Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HASIL

PRAKTIK KERJA LAPANGAN(PKL)


DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIMALUNGUN

Disusun Oleh:

•Abari Ahmad Al Faruq Lubis


•Dwi Anggreni
•Muhammad Diaz Irwansyah
•Nicko Susanto
•Stefanny Sitanggang
•Yara Fazirah
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR
JL. RAYA MEDAN -SIANTAR KM. 10,5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan(PKL)
ini.
Pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan(PKL) ini merupakan salah satu
syarat untuk mengikuti Ujian Sekolah dan bukti bahwa kami telah menyelesaikan
Praktik Kerja Lapangan(PKL) di Kantor Badan Pertanahan Nasional Simalungun.
Laporan ini dibuat apa adanya dan bantuan dari segala pihak yang telah membantu kami
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari segala
pihak, oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Nurmaulita S,Pd M.Si Selaku Kepala Sekolah Smk Swasta Teladan Pematang
Siantar
2. Ibu Friesda Rianti Samosir S.Kom Selaku Guru Pembimbing
3. Bapak Drs.Moren Naibaho,M.Si Selaku Kepala Kantor Pertanahan Simalungun
4. Ibu Ethika Rahmawaty Saragih S.ST.M.Si Selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kantor Pertanahan Simalungun
5. Ibu Adriani Tumangger,S.H Selaku Pembimbing DU/DI Dikantor Pertanahan
Kabupaten Simalungun
6. Serta seluruh karyawan yang turut membimbing dan membina kami dalam
pelaksanaan PKL kami.
Saya selaku penulis menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kedepannya.
Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL) ini dapat memberikan manfaat
semua pihak yang membacanya.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

Tempat

Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun


Jl.Asahan No.39 Pematang Siantar,Kec.Siantar Barat

Pada tanggal 28 Februari Tahun 2024

An.Kepala Kantor Pertahanan Guru Pembimbing


Kabupaten Simalungun
Kepala Sub Bagian Tata Usaha

ETHIKA RAHMAWATY SARAGIH,S.ST.,M.Si Friesda Rianti Samosir ,S.Kom


NIP.19826429 200212 2 001

Mengetahui/Mengesahkan:
Kepala SMK NEGERI 3
Pematang Siantar

Nurmaulita,S.Pd., M.Si.
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1.1 Latar Belakang .........................................................................................4
1.2 Tujuan Pelaksanaan PKL .........................................................................5
BAB II PELAKSAAN PKL ........................................................................
2.1 Deskripsi /Profil Dunia Kerja Tempat Pkl ...............................................6
2.2 Deskripsi dan Sejarah Badan Pertanahan Nasional .................................7
2.3 Arti Logo Kantor Badan Pertahanan Nasional..........................................11
2.4 Visi dan Misi ............................................................................................14
2.5 Struktur Organisasi ...................................................................................15
BAB III PENUTUP .......................................................................................
3.1Kesimpulan Dan Saran ..............................................................................20
BAB IV LAMPIRAN .....................................................................................
4.1 Biodata Siswa ............................................................................................21
4.2 Portofolio/Foto Pelaksanaan PKL ............................................................ 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

4.2 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Dalam rangka untuk mendekatkan kesesuaian antara mutu dan tamatan pendidikan
sekolah menengah kejuruan (SMK) perlu adanya dukungan dari berbagai pihak yang
terkait dengan bidang keahlian yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.Salah satu pihak
yang ikut serta dalam menghasilkan tamatan dan mutu pendidikan yang berkualitas
dan berdedikasi tinggi serta berdisiplin ilmu adalah pihak
DU/DI (dunia usaha/dunia industri).

Pelajaran praktek yang didapatkan dari sekolah masih belum ada artinya jika para
siswa tidak dibekali/diberikan Praktek Kerja Lapangan seperti yang terjadi langsung
di dunia usaha/dunia industri.Kegiatan belajar seperti ini masih belum cukup untuk
bisa menyiapkan tenaga kerja yang professional dalam bidangnya. Oleh karena itu
perlu adanya suatu kegiatan belajar dalam bentuk lain di sekolah yang
berbentuk Praktek Kerja Industri.

