Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PEMBIBITAN SAPI POTONG LIMOUSIN DI PT EQUALINDO MAKMUR


ALAM SEJAHTERA KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Disusun oleh:

1. Melda Aprilia/NISN 0067521610


2. M. Rafly Juliandra/NISN 0068556868
4. M. Zahri Umar/NISN 0058376649
5. Tia Inka/NISN 0064580714

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 3 TENGGARONG
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
PEMBIBITAN SAPI POTONG LIMUOSIN DI PT EQUALINDO MAKMUR
ALAM SEJAHTERA KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Disusun oleh:

1. Melda Aprilia/NISN 0067521610


2. M. Rafly Juliandra/NISN 0068556868
3. Tia Inka/NISN 0064580714
4. M. Zahri Umar/NISN 0058376649

Kutai Kartanegara, … Juni 2023


Disetujui oleh,
Pembimbing Eksternal, Pembimbing Internal,

drh.Fahmi Hakiki Rahayu Winingsih,S.Tr.Pt.


NIP 19970629 202012 2 010

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 3 Temggarong,

Sudarminta,S.Pd.,M.Pd.
NIP 19640601 198703 1 022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-NYA sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan

judul “Pembibitan Sapi Potong Limousin Di PT Equalindo Makmur Alam

Sejahtera Kec. Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara”. Dalam

penyusunan laporan ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan

berbagai pihak. Maka pada kesemapan ini, penyusun menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Bapak Sudarminta S.Pd., M.Pd., selaku Kepala SMK Negeri 3 Tenggarong,

2. Ibu Lasih, S.Pd., selaku Ketua Program Keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia

3. Ibu Rahayu Winingsih, S.Tr.Pt., selaku Pembimbing Internal

4. drh. Fahmi Hakiki, selaku Pembimbing Eksternal

5. Ibu Vera Rahmayanti, S.Pt., selaku guru mata produktif kelas XI-ATR

Penyusun menyadari banyak kekurangan dari penyusun laporan ini, oleh karna

itu penyusun sangat pengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun berharap laporan ini

nantinya banyak membantu dan berguna bagi penyusun pada khusunya dan semua

pembaca pada umumnya.

Kutai Kartanegara, Juni 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................
Lembar Pengesahan................................................................................................
Kata Penghantar.....................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan PKL.................................................................................
1.3 Manfaat PKL....................................................................................................
1.4 Rumusan Masalah............................................................................................
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN/ DUDI.........................................
2.1 Gambaran Umun Perusahaan...........................................................................
2.2 Visi dan Misi Perusahaan.................................................................................
2.3 Struktur Organisasi PT EQUALINDO MAKMUR ALAM SEJAHTERA dan
pembagian tugasnya...............................................................................................
2.4 Logo Perusahan................................................................................................
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................
3.1 Pengertian Pembibitan......................................................................................
3.2 Pemilihan Bakal Bibit Sapi Potong..................................................................
3.4 Sistem Pemeliharaan........................................................................................
3.5 Konstruksi Kandang ........................................................................................
3.5 Kesehatan.........................................................................................................
BAB VI METODOLOGI.......................................................................................
4.1 Waktu dan Tempat...........................................................................................
4.2 Alat dan Bahan.................................................................................................
4.3 Langkah Kerja..................................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................
5.1 Pemilihan Bibit ................................................................................................
5.2 Sistem Perkawinan/Reproduksi........................................................................
5.3 Manajemen Pemeliharaan Sapi Laktasi...........................................................
5.4 Manajemen Pemeliharaan Sapi Dara...............................................................
5.5 Perkandangan dan Sanitasi Kandang...............................................................
5.5 Kesehatan dan Penyakit Ternak.......................................................................
5.6 Penanganan Limbah.........................................................................................
BAB V PENUTUP.................................................................................................
Kesimpulan ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi dan pasar bebas saat ini menuntut manusia untuk
mengembangkan diri agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi tentu saja membawa efek yang cukup besar bagi bangsa
Indonesia. Hal tersebut dapat di rasakan terutama dalam dunia kerja yang semakin ketat
persaingannya, dimana para pekerja harus menguasai keterampilan bahkan keahlian
tertentu agar dapat dikatakan professional dan berkualitas.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu bentuk implementasi
secara sistematis dan berbanding lurus terhadap program pendidikan di sekolah
menengah kejuruan dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu. Sehingga dengan adanya PKL dapat memberikan kompotensi pada
praktikan untuk dapat lebih mengenal, mengetahui, dan berlatih menganalisis kondisi
lingkungan dunia kerja. Hal ini, sebagai upaya mempersiapkan diri praktikan dalam
memasuki dunia kerja. Untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif teori dan
praktik di lapangan, SMK Negeri 3 Tenggarog Seberang khususnya jurusan
AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA mewajibkan setiap siswa/i untuk menjalani
program
Praktik Kerja Lapangan (PKL). PKL dilaksanakan sesuai kebutuhan program
studi atau konsentrasi setiap siswa/i. Dengan mengikuti program PKL siswa/i dapat
lebih mengenal, mengetahui serta berlatih beradaptasi dan menganalisa kondisi
lingkungan dunia kerja yang ada pada suatu prusahaaan maupun instansi sebagai upayya
untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan PKL


Berdasarkan latar belakang pelaksanaan PKL diatas, maka pelakasanaan
kegiatan PKL dimaksudkan untuk :
1. Melakukan praktik kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikanya;

1
2. Meningkatkan dan memperkokoh ketertarikan dan kesepadanan antara lembaga
pendidikan dan pelatihan kejuruan dengan dunia kerja;
3. Meningkatkan efisiensi penylenggaraan pendidikan dan prlatihan tenaga kerja
berkualitas professional, dengan memanfaatkan sumberdaya pelatihan yang ada di
dunia kerja.
Sedangkan tujuan dari dilakukannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan yaitu:
1. Untuk melakukan pengamatan secara langsung kegiatan lapangan yang berkaitan
dengan teori yang telah dipelajari di SMK;
2. Menambah wawasan dan keterampilan praktik dalam bidang peternakan;
3. Memberi pengalaman kepada praktikan mengenai kultur dunia kerja yang berbeda
dengan dunia SMK, baik cara beradaftasi, manajemen waktu, kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim, serta tekanan kerja yang lebih berat.

1.3 Manfaat PKL


Praktik Kerja Lapangan ini memiliki kegunaan bagi beberapa pihak terkait
diantaranya bagi Praktikan, bagi jurusan agribisnin ternak ruminansia. Diantaranya
yakni:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang dunia kerja yang sebenarnya;
2. Melatih kemampuan kerja dan keterampilan kerja;
3. Meningkatkan rasa percaya diri, tanggung jawab, keberanian, dan kedisiplinan;
4. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dalam menghadapi kendala
kendala di dunia kerja;
5. Melatih membaca situasi kerja di dunia kerja;
6. Belajar berkomunikasi dan bersosialisasi yang baik.
7. Mengetahui manajemen Pembibitan ternak sapi limousin potong yang ada di PT
Equalindo Makmur Alam Sejahtera Kecamatan Tenggarong Seberang kabupaten
Kutai Kartanegara.

