedangkan pegawai yang mengabdi pada pemerintah Hindia Belanda
dikelola oleh Djawatan Umum Urusan Pegawai (DUUP)yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 13 Tahun 1948, hanya berselang
beberapa hari setelah lahirnya KUP.

Pada perkembangan selanjutnya, pemerintah memandang perlu untuk memusatkan


urusan kepegawaian di Indonesia yamg sebelumnya telah diselenggarakan oleh KUP di
Yogyakarta dan DUUP di Jakarta. Berdasarkan PP No. 32 Tahuan 1950, kedua lembaga
tersebut dilebur menjadi satu dan diberi nama KUP yang berkedudukan di Jakarta. Pada
dasarnya tugas pokok KUP menurut PP No. 11 Tahun 1948 adalah mengurus kedudukan dan
gaji Pegawai Negeri serta mengatasi supaya peraturan kepegawaian dijalankan dengan tepat.
Meskipun KUP sudah terbentuk, namun belum cukup berfungsi, karena tata usaha
kepegawaian pada waktu itu dapat dikatakan belum teratur, dan tidak dapat dilakukan
pembinaan tata usaha kepegawain dengan baik, hal ini disebabkan oleh komunikasi yang sulit,
kurangnya tenaga ahli kepegawaian, dan sulitnya menyimpan arsip. sehingga fungsi lembaga
ini tidak maksimal dan eksstensinya tidak dirasakan oleh pegawai negeri. Dalam rangka
meningkatkan fimgsi KUP tersebut.mtclalui PP No.32/1972.kelembagaan KUP di ubah
menjadi Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN). BAKN ditetapkan sebagai
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang berkedudukan langsung dan bertanggung jawab
kepada Presiden. Fungsi dan cAsistensi BAKN diatur melalui Keputusan Presiden Nomor 15
Tahun 198S.dan terakhir diatur melalui Keputusan Presiden Nomor 143 Tahun 199S

Untuk meningkatkan manajemen sumber daya manusia aparatur pemerintah dan atau
sumber daya manusia pegawai negeri sipil,melalui Keputusan Presiden Nomor 95 Tahun 1999
tentang Badan Kepegawaian Negara.Presiden mengatur kembali kedudukan. tugas pokok,
fungsi, dan organisai BAKN dengan mengubah nama BAKN menjadi BadanKepegawvaian
Negara ( BKN ). yang diharapkan dapat meningkatkan fungsi dan eksistensinya. Dalam
perkembangannya kemudian. Kepres No.95/1999 dicabut dengan Kepres No.166/2000
dengan beberapa kali perubahan dan terakhir diatur mealaui Keputusan Presiden Nomor 103
Tahun 2001 tentang Kedudukan,Tugas Pokok. Wewenang, Susunan Organisasi,dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Nondepartemen.

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok


Kepegawaian dengan Undang-Undang No.43/1999 mengakibatkan pembentukan Badan
Kepegawain Negara ini akan menjadikan fungsi dan eksistensinya lebih dipertegas. Aturan
hukum yang mendasari terbentuknya Badan Kepegawaian Negara adalah Pasal 34 ayat (1)
Undang - Undang No. 43/1999,bahwa untuk menjamin kelancaran penyelenggaraaan
kebijaksanaan manajemen PNS,dibentuk Badan Kepegawain Negara. Adapun dalam ayat (2)
disebutkan: Badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). menyelenggarakan manajemen
PNS yang mencakup perencanaan. penegembangan kualitas sumber daya PNS dan
administrasi kepegawaian, pengawasan dan pengendalian, penyelenggaman dan informasi
kepegawaian,mendukukung perumusan kebijaksaaan kesejahteraan PNS,serta memberikan
bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani kepegawaian pada instasi
pemerintah pusat dan pemerintah dacrah

Selain itu. untuk kelancaran pelaksanaan administrasi kepegawaian di daerah. dibentuk


Badan Kepegawaian Daerah (BKD) atas dasar ketentuan Pasal 34A ayat (1) UU No.43/1999.
BKD merupakan perangkat daerah otonom yang dibentuk oleh kepala daerah Badan
Kepegawaian Derah mempunyai tugas pokok membantu pejabat pembina kepegawaindaerah
dalam menjalankan manajemen PNS daerah, dan bertanggungjawab kepada kepala daerah
melalui Sekretaris Daerah

Melalui Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan
Badan Kepegawaian Daerah,bagi daerah otonom (provinsi atau kabupatenkota) yang belum
membentuk Badan Kepegawaian Daerah,manajemen/administrasi kepegawaian daerahnya
dilakukan oleh sebuah badan atau unit pengelolaan kepegawaian daerah dengan bantuan
Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara yang bersangkutan.

Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya,Presiden herwenang membentuk Badan


Kepegawaian Negara atas dasar wewenang yang melekat pada kedudukan dan kekuasaan
Presiden sepanjang ia sebagai pemegang dan penyelenggara pemerintah (Pasal 4 ayat (1)
UUD 1945). Demi kelancaran pelaksanaan tugas -tugas pemerintahan, Presiden berwenang
mengadakan dan membentuk satuan-satuan pelaksana pemerintahan diluar departemen

Pemberian otonomi pada daerah bertujuan untuk memungkinkan daerah yang


bersangkutan mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Selain itu pemberian otonomi
daerah juga dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan di daerah dalam rangka pelayanaan terhadap masyarakatnya. Keberhasilan
untuk mencapai tujuan pemberian otonomi tersebut sangat ditentukan olch pelaksana-
pelaksananya berupa pegawa-pegawai yang ada di daerah.

Dalam struktur kepegawaian bagi PNS di Indonesia yang memebedakan anatara PNS
pusat dengan PNS daearah mencerminkan adanya suatu asas dekonsentrasi dan asas
desentralisasi. Dengan menggunakan asas desentralisasi, daerah mempunyai kebebasan atau
kemandirian untuk menentukan kebutuhan dan mengatur administrasi kepegawaian
daerahnya sendiri
Kewenangan tersebut diperoleh melalui ketentuan Pasal 76 UU No. Daerah mempunyai
kewenangan untuk melakukan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan
pensiun,gaji, tunjangan dan kesejahteraan pegawai,serta pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan kebutuhan ndan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah,
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kewenangan tersebut juga bersumber pada

kewenangan delegasi dari Presiden melalui Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000
tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah, dalam Pasal 5 ayat (2), hahwa
pembentukan Badan Kepegawaian Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dan Pasal I
angka 1 yang menyatakan sebagai perangkat daerah tugas Badan Kepegawaian Daerah adalah
melaksanakan administrasi kepegawaian daerah dalam membantu tugas pokok Pejabat
Pembina Kepegawaian Daerah.

Melihat asas dan peraturan di atas, peluang pemerintah pusat untuk ikut campur tangan
mengatur penyelenggaran administrasi kepegawaian daerah sangat kecil. Badan Kepegawaian
Negara sebagai bagian dari lembaga pemerintah tingkat pusat bahkan tidak mempunyai
peluang sama sekali untuk mengatur administrasi pegawaian tingkat daerah. Peluang tidak
langsung terhadap kewenangan Badan Kepegawaian Negara untuk mengatur administrasi
kepegawaian daerah adalah dalam hal menetapkan kebijaksanaan tentang norma, standar, dan
prosedur administrasi kepegawaian secara nasiaonal, itupun hanya dapat dilakukan melalui
koordinasi kerja sama dan keanggotaanya dalam Komisi KepegawaianNegara.

Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah yang menggantikan UU No.22/1999, pengaturan mengenai administrasi kepegawaian
daerah berubah lagi dengan adanya peluang bagi pemerintah pusat untuk mengatur
administrasi kepegawaian daerah. Hal ini seperti diataur dalam Pasal 29 ayat (1) UU
No.32/2004 yang menyatakan bahwa pemerintah melaksanakan pembinaan manajemen PNS
daerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen PNS secara nasional.

Demikian juga dengan pasal-pasal selanjutnya yang mengatur bahwa perpindahan PNS
daerah harus melalui pertimbangan dari Badan Kepegawaian Negara (Pasal 131 ayat (1), (2),
dan (3)), penetapan formasi PNS daerah tiap tahuan anggaran dilaksakan oleh Menteri
PendayagunaanAparatur Negara atau usul Gubernur (Pasal 132),dan pembinaan serta
pengawasan manajemen PNS daerah dikoordinasikan pada tingkat nasional oleh Menteri
Dalam Negeri dan pada tingkat daerah oleh Gubernur (Pasal 135).
Sementara itu dalam Pasal 10 ayat (1) UU No.32/2004 disebutkan bahwa pemerintah
daerah menyelenggarakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan
pemerintah yang oleh undang undang ini di tentukan menjadi urusan pemerintah. Urusan
pemerintah yang menjadi urusan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas
meliputi antara lain politik luar negeri. pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal
nasional, dan agama. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (1) dan (3) di atas berarti urusan
manajemen kepegawaian seharusnya bukan bagian dari urusan pemerintah pusat.

4.1.5 Sejarah Bagian Kepaniteraan

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan


Mahkamah Agung,Kepaniteraan Mahkamah Agung adalah aparatur tata usaha negara yang
dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Ketua Mahkamah Agung. Kepaniteraan Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang
Panitera.Kepaniteraan Mahkamah Agung mempunyai tugas melaksanakan pemberian
dukungan di bidang teknis dan administrasi justisial kepada Majelis Hakim Agung dalam
memeriksa, mengadili dan memutus perkara, serta melaksanakan administrasi penyelesaian
putusan Mahkamah Agung

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,Kepaniteraan


Mahkamah Agung menyelenggarakan fungsi:

a) koordinasi pelaksanaan pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi


justisial,

b) urusan administrasi keuangan perkara di lingkungan Mahkamah Agung;

c) pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi justisial;

d) minutasi perkara;

e) pembinaan lembaga teknis dan evaluasi;

f) administrasi Kepaniteraan

Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004, Susunan Mahkamah Agung

terdiri atus pimpinan, hakim anggota, panitera, dan seorang sekretaris. Panitera sebagai bagian
dari organisasi Mahkamah Agung dibantu oleh Panitera Muda dan beberapa Panitera

Pengganti.

Dalam melaksanakan tugasnya Panitera dibantu oleh sebuah sekretariat Kepaniteraan.


Dalam melaksanakan tugas Panitera, PaniteraMuda,Panitera Pengganti,Sekretaris
Kepaniteraan serta pejabat lainnya berkoordinasi dan saling berkonsultasi, baik di lingkungan
Kepaniteraan Mahkamah Agung maupun dengan instansi lain sesuai dengan tugas masing-
masing.
Panitera Mahkamah Agung diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Ketua
Mahkamah Agung. Panitera Muda dan Panitera Pengganti diangkat dan diberhentikan oleh
Ketua Mahkamah Agung atas usul Panitera Mahkamah Agung. Sekretaris Kepaniteraan
diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Mahkamah Agung atas usul Panitera Mahkamah
Agung. Kepala Bagian dan Kepala Subbagian diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris
Mahkamah Agung atas usul Sekretaris Kepaniteraan.

4.2 Visi dan Misi Pengadilan Agama Kalianda Kelas IB

4.2.1 Visi

1. Terwujudnya Pengadilan Agama Kalianda Yang Agung.

4.2.2 Misi

1. Meningkatkan profesionalisme Aparatur Pengadilan Agama Kalianda.

2. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparan serta
berbasis Teknologi Informasi.
3. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi administrasi pengadilan.

4. Meningkatkan akses masyarakat masyarakat terhadap Pengadilan Agama

Untuk mencapai visi dan misi maka dilaksanakan adalah sebagai berikut :

 Meningkatkan update informasi khsususnya dibidang hukum dan peraturan perundang-undangan


 Meningkatkan efisiensi dan efektifitas informasi hukum.
 Meningkatkan kerjasama kegiatan pendokumentasian produk hukum dalam satu jaringan.
 Pemanfaatan dan pendayagunaan potensi masyarakat sebagai konstributor opini, analisa maupun
informasi edukatif.
 Dengan demikian apabila ke-5 misi tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka bukan suatu hal
yang mustahil visi dimaksud dapat terpenuhi sehingga masyarakat sadar hukum di Indonesia dapat
segera terwujud.