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan sarana yang paling tepat bagi para
siswa untuk mengetahui dan mempraktekkan secara langsung bagaimana proses
produksi yang sedang berlangsung di sebuah industri dan juga sebagai tahapan awal
untuk beradaptasi sebelum nantinya para siswa bekerja setelah keluar dari sekolah.
Dengan begitu, siswa diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajarnya di sekolah
dengan berpijak bahwa kalau mereka nantinya bekerja di dunia usaha/dunia industri
sudah betul-betul siap dan matang, sebab para siswa lebih dahulu mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman tentangsituasidan
kondisi pada saat melaksanakan Praktek Kerja Industri.

4
1.2 Dasar dan Tujuan Prakerin
Praktek Kerja Industri pada Pendidikan Menengah Kejuruan didasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang Tertuang dalam:

1. Keputusan Minter No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa “Dalam
melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan didalam
sekolah dan Pendidikan diluar sekolah”
2. UU. No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional yaitu untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.
3. PeraturanPemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bertujuan untuk:


1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional (dengan tingkat pengeta
-huan, keterampilan dan etos kerja yangsesuai dengan tuntunan lapangan kerja).
2. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerjayang berkualitas
profesional.
3. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses peyerapan teknologi barudari
lapangan ke sekolah dan sebaliknya.
4. Memperkokoh keterkaitan dan keterpaduan antara sekolah dengan dunia usaha/dunia
Industri Pendidikan di SMK.
5

BAB II

PELAKSANAAN PKL

2.1 Deskripsi/Profil Dunia Kerja Tempat PKL


A. Profil Instansi

IDENTITAS INSTANSI

1.Nama : kantor pertanahan kabupaten simalungun


2.Alamat : Jl.Asahan No.39, Siopat Suhu, Kec.Siantar Timur
3.No Telepon : (0622) 7552218
4.No Faksimile :-
5.Kepala Kantor : Drs.Moren Naibaho,M.Si
6.Nama Pembimbing : Ethika Rahmawaty Saragih.S.St,M.Si
7.Jumlah Hari Kerja : 5 Hari
6

2.2.Deskripsi dan Sejarah Badan Pertanahan Simalungun


Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) adalah
lembaga pemerinah nonkementerian di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintah di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, BPN dahulu dikenal sebutan kantor agraria. Kemeterian Agrarian Dan Tata
Ruang Republik Indonesia dijabat oleh seorang menteri yang juga menjabat sebagai Kepala
Badan Pertanahan Nasional sejak 16 juni 2022 kementerian agrarian dan tata ruang
republic Indonesia dipimpin oleh Marsekal TNI(purn) Dr.(HC) Hadi Tjahjanto SIP
kementerian agrarian dan tata ruang republic Indonesia memalui keputusa presiden
nomor 55 tahun 1955.
Sebelum menjadi pada tahun 1955, urusan agraria diselenggarakan oleh Departemen
Dalam Negeri. Hal ini dikarenakan awalnya pemerintah pada waktu itu menganggap bahwa
urusan agraria belum merupakan urusan strategis sehingga cukup diselenggarakan oleh
suatu lembaga di bawah kementerian Titik tolak reformasi hukum pertanahan nasional
terjadi pada 24 September 1960. Pada hari itu, rancangan Undang- Undang Pokok Agraria
disetujui dan disahkan menjadi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960. Dengan berlakunya
UUPA tersebut, untuk pertama kalinya pengaturan tanah di Indonesia menggunakan
produk hukum nasional yang bersumber dari adat.
Dengan ini pula Agrarische Wet dinyatakan dicabut dan tidak berlaku. Tahun 1960 ini
menandai berakhirnya dualisme hukum agraria di Indonesia Pada 1964, melalui Peraturan
Menteri Agraria Nomor 1 Tahun 1964, ditetapkan tugas, susunan, dan pimpinan
Departemen Agraria. Peraturan tersebut nantinya disempurnakan dengan Peraturan
Menteri Agraria Nomor 1 Tahun 1965 yang mengurai tugas Departemen Agraria serta
menambahkan Direktorat Transmigrasi dan Kehutanan ke dalam organisasi.
Pada periode ini, terjadi penggabungan antara Kantor Inspeksi Agraria- Departemen
Dalam Negeri. Direktorat Tata Bumi Departemen Pertanian, Kantor Pendaftaran Tanah
Departemen Kehakiman Pada 1965. Departemen Agraria kembali diciutkan secara.
Kelembagaan menjadi Direktorat Jenderal. Hanya saja, cakupanya ditambah dengan
Direktorat bidang Transmigrasi sehingga namanya menjadi Direktorat Jenderal Agraria dan
Transmigrasi, di bawah Departemen Dalam Negeri. Penciutan ini dilakukan oleh
pemerintah Orde Baru dengan alasan efesiensi dan penyederhanaan organisasi. Namun
struktur ini tidak bertahan lama karena pada tahun yang sama terjadi perubahan orga
nisasiyang mendasar.

Pada 1972, Keputusan Menteri Dalam Nomor 145 Tahun 1969 dicabut dan diganti

dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 1972, yang menyebutkan
penyatuan instansi Agraria di daerah. Di tingkat provinsi, sedangkan di tingkat
kabupaten/kota dibentuk Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kota madya.
Tahun 1988 merupakan tonggak bersejarah karena saat itu terbit KeputusanPresiden
Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertahanan Nasional. Sejalan dengan
meningkatkanya pembangunan nasional yang menjadi tema sentarl proyek ekonomi-
politik Orde Baru, kebutuhan akan tanah juga makin meningkat. Persoalan yang dihadapi
direktorat Jenderal Agraria bertambah berat dan rumit. Untuk mengatasi hal tersebut,
status Direktorat Jenderal Agraria ditingkatkan menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen dengan nama Badan Pertahanan Nasional. Dengan Lahirnya Keputusan
Presiden Nomor 26 Tahun. 1988 tersebut, Badan Pertanahan Nasional bertanggung jawab
langsung kepada Presiden
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 1993, tugas Kepala Badan
Pertanahan
Nasional kini dirangkap oleh Menteri Negara Agraria. Kedua lembaga tersebut dipimpin
oleh satu orang sebagai Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Dalam
pelaksanaan tugasnya, Kantor Menteri Negara Agraria berkosentrasi merumuskan
kebijakan yang bersifat koordinasi, sedangkan Badan Pertanahan Nasional lebih
berkosentrasi pada hal-hal yang bersifat operasional.
Pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 1999.
Kementerian Negara Agraria dibubarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 154 Tahun
1999 tentang Perubahan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988. Kepala Badan
Pertanahan Nasional dirangkap oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
Pelaksanaan pengelolaan pertanahan sehari-harinya dilaksanakan Wakil Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Presiden Megawati menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi. Dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang
Kebijakan Nasional Di Bidang pertanahan. Memposisikan BPN sebagai lembaga yang
menangani kebijakan nasional di bidang pertanahan
Kedudukan BPN kemudian diperkuat pada masa Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono

dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan
Nasioanal dan menempatkan BPN RI di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Presiden.
Penguatan lembaga agraria kembali diperkuat pada masa kepemimpinan Presiden
Jokowi yakni dengan menggabungkan Badan Pertanahan Nasional dengan unit pemerintah
yang mengurusi penataan ruang, planologi dan perencanaan kehutanaan, serta informasi
geospasial. Penggabungan struktur ini diikuti dengan uraian tugas dan fungsi kelembagaan
Kementerian Agraria yang sejatinya amanat Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun
1960, sesuai semangat Pasal 33 Ayat 3 Konstitusi UUD 1945.
Susunan Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 mengganti Susunan Organisasi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 17
Tahun 2015, yang terdiri atas:
1. Sekretariat Jenderal:
2. Direktorat Jenderal Tata Ruang;
3. Diraktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang,
4. Direktorat Jenderal Penatapan Hak dan Pendaftaran Tanah:
5. Direktorat Jenderal Penataan Agraria;
6. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan;
7. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang:
8. Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan;
9. Inspektoral Jenderal;
10. Staf Ahli Bidang Hukum Agraria dan Masyarakat Adat;
11. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi:
12. Staf Ahli Bidang Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah Daerah;
13. Staf Ahli Bidang Pengembangan Kawasan; dan
14. Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi.

Berdasarkan Peraturan Mentri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 8 Tahun 2015, susunan organisasi tersebut kemudian ditambah oleh tiga
Pusat sebagai unsur pendukung yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Kepada melalui Sekretariat Jenderal Ketiga Pusat tersebut adalah:

1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan


2. Pusat Penelitian dan Pengembangan, dan
3. Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata ruang dan Lahan Pertanian Pangan
 Bangunan Gedung dan Pohon
Sebagai simbol kekuatan,tekad yang bulat,keberlanjutan,dan sinergitas
Memakai pelaksanaan secara konsisten dalam menangani,menyelesaikan
Dan mengutamakan hak serta menuntaskan kewajiban dengan penuh
konsistensi,tertib,disiplin sesuai kebijakan yang berlaku.
Lambang ini juga bermakna penggunaan dan pemanfaatan
tanah yang selaras sesuai dengan tata ruang
13

2.4 VISI DAN MISI


Visi adalah harapan jangka panjang perusahaan sedangkan misi adalah cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan Misi merupakan
target dan cita-cita perusahaan.
Visi Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu:
"Terwujudnya Pelayanan Prima di Bidang Pertanahan Nasional Kabupaten Simalungun"

Misi Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun yaitu:


1. Melaksanakan setiap kebijakan sesuai dengan peraturan hukum dibidang
pertanahan sebagaimana yang telah ditetapkan Badan Nasional Republik
Indonesia.
2. Mempercepat program strategis Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.
3. Memberikan akses reform untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4. Meningkatkan pelaksanaan Pengaturan dan Pengendaliaan Penguasaan,
Kepemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah.
5. (P4T) sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Simalungun.
6. Meningkatkan penanganan dan kemampuan menyelesaikan sengketa, konflik
dan Urusan Tanah.
7. Melaksanakan sistem informasi dan manajemen Pertanahan Nasional dan sistem
penanganan dokumen pertanahan.
14

2.5 Kantor Pertnahan Terdiri Atas :


1.Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada
semua satuan organisasi Kanwil BPN, pelaksanaan pengelolaan modernisasi pelayanan
pertanahan beebasis elektronik dan pelaksanaan fasilitasi reformasi birokrasi serta
menyiapkan bahan evaluasi kegiatan. Penyusunan program, dan peraturan
perundangundangan.
• Dalam penyelenggaraan tugas, Bagian Tata Usaha mempunyai tugas:
1. Penyusunan rencana, program, dan anggaran.
2. Koordinasi pelayanan pertanahan.
3. Pengelolaan data dan informasi.
4. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan
5. Evaluasi kegiatan dan penyusunan laporan.
6. Pelaksanaan urusan Tata Usaha, rumah tangga.

Bagian Tata Usaha terdiri atas kelompok Jabatan Fungsional Sebagai Berikut:
1. Sub bagian perencanaan dan keuangan, mempunyai tugas menyiapkan dan penyusunan
rencana, program, dan anggaran, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah serta urusan
keuangan dan pelaksanaan anggaran
2. Sub bagian kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian dan
pengembangan sumber daya manusia di pertanahan.
3. Sub bagian Umum dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat,
perlengkapan, dan rumah tangga, pelayanan data dan informasi serta menyiapkan
koordinasi pelayanan pertanahan

1) Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan


Bidang Survei, Pengukuran, dan Pemetaan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan
melakukan survei, pengukuran, pemetaan bidang tanah, ruang, dan perairan.
Pemeliharaan kerangka dasar kadastral nasional, pengukuran batas kawasan wilayah,
pemetaan tematik, dan survei potensi tanah, pembinaan serveyor pertanahan.
• Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari:
a) Seksi pengukuran dan pemetaan
b) Seksi pemetaan tematik
15
c) Seksi pengukuran Bidang
d) Seksi Survei Potensi Tanah
• Dengan tugas yakni sebagai berikut;
1. Seksi Pengukuran dan Pemetaan dasar, mempunyai tugas melakukan perapatan
kerangka dasar, dan pengukuran batas kawasan setra pemeliharaan, pengelolaan, dan
pengembagan peralatan teknis, dan teknologi komputerisasi.
2. Seksi Pemetaan Tematik mempunyai tugas melaksanakan survei, pemetaan,
pemeliharaan, dan pengembangan pemetaan tematik dalam data tekstual, dan spesial.
3. Seksi Pengukuran Bidang, mempunyai tugas melakukan pengukuran, perpetaan.
pembukuan bidang tanah, ruang, perairan serta bimbingan teknis, dan surveyor
berlisensi.
4. Seksi Survei Potensi, Tanah mempunyai tugas melakukan pemeliharaan dan
pengembangan survei potensi tanah dalam data tekstual dan spesial serta pembinaan
teknis pejabat penilai tanah

2) Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah

Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas mengkoordinasikan.


dan melaksanakan penyusunan program, pemberian perijinan, pengaturan tanah
pemerintah. pembinaan, pengaturan, dan penetapan hak tanah, pembinaan pendaftaran
tanah, dan koputerisasi pelayanan.
Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari:
a) Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan b) Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum
c) Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah
d) Seksi Pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta.

Dengan tugas yakni sebagai berikut:


a) Seksi Penetapan Hak Tanah Perorangan mempunyai tugas melakukan penelitian.
telaahan, pengelolaan urusan permohonan hak milik, hak
guna bangunan, dan hak pakai bagi perorangan, dan tanah wakaf, penyiapan bahan
perijinan, danrekomendas serta pembinaannya.

16
b) Seksi Penetapan Hak Tanah Badan Hukum mempunyai tugas melakukan penelitian.
telaahan, pengelolaan urusan permohonan hak milik, hak guna bangunan, dan hak pakai
atas badan hukum, penyiapan bahan perijinan, dan rekomendasi serta pembinaannya.
c) Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah mempunyai tugas melakukan penelitian, telaahan,
pengolahan urusan permohonan hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, dan hak
pengolahan atas tanah, tanah pemerintah, dan badan hukum pemerintah, penyiapan
bahan perijinan, rekomendasi, dan pembinaannya, serta pengadministrasikan atas tanah
yang dikuasai dan/atau milik negara dan pemerintah.
d) Seksi pendaftaran, Peralihan, Pembebanan Hak, dan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) mempunyai tugas menyiapkan pembinaan pendaftaran hak, penegasan, dan
pengakuan hak atas tanah bekas hak Indonesia, peralihan, pembebanan hak atas tanah,
pembebanan hak tanggungan, dan pembinaan Pejabat Pembuat Akta Tanah serta
melakukan Komputerisasi pelayanan pertanahan.

3) Bidang Penataan dan Permberdayaan


Bidang Bidang Penataan dan Permberdayaan mempunyai tugas mengkoordinasikan
dan melaksanakan urusan penatagunaan tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir,
pulau-pulau kecil, perbatasan, dan kawasan tertentulainnya, landreform, dan konsolidasi
tanah.
•Bidang Penataan dan Permberdayaan terdiri dari:
a) Seksi Penatagunaan Tanah.
b) Seksi Penataan Kawasan tertentu.
c) Seksi Landreform.
d) Seksi Konsolidasi Tanah.
Dengan tugas yakni sebagai berikut;
a) Seksi Penatagunaan Tanah, mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana
dan program persediaan peruntukan dan penatagunaan tanah, pengaturan dan
penetapan penggunaan dan pemanfaatan tanah, neraca penatagunaan tanah dan
ketersediaan tanah bimbingan dan penerbitan pertimbangan teknis pentagmaan tanah,
jis perubahan penggunaan dan pemanfaatan sa tarinasi dats, lola hisi dats dan sistem
informasi geografi.