1.4 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem pemberian pakan pada ternak
2. Bagaimana sistem perkawinan yang dilaksanakan, apakah dengan alam atau secara

2
IB
3. Bagaimana menejemen pembibitan ternak sapi potong yang dijalankan

3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Lokasi Perusahaan

Gambar 1. Izin lokasi PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera

PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera ( PT EMAS ) yang berlokasi di


Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Lahan yang ada di PT EQUALINDO
ini sebelum menjadi usaha pembibitan yaitu bekas Lahan eks tambang. Oleh pengusaha
Equalindo dimanfaatkan untuk pengembangan usaha peternakan, baik ayam, kambing
dan sapi.Lahan yang di gunakan dalam pengembangan ini cukup luas sekitar 52 hektar
lahan yang mereka miliki untuk pengembangan pembibitan peternakan ini, Jadi lahan
yang digunakan 52 hektar ini hanya untuk pembibitan saja.Selain itu Melihat prospek
usaha peternakan ini sangat menjanjikan,kita juga berharap pengusaha batu bara lainnya
juga mencontoh PT EQUALINDO. Sehingga kebutuhan daging di Kaltim, baik sapi dan
kambing tercukupi. Bahkan, perusahaan ini juga menjadikan pengembangan yang
dilakukan mereka untuk magang para pelajar dan mahasiswa. lokasi ini juga bisa jadi
media edukasi para pelajar dan mahasiswa yang akan melakukan penelitian atau
magang.

4
Gambar 2. Jenis Sapi

Jenis sapi yang ada di PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera adalah sapi
limousin, sapi brangus, sapi simental, dan sapi bali.

Gambar 3. Fasilitas PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


1. Visi
a. Turut berpartisipasi dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi bangsa;
b. Dapat mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan dan tetap
mengedepankan tanggung jawab lingkungan;
c. Dapat memberikan manfaat bagi berbagai pemangku kepentingan

5
2. Misi
a. Memberikan layanan yang melampaui harapan klien kami dengan tepat waktu,
efesien, dan bertanggung jawab tidak hanya bagi manusia tetapi juga terhadap
lingkungan;
b. Menanamkan prinsip pada setiap karyawan mengenai nilai pengerjaan, kerjasama
tim, professional, dan intergrasi;
c. Menciptakan lapangan kerja yang menguntungkan yang mendorong kesejahteraan
ekonomi dimasyrakat.

2.3 Struktur Perusahaan

Gambar 4. Struktur organisasi PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera

2.4 Logo Perusahaan

Gambar 5. Logo PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera

6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Pembibitan


Pembibitan adalah kegiatan budidaya menghasilkan bibit ternak untuk
keperluan sendiri atau diperjual belikan. Bibit merupakan ternak yang memiliki sifat
unggul dan mewariskannya serta memenuhi persyaratan untuk dikembangbiakan.
Pemilihan bibit bakalan sapi potong dilaksanakan melalui pemulian satu galur
atau garis keturunan , baik pejantan maupun induk yang dikawinkan berdasarkan dari
satu galur yang sama. Untuk mendapatkan bibit sapi potong yang berkualitas, perlu
dilakukan pengawasan mutu bibit dengan standar pemilihan dan penilaian sapi potong.
Seleksi atau pemilihan bibit sapi yang akan dipelihara merupakan salah satu faktor
terpenting dan penentu dalam upaya terpenuhinya kebutuhan daging sehingga
diperlukan upaya pengembangan pembibitan sapi potong secara berkelanjutan.

3.2 Pemilihan bakal bibit sapi potong


Usaha Pembibitan sapi merupakan kegiatan usaha dari pengadaan induk sapi,
mengawinkan sapi, hingga sapi tersebut melahirkan anaknya. Sapi yang akan digunakan
sebagai bibit pembesaran sapi potong dapat juga diambil dari jenis sapi perah jantan.
Bibit ternak sendiri sangat penting untuk menunjang sebuah usaha pembibitan sapi
potong. Usaha untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan daging dilakukan dengan
mengembangkan industri peternakan sapi potong, sedangkan untuk menyuplai ternak
sapi bakalan untuk dipotong, penting diperhatikan mengenai usaha pembibitan. Bibit
ternak merupakan sarana untuk mendukung berkembangnya industri peternakan, namun
sampai saat ini kebutuhan bibit ternak baik jumlah maupun mutunya belum sepenuhnya
dapat dipenuhi dari dalam negeri. Usaha penyediaan ternak bibit sangat penting karena
tidak akan ada ternak yang bisa dipotong jika ternak yang ada baru dapat memenuhi
kebutuhan replacement induk.
Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan penerapan manajemen
terpadu usaha peternakan sapi pesisir melalui pemilihan bibit/bakalan unggul, perbaikan
manajemen kandang, manajemen pakan gizi seimbang, perbaikan manajemen
reproduksi, dan pengendalian penyait. Teknologi budi daya untuk meningkatkan

7
produktivitas sapi pesisir mencakup penerapan manajemen usaha ternak terpadu melalui:
1) Pemilihan bibit atau bakalan unggul berdasarkan umur, ciri-ciri fisik, riwayat
keturunan, dan kesehatan. 2) Manajemen perkandangan dengan teknologi kandang
standar. 3) Manajemen pakan melalui introduksi hijauan makanan ternak unggul,
pemanfaatan bahan pakan lokal dan hasil ikutan produk pertanian, sitem integrasi
tanaman-ternak, dan teknologi ransum simbang berbasis external input sustainable
agriculture. 4) Manajemen reproduksi dengan melakukan seleksi terhadap induk dan
pejantan, mencegah terjadinya perkawinan keluarga (inbreeding), dan menerapkan
teknologi IB. 5) Pencegahan dan pengendalian penyakit secara periodik, terutama
penyakit menular, vaksinasi, pemberantasan vektor penyakit, menyiagakan petugas
lapang (tenaga medis veteriner), serta melaporkan kejadian penyakit kepada petugas dan
dinas peternakan setempat.

3.3 Sistem Pemeliharaan


Pemeliharaan sapi di PT Equalindo Farm menggunakan kandang biasa dengan
terdapat palungan untuk tempat pakan, tempat teduh, dan setiap pagi dan sore kandang
akan dibersihkan dan menggunakan sistem kreman. Sebagian peternak memelihara sapi
dalam kandang permanen, namun ada juga yang menggunakan kandang bervariasi
sesuai dengan jumlah sapi yang dipelihara. Peternak pembibitan di PT Equalindo
umumnya menggunakan sistem kreman sehingga induk menjadi cepat gemuk. Namun,
induk yang terlalu gemuk bisa terganggu proses produksinya atau menyebabkan
kemajiran. Setelah melahirkan anak kedua, sapi induk tidak lagi bunting walaupun sudah
dilakukan IB beberapa kali.
Beberapa peternak yang melakukan usaha penggemukan menggunakan
kandang kolektif, cara ini dinilai dapat memberikan keuntungan, antara lain: 1)
mendorong saling tukar informasi antar petani, 2) mempermudah pengawasan terhadap
kesehatan dan perkembangan bobot badan ternak, 3) meningkatkan total skala usaha
pemeliharaan. Pada umumnya sapi-sapi yang dipelihara secara intensif hampir
sepanjang hari berada di dalam kandang. Sapi memperoleh perlakuan yang lebih teratur
atau rutin dalam hal memberikan pakan, membersihkan kandang, memandikan sapi,
menimbang, mengendalikan penyakit dan sebagainya. Pakan sapi yang di pelihara

8
secara intensif pada umumnya terdiri atas pakan hijauan, kosentrat, dan ampas tahu.
Bahan pakan berupa pakan hijauan diberikan sebanyak 10-12% dari bobot badan sapi
tersebut. Pakan hijauan bisa diberikan 2 kali sehari, Pemberian air minum 20-30
liter/ekor/hari. Dalam sistem pemeliharaan di PT Equalindo Farm menggunakan ternak
dengan hasil persilangan limosin dengan Peranakan simental, ataupun IB untuk
mengasilkan ternak dengan produktivitas yang tinggi.
Persilangan dalam cakupan jangka pendek persilangan dapat membawa berkah
dengan kesejahteraan petani sebagai dampak gabungan sifat tetua terhadap
keturunannya. Namun, dengan persilangan, masing masing dapat saling melengkapi satu
sama lain dengan kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya, karena tidak satupun jenis
ternak yang superior dan memiliki karakteristik sifat-sifat produksi yang unggul pada
semua kondisi lingkungan.

3.4 Kostruksi Kandang


Kostruksi kandang sapi sangat berpengaruh terhadap kenyamanan ternak
sehingga harus diperhatikan. Proses usaha sapi potong terdiri dari tujuh hal yang perlu
diperhatikan dalam menjalankan usaha ini. Berikut langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam menjalankan usaha sapi potong: konstruksi dan letak kandang,
ukuran kandang, perlengkapan kandang, pembibitan, pemberian pakan, fasilitas, dan
pemberian vaksin dan obat cacing. Fasilitas yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha
sapi potong terdiri dari fasilitas kantor dan fasilitas produksi. Lokasi kandang sapi
potong yang digunakan peternak di PT Equalindo Farm adalah lahan pasca tambang,.
Bentuk bangunan kandang sudah baik. Dengan menggunakan pembatas balok kayu di
setiap kandang, Sedangkan atap menggunakan genting dan lantai kandang sudah
menggunakan lantai semen, tempat pakan terbuat dari kayu dan minum juga
menggunakan tong plastik biru besar yang di bagi dua. Saluran pembuangan kotoran
sudah tersedia secara baik, responden membuang kotoran sapi dibelakang kandang atau
disamping kandang. Tercium bau yang sangat menyengat pada musim penghujan karena
kotoran yang basah dan terseret aliran air hujan ke sekitar perkandangan. Kandang yang
di gunakan adalah kandang individu secara komunal yang terdiri jenis sapi simental dan
limosin. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa dalam

9
membangun kandang harus memperhatikan konstruksinya. Konstruksi kandang dibuat
harus sesuai dengan kondisi alam agar ternak merasa nyaman. Agar ternak sapi yang
tinggal di dalam kandang merasa nyaman,maka konstruksi kandang harus dibangun
sesuai dengan hukum alam setempat. Kita menyadari bahwa hukum alam tidak bisa
dirubah ,melainkan peternaklah yang harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa konstruksi
kandang bisa terbuat dari kayu (papan),bambu maupun batu bata. Serta ventilasi perlu
diperhatikan agar terjadi pertukaran didalam kandang.Yang terpenting adalah ternak
merasa nyaman dan tidak mengalami stress. Bahan konstruksi kandang adalah kayu
gelondongan/papan yang berasal dari kayu yang kuat . kandang sapi tidak boleh tertutup
rapat, tetapi agak terbuka agar sirkulasi udara didalamnya lancar. Konstruksi kandang
sapi seperti rumah kayu. Atap kandang berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya
miring. Lantai kandang dibuat padat,lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak
miring kearah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang tampak,
termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar lantai kandang tetap kering

3.5 Kesehatan
Kesehatan adalah istilah umum yang menggambarkan keseluruhan
kesejahteraan dan kondisi ternak. Kesehatan sapi potong seringkali menjadi masalah,
biasanya ditentukan oleh pengamatan visual dari Hewan, sering ditambah dengan
berbagai pengukuran klinis (misalnya, suhu rektal atau serum klinis profil) untuk
membantu konfirmasi keadaan penyakit dan diagnose. Manajemen kesehatan yang baik
meliputi kesehatan sapi (program pengobatan dan vaksinasi), kebersihan kandang dan
lingkungan (sanitasi dan desinfeksi) sehingga dapat meminimalisasi agen patogen
(bakteri, virus, jamur, protozoa) yang dapat mengganggu kesehatan sapi. Peternak sudah
melakukan manajemen kesehatan yang baik seperti pengobatan, vaksinasi dan menjaga
kebersihan kandang.
Untuk perawatan sapi potong yaitu dengan memandikan sapi pada pagi hari
dengan menyemprotkan air dengan menggunakan selang atau menyiram air dengan
menggunakan ember dan kemudian digosok dengan menggunakan sapu lidi, hal ini
untuk menghindari terbentuknya kerak pada permukaan kulit maupun di bawah lipatan

10
kulit. Sapi sangat perlu dimandikan pada pagi hari karena biasanya pada malam hari sapi
itu penuh dengan kotoran yang menempel pada tubuhnya. Sapi yang selalu bersih akan
terhindar dari berbagai penyakit dan nafsu makannya meningkat. Sapi yang kulitnya
bersih, air keringatnya akan keluar dengan lancar, pengaturan panas tubuh akan
sempurna, dan parasit kulit yang menyebabkan penyakit pada kulit tidak mudah
menginfeksi.
Diketahui bahwa penanganan kesehatan dan pengobatan terhadap ternak yang
sakit pada umumnya mendapatkan perhatian yang baik. Peternak mengandalkan
mendatangkan mantri hewan untuk melakukan pengobatan dan pemberian vaksinasi.
Pemberian vaksinasi secara berkala penting dilakukan, pemberian vaksinasi sebaiknya
dilakukan setiap 2–3 bulan sekali yang berguna sebagai pencegahan terhadap penyakit
menular.
Peternak juga perlu memperhatikan Parasit pada tubuh ternak seperti
Ektoparasit merupakan parasit yang menempel pada hewan ternak. Bisa mulai dari
serangga. Ektoparasit bisa mengganggu hewan ternak dan bisa menyebabkan
menurunnya nafsu makan untuk hewan ternak.

11
BAB IV
METODOLOGI

4.1 Waktu dan Tempat


Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT Equalindo Makmur Alam
Sejahtera Desa Embalut Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai
Kartanegara. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada semester 4 (Kelas XI semester
genap) selama 3 bulan.

4.2 Alat dan Bahan


1. Ternak sapi 12. Selang
2. Kandang 13. Sapu
3. Pakan hijauan 14. Sekop
4. Pakan konsentrat 15. Garpu
5. Alat pendorong kotoran 16. Alat transportasi
6. Bak pakan (motor,grandong,truck,pick up)
7. Bak minum 17. Alat kesehatan
8. Artco/kereta dorong 18. Sikat
9. Arit/sabit 19. Penyemprot disinfektan
10. Chopper 20. Gerobak
11. Tandon 21. Mesin pompa air
4.3 Langkah kerja

4.3 Langkah kerja


1. Menyiapkan perlengkapan kandang dan peralatan kandang
2. Membersihkan kandang dan palungan pakan
3. Mengambil konsentrat di gudang pakan dan mengambil hijauan di chopperan
4. Melakukan pemberian pakan dan minum
5. Sanitasi/pencegahan penyakit

12
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pemilihan bibit


1. Pejantan dan ciri-ciri spesifikasi

Jenis sapi yang digunakan dalam usaha pembibitan pada PT Equalindo adalah
jenis sapi potong terutama sapi Limousin, Simental, dan Brangus. Sapi brangus yang
dikembangkan di PT Equalindo merupakan persilangan jenis sapi Brahman dengan jenis
sapi angus yang direproduksi secara Inseminasi Buatan (IB). Hal tersebut dilakukan
karena perkawinan sesama sapi Brangus untuk menghasilkan pedet tergolong sulit.
Ciri-ciri sapi Brahman adalah warnanya bervariasi mulai dari abu-abu muda,
belang-belang pada bagian punuk. Sapi Brahman memiliki punk dibelakang kepala.
Kelebihan sapi Brahman adalah memiliki ketahanan terhadap kondisi tatalaksana
lingkungan yang minimal yaitu: toleransi terhadap suhu lingkungan yang tinggi,
memiliki kemampuan untuk mengasuh anak dan memiliki daya tahan terhadap penyakit
dan parasit. Kelemahan dari sapi Brahman adalah memiliki toleransi yang rendah
terhadap suhu udara yang rendah dan memiliki fertilitas yang rendah (Blakely dan Bade,
1991).
Sapi Angus memiliki ciri-ciri antara lain berwarna hitam, tidak bertanduk,
mempunyai bulu yang halus dan ukuran badannya relatif kecil. Kelebihan dari sapi
Angus adalah mempunyai ketahanan terhadap hawa dingin, mempunyai kemampuan
memelihara anak dan menyusui yang baik, tidak mengalami kesulitan pada waktu
melahirkan, memiliki fertilitas yang tinggi, memiliki kualitas karkas yang baik dengan
tulang yang kecil. Kekurangan dari sapi Angus adalah ukuran badannya yang kecil, dan
pada padang pengembalaan jantan tidak suka membuntuti betina (Blakely dan Bade
1991).
Komposisi darah dari sapi Brangus, yang merupakan persilangan antara sapi
Brahman dengan Sapi Angus datah 3/8 baghat darah Brahman dan 5/8 bagian darah
Angus. Ciri-ciri sapi Brangus adalah memiliki warna bulu yang hitam, memiliki punuk
dan tidak bertanduk. Kelebihan dari sapi brangus adalah memiliki konformasi yang
bagus, pertumbuhan yang cepat, memiliki daya tahan terhadap panas, memiliki daya

13
than terhadap parasit serta memiliki kemampuan untuk mengasuh anak yang baik,
Kelemahan sapi Brangus adalah keadaan didaerah paha belakang kurang tebal (Blakely
dan Bade, 1991).

2. Pemilihan Indukan

Pemilihan sapi indultan pada PT Equalindo mengikuti beberapakriteria


pemilian yang harus dipenuhi diantaranya :
Bangsa sapi adalah bangsa sapi limousine, simental, dan brangus
a. Memiliki tubuh proposional
b. Umur minimal 2 tahun atau keadaan sapi siap beranak
c. Sapi tidak banyak bergerak
d. Sapi sehat kondisi badanya tidak terlalu kurus
e. Nafsu makan tinggi
PT Equalindo hanya menerima sapi indukan dan melakukan tugas untuk
memelihara indukan tersebut dan melaksanakan manajemen reproduksi sehingga induk
tersebut dapat bunting dan dapat menghasilkan anak.

5.2 Sistem Perkawinan / Reproduksi

Usaha pembibitan yang dilakukan di PT Equalindo ditujukan untuk


mendapatkan produk utama berupa bibit atau bakalan yang berkualitas unggul. Untuk itu
diperlukan adanya perkawinan yang dilakukan dengan baik, di PT Equalindo
menggunakan perkawianan dengan Inseminasi Buatan (IB). Pelaksanaan perkawinan
atau IB di PT Equalindo Ternak dilakukan oleh staf PT Equalindo. Adapun manajemen
reproduksi yang dilakukan di PT Equalindo sebagai berikut :

1. Deteksi Birahi

Birahi pertama terjadi sat ternak mengalami dewasa kelamin. Dewasa kelamin
atau pubertas adalah periode dalam kehidupan makhluk hidup jantan atau betina dimana
proses-proses reproduksi mulai terjadi, yang ditandai oleh kemampuan untuk petard
Katinya mehtieduksi benih (Partodihario, 1980%. Biasanya dewasa kelamin tejadi lebih

14
dahulu Sebelum dewasa tubuh. Sapi yang telah mencapai pubertas siap untuk
dikawinkan. Umumnya perkawinan baru dapat dilakukan pada umur 18-20 bulan, hal in
dilakukan karena sapi sudah mencapai dewasa tubuh dan dewasa kelamin.
Periode siklus birahi bervariasi antara berbagai jenis hewan, sedangkan sapi
antara 18-24 hari. Hewan yang tidak dalam masa birahi akan menolak untuk dikawin.
Bila dalam masa birahi sapi tidak dikawinkan maka dalam usaha pembibitan akan
mengalami kerugian, karena harus menunggu untuk birahi 18-24 hari berikutnya dan
menambah biaya pemeliharaan. Oleh karena itu recording atau pencatatan sangat
diperlukan dalam usaha pembibitan. Langkah mengetahui tanda-tanda sapi birahi
mengunakan metode 3A, yaitu Abang, Abuh dan Anget pada bagian vulva. Menurut
partodiharjo (1980), tanda-tanda birahi pada sapi betina antara lain :
a. Keluar lender jernih
b. Gelisah atau tidak tenang
c. Mencoba menaiki sapi lain
d. 3A yaitu abang, abuh dan anget
Parameter yang digunakan dalam pendeteksian birahi adalah dengan melihat
keluarnya cairan jernih dari vulva sapi. Bila sudah nampak tanda-tanda birahi pada sapi
maka anak kandang akan menghubungi pada staf yang tidak lain Inseminator untuk
selanjutnya akan dilakukan IB.

2. Perkawinan

Perkawinan yang dilakukan adalah dengan perkawinan Inseminasi Buatan (IB).


Pelaksanaan IB memerlukan beberapa peralatan diantaranya :
a. Container untuk menyimpan straw
b. Straw yang berisi semen beku dari bangsa sapi tertentu
c. Pipet inseminasi untuk menembakan atau melepaskan semen beku dari straw
d. Plastic seat di gunakan untuk menutup pipet inseminasi
e. Plastic meaten di gunakan untuk melindungi tangan dari kotoran sekaligus
mencegah kontak langsung kulit tangan dengan organ reproduksi sapi
f. Gunting
g. Penjepit untuk mengambil straw

15
Tabel 1. Waktu Optimun Untuk Inseminasi
Pertama kali terliat estrus Harus di inseminas pada terlambat
pagi Sore hari yang sama Hari berikutnya
sore Hari beriutnya (pagi) Seudah jam 15.00 besoknya
Sumber : Toelihere (1981)
Straw yang digunakan pada PT Equalindo berasal dari BIB Lembang
Bandung, BIB Ungaran dan BIB Singosari. Kebanyakan straw yang dipakai di PT
Equalindo adalah dari BIB Lembang Bandung, karena memiliki struktur yang kental dan
memiliki kualitas yang baik dibandingkan dari BIB lain. Straw yang digunakan berasal
dari bangsa sapi Angus, Limosin dan Simental dengan dosis straw 0,25 cc. Setiap straw
memiliki warna yang berbeda-beda tergantung dari jenis bangsa sapi. Straw warna biru
untuk sapi bangsa Brahman, hijau untuk sapi bangsa Brangus, oranye untuk sapi bangsa
Angus, merah untuk sapi bangsa Limosin, putih untuk sapi bangsa Simental dan biru
muda untuk sapi bangsa PO. Pelaksanaan IB di PT Equalindo adalah 9 jam dan 6 jam
setelah birahi berakhir. Setiap hari sapi dikontrol untuk mengetahui sapi yang
mengalami birahi. Untuk mengetahui gejala birahi, PT Equalindo menggunakan
parameter yaitu dengan melihat keluarnya cairan bening dari vulva.

3. Kebuntingan

Kebuntingan merupakan hasil dari perkawinan yang berhasil. Ole karena itu
perlu dilaksanakan pemeriksaan kebuntingan. Pemeriksaan kebuntingan dilakukan 60-90
hari setelah, tidak terjadi birahi kembali. Tanda-tanda kebuntingan yang nampak pada
sapi adalah membesarnya perut bagian kanan. Hal ini disebabkan kerja°ovarium kanan
lebih aktif dan besar dibandingkan dengan kiri. Tanda-tanda Tainnya adalah terjadi
pembengkakan pada ambing, pantat nampak membesar, dan vulva mula membenekak.
Pemeriksaan kebuntingan di PT Equalindo dilakukan 3 bulan sekali.
Pemeriksaan kebuntingan dengah alpasi rektal. Saat pemeriksaan kebuntingan recording
perlu dilaksanakan untuk menghindari inseminasi ulang pada sapi yang telah bunting.
Sapi yang bunting umur 6 bulan lebih akan dipindahkan pada kandang yang lebih luas.
Hal ini selain bertujuan untuk exercise juga untuk memudahkan dalam penanganan dan
pengawasan.

16
5.3 Manajemen Pemeliharaan Sapi Bunting

Sapi dinyatakan bunting setelah dilakukan pemeriksaan kebuntingan apabila


dalam 60-90 hari setelah IB sapi tersebut tidak tejadi birahi kembali (return heat) maka
sapi tersebut akan masuk program pemeliharan sapi bunting. Pemeliharaan sapi bunting
di PT Equalindo terdapat 2 kelompok yaitu sapi bunting muda antara (3-6 bulan) dan
sapi yang masuk dalam kebutingan tua antara (6-9 bulan). Sapi yang bunting tua akan
dipindahkan ke kandang tersendiri agar lebih memudahkan dalam pengawasan.
Hal-hal yang di lakukan dalam pemeliharaan sapi bunting antara lain :

1. Pemberian sisa pakan dan air minum

Pemberian sisa pakan dan sisa air minum pada sapi bunting di lakukan 1 kali
sehari yaitu pada pagi hari mulai pukul 07:30 WITA.

2. Pemberian pakan pada sapi bunting

Tabel 2. Pemberian Pakan Pada Sapi Bunting


Jenis Pakan Pemberian
Sapi bunting (3-6 bulan) Konsentrat 4 kg/ekor/hari
Hijauan segar 6 kg/ekor/hari
Konsentrat 5 kg/ekor/hari
Sapi bunting (6-9 bulan)
Hijauan segar 6 kg/ekor/hari
Sumber : PT Equalindo

Dasar pemberian pakan pada sapi bunting di PT Equalindo adalah untuk


memenuhi kebutuhan hidup pokok induk sapi memenuhi nutrien embrio sapi. Pakan
yang diberikan adalah konsentrat, hijauan dan jerami. Konsentrat diberikan sebanyak 4
kg/ekor/hari untuk sapi bunting muda yang diberikan dalam bentuk kering dan untuk
sapi yang bunting tua pemberian konsentrat sebanyak 5 kg/ekor/hari diberikan dalam
bentuk kering. Untuk hijauan segar diberikan sama untuk setiap ternak 6 kg/ekor/hari.
Konsentrat dan hijauan segar diberikan sehari satu kali yaitu pada pagi hari.
Perbedaan jumlah pakan yang diberikan antara sapi bunting muda dengan sapi
bunting tua bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi bagi induk dan foetus. Saat

17
memasuki umur kebuntingan tua (6-9 bulan) induk dipindahkan kekandang yang lebih
luas dan tali kekangnya juga dikendurkan agar bergerak lebih leluasa dan bertujuan
untuk exercise.

3. Pemberian Air Minum

Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum yaitu dengan cara mengisi
bak air minum dengan memutar kran sehingga dengan sendirinya air mengalir
memenuhi bak tersebut. Pemberian air minum dilakukan satu hari sekali yaitu pada pagi
hari mulai pukul 07.30 WIB atau setelah pembersihan tempat pakan dan minum.

5.4 Manajemen Pemeliharaan Sapi Pedet

Tujuan usaha pemeliharaan sapi potong di PT Equalindo adalah menghasilkan


produk yang berupa anakan atau Pedet. Pedet ini didanat dart hasil perkawinan indukan
vang dilakukan dengan IB dengan menggunakan sperma dari pejantan unggul murni.
Pedet-pedet inilah yang nantinya dijual sebagai bakalan atau bibit. Sapi bibit merupakan
sapi yang dipelihara dengan tujuan agar memperoleh anakan, sedangkan bakalan
dipelihara sebagai ternak potong penghasil daging.
Perawatan pedet setelah pedet dilahirkan yaitu dengan membersihkan sisa-sisa
lendir yang terdapat dibagian mulut, hidung dan tubuh pedet dengan kain dan air hangat.
Selanjutnya tali pusar pedet dipotong sekitar 2,5 cm dan bekas potongan diberikan
antibiotik agar tidak terjadi infeksi atau radang pusar yang dapat menyebabkan penyakit
bahkan sampai kematian pedet. Berat badan pedet lahir untuk pedet jantan kurang lebih
antara 20-25 kg sedangkan untuk pedet betina kurang lebih 15-20 Kg. Pemeliharaan
pedet tidak dipisah dengan indukan dikandang laktasi dan bebas berkeliaran dis dalam
dan diluar kandang. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan pedet irdake terhambat. Pedel
disapih mulai untur 4 bulan dan setelah itu dipisah dari induknya dan dilakukan
pengeluhan. Pengeluhan biasanya dilakukan pada umur 126 bulan. Hal ini dilakukan
karena pada umur tersebut pedet mash jinak dan selaput hidungnya mash muda afau
lunak sehingga mudah dilakukan pengeluhan. Pada saat pengeluhan, hidung pedet akan
mengalami pendarahan maka perk dilakukan pemberian antibiotik untuk mencegah
terjadinya infeksi.

18
Adapun kegiatan pemeliharaan sapi pedet yang dilakukan di PT Equalindo,
antara lain :
1. Pemberian lantai kandang, sisa pakan dan air minum

Pembersihan lantai kandang, sisa pakan dan air minum pada pedet dilakukan
sehari satu kali yaitu pada pukul 07.30 WIB.

2. Pemberian Pakan

Dasar dari pemberian pakan untuk pedet di PT Equalindo adalah untuk


kebutuhan nutrien pedet guna memenuhi kebutuhan pokok dan pertumbuhannya. Jika
diharapkan pedet yang sehat dan baik, cepat tumbuh dan bisa memberikan hasil akhir
yang baik, maka pada bulan-bulan pertama awal hidupnya pedet harus diberi pakan awal
yang memenuhi syarat. Pada periode awal pertumbuhan terutama sampai dengan umur
6-8 bulan, tubuhnya cenderung menumbuhkan tulang untuk membentuk kerangka yang
kuat dalam penimbunan daging.

Tabel 3. Pemberian Pakan Pada Sapi Pedet


Jenis Pakan Pemberian
Sapi pedet Konsentrat 4 kg/ekor/hari
Hijauan segar 6 kg/ekor/hari
Sumber : PT Equalindo

Pedet sesaat setelah lahir akan menyusu kepada induknya, hal ini dilakukan
untuk mendapatkan kolostrom. Kolostrom merupakan susu yang dihasilkan selama
sekitar 5-7 hari oleh sapi betina setelah melahirkan. Kolostrum sangat penting diberikan
karena mengandung antibodi yang berguna bagi tubuh pedet untuk ketahanan tubuh.
Kolostrum juga mengandung bahan pencuci atau pembersih perut (laxantia) (Sudarmono
dan Sugeng, 2008).
Tujuan dari pemberian pakan jerami untuk pedet secara adlibitum atau selalu
tersedia agar pakan yang diberikan dapat dicerna didalam rumen dengan bantuan
mikroba rumen, sehingga dapat membantu merangsang perkembangan rumen agar dapat
segera berfungsi. Sedangkan untuk pemberian pakan konsentrat sejak dini dilakukan
agar setelah lepas sapih pedet dapat cepat beradaptasi dengan pakan barunya. Pemberian

19
pakan konsentrat dilakukan satu kali sehari yaitu pada pukul 08.30 WIB, sedangkan
pakan hijauan diberikan pada pukul 09.30 Wib dan jerami diberikan secara adlibitum
setelah pakan hijauan habis.

3. Pemberian Air Minum

Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum yaitu dengan cara mengisi
bak air minum dengan memutar kran sehingga dengan sendirinya air mengalir
memenuhi bak tersebut. Pemberian air minum dilakukan satu hari sekali yaitu pada pagi
hari setelah pembersihan tempat pakan dan minum.

5.5 Manajemen Pemeliharaan Sapi Laktasi


Sapi bunting setelah melahirkan akan menghasilkan susu untuk anaknya. Pedet
setelah lahir tidak dipisah dari induknya, tujuannya untuk mendapatkan kolostrum dan
selanjutnya masih mendapat susu dari induknya sampai lepas sapih. Kegiatan yang
dilakukan dalam pemeliharaan induk laktasi yaitu :
1. Pembersihan sisa pakan dan minum

Pembersihan sisa pakan dan minum dilakukan satu hari sekali yaitu pada pukul
07.30 WIB.
2. Pemberian pakan

Tabel 4. Pemberian Pakan Sapi Laktasi


Jenis Pakan Pemberian
Sapi Laktasi Konsentrat 5 kg/ekor/hari
Hijauan Segar 6 kg/ekor/hari
Sumber : PT Equalindo

Dasar dari pemberian pakan untuk sapi laktasi di PT Equalindo adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidup pokok induk dan produksi susu untuk pedet. Pakan yang
diberikan untuk sapi laktasi adalah konsentrat, hijauan segar dan jerami. Konsentrat
diberikan satu kali sehari yaitu pada pagi hari. Jumlah dan cara pemberian konsentrat
sama dengan yang diberikan untuk sapi bunting tua yaitu sebanyak 5 kg/ekor/hari.
Hijauan segar juga diberikan satu kali sehari sebanyak 6 kg/ekor/hari.

20
3. Pemberian air minum

Pemberian air minum secara adlibitum pada pagi hari setelah pembersihan
tempat pakan dan tempat minum.

4. Penyapihan Pedet

Penyapihan pedet dilakukan setelah pedet berumur 4 bulan. Pedet yang telah
disapih ditempatkan dikandang khusus pedet dan pada saat berumur 4-6 bulan akan
dilakukan pengeluhan pada pedet.

5.6 Manajemen Pemeliharaan Sapi Dara

Sapi dara yang sudah mengalami birahi harus segera di Inseminasi Buatan.
Sekitar kurang lebih 60-90 hari atau 3 bulan setelah di IB diadakan pemeriksaan
kebuntingan dengan palpasi rektal untuk mengetahui keberadaan foetus. Pada saat
pemeliharaan, sapi-sapi tersebut juga dilakukan pengamatan bila terjadi birahi kembali
(return heat). Apabila sapi-sapi tersebut mengalami return heat berarti tidak terjadi
kebuntingan dan dapat dilakukan IB kembali. Adapun kegiatan magang dalam
pemeliharaan sapi dara yaitu :
1. Pembersihan sisa pakan dan air minum

Pembersihan pakan dan minum dilakukan satu kali sehari yaitu mulai pukul
07.30 WIB sampai selesai.
2. Pemberian Pakan

Dasar pemberian pakan untuk sapi dara di PT Equalindo adalah untuk


memenuhi pokok dan pertumbuhan.
Tabel 5. Pemberian pakan sapi dara
Jenis Pakan Pemberian
Sapi Dara Konsentrat 4 kg/ekor/hari
Hijauan segar 6 kg/ekor/hari
Sumber : PT Equalindo

Pemberian pakan pada sapi dara dengan menggunakan konsentrat, hijauan


segar dan jerami. Konsentrat diberikan satu kali sehari pada pagi hari sebanyak 4

21
kg/ekor/hari. Pemberian hijauan dilakukan setelah pemberian konsentrat habis,
pemberian hijauan diberikan sebanyak 6 kg/ekor/hari. Sedangkan pemberian jerami
diberikan secara adlibitum yaitu pada siang dan sore hari.

3. Pemberian air minum

Pemberian air minum pada sapi dara diberikan secara adlibitum yaitu dengan
cara pengisian bak air munum dengan memutar kran sehingga dengan sendirinya air
dapat memenuhi bak tersebut.

4. Pakan

Pakan merupakan kebutuhan yang penting yang harus selalu diperhatikan


dalam setiap usaha peternakan. Setiap hewan ternak membutuhkan unsur-unsur pakan
yang memenuhi syarat yang meliputi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan
air. Unsur tersebut didalam tubuh sapi berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup
pokok, memelihara fungsi jaringan tubuh dan menghasilkan energi sehingga sapi
mampu menghasilkan metabolisme yang baik.
Pakan yang digunakan pada pembibitan sapi potong di PT Equalindo terdiri
dari hijauan dan konsentrat yaitu :
a. Pakan Hijauan
Pakan hijauan ialah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun
tumbuhan berupa daun-daunan (leguminosa). Pakan hijauan yang digunakan di PT
Equalindo adalah hijauan segar berupa rumput gajah. Rumput gajah diambil dari kebun
sendiri dengan luas ± 3 ha. Rumput gajah diberikan setiap satu hari sekali pada pukul
10.30 WIB atau setelah pemberian konsentrat habis. Pemberian hijauan segar sebanyak
± 6 kg untuk masing-masing sapi tergantung umur sapi dan harus mencukupi semua
ternak sapi sebanyak 154 ekor.
b. Pakan Penguat (Konsentrat)
Pakan penguat adalah pakan yang bernutrisi tinggi dengan serat kasar yang
relatif rendah. Bahan pakan penguat ini meliputi bahan makanan yang berasal dari biji-
bijian dan hasil ikutan pertanian atau pabrik seperti jagung giling, bungkil wijen, dedak,
tetes dan onggok. Fungsi pakan penguat (Konsentrat) ini adalah untuk meningkatkan

22
dan memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah. Pemberian
konsentrat dilakukan 1 kali sehari yaitu pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB. Jumlah
pemberian konsentrat yang diberikan yaitu kurang lebih 4-5 kg per ekor per hari,
tergantung umur sapi.
Konsentrat yang diberikan pada PT Equalindo pada awal pelaksanaan magang
terdiri dari 2 campuran bahan pakan yaitu kulit kacang dan onggok. Akan tetapi
campuran tersebut akan berubah-ubah tergantung dari persediaan bahan pakan yang ada.
Hal ini dikarenakan kurangnya persediaan bahan pakan yang lain untuk campuran. PT
Equalindo memiliki pabrik pakan mini. Pabrik tersebut digunakan untuk membuat pakan
konsentrat, pakan konsentrat tersebut dijual dan diberi label “Matery Feed”. Pakan
tersebut dijual dengan harga Rp 800 per kilogram. Bahan pakan yang digunakan untuk
membuat Matery Feed terdiri dari bekatul, wheat brand, CGM, bungkil kelapa, bungkil
kelapa sawit, onggok dan tetes tebu.

5.7 Perkandangan dan sanitasi kandang


Tujuan pembuatan kandang adalah diupayakan pertama-tama untuk melindungi
sapi terhadap gangguan luar yang merugikan baik terhadap sengatan terik matahari,
kedinginan, kehujanan dan tiupan angin yang kencang (Soedarmono dan Sugeng, 2008).
PT Equalindo mempunyai 3 kandang sapi masing-masing berukuran 8 x 24 meter. Tipe
ketiga kandang adalah head to head yang dibatasi oleh gang way yang berguna untuk
memudahkan dalam pemberian pakan dan minum serta pembersihan pakan dan minum.
Kandang tidak disekat sehingga antara sapi yang satu dengan yang lain saling
bersingungan yang dapat menyebabkan terjadinya perebutan pakan. Lantai kandang dari
semen dan memiliki kemiringan sekitar 30 sehingga air kencing sapi dapat mengalir
menuju saluran penampungan. Atap kandang terbuat dari galvalum sehingga atap
kandang tidak terlalu panas namun memiliki konstruksi yang kuat.
Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum membujur
kearah utara selatan yang terbuat dari semen. Hal ini menimbulkan beberapa kendala
pada tempat minum diantaranya :
1. Air yang mengalir pada waktu pengisian air minum lambat dan lama karena hanya
melalui kran yang kecil.

23
2. Pembersihan tempat air minum melewati tempat pakan sehingga apabila saluran
pembuangan air minum tersumbat oleh pakan dapat mengakibatkan tumpahnya air
pada tempat pakan dan pakan akan menjadi basah.
3. Posisi tempat air minum pedet terlalu tinggi karena belum adanya kandang khusus
pedet sehingga tempat minum pedet sama dengan induknya.
Sanitasi kandang dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari dengan
membersihkan kotoran feses, air kencing dan sisa pakan yang tercecer. Pembersihan
didahului dengan pengambilan feses dan sisa pakan (jerami) yang tercecer kemudian
diangkut ke penampungan akhir. Kemudian lantai disiram dengan air sehingga air
kencing maupun sisa kotoran yang kecil-kecil langsung dialirkan menuju padang
rumput. Peralatan yang digunakan dalam sanitasi kandang yaitu : sekop, selang air, sapu,
garuk dan gerobak dorong.

5.8 Kesehatan dan Penyakit Ternak

Pengendalian penyakit merupakan hal yang sangat penting dilakukan disetiap


perusahaan peternakan. Penyakit merupakan ancaman yang perlu diwaspadai oleh setiap
peternak, walaupun penyakit tidak secara langsung mematikan ternak namun dapat
menimbulkan masalah kesehatan berkepanjangan bila tidak segera ditangani. Penyakit
juga dapat menghambat pertumbuhan ternak dan mengurangi produktivitas ternak.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan pencegahan penyakit misalnya dengan
pembersihan kandang secara teratur, pemberian pakan yang baik, menjaga kebersihan
kandang dan ternak sapi itu sendiri, vaksinasi dan pemberian obat-obatan.
Program pengendalian penyakit di PT Equalindo dilakukan untuk pencegahan
penyakit. Pengendalian penyakit ini misalnya untuk program vaksinasi. Program
vaksinasi di PT Equalindo jarang dilakukan. Program vaksinasi dilakukan apabila
adanya perintah dari dinas untuk memvaksin ternak. Pengobatan dilakukan apabila
terdapat ternak yang sakit.
Jenis penyakit yang pernah terjadi di PT Equalindo adalah sebagai berikut :
1. Diare
Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Eschericia Coli.
Penyakit ini dapat menular apabila kebersihan kandang dan pengelolaan lingkungan

24
kurang baik. Gejala klinis yang sering nampak adalah diare, dehidrasi, lesu yang dalam
beberapa hari dapat mengakibatkan kematian pada pedet. Sapi yang terserang penyakit
ini akan mengeluarkan feses yang banyak dan encer, bila tidak segera ditangani dapat
mengakibatkan kematian. Bila pedet terserang diare akan merebah dalam waktu 12-24
jam.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang
dan lingkungan sekitar, serta dengan memberikan pakan yang baik untuk sapi.
Pengobatan kasus diare ini dengan menggunakan antibiotik berupa Penstrep atau
Medoxin.
2. Kembung (bloat)
Kembung merupakan keadaan rumen (perut pertama) yang mengembang,
membesar akibat kelebihan gas yang tidak bisa cepat keluar (Soedarmono dan Sugeng,
2008). Gejala yang tampak adalah lambung sebelah kiri atas membesar dan terasa
kencang. Pada bagian itu bila dipukul dengan jari berbunyi seperti drum akibat
rentangan perut yang begitu kencang. Pernafasan berat dan kontraksi rumen sangat kuat
sehingga hewan sering terhuyung-huyung atau sebentar- sebentar berbaring dan berdiri.
Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan pelayuan atau penjemuran
hijauan, menghindarkan pemberian pakan yang berasal dari jenis leguminosa yang
terlalu banyak dan diusahakan penggembalan ternak tidak terlalu pagi karena rumput
masih basah akibat embun atau air hujan. Pengobatan dilakukan dengan menggunakan
Anti Blot untuk membasmi bakteri penghasil gas. Dan jika keadaan sudah parah maka
dilakukan menusuk perut sebelah kiri dengan trocar.
3. Luka atau lecet
Luka atau lecet disebabkan apabila ternak sapi terjatuh, terpeleset, terbentur
benda keras ataupun terjerat tali sehingga membuat robeknya lapisan kulit. Luka atau
lecet bukanlah penyakit yang berbahaya namun bila tidak segera ditangani dapat
menyebabkan luka atau lecet tersebut menjadi busuk dan mengeluarkan bau yang tidak
sedap dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya parasit seperti belatung.
Pencegahan penyakit ini dengan mengusahakan lantai tidak licin dan
pengelolaan lingkungan yang baik. Pengobatan penyakit ini dengan menyemprotkan
antibiotik berupa Gusanex. Antibiotik tersebut juga dapat mencegah adanya lalat

25
sekaligus untuk mengeringkan luka dan menandai luka atau lecet karena gusanex
berwarna biru.

5.9 Penanganan Limbah

Limbah khususnya dibidang peternakan dapat menimbulkan pencemaran


lingkungan. Limbah yang berupa kotoran sapi (feses dan urine) dan sisa pakan ternak
merupakan media penyebar luasan mikroorganisme pathogen seperti jamur, bakteri dan
parasit yang dapat merugikan manusia maupun ternak itu sendiri. Untuk menyelesaikan
masalah tersebut maka perlu diadakan penaganan dan pengolahan limbah ternak menjadi
pupuk organik baik padat maupun cair. Pengolahan limbah tersebut selain untuk
mengurangi atau membersihkan mikroorganisme juga dapat menambah penghasilan
tambahan dari penjualan pupuk. PT Equalindo telah menangani dan mengolah limbah
peternakannya menjadi pupuk organik cair maupun pupuk organik padat.
1. Pengolahan pupuk organik cair

Pupuk organik cair yang ada di PT Equalindo dibuat dari bahan-bahan alami
seperti tetes, urin sapi murni, kunyit, lengkuas, temu ireng, jahe, kencur dan putrowali.
Untuk membuat pupuk cair kurang lebih 100 liter dibutuhkan tetes 5 liter, urin sapi
murni 100 liter, kunyit 2 kg, lengkuas, temu ireng, jahe, kencur dan putrowali masing-
masing 2 kg.
Penjualan pupuk cair di PT Equalindo adalah dalam bentuk pengemasan
produk botol. Setiap botol berisi 1 liter yang dijual dengan harga Rp. 10.000,- per
botolnya. Sasaran pasar dari penjualan pupuk cair ini adalah petani, pecinta tanaman
hias dan pecinta bunga. Setiap bulan PT Equalindo mampu menjual 30-40 botol.
Produksi tersebut dapat meningkat atau menurun tergantung permintaan pasar. Dalam
pemasaran produk pupuk cair PT Equalindo menggunakan metode dari mulut ke mulut
sebagai media promosinya. Selain itu juga dilakukan promosi lewat pameran-pameran.
2. Pengolahan pupuk organik padat

Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan pupuk organik padat ini


meliputi serbuk gergaji, abu sekam, kalsit stardec dan kotoran ternak. Dengan prosentase
serbuk gergaji 5 %, abu sekam 10%, kalsit 2%, stardec 0,25% dan kotoran ternak

26
82,75%. Ciri-ciri pupuk organik yang telah jadi adalah :
a. Pupuk berwarna coklat kehitam-hitaman
b. Tidak berbau menyengat
c. Tekstur remah dan lembut
d. Suhu telah menjadi dingin
e. Tidak timbul adanya jamur
Pupuk organik padat yang dihasilkan akan dijual untuk menambah penerimaan
dari sisi pengolahan limbah. Penjualan pupuk di PT Equalindo ini dalam bentuk
kemasan 5 kg, dengan harga Rp 350,- per Kg dalam bentuk halus, sedangkan dalam
bentuk pril dengan harga Rp 500,- per kg. namun untuk pembeli yang membeli dalam
jumlah besar pengemasannya dengan menggunakan karung 50 kg. sasaran dari
penjualan pupuk organik padat ini adalah petani, pecinta bunga, pengusaha tanaman dan
instansi pemerintah. Setiap bulannya PT Equalindo mampu memproduksi pupuk organik
padat sebanyak 1 ton. Namun dapat menurun atau meningkat sesuai kebutuhan
konsumen.

27
BAB VI
PENUTUP

1. Ternak sapi yang ada di PT Equalindo Makmur alam Sejahtera berasal dari luar
Kalimantan. Jenis sapi yang ada adalah sapi bali, sapi limosin, sapi simental dan
sapi angus. Pemilihan bibit/bakalan ternak yang akan di kawinkan memiliki kriteria
khusus yang telah ditetapkan oleh PT Equalindo Makmur alam Sejahtera sepeti
jenis ternak, jenis kelamin, kesehatan serta body condition score yang didapat dari
hasil pengecekan data recording dan pengamatan secara langsung pada lternak yang
akan di pilih.
2. Pakan yang diberikan untuk ternak sapi potong di PT Equalindo Makmur Alam
Sejahtera adalah pakan hijauan dan pakan konsentrat dengan frekuensi 2 kali
pemberian hijauan dalam satu hari dan 1 kali pemberian pakan konsentrat dalam
satu hari.
3. Pencegahan penyakit ternak sapi potong di PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera
dilakukan dengan rutin pemberian obat cacing dan melakukan sanitasi lingkungan,
kandang dan ternak, melakukan penyemprotan desifektan serta menerapkan
vaksinasi sesuai jadwal yang ditentukan.
4. Limbah ternak sapi (kotoran sapi) yang dimanfaatkan oleh PT Equalindo Makmur
alam Sejahtera menjadi limbah padat yang dijadikan sebagai pupuk.
5. Kandang bunting dan laktasi berjenis kandang koloni dengam system pemeliharaan
intensif,model atap gable serta konstruksi kandang permanen dengan lantai semen
dan tiang kayu.

28
DAFTAR PUSTAKA

Affandhy,L., D. Pamungkas. A. Rasyid dan P. Situmorang. 2003. Uji fertilitas semen cair dan
beku pada pejantan sapi potong lapang. Laporan Penelitian. Loka Penelitian Sapi
Potong.

Anggraeni ., Y.N., U. Umiyasih dan N.H. Krishna . 2006. Potensi Limbah Jagung Siap Rilis
sebagai Sumber Hijauan Sapi Potong . Prosiding Lokakarya Nasional Jejaring
Pengembangan Sistem Integrasi Jagung-Sapi, Pontianak, 9-10 Agustus 2006. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Anonim, 2004, Fisiologi Reproduksi Ternak 1, Bagian Reproduksi Dan Kebidanan, Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anonimus. 2007a. Afrodisiak (makanan pembangkit gairah).


http://sobatbatam.com/forum/showthread.php?t=1284 (April 2007)

Anonimus. 2007a. Temu kunci, Rimpang Pereda Sariawan dan Masuk Angin.
http://www.gayahidup sehatonline.com (April 2007)

BADAN LITBANG PERTANIAN. 2005. Rencana Aksi Ketahanan Pagan 2005-2010.


Departemen Pertanian. Hal. 49-60.

Bamualim, A. 1988. Peranan Peternakan dalam Usahatani di Daerah Nusa Tenggara. Jurnal
Litbang Pertanian 7 (3) : 69-74.

Bearden, HJ and Fuquay JW, 1984. Applied Animal Reproduction. 2nd Edition. Reston
Publishing Company, Inc. A Prentice-Hall Company. Reston. Virginia.

Boniface, A.M., Murray, R.M., Hogan, J .P. 1986. Optimum Level of Ammonia in the Rumen
Liquor of Cattle Fed Tropical Pasture Hay. Proceedings Aust . Soc. Anim. Prod.16:
151-54 ..

BPS. 2004. Statistik Indonesia 2004. Biro Pusat Statistik, Jakarta.

BPS. 2006 . Statistik Indonesia 2005/2006 . Biro Pusat Statistik, Jakarta.

Burgess, P. 2000. Tree Forages to Sustain Milk Production in Zimbabwe : Lessons for Small
Scale Dairy Farming in Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan
Veteriner, Bogor, 18-19 Oktober 1999 . Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan, Bogor.

Butler, W.R., R.W. Everett and C.E. Coopock. 1981. The Relationship Between Energy
Balance, milk production, and involution in postpartum Holstein cows, J. Animal Sci.
53: 742-748

29
Carrol, D.J., B.A. Barton, G.W. andersanand R. D. Smith. 1988.Influence of protein intake and
feeding strategy of reptoductive performance. J. Dairy Sci. 71: 3470-3481

Chamberlain, AT , and Wilkinson, J .M. 1996 . Feeding the Dairy Cow . Chalcombe Publication,
Welton, UK.

Cohen, D.C. 2001 . Degradability of Crude Protein from Clover Based Herbages used in
Irrigated Dairy Production Systems in Northern Victoria. Australian Journal of
Agricultural Research 52: 415-425

Devendra, C. 2006 . Improvement of Crop-Animal Systems in Rainfed Agriculture in the East-


Asia: The CASREN Proiect Experience. Proceedings of International Conference on
Integrating Livestock- Crop Systems to Meet the Challenge of Globalisation (Eds. P.
Rowlinson, C. Wachirapakorn, P. Pakdee, and M. Wanapat).

Erlangga A. 2012. Handling Ternak. Diakes pada pada tanggal 31 Oktober 2012.
http://erlanggabayuanggara22.blogspot.com/

Evans, G. and W.M.C. Maxwell. 1987. Salamon's Artificial Insemination of Sheep and Goats.
Butterwoths Pty Limited. Sydney, Boston, London, Durban, Singapore, Wellington.

Fang, W. 2002. Introduction of Backgrounds and Approaches in Reducing Heat Stress of Dairy
Cattle from an Environmental Engineering Point of View . International Training on
Strategies for Reducing Heat Sress in Dairy Cattle . Tainan, August 26-31, 2002.

Frandson, R.D., 1996, Anatomi dan Fisiologi Ternak, Edisi ke-7, diterjemahkan oleh
Srigandono, B dan Praseno, K, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
http://sapiperahind.blogspot.com/2.009/08/manajemen-pengelolaan-sapi-perah.html
http://books.google.co.id/books/tatalaksana-perkawinan-sapi-perab.html

Frandsond. R.D.1996. Anatomi dan Fistologi Ternak. Edist keempat. Penerjamah B. Srigandono
dan K. Praseno, Gajah Mada University Press. Yogyakarta, Frandson, R.D, 1992,
Anatomi dan Fisiologi Ternak, Edisit ke-4, diterjemahkan oleh Srigandono, B dan
Praseno, K, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

November 14-18, 2006, Khon-Kaen University, Thailand, Ditjen Peternakan. 1978 . Penuntun
Pembuatan Padang Penggembalaan Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen
Pertanian, Jakarta.

30
31
LAMPIRAN

Gambar 1. Membantu penanganan pedet

Gambar 2. Menyusui pedet

32
Gambar 3. Pemberian Obat Cacing

Gambar 4. Pembuatan silase

33
Gambar 5. Pengecekan KB

Gambar 6. Membantu penanganan LDA

34
Gambar 7. Panen lebah madu

Gambar 8. Panen rumput gajah

35
Gambar 9. Pemberian kosentrat

Gambar 10. Pencegahan penyakit kulit

36
Gambar 11. Proses IB

Gambar 12. Penyuntikan hormone

37
Gambar 13. Penimbangan pedet baru lahir

Gambar 14. Pemerahan susu sapi

38

Anda mungkin juga menyukai