4.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merpakan suatu susunan dan hubungan antara tap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan Struktur pengaadilan agama kalianda di kepalai olch
seorang ketua yang membawahi wakil ketua, wakil ketua tersebut dibantu seorang ketua
panitra/sekertaris yang membawahi wakil sekertaris yang masing-masing mempunyai tugas
dan urusan tertentu. Adapun bentuk struktur organisasi pengadilan agama kalianda lampung
selatan sebagai berikut

STRUKTUR ORGANISASI

PENGADILAN AGAMA KALIANDA KELAS IB


Gambar 1. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kalianda Kelas IB

4.3 Deskripsi Hasil Praktik Kerja Lapangan

43.1 Proses Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Pengadilan Agama Kalianda Kelas IB

 Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di bagian Kepegawaian Pengadilan


Agama kalianda, berikut merupakan kegiatan yang dilaksanakan:

A. Melubangi Surat

Biasanya di kantor pengadilan Agama Kalianda surat-surat yang akan diarsipkan


dilubangi terlebih dahulu dengan menggunakan perforator.

B. Memfotokopi surat

Biasanya di kantor pengadilan agama Kalianda tepatnya pada bagian kepegawaian


bagian memfotokopi yang kerap dilakukan yaitu memfotokopi absensi. surat
keputusan, surat tugas,surat cuti, dan lain sebagainya.

C. Mengatur dan mendata absensi


Biasanya di kantor pengadilan Agama Kalianda terdapat absen datang istirahat dan
pulang para Hakim,pegawai.dan PPNPN setiap hari. Setelah mereka mengisi nama
dantanda tangan mereka, kemudian di data nama-nama yang belum ada pada absensi
tersebut.

D. Mengarsip

Surat yang telah diproses atau sudah diberi tanda perintah oleh pimpinan kemudian di
arsip pada ordner. Sebelum itu, surat harus dilubangi menggunakan perforator terlebih
dahulu. Sistem penyimpanan yang digunakan yaitu sistem nomor.

E. Mengeprint

Biasanya di kantor pengadilan Agama Kalianda,tepatnya pada bagian kepegawaian


bagian mengeprint yang kerap dilakukan yaitu mengeprint absensi hakim. pegawai,dan
PPNPN.

F. Menstempel

Surat/dokumen yang sudah diberi tanda tangan olch pimpinan atau pihak yang
bersangkutan kemudian di cap menggunakan stempel yang bertujuan untuk
mengesahkan dokumen tersebut atau bisa jugn sebagai tanda kesepakatan mengenai
dokumen yang diterbitkan

G. Menscan

Surat /dokumen yang awalnya berupa hard copy atau kertas dipindai menggunakan
scan menjadi bentuk digital yang dapat mempermudah penggunaa dalam menyimpan
berkas.

H. Meminta No.surat

di kantor pengadilan agama Kalianda tepatnya pada bagian kepegawaian sebelum


surat diarsipkan atau diberikan kepada pihak yang bersangkutan, surat diberi nomor
surat terlebih dahulu di ruang umum.

I. Menghantarkan Berkas

Biasanya berkas yang telah di print diantarkan kepada pimpinan atau yang
bersangkutan untuk ditanda tangani atau di paraf agar dapat diketahui bahwa berkas
tersebut sudah di setujui pihak yang bersangkutan.
 Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di bagian Kepaniteraan Pengadilan

Agama Kalianda, berikut merupakan kegiatan yang dilaksanakan:

A. Mengisi register induk perkara gugatan atau permohonan

Memuat seluruh data perkara baik tingkat pertama,tingkat banding, kasasi, peninjauan
kembali, hingga eksekusi. Buku ini berfungsi sebagai buku bantu yang mencatat
perjalanan perkara sehingga memudahkan pencarian data perkara yang
diterima.diputus, dan diselesaikan oleh Pengadilan Agama

B. Melubangi surat

Biasanya di kantor pengadilan agama Kalianda surat-surat yang akan diarsipkan


dilubangi terlebih dahulu dengan menggunakan perforator

C. Mengarsip

Surat yang telah diproses atau sudah diberi tanda perintah oleh pimpinan kemudian di
arsip pada ordner sebelum itu surat harus dilubangi menggunakan perforator terlebih
dahulu. sistem penyimpanan yang digunakan yaitu sistem nomor.

D. Menstempel

Surat atau dokumen yang sudah diberi tanda tangan oleh pimpinan atau pihak yang
bersangkutan kemudian dicap menggunakan Stempel yang sudah bertujuan untuk
mengesahkan dokumen tersebut atau biasa juga sebagai tanda kesepakatan mengenai
dokumen yang diterbitkan.

E. Memfotokopi surat

Biasanya di kantor pengadilan agama Kalianda tempatnya pada bagian kepaniteraan


bagian fotokopi yang kerap dilakukan yaitu memfotokopi surat keputusan,
memfotokopi akta cerai dan lain sebagainya.

F. Menempelkan Logo Pengadilan Agama Kalianda

Logo suatu gambar atau sekadar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti
dari perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga, dan hal lainnya
membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama
sebenarnya.
4.3.2 Pengalaman dan Hasil yang diperoleh Selama PKL

Selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) banyak ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
seperti menambah rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan pegawai. melatih
keterampilan dalam proses kerjaselama praktik Kerja Lapangan (PKL) berlangsung, menambah
wawasan taruna/taruni untuk bekerja、serta membenkan motivasi untuk meraih cita-cita. Berikut
merupakan hasil yang diperoleh selama Praktik Kerja Lapangan di Pengadilan Agama Kalianda
Kelas IB

Bagian Kepegawaian

a) Melubangi kertas, hasil yang diperoleh adalah jika surat atau dokumen sudah dilubangi

maka sudah bisa langsung di arsip/disimpan.

b) Memfotokopi surat, hasil yang diperoleh adalah meringankan dan memperingkas

pekerjaan kantor sehingga dalam bekerja bisa lebih erfisien dan menghemat tenaga.

c) Mengatur dan mendata absen, hasil yang diperoleh adalah supaya absensi pegawai

menjadi terorganisir mencatat surat keluar hasılnya adalah surat keluar dapat dikirimkan
ke tujuan stempel berkas hasilnya yaitu agar berkas bisa langsung diberikan kepada pihak
yang bersangkutan menghancurkan dokumen atau surat hasil yaitu dokumen telah
disampaikan kepada yang berkepentingan.

d) Mengarsip, hasil yang diperoleh adalah jika sewaktu-waktu arsip itu dibutuhkan maka
arsip itu dapat ditemukan dengan mudah

e) Mengeprint, hasil yang diperoleh adalah berkas yang telah diprint dapat diserahkan

kepada pimpinan untuk ditandatangani atau disimpan.

f) Menstempel,hasil yang diperoleh adalah agar berkas bisa langsung diberikan kepada
pihak yang bersangkutan.

g) Menscan, hasil yang diperoleh adalah pengguna dapat memindai berkas penting yang

eksistensinya bisa terancam rusak. Berkas yang awalnya berpa hard copy atau kertas
menjadi bentuk digital yang bertujuan mempermudah pengguna dalam menyimpan
berkas.
h) Meminta no.surat, hasil yang diperoleh adalah surat tersebut dapat disimpan atau
diberikan kepada pihak yang bersangkutan.

i) Menghantarkan Berkas, hasil yang diperoleh adalah berkas telah di antarkan ke pimpinan
atau yang bersangkutan, pekerjaan akan cepat selesai dan berkas tidak menumpuk
dimana-mana.

Bagian Kesekretariatan

a) Melubangi kertas, hasil yang diperoleh adalah jika surat atau dokumen sudah dilubangi
maka sudah bisa langsung di arsip atau disimpan.

b) Mengarsip, hasil yang diperoleh adalah jika sewaktu-waktu arsip itu dapat ditemukan
dengan mudah.

c) Mengantarkan berkas, hasil yang diperoleh adalah berkas yang telah diantarkan kepada
pimpinan yang bersangkutan Untuk ditandatangani atau untuk diberikan paraf agar dapat
diketahui bahwa berkas tersebut sudah ditandatangani.

d) Mengisi lembar disposisi, hasil yang diperoleh adalah dapat mengetahui cara mengisi
lembar eksposisi diawali dengan mengisi indeks dan kode surat selanjutnya mengisi
kolom eksposisi menunjukkan surat tersebut untuk siapa.

e) Mengisi lembar kendali, hasil yang diperoleh adalah dapat mengetahui bagaimana cara
mengindeks dan kode surat.

f) Mencatat surat masuk, hasil diperoleh adalah dapat mengetahui bagaimana cara mengisi
nomor surat tanggal surat nomor surat

g) Mencatat surat keluar,hasil yang diperoleh adalah dapat mengetahui cara mengisi nomor
urut Berdasarkan sistem nomor nomor surat keluar tanggal surat tujuan surat dan perihal.

Bagian Juru Sita

a) Melubangi kertas,hasil yang diperoleh adalah jika surat atau dokumen sudah dilubangi
maka sudah bisa langsung di arsip/disimpan.
b) Mengarsip relaas, hasil yang diperoleh adalah jika sewaktu-waktu arsip itu dibutuhkan
maka arsip itu dapat ditemukan dengan mudah

c) Menstempel relaas, hasil yang diperoleh adalah agar berkas bisa langsung diberikan
kepada pihak yang bersangkutan.

d) Meminta no.surat, hasil yang diperoleh adalah surat tersebut dapat disimpan atau
diberikan kepada pihak yang bersangkutan.

e) Menghantarkan Berkas, hasil yang diperoleh adalah berkas telah di antarkan ke pimpinan
atau yang bersangkutan, pekerjaan akan cepat selesai dan berkas tidak menumpuk
dimana-mana.

f) Mengisi buku ekpedisi perkara, hasil yang diperoleh adalah dapat mengetahui berkas
yang sudah ditetapkan tanggal PHS(penatapan hari sidang).

g) Menulis/mengisi relaas panggilan,hasil yang diperoleh adalah dapat mengetahui


cara mengisi surat panggilan penggugat/tergugat.

Bagian Kepaniteraan

a) Mengarsipkan berkas perkara gugatan atau permohonan ialah menyimpan berkas dengan
aman dalam jangka waktu tertentu yang ditentukan oleh hukum.

b) Menyetempel berkas perkara gugatan atau permohonan ialah agar berkas bisa langsung
diberikan kepada pihak yang bersangkutan.

c) Menjahit berkas perkara gugatan atau permohonan ialah agar berkas tersebut menjadi
rapi dan agar berkas tersebut tidak berantakan.

d) Melubangi berkas perkara gugatan atau permohonan ialah agar berkas tersebut bisa
langsung di arsip.

e) Menghantarkan berkas perkara gugatan atau permohonan ialah agar berkas dapat
ditandatangani oleh ketua Majelis dan anggota nya yang bersangkutan.
f) Menempelkan Logo Pengadilan Agama Kalianda ialah untuk menjadi identitas suatu
perusahaan yang digunakan untuk menandai sebuah dokumen yg sudah selesai dan akan
diarsipkan.
4.4 Keterbatasan Dalam Praktik Kerja Lapangan

4.4.1 Faktor Pendukung

1. Ada bebrapa faktor pendukung yang membantu saya selama melaksanakan kegiatan prakerin
diantaranya:

2. Fasilitas yang Memadai

3. Fasilitas yang terdapat di pengadilan agama kalianda sangat memadai sehingga mempermudah saya
saat mengerjakan tugas-tugas dengan baik.

4. Lingkungan Kerja yang Bersih

5. Lingkungan di pengadilan agama kalianda yang bersih membuat saya merasa nyaman saat
melaksanakan tugas

6. Pelayanan Prima

7. Karyawan Pengadilan agama yang baik dan ramah membuat saya tidak membutuhkan banyak waktu
untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.

4.4.2 Faktor Penghambat

1. Dalam melaksanakan pekerjaan pasti ada berbagai hambatan. Begitu pula saya yang baru mengenal
Dunia Kerja. Saya juga mengalami berbagai hambatan. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya:
2. Pengalaman dalam bekerja Pengalaman merupakan kunci bagi keberhasilan suatu pekerjaan yang
dilakukan, saya belum begitu berpengalaman sehingga pekerjaan yang saya kerjakan terkadang
terhambat.

3. Teori dan praktik tidak sesuai Kurang sesuainya antara teori dan praktik yang diterima di sekolah
dengan pelaksanaan atau praktik pekerjaan yang susungguhnya dilapangan menyebabkan hasil yang
dicapai kurang maksimal dalam pelaksanaan.

4.4.3 Kesan

Selama menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) saya merasa senang karena karyawan disana sangat
ramah dan sabar dalam membimbing. Dalam PKL saya memperoleh ilmu dan pengalaman yang luas
dalam dunia kerja di Pengadilan Agama kalianda serta mendapatkan pengalaman yang dapat
membantu saya dikedepannya untuk lebih meningkatkan potensi dan kemampuan yang dimiliki.

4.4.4 Pengembangan dan tindak lanjut

1. Penulis akan mengembangkan lagi di sekolah sesuai dengan apa yang telah didapatkan di
dunia usaha dan dunia industri.

2. Penulis akan mengembangkan apa yang telah didapatkan di tempat praktik dengan
teman-teman.

3. mengusulkan kepada sekolah agar meningkatkan lagi kemampuan siswa dalam


menghadapi pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL).
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Berikut simpulannya:

 Kegiatan PKL sangat bermanfaat bagi siswa siswi

a) Dalam menambah wawasan serta pengalaman di dunia kerja.

b) Untuk lebih teliti dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan.

c) Untuk memberikan kesempatan belajar secara langsung mengenai kegiatan tata usaha
di kantor.

 PKL merupakan kegiatan praktik di luar jam sekolah yang bekerja sama dengan
masyarakat at instansi,sehingga peserta didik mampu beradaptasi dan bekerja dengan
masyarakat atau instansi yang diluar lingkungan sekolah.

 PKL dapat menunjang siswa untuk menjadi tenaga kerja menengah yang ahli dan
profesional dalam bidangnya masing-masing dan mampu memenuhi pasar nasional atau
bahkan internasional. Dengan begitu siswa siswi dapat mempunyai sikap yang akan
menjadi bekal dasar pengembangan diri secara berkelanjutan dan dapat mengamalkan apa
yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kesimpulan mengenai
tempat PKL adalah:

a) Lembaga ini mempunyai sarana dan prasarana yang baik, dan pelayanan prima yang
sangat memuaskan bagi masyarakat.
b) Dalam ruangan teknisi terda[pat komputer yang telah tersambung dengan fasilitas
internet sehingga dapat membantu pekerjaan para pegawai.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Sekolah

1. Sekolah perlu memberikan penguasaan keterampilan yang relevan dengan kemajuan


teknologi di dunia kerja saat ini dengan demikian para siswa dapat mengaplikasikan ilmu
dan ketrampilan yang diperolehnya

2. Hendaknya guru pembimbing kalau sering memonitoring para siswanya di lingkungan


kering secara langsung maupun tidak langsung sehingga para siswa dapat mengetahui
tentang informasi yang terbaru dari sekolah Jika siswa terganggu oleh sekolah maka
siswa akan terjadi yang tidak baik di kemudian hari

5.2.2 Saran untuk Instansi

Selama penyusun pelaksanaan praktik kerja lapangan PKL di pengadilan agama Kalianda,
penyusun merasa senang karena mendapatkan ilmu dan pengalaman yang luas terutama dalam
kinerja yang belum kamu ketahui sebelumnya aktif kerja lapangan (PKL) merupakan perbedaan
mitosiwa agar belajar repetisi dan contohnya dan agar dapat bekerja dengan Mengapa segala
pengetahuan yang diberikan di sekolah dalam menjalani praktik kerja lapangan( PKL), tidak
mudah seperti apa yang dibayangkan sebelumnya para di tempat praktek kerja lapangan bola
tidak semua materi yang diberikan di sekolah itu masih kegiatan praktek kerja lapangan PKL
dapat membentuk siswa agar dapat bekerja, walaupun kenyataannya masih di bangku sekolah
banyak ilmu baru yang didapat dalam kegiatan Prakerin yang tentu saja dapat dijadikan bahan
dan pengalaman untuk modal bekerja di masa depan, untuk penyesuaian pribadi tentu merasa
puas dan bahagia dan dapat menjadikan praktik kerja ini dengan baik akhirnya kegiatan ini.

Anda mungkin juga menyukai