17
b) Seksi penataan Kawasan. Tertentu mempunayai tugas menyiapkan zonasi dan
penataan Zonasi serta penetapan pembatasan penguinati, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah di wilayah pesisir, pulau kecil, perbatasan, dan kawasan tertentu
dengan daya dukung lingkungan.
c) Seksi Landreform, mempunyai tugas mengusulkan penetapan tanah objek landreform,
penegasan tanah negara menjadi objek landreform, pengeluaran tanah menjadi objek
landreform, mengkoordinasikan penguasaan tanah tanah objek landreform, memberi ijin
peralihan tanah pertanian, dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu melakukan
pengeluaran tanah dari objek Landreform hasil penerbitan surat keputusan redistribusi
monitoring, evaluasi, dan bimbingan redistribusi tanah, ganti kerugian, pemanfaatan
tanah bersama dan penertiban administrasi landreform.
d) Seksi Konsolidasi Tanah mempunyai tugas menyiapkan koordinasi dan pengendalian
penyediaan tanah melalui kosolidasi tanah, pengelolaan sumbangan tanah untuk
pembangunan penataan tanah bersama untuk peremajaan pemukiman kumuh, daerah
bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali, peneguan objek,
pengembangan teknik dan metode; promosi dan sosialisasi, pengorganisasian dan
pembimbingan masyarakat kerjasama dan fasilitasi pengelolaan basis data dan informasi;
monitoring dan evaluasi konsolidasi tanah.
4) Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan
Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan memiliki tugas mengkoordinasikan
dan melaksanakan penyusunan program pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah
negara, tanah terlantar, dan tanah kritis, serta pemberdayaan masyarakat.
• Pengadaan Tanah dan Pengembangan terdiri dari;
a) Seksi Pengendalian Pertanahan
b) Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Dengan tugas yakni sebagai berikut;
a) Seksi Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas mengelola hasis data, evaluasi hasil
inventarisasi dan atau identifikasi serta penyusunan saran tindak dan langkah langkah
penanganan, serta penyiapan usulan penertihan, dan pendayagunaan dalam rangka
penegakan hak, dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pengendalian penerapan
kebijakan dan program pertanahan.

18
b) Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan inventarisasi potensi
pengelolaan tanah negara, serta penanganan tanah terlantar dan kritis, asistensi, fasilitasi
dalam rangka penguatan penguasaan, dan melaksanakan partisipasi masyarakat,
lembaga masyarakat, mitra kerja teknis, dalam pengelolaan pertanahan, serta melakukan
kerjasama pemberdayaan dengan pemerintah dan non pemerintah serta menyiapkan
bahan pembinaan dan pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

5) Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa


Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa mempunyai tugas
mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis penanganan sengketa, konflik, dan
perkara pertanahan.
Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan terdiri dari:
a) Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan.
b) Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan.

Dengan tugas yakni sebagai berikut;


a) Seksi Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan mempunyai tugas
menyiapkan bahan pengkajian dan penanganan sengketa pembatalan dan penghentian
hubungan hukum antara orang dan atau badan hukum dengan dan konflik, pembatalan,
dan penghentian, usulan rekomendasi tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian
sengketa melalui mediasi, fasilitasi, koordinasi dan pembinaan kritis.
b) Seksi Pengkajian dan Penanganan Perkara Pertanahan mempunyai tugas
menyiapkan. bahan pengkajian, dan penyelesaian perkara, pembatalan, dan
penghentian, usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian hukum antara
orang dan/atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan putusan
lembaga peradilan serta koordinasi

19

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran


A.Kesimpulan
Dari Prakerin yang telah penulis jalankan selama 2 bulan ini Saya merasa
mendapatkan
ilmu yang sangat tak ternilai, banyak ilmu serta keterampilan yang penulis dapatkan.
Di sini penulis
bisa belajar dan mempraktekkan secara langsung bagaimana sistem kerja di dunia luar
itu.Ternyata banyak pengalaman yang penulis dapatkan.
Selama melakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) penulis telah
menemukan jati diri selama berada di instansi dan berinteraksi dengan masyarakat
luas dan penulis mengerti akan pentingnya komunikasi dalam suatu dunia usaha.
Dengan demikian penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
atas dukungan dan bimbingan dari semua pihak terutama dari pihak sekolah dan
Instansi yang telah memberikan penulis kesempatan melaksanakan program Prakerin
di Instansi

B.Saran
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki,
namun walaupun demikian akan mencoba memberi saran yang mungkin akan dapat
membangun. Adapun saran tersebut antara lain :
– Dengan adanya program kerja praktek ini diharapkan terjadi hubungan kerja
sama yang baik antara pihak SMK SWASTA Teladan Pematang Siantar dengan
perusahaan atau instansi tempat pelaksanaan kerja praktek.
– Dan juga agar guru-guru selalu memberikan motivasi dan bimbingan kepada
siswa-siswi SMK SWASTA Teladan Pematang Siantar
– Proses pembelajaran ditingkatkan dan harapan Saya supaya kedisiplinan sekolah
makin di tegaskan.

Anda mungkin juga menyukai