Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan(PKL)
ini.
Pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan(PKL) ini merupakan salah satu
syarat untuk mengikuti Ujian Sekolah dan bukti bahwa kami telah menyelesaikan
Praktik Kerja Lapangan(PKL) di Kantor Badan Pertanahan Nasional Simalungun.
Laporan ini dibuat apa adanya dan bantuan dari segala pihak yang telah membantu kami
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari segala
pihak, oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Nurmaulita S,Pd M.Si Selaku Kepala Sekolah Smk Swasta Teladan Pematang
Siantar
2. Ibu Friesda Rianti Samosir S.Kom Selaku Guru Pembimbing
3. Bapak Drs.Moren Naibaho,M.Si Selaku Kepala Kantor Pertanahan Simalungun
4. Ibu Ethika Rahmawaty Saragih S.ST.M.Si Selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kantor Pertanahan Simalungun
5. Ibu Adriani Tumangger,S.H Selaku Pembimbing DU/DI Dikantor Pertanahan
Kabupaten Simalungun
6. Serta seluruh karyawan yang turut membimbing dan membina kami dalam
pelaksanaan PKL kami.
Saya selaku penulis menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kedepannya.
Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL) ini dapat memberikan manfaat
semua pihak yang membacanya.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
Tempat
Mengetahui/Mengesahkan:
Kepala SMK NEGERI 3
Pematang Siantar
Nurmaulita,S.Pd., M.Si.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka untuk mendekatkan kesesuaian antara mutu dan tamatan pendidikan
sekolah menengah kejuruan (SMK) perlu adanya dukungan dari berbagai pihak yang
terkait dengan bidang keahlian yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.Salah satu pihak
yang ikut serta dalam menghasilkan tamatan dan mutu pendidikan yang berkualitas
dan berdedikasi tinggi serta berdisiplin ilmu adalah pihak
DU/DI (dunia usaha/dunia industri).
Pelajaran praktek yang didapatkan dari sekolah masih belum ada artinya jika para
siswa tidak dibekali/diberikan Praktek Kerja Lapangan seperti yang terjadi langsung
di dunia usaha/dunia industri.Kegiatan belajar seperti ini masih belum cukup untuk
bisa menyiapkan tenaga kerja yang professional dalam bidangnya. Oleh karena itu
perlu adanya suatu kegiatan belajar dalam bentuk lain di sekolah yang
berbentuk Praktek Kerja Industri.
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan sarana yang paling tepat bagi para
siswa untuk mengetahui dan mempraktekkan secara langsung bagaimana proses
produksi yang sedang berlangsung di sebuah industri dan juga sebagai tahapan awal
untuk beradaptasi sebelum nantinya para siswa bekerja setelah keluar dari sekolah.
Dengan begitu, siswa diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajarnya di sekolah
dengan berpijak bahwa kalau mereka nantinya bekerja di dunia usaha/dunia industri
sudah betul-betul siap dan matang, sebab para siswa lebih dahulu mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman tentangsituasidan
kondisi pada saat melaksanakan Praktek Kerja Industri.
4
1.2 Dasar dan Tujuan Prakerin
Praktek Kerja Industri pada Pendidikan Menengah Kejuruan didasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang Tertuang dalam:
1. Keputusan Minter No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa “Dalam
melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan didalam
sekolah dan Pendidikan diluar sekolah”
2. UU. No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional yaitu untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
3. PeraturanPemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
BAB II
PELAKSANAAN PKL
IDENTITAS INSTANSI
Pada 1972, Keputusan Menteri Dalam Nomor 145 Tahun 1969 dicabut dan diganti
dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 1972, yang menyebutkan
penyatuan instansi Agraria di daerah. Di tingkat provinsi, sedangkan di tingkat
kabupaten/kota dibentuk Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kota madya.
Tahun 1988 merupakan tonggak bersejarah karena saat itu terbit KeputusanPresiden
Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertahanan Nasional. Sejalan dengan
meningkatkanya pembangunan nasional yang menjadi tema sentarl proyek ekonomi-
politik Orde Baru, kebutuhan akan tanah juga makin meningkat. Persoalan yang dihadapi
direktorat Jenderal Agraria bertambah berat dan rumit. Untuk mengatasi hal tersebut,
status Direktorat Jenderal Agraria ditingkatkan menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen dengan nama Badan Pertahanan Nasional. Dengan Lahirnya Keputusan
Presiden Nomor 26 Tahun. 1988 tersebut, Badan Pertanahan Nasional bertanggung jawab
langsung kepada Presiden
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 1993, tugas Kepala Badan
Pertanahan
Nasional kini dirangkap oleh Menteri Negara Agraria. Kedua lembaga tersebut dipimpin
oleh satu orang sebagai Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Dalam
pelaksanaan tugasnya, Kantor Menteri Negara Agraria berkosentrasi merumuskan
kebijakan yang bersifat koordinasi, sedangkan Badan Pertanahan Nasional lebih
berkosentrasi pada hal-hal yang bersifat operasional.
Pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 1999.
Kementerian Negara Agraria dibubarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 154 Tahun
1999 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988. Kepala Badan
Pertanahan Nasional dirangkap oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
Pelaksanaan pengelolaan pertanahan sehari-harinya dilaksanakan Wakil Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Presiden Megawati menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi. Dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang
Kebijakan Nasional Di Bidang pertanahan. Memposisikan BPN sebagai lembaga yang
menangani kebijakan nasional di bidang pertanahan
Kedudukan BPN kemudian diperkuat pada masa Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono
dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan
Nasioanal dan menempatkan BPN RI di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Presiden.
Penguatan lembaga agraria kembali diperkuat pada masa kepemimpinan Presiden
Jokowi yakni dengan menggabungkan Badan Pertanahan Nasional dengan unit pemerintah
yang mengurusi penataan ruang, planologi dan perencanaan kehutanaan, serta informasi
geospasial. Penggabungan struktur ini diikuti dengan uraian tugas dan fungsi kelembagaan
Kementerian Agraria yang sejatinya amanat Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun
1960, sesuai semangat Pasal 33 Ayat 3 Konstitusi UUD 1945.
Susunan Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 mengganti Susunan Organisasi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 17
Tahun 2015, yang terdiri atas:
1. Sekretariat Jenderal:
2. Direktorat Jenderal Tata Ruang;
3. Diraktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang,
4. Direktorat Jenderal Penatapan Hak dan Pendaftaran Tanah:
5. Direktorat Jenderal Penataan Agraria;
6. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan;
7. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang:
8. Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan;
9. Inspektoral Jenderal;
10. Staf Ahli Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat;
11. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi:
12. Staf Ahli Bidang Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah;
13. Staf Ahli Bidang Pengembangan Kawasan; dan
14. Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi.
Bagian Tata Usaha terdiri atas kelompok Jabatan Fungsional Sebagai Berikut:
1. Sub bagian perencanaan dan keuangan, mempunyai tugas menyiapkan dan penyusunan
rencana, program, dan anggaran, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah serta urusan
keuangan dan pelaksanaan anggaran
2. Sub bagian kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian dan
pengembangan sumber daya manusia di pertanahan.
3. Sub bagian Umum dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat,
perlengkapan, dan rumah tangga, pelayanan data dan informasi serta menyiapkan
koordinasi pelayanan pertanahan
16
b) Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum mempunyai tugas melakukan penelitian.
telaahan, pengelolaan urusan permohonan hak milik, hak guna bangunan, dan hak pakai
atas badan hukum, penyiapan bahan perijinan, dan rekomendasi serta pembinaannya.
c) Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah mempunyai tugas melakukan penelitian, telaahan,
pengolahan urusan permohonan hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, dan hak
pengolahan atas tanah, tanah pemerintah, dan badan hukum pemerintah, penyiapan
bahan perijinan, rekomendasi, dan pembinaannya, serta pengadministrasikan atas tanah
yang dikuasai dan/atau milik negara dan pemerintah.
d) Seksi pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak, dan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) mempunyai tugas menyiapkan pembinaan pendaftaran hak, penegasan, dan
pengakuan hak atas tanah bekas hak Indonesia, peralihan, pembebanan hak atas tanah,
pembebanan hak tanggungan, dan pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah serta
melakukan Komputerisasi pelayanan pertanahan.
17
b) Seksi penataan Kawasan. Tertentu mempunayai tugas menyiapkan zonasi dan
penataan Zonasi serta penetapan pembatasan penguinati, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah di wilayah pesisir, pulau kecil, perbatasan, dan kawasan tertentu
dengan daya dukung lingkungan.
c) Seksi Landreform, mempunyai tugas mengusulkan penetapan tanah objek landreform,
penegasan tanah negara menjadi objek landreform, pengeluaran tanah menjadi objek
landreform, mengkoordinasikan penguasaan tanah tanah objek landreform, memberi ijin
peralihan tanah pertanian, dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu melakukan
pengeluaran tanah dari objek Landreform hasil penerbitan surat keputusan redistribusi
monitoring, evaluasi, dan bimbingan redistribusi tanah, ganti kerugian, pemanfaatan
tanah bersama dan penertiban administrasi landreform.
d) Seksi Konsolidasi Tanah mempunyai tugas menyiapkan koordinasi dan pengendalian
penyediaan tanah melalui kosolidasi tanah, pengelolaan sumbangan tanah untuk
pembangunan penataan tanah bersama untuk peremajaan pemukiman kumuh, daerah
bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali, peneguan objek,
pengembangan teknik dan metode; promosi dan sosialisasi, pengorganisasian dan
pembimbingan masyarakat kerjasama dan fasilitasi pengelolaan basis data dan informasi;
monitoring dan evaluasi konsolidasi tanah.
4) Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan
Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan memiliki tugas mengkoordinasikan
dan melaksanakan penyusunan program pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah
negara, tanah terlantar, dan tanah kritis, serta pemberdayaan masyarakat.
• Pengadaan Tanah dan Pengembangan terdiri dari;
a) Seksi Pengendalian Pertanahan
b) Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Dengan tugas yakni sebagai berikut;
a) Seksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas mengelola hasis data, evaluasi hasil
inventarisasi dan atau identifikasi serta penyusunan saran tindak dan langkah langkah
penanganan, serta penyiapan usulan penertihan, dan pendayagunaan dalam rangka
penegakan hak, dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pengendalian penerapan
kebijakan dan program pertanahan.
18
b) Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan inventarisasi potensi
pengelolaan tanah negara, serta penanganan tanah terlantar dan kritis, asistensi, fasilitasi
dalam rangka penguatan penguasaan, dan melaksanakan partisipasi masyarakat,
lembaga masyarakat, mitra kerja teknis, dalam pengelolaan pertanahan, serta melakukan
kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah dan non pemerintah serta menyiapkan
bahan pembinaan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.
19
BAB III
PENUTUP
B.Saran
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki,
namun walaupun demikian akan mencoba memberi saran yang mungkin akan dapat
membangun. Adapun saran tersebut antara lain :
– Dengan adanya program kerja praktek ini diharapkan terjadi hubungan kerja
sama yang baik antara pihak SMK SWASTA Teladan Pematang Siantar dengan
perusahaan atau instansi tempat pelaksanaan kerja praktek.
– Dan juga agar guru-guru selalu memberikan motivasi dan bimbingan kepada
siswa-siswi SMK SWASTA Teladan Pematang Siantar
– Proses pembelajaran ditingkatkan dan harapan Saya supaya kedisiplinan sekolah
makin di tegaskan.