Anda di halaman 1dari 53

MODUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PELATIHAN PEMBUATAN VERTIKULTUR SAYURAN


ORGANIK DAN PENGOLAHAN TANAMAN PASCA
PANEN

Oleh :
ROZIANA FEBRIANITA, S.Sos., M.A.
NIDN. 0011028205

1. HALIMATUS SAKDIYAH 19011010010


2. KIKI NURTIA SIBOLGA MARBUN 19011010009
3. MUCHAMAD TOHA YUDO PRATAMA 19011010008

KELOMPOK 66 KKN-T MBKM


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SURABAYA
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Modul : Pelatihan Pembuatan Vertikultur


Sayuran Organik dan Pengolahan
Tanaman Pasca Panen
2. Pemanfaatan Ipteks : Pembuatan Vertikultur sebagai
pengoptimalan dalam memanfaatkan
lahan pertanian yang sempit
3. Nama Dosen Pembimbing Lapangan
a. Nama Lengkap : Roziana Febrianita, S.Sos., M.A.
b. NIDN : 0011028205
c. Jabatan Fungsional : Dosen
d. Program Studi : Ilmu Komunikasi
e. Nomor HP : 0821-3959-7434
f. Alamat e-mail : roziana.ilkom@upnjatim.ac.id
g. Perguruan Tinggi : UPN "Veteran" Jawa Timur
4. Lokasi Kegiatan : Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan
Kenjeran, Kota Surabaya
5. Anggota :
1. Nama Lengkap : M. Akbar Firmansyah Putra
NPM : 19041010148
Prodi : Administrasi Publik
2. Nama Lengkap : Yusela Sara Dwipa
NPM : 19012010152
Prodi : Manajemen
3. Nama Lengkap : Novia Febrianti
NPM : 19012010013
Prodi : Manajemen
4. Nama Lengkap : Kartika Dwijayanti
NPM : 19041010100
Prodi : Administrasi Publik
5. Nama Lengkap : Muchamad Toha Yudo Pratama
NPM : 19011010008
Prodi : Ekonomi Pembangunan
6. Nama Lengkap : Kiki Nurtia Sibolga Marbun
NPM : 19011010009
Prodi : Ekonomi Pembangunan
7. Nama Lengkap : Halimatus Sakdiyah
NPM : 19011010010
Prodi : Ekonomi Pembangunan
8. Nama Lengkap : Lailatul Hanifah
NPM : 19041010050
Prodi : Administrasi Publik
9. Nama Lengkap : Faradila Amir
NPM : 19025010035
Prodi : Agroteknologi
10. Nama Lengkap : Dian Rahmani Santosa
NPM : 19043010358
Prodi : Ilmu Komunikasi

Surabaya, 22 Juli 2022

Menyetujui
Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Kelompok

Roziana Febrianita, S.Sos., M.A M. Akbar Firmansyah P


NPT. 17219820211048 NPM. 19041010148
Mengetahui,

Ka. LPPM Kapusdimas dan KKN

Dr. Ir. Yenny Wuryandari, MP Dr. Z. Abidin Achmad, M.Si., M.Ed.


NIP. 19660114 199203 2 001 NPT. 373059901701
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa atas rahmat serta bimbingan-Nya, sehingga kami dapat
menyusun pembuatan Budidaya Tanaman Sayuran Secara
Vertikultur berdasarkan kebutuhan akan pentingnya pemanfaatan
lahan yang sempit untuk pemeliharaan tanaman. Modul ini untuk
menunjang program pengabdian masyarakat yang telah kita
laksanakan di Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran
Kota Surabaya.
Pada kesempatan ini, kami hendak, menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril
maupun materiil. Adapun pihak lain yang tentunya tidak lupa kami
ucapkan terima kasih, antara lain kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT selaku Rektor UPN
“Veteran” Jatim
2. Dr. Ir. Yenny Wuryandari, MP selaku Ketua LPPM,
3. Dr. Zainal Abidin Achmad, M.Si., M.Ed. selaku Kepala
Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) dan KKN
4. Lurah Bulak Banteng, Sekretaris Lurah serta Seluruh
Perangkat Kelurahan Bulak Banteng
5. Perangkat RW dan RT Bulak Banteng
6. PKK Kelurahan Bulak Banteng
7. Warga Kelurahan Bulak Banteng
8. Teman-teman mahasiswa anggota kelompok 66
9. Seluruh pihak yang terkait dan berkepentingan membantu
penyusunan modul ini.

ii
Kami menyadari bahwa modul ini masih banyak kekurangan.
Maka, kami mengharapkan kritik dan saran. Semoga modul ini
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Bulak Banteng, masyarakat
luas serta mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur.

Surabaya, 22 Juli 2022

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................ vii
I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Urgensi ............................................................................ 4
1.3 Indikator Capaian ............................................................ 4
1.4 Tujuan .............................................................................. 5
1.5 Manfaat ............................................................................ 5
II. PELAKSANAAN KEGIATAN ......................................... 7
2.1 Teknis Pelaksanaan ......................................................... 7
2.2 Jenis Kegiatan.................................................................. 7
2.3 Metode Pelaksanaan ........................................................ 7
2.4 Susunan Acara ................................................................. 8
2.5 Pemateri ........................................................................... 9
2.6 Kelompok Sasaran ........................................................... 9
2.7 Denah Lokasi Pelaksanaan .............................................. 9
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 11
3.1 Budidaya Tanaman Sayur ............................................. 11
iv
3.2 Vertikultur ..................................................................... 12
3.2.1 Pengertian Vertikultur ............................................... 12
3.2.2 Jenis Vertikultur......................................................... 13
3.2.3 Bentuk Vertikultur ..................................................... 16
3.2.4 Kelebihan Sistem Pertanian Vertikultur .................... 18
3.2.5 Kekurangan Sistem Pertanian Vertikultur ................. 19
3.2.6 Manfaat Vertikultur ................................................... 20
3.2.7 Tata Cara Pembuatan Vertikultur ............................... 22
3.2.8 Langkah-Langkah Pembuatan Vertikultur ................ 26
3.2.9 Penanganan dan Pengolahan Tanaman Pasca Panen . 29
IV. PENUTUP ......................................................................... 34
4.1 Kesimpulan ................................................................... 34
4.2 Saran .............................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 36
LAMPIRAN ................................................................................. 38

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kelurahan Bulak Banteng ..................................... 10


Gambar 2. Vertikultur Vertikal ..................................................... 13
Gambar 3. Vertikultur Horizontal ................................................. 14
Gambar 4. Vertikultur Gantung .................................................... 14
Gambar 5. Vertikultur Susun........................................................ 15
Gambar 6. Vertiminaponik .......................................................... 16
Gambar 7. Walkaponik ............................................................... 17
Gambar 8. Wall Gardening .......................................................... 17

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat dan Bahan Pembuatan Vertukultur ............................. 22


Tabel 2. Langkah-Langkah Pembuatan Vertikultur .......................... 26

vii
PELATIHAN PEMBUATAN VERTIKULTUR
SAYURAN ORGANIK

1
Halimatus Sakdiyah, 2Kiki Nurtia Sibloga M, 3M. Toha Yudo
Pratama
1
Email : h5tussakdiyah28@gmail.com,
2
kikimarbun29@gmail.com 3tohayudo313@gmail.com

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahan Pekarangan di setiap rumah tangga perkotaan
pada umumnya memiliki lahan yang sempit. Sehingga
dianggap tidak ada peluang nilai ekonominya. Kelurahan
Bulak Banteng termasuk salah satu wilayah yang terdapat
di Kota Surabaya dengan luas wilayah sebesar 267 Ha, dan
dari luas wilayah tersebut sebagian besar merupakan
wilayah pemukiman padat penduduk. Sehingga, upaya
pembentukan lahan untuk budidaya komoditas pertanian
dan bercocok tanam jarang dilakukan. Namun, seiring
dengan perkembangan zaman teknologi budidaya
pertanian juga mengalami kemajuan, salah satunya adalah
kemunculan teknik pertanian perkotaan. Pertanian
perkotaan merupakan kegiatan pertumbuhan, pengolahan,
distribusi pangan dan komoditi melalui budidaya tanaman
dan peternakan yang intensif di perkotaan dan daur ulang
sumber daya alam dan limbah perkotaan, untuk
menghasilkan keanekaragaman hasil panen pertanian dan
ternak (Suryani et al., 2020).
1
Kehadiran sistem pertanian perkotaan memiliki
dampak positif bagi masyarakat perkotaan, menurut
Suryani et al., (2020), selain dapat memenuhi kebutuhan
pangan keluarga, tetapi juga terdapat nilai-nilai praktis
yang dapat bermanfaat bagi keberlanjutan ekologi,
ekonomi wilayah perkotaan dan nilai estetika bagi kualitas
lingkungan hidup. Terbatasnya lahan perkotaan kini tidak
lagi menjadi halangan untuk menerapkan pertanian
perkotaan ini, telah banyak cara budidaya yang telah
berhasil diterapkan pada lahan yang terbatas. Menurut Aini
& Budiyanto, (2019), budidaya tanaman pada lahan sempit
setidaknya dapat dilakukan melalui 2 sistem budidaya,
yaitu hidroponik dan vertikultur.
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman secara
vertikal sehingga budidaya tanaman dilakukan secara
bertingkat dan teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan
yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak
memiliki halaman sekalipun (Aini & Budiyanto, 2019).
Sistem pertanian vertikal atau bertingkat ini merupakan
konsep reboisasi yang cocok untuk daerah perkotaan dan
lahan terbatas. Vertikultur bukan hanya taman vertikal,
tetapi gagasan ini akan membuat seseorang untuk
menciptakan bahkan area kecil keanekaragaman hayati di
halaman. Struktur vertikal, memudahkan pengguna untuk
membuat dan memelihara. Pertanian vertikal tidak hanya
sumber makanan tetapi juga menciptakan suasana alam
yang menyenangkan.
Tanaman yang dapat dibudidayakan melalui teknik
vertikultur sangat beragam, terutama dari komoditas
sayuran, tanaman hias, maupun tanaman obat, atau yang
2
sering disebut sebagai tanaman hortikultura. Pada modul
ini akan dibahas mengenai pembuatan vertikultur untuk
budidaya sayuran. Hal tersebut dikarenakan sayuran
merupakan komoditas yang selalu dibutuhkan oleh
masyarakat, untuk dikonsumsi. Selain untuk dikonsumsi
sayuran juga dapat diolah kembali menjadi produk-produk
makanan yang bernilai ekonomis tinggi sehingga dapat
meningkatkan penghasilan rumah tangga. Budidaya
sayuran yang dilakukan adalah budidaya dengan sistem
organik yaitu sistem budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan
bahan kimia sintetis (Mayrowani, 2016). Sayuran yang
dibudidayakan secara organik memiliki banyak manfaat
dan tidak hanya menyehatkan tubuh tetapi juga berkhasiat
dalam menyembuhkan penyakit. Dengan mengkonsumsi
sayuran bebas dari pestisida kimia, kekebalan tubuh
meningkat dan terbebas dari zat-zat beracun (Lasmini et
al., 2020).
Di Kelurahan Bulak Banteng yang merupakan
wilayah padat penduduk dan memiliki keterbatasan
ketersediaan lahan pertanian, sehingga untuk memberikan
solusi atas sempitnya lahan pertanian yakni dengan
membudidayakan tanaman sayur di sekitar rumah dengan
menggunakan teknik vertikultur yang dimana model dan
jenis tanaman menyesuaikan dengan kondisi setempat
Kelurahan Bulak Banteng. Model vertikultur yang
digunakan yakni dengan Vertikultur Vertikal dimana
menggunakan Pipa Paralon. Dengan menggunakan model
vertikultur ini maka masyarakat lebih mudah dalam proses
perawatan tanaman di satu lokasi, kualitas sayuran yang
3
lebih segar dan sehat karena media tanam menggunakan
media steril, dan tanaman mudah dipindah ke lain tempat.

1.2 Urgensi
Urgensi dari modul pengabdian masyarakat ini yaitu untuk
memberikan salah satu cara yang dapat digunakan oleh
masyarakat Bulak Banteng untuk meningkatkan
penghasilan rumah tangga, yaitu dengan cara
mempraktikkan budidaya sayuran secara vertikultur pada
lahan yang terbatas.

1.3 Indikator Capaian


 Peserta mampu mengetahui pengetahuan dasar
mengenai pembuatan dan pengelolaan pasca panen
vertikultur sayuran organik
 Peserta mampu mempraktikan pembuatan vertikultur
sayuran organik
 Peserta mampu bersinergi dengan elemen desa dalam
kegiatan dan program kerja yang menunjang skema
desa wisata
 Peserta mampu menambah keterampilan pembuatan
dan pengelolaan pasca panen vertikultur

4
1.4 Tujuan
1) Membantu masyarakat dalam pemanfaatan lahan
sempit yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman
sayur di rumah dengan mudah dan sederhana
2) Menyediakan kebutuhan pangan masyarakat dengan
memanfaatkan lahan terbatas
3) Memberikan pengetahuan kepada masyarakat
mengenai pembuatan budidaya tanaman sayur sistem
vertikultur

1.5 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a) Keberhasilan program ini dapat diukur dari sejauh
mana mahasiswa memberikan kontribusi terhadap
budidaya tanaman di masyarakat, serta mencari
solusi dan alternatif yang kreatif untuk masyarakat
Bulak Banteng
b) Membina mahasiswa agar menjadi seorang
inovator, motivator, dan problem solver.
2. Bagi Masyarakat
a) Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga
mengenai pemanfaatan lahan terbatas yang bisa
digunakan untuk penanaman vertikultur
b) Memperoleh kemudahan dalam melakukan
pembuatan budidaya tanaman sayur sistem
vertikultur.
c) Meningkatkan penghasilan rumah tangga dengan
memanfaatkan budidaya tanaman sayur dengan
sistem vertikultur
5
d) Mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk
pembelian sayur
e) Dapat mengkonsumsi sayuran yang lebih sehat dan
steril dengan hasil panen tanaman vertikultur

6
II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Teknis Pelaksanaan


Pembuatan Vertikultur Sayuran Organik dilakukan pada
tanggal 04 Juni 2022 di RW 03 Bulak Banteng Bandarejo,
Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Kota
Surabaya.

2.2 Jenis Kegiatan


Kegiatan pembuatan Vertikultur Sayuran Organik
dilakukan dengan model Wall Gardening Model Paralon
dalam berbagai jenis kegiatan seperti:
1) Pengenalan Teknik Vertikultur
2) Persiapan Bahan-bahan yang dibutuhkan
3) Praktik penanaman bibit sayuran pada tray
4) Praktik pembuatan media Vertikultur dengan
menggunakan pipa paralon

2.3 Metode Pelaksanaan


Program pembuatan vertikultur ini dilakukan dengan
menggunakan metode:
1) Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dialami masyarakat di Bulak
Banteng Bandarejo yakni belum dapat
memanfaatkan lahan yang sempit secara optimal
untuk bertani, dan belum dapat

7
mengimplementasikan budidaya tanaman
vertikultur.
2) Strategi Pemecahan Masalah
Dengan adanya permasalahan diatas maka
Mahasiswa KKN Kelompok 66 UPN Veteran Jatim
lakukan pembuatan Vertikultur Sayuran Organik
yang ditujukan kepada masyarakat Bulak Banteng
Bandarejo.
3) Sosialisasi
Dalam kegiatan sosialisasi ini dilakukan oleh
Mahasiswa KKN Kelompok 66 UPN Veteran Jatim
kepada masyarakat Bulak Banteng Bandarejo
mengenai bagaimana pemanfaatan lahan sempit
yang bisa digunakan untuk penanaman vertikultur
yang memiliki banyak manfaat.
4) Praktik
Pembuatan Vertikultur ini dilakukan secara praktik
langsung kepada masyarakat Bulak Banteng
Bandarejo mengenai bagaimana tata cara
pembuatan media vertikultur sampai dengan
pengelolaan hasil panen.

2.4 Susunan Acara


Susunan Kegiatan dalam pelatihan pembuatan Vertikultur
ini yakni sebagai berikut :
1) Pembukaan
2) Penjelasan materi singkat mengenai Vertikultur
3) Diskusi tanya jawab antara peserta dengan
pemateri mengenai vertikultur

8
4) Praktik penanaman bibit sayuran pada tray
5) Praktik pembuatan media vertikultur
6) Penjelasan singkat mengenai pengelolaan hasil
panen vertikultur
7) Penutup

2.5 Pemateri
Pemateri dalam kegiatan pelatihan pembuatan vertikultur
ini adalah Mahasiswa KKN Kelompok 66 UPN Veteran
Jatim. Pemateri terdiri dari perwakilan anggota Kelompok
66 yakni 5 Mahasiswa, dimana terbagi menjadi 2
Mahasiswa yang bertugas menjelaskan tentang vertikultur
dan 3 Mahasiswa yang membantu praktik pembuatan
Vertikultur.

2.6 Kelompok Sasaran


Masyarakat Bulak Banteng khusus nya warga RW 03
Bulak Banteng Bandarejo, Kelurahan Bulak Banteng.

2.7 Denah Lokasi Pelaksanaan


JL. Bulak Banteng Bandarejo Gang V/24, Kelurahan
Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya.
Berikut merupakan Peta Kelurahan Bulak Banteng.

9
Gambar 1. Peta Kelurahan Bulak Banteng

10
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Budidaya Tanaman Sayur


Budidaya adalah suatu cara yang teratur dan
sistematis untuk merawat dan membiakkan suatu
tumbuhan atau hewan tertentu agar dapat terjaga
kelestariannya dan memperoleh hasil yang bermanfaat
serta dapat memenuhi kebutuhan setiap orang. Istilah
budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata
budidaya, dan tanaman. Budidaya bermakna usaha yang
memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian
tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang
biasanya telah melampaui proses domestikasi. Budidaya
tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta
produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan
sumberdaya tumbuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
budidaya tanaman sayuran adalah suatu istilah yang
berhubungan dengan suatu proses memperbanyak sumber
daya hayati, dalam hal ini adalah sayur-sayuran dalam
bidang perkebunan.
Di Indonesia sendiri sudah banyak budidaya
sayuran yang dilakukan masyarakat dengan berbagai
macam jenis budidaya dan sistem pemasaran. Selain dijual
sendiri, hasil budidaya sayuran juga bisa disalurkan lagi ke
penjual lain untuk diolah dan dijadikan produk tertentu
dalam jumlah yang banyak. Selain itu kegiatan budidaya
untuk menjaga kelangsungan hidup sayuran juga dinilai
efektif untuk memenuhi pola makan dan gizi banyak orang
melalui produksi sayuran secara massal. Oleh karena itu,

11
sayuran harus dibudidayakan dengan benar agar tidak
menimbulkan kerugian tertentu seperti masalah
lingkungan. Budidaya sayuran dilakukan dengan tujuan
utama untuk memperoleh makanan dengan menggunakan
sumber daya tanaman yang ditanam sebelumnya.

3.2 Vertikultur

3.2.1 Pengertian Vertikultur


Kata “Vertikultur” berasal dari dua kata
Bahasa Inggris berupa Vertical dan Culture.
Vertical artinya tegak lurus atau menurun, dan
Culture memiliki arti pemeliharaan, sehingga
vertikultur dapat diartikan sebagai teknik
pemeliharaan atau arti budidaya tanaman dengan
pola vertikal (tegak lurus). Teknik penanaman
secara vertikultur dalam sejarahnya dikenalkan
oleh sebuah perusahaan benih di Swiss pada tahun
1944 yang merujuk sebuah ide Vertical Garden.
Kemudian vertikultur merajalela di negara Eropa
yang memiliki iklim sub-tropis, tak terkecuali pula
di Indonesia yang notabene beriklim tropis.
Vertikultur adalah sistem budidaya
pertanian yang dilaksanakan secara vertikal serta
bertingkat pada skala tanaman indoor maupun
tanaman outdoor, sehingga pada umumnya
vertikultur dilakukan menggunakan bangunan
melalui model wadah tertentu untuk
penanamannya.
12
Pengertian Vertikultur menurut para ahli
antara lain yakni Nitisapto (1993), vertikultur
adalah cara bertani atau bercocok tanam
menggunakan media tanam dalam wadah-wadah
yang disusun secara vertikal (bertingkat) guna
memanfaatkan ruang atau lahan terbatas. Badan
Penelitian Tanaman Sayuran (2012), definisi
vertikultur yaitu mekanisme budidaya dalam sistem
pertanian yang bertingkat dengan keterbatasan
jenis lahan pertanian yang ada di wilayah
perkotaan.

3.2.2 Jenis Vertikultur


Diwanti, (2018) menjelaskan bahwa ada beberapa
tipe Vertikultur menurut media yang digunakan
yakni dengan media botol, paralon dan bambu.
Kemudian vertikultur menurut letaknya dibagi
menjadi beberapa tipe berikut, yaitu ;
a) Vertikultur Vertikal

Gambar 2. Vertikultur Vertikal


Sumber : masfikr.com
Vertikultur vertikal biasanya menggunakan
penopang yang kokoh dan berbentuk

13
silinder yang dapat berdiri tegak pada lahan.
Umumnya vertikultur jenis ini
menggunakan penopang berupa paralon
atau kayu yang diberdirikan tegak pada
lahan, kemudian pada sisi penopang
tersebut ditambahkan wadah penanaman
seperti gelas bekas air mineral.
b) Vertikultur Horizontal

Gambar 3. Vertikultur Horizontal


Sumber : dekoruma.com
Vertikultur horizontal adalah vertikultur
yang disusun secara bertingkat seperti rak
atau tangga. Wadah penanaman yang
digunakan dapat berupa batang pisang, rak
yang dikombinasikan dengan karung bekas,
kaleng bekas dan lain lain.
c) Vertikultur Gantung

Gambar 4. Vertikultur Gantung


Sumber : smpn2cilacap.sch.id

14
Vertikultur gantung adalah vertikultur yang
cara peletakkan wadah penanamannya yaitu
dengan digantung pada atap bangunan
menggunakan tali atau kawat. Wadah
penanaman biasanya berupa botol bekas,
pot dan ditanami tanaman hias yang
menambah nilai estetika area tersebut.
Vertikultur jenis ini sering terlihat di teras-
teras rumah atau perkantoran.
d) Vertikultur Susun

Gambar 5. Vertikultur Susun


Sumber : kagama.id
Vertikultur susun hampir mirip jenis
vertikultur vertikal. Perbedaannya,
vertikultur susun umumnya berupa pot-pot
yang disusun secara vertikal tanpa
penopang layaknya vertikultur vertikal.

15
3.2.3 Bentuk Vertikultur
a) Vertiminaponik

Gambar 6. Vertiminaponik
Sumber : Kagama.id
Vertiminaponik yang merupakan kombinasi
antara sistem budidaya sayuran secara vertikal
berbasis pot talang plastik dengan aquaponik
(budidaya ikan) atau dengan kata lain integrasi
antara budidaya sayuran dengan ternak ikan.
Media tanam yang digunakan adalah batu zeolit
dan arang sekam Pada vertiminaponik, air
dialirkan pada media tanam dengan vertikultur
kemudian masuk ke kolam ikan dibawah
instalasi vertikultur. Dengan teknik ini tanaman
sayuran mendapat nutrisi dari nitrogen yang
berasal dari kotoran ikan yang tersangkut pada
media tanam, sedangkan ikan mendapatkan air
bersih kembali setelah air diputar melalui
instalasi vertikultur.

16
b) Walkaponik

Gambar 7. Walkaponik
Sumber : tabloidsinartani.com
Walkaponik yang merupakan sistem budidaya
sayuran yang juga diintegrasikan dengan ternak
ikan. Prinsip dari walkaponik sama dengan
vertiminaponik, yang membedakan adalah
sistem budidaya sayuran yang menggunakan
pot-pot dan disusun sedemikian rupa
membentuk taman vertikal, sehingga disebut
walkaponik yang berasal dari kata wall
gardening dan aquaponik. Media tanam yang
digunakan adalah batu zeolite, kompos, atau
arang sekam.
c) Wall Gardening

Gambar 8. Wall Gardening


Sumber : 99.co

17
Model Wall gardening yang merupakan sistem
budidaya tanaman memanfaatkan tembok atau
dinding yang kosong. Beberapa model wall
gardening meliputi: (1). Wall gardening model
terpal : bahan yang digunakan adalah terpal
yang dibentuk seperti tempat sepatu. Media
tanam yang digunakan adalah campuran tanah,
sekam dan kompos/pupuk kandang; (2). Wall
gardening model paralon : bahan yang
digunakan adalah paralon atau bambu yang
dilubangi sebagai tempat tumbuhnya tanaman.
Media tanamnya adalah campuran tanah,
sekam dan kompos/pupuk kandang; (3) Wall
gardening model pot plant : bahan yang
digunakan adalah pot dengan rangka besi atau
balok sebagai penyangganya. Media tanam
yang digunakan adalah campuran tanah, seam,
dan kompos/pupuk kandang; (4). Wall
gardening model partisi/modul: bahan yang
digunakan adalah agro pro dan besi sebagai
penyangganya. Media tanam yang digunakan
adalah cocopeat dan pupuk kandang/kompos.

3.2.4 Kelebihan Sistem Pertanian Vertikultur


1. Efisiensi dalam penggunaan lahan, karena
vertikultur dibuat secara bersusun
2. Dapat dipindahkan dengan mudah di lain
tempat karena tanaman diletakkan dalam
wadah tertentu

18
3. Penghematan pemakaian pupuk karena
diberikan pada wadah yang terbatas sehingga
tidak mudah tercuci oleh hujan
4. Mempermudah dalam perawatan karena
tanaman mengelompok di satu lokasi
5. Penghematan pestisida, khususnya pestisida
untuk serangga tanah karena media tanam dapat
menggunakan media steril.
6. Bahan pembuatan vertikultur sangatlah mudah
ditemukan dan bisa dari barang bekas. Biasanya
digunakan bahan-bahan yang sudah
dimodifikasi seperti kayu, bambu, pipa paralon,
dan pot kantong plastik
7. Dapat menambah nilai estetika lahan
pekarangan karena keindahan struktur vertikal
yang berisi berbagai jenis tanaman.
8. Dapat mendatangkan keuntungan ekonomis
karena investasi bangunan unit vertikultur dan
media tanam dapat dipakai lebih dari satu kali
penanaman.
9. Hasil dari vertikultur bisa kita konsumsi sendiri

3.2.5 Kekurangan Sistem Pertanian Vertikultur


1. Pemberian pupuk dan juga air harus dilakukan
lebih sering. Media tanam yang cenderung
minim membuat air dan unsur hara lebih cepat
berkurang dan habis.
2. Bila dipindah tidak hati-hati maka tanaman bisa
rusak atau patah, apabila sedang berbunga atau

19
berbuah bisa rontok. Jadi jika ingin
memindahkannya harus hati-hati dan pelan-
pelan dan ada baiknya jika tentukan dulu
tempat yang strategis agar tanaman tidak
dipindah-pindahkan lagi.
3. Metode vertikultur cenderung melakukan
perawatan yang extra karena tanaman ini dibuat
di dalam ruangan. Perawatan lebih intensif dan
tingkat kesulitan yang lebih banyak karena
kondisi tanaman bersusun.
4. Karena jarak tanam yang cukup rapat pada
sistem vertikultur, hama dan penyakit yang
menyerang tanaman dapat dengan cepat
menyebar dan berkembang. Terutama pada
musim hujan, penyakit dapat cepatnya
menyebar dari satu tanaman ke tanaman lain.
Untuk mengatasi masalah ini, kita harus sering-
sering me-monitoring tanaman kita. Jika
terdapat hama, kita dapat mengendalikannya
dengan perlakuan mekanis, dengan menangkap
dan membuang hama atau bagian tanaman
tersebut.

3.2.6 Manfaat Vertikultur


1. Mewujudkan keselarasan, kesejukan, dan
keindahan wilayah kota yang dominan dengan
berbagai bangunan dan fasilitas umum serta
padat pemukiman penduduk. Sehingga adanya

20
vertikultur dapat meningkatkan nilai estetika
daerah perkotaan.
2. Mengkonservasi sumber daya alam berupa
tanah, yang dapat dilakukan dengan mengelola
dan menggunakannya secara tepat dan bijak.
Sehingga tanah yang ketersediaannya minimal
dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk
kegunaan yang berkelanjutan.
3. Mengkonservasi sumber daya alam berupa air.
Tanaman yang ditanam secara vertikultur akan
lebih terkontrol secara optimal pasokan air
yang dibutuhkan, karena air yang diberikan
akan terserap seluruhnya oleh tanaman sampai
mencapai kapasitas titik jenuh didalam wadah
penanaman. Sehingga lebih hemat penggunaan
air.
4. Mempengaruhi dan merombak secara mikro
terhadap iklim di wilayah perkotaan, karena
jumlah tanaman yang bertambah maka
meningkatkan pasokan oksigen yang
memberikan dampak peningkatan kesejukan
wilayah tersebut.
5. Memaksimalkan pemanfaatan sampah baik
organik maupun non-organik karena digunakan
sebagai bahan vertikultur. Sampah organik
dapat digunakan sebagai media dan pupuk
tanaman, sedangkan sampah non-organik dapat
digunakan sebagai wadah penanaman.
6. Membantu mengurangi pengeluaran untuk
kebutuhan sehari-hari pada tingkat rumah
21
tangga, sekaligus dapat memberikan peluang
sebagai penghasilan tambahan untuk keluarga.
7. Membantu ketersediaan kebutuhan pangan
seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain-
lain di wilayah perkotaan, yang umumnya
bergantung dengan pasokan dari pedesaan.
Sehingga dapat menciptakan kemandirian
pangan secara mikro dan meningkatkan
keterampilan masyarakat perkotaan.

3.2.7 Tata Cara Pembuatan Vertikultur


1. Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan Bahan Pembuatan Vertukultur

No Alat dan Bahan Gambar

1. Paralon 4 dim
type D

2. Pipa 0,5 dim

22
3. Solder

4. Alat Pemanas

5. Botol Kaca

23
6. Media Tanam

7. Pot

8. Benih Sayuran

24
9. Cutter

10. Sprayer
Semprotan

11. TTray Semai


r
a
y

25
3.2.8 Langkah-Langkah Pembuatan Vertikultur

Tabel 2. Langkah-Langkah Pembuatan Vertikultur

No Gambar Keterangan

1. Semai benih sayuran dalam


tray

2. Menyiapkan alat dan bahan

3. Membuat pola pada


permukaan paralon untuk
lubang vertikultur dengan
jarak 15 cm antar lubang

26
4. Panaskan paralon pada pola
yang sudah dibuat
menggunakan api dari
pemanas

5. Setelah permukaan paralon


menjadi lentur, lubangi
paralon menggunakan botol
kaca

6. Lubangi pipa dengan solder


yang sudah dipanaskan
sebagai irigasi vertikultur

7. Masukkan media tanam ke


dalam pot yang akan
ditanam paralon

27
8. Tanam paralon dalam pot
yang sudah diberi media
tanam

9. Masukkan pipa ke dalam


paralon untuk irigasi
vertikultur

10. Benih sayuran yang sudah


tumbuh dapat dipindah ke
dalam instalasi vertikultur

28
3.2.9 Penanganan dan Pengolahan Tanaman
Pasca Panen
Pada umumnya, hasil tanaman dari vertikultur
yang berupa sayur-sayuran akan dikonsumsi oleh
masyarakat atau dijual langsung untuk memenuhi
kebutuhan sayur-sayuran dari masyarakat sekitar.
Pemanfaatan sayuran hasil vertikultur kebanyakan
hanya dijual dalam bentuk sayuran segar,
sedangkan sayuran yang dijual dalam bentuk
olahan masih sangat jarang ditemui. Hal ini dapat
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara penanganan sayur pasca
panen dan pengolahan sayur hasil vertikultur untuk
meningkatkan nilai ekonomi.
Berdasarkan hal tersebut, pengetahuan tentang
cara penanganan dan pengolahan sayur-sayuran
hasil pasca panen sangat dibutuhkan untuk
masyarakat Bulak Banteng agar dapat
meningkatkan keahlian masyarakat dan nilai
ekonomi hasil sayuran vertikultur. Berikut ini
adalah beberapa cara mudah pengolahan hasil
sayuran vertikultur yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat Bulak Banteng :
1) Pembuatan Mie Sayur
Pembuatan mie sayur dapat menjadi
salah satu alternatif untuk pengolahan hasil
sayuran vertikultur. Pembuatan mie sayur
ini adalah dengan mencampurkan ekstrak
sayuran ke dalam adonan mie. Sayuran

29
yang dapat digunakan adalah sayur bayam.
Ekstrak sayur dibuat dengan cara
menghaluskan sayur bayam yang telah
dibersihkan menggunakan blender yang
dicampur dengan air dengan perbandingan
tertentu. Setelah sayuran selesai dihaluskan,
sayuran yang telah halus kemudian disaring
untuk diambil sarinya.
Sari sayur yang tersebut kemudian
dicampurkan kedalam adonan mie yang
terdiri dari bahan tepung terigu, tepung
tapioka, telur, garam dan minyak. Bahan-
bahan tersebut dicampur menjadi satu
kemudian diuleni hingga kalis. Setelah itu,
adonan dicetak dan direbus menggunakan
air dengan sedikit minyak agar tidak
lengket satu sama lain. Setelah itu
dilakukan penirisan mie sayur. Mie sayur
siap digunakan untuk olahan makanan mie
sesuai dengan selera masyarakat. Olahan
mie sayur ini juga bisa diperjual-belikan
dalam bentuk olahan mie goreng atau mie
pedas yang kini digemari oleh banyak
masyarakat khususnya anak-anak muda.
2) Pembuatan Nugget Sayur
Pembuatan nugget sayur dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif
pengolahan hasil sayuran vertikultur.
Nugget sayur ini juga dapat menjadi
pengganti nugget siap saji yang
30
mengandung beberapa bahan tertentu agar
tahan lama yang membuat nugget siap saji
juga tidak dapat dikonsumsi terlalu sering,
terutama oleh anak-anak. Oleh karena itu
nugget sayur ini dapat menjadi alternatif
olahan makanan menggunakan sayuran.
Sayuran yang dapat digunakan yaitu bayam
dan dapat ditambahkan dengan sayuran lain
yaitu wortel. Sayuran ini dipotong cincang
kemudian dicampur dengan adonan nugget
yaitu tepung terigu, telur, bawang putih,
bawang bombay, garam, lada dan minyak.
Setelah seluruh bahan dicampur dan
diaduk dengan rata, adonan dimasukkan
kedalam loyang dan dikukus selama 30
menit. Setelah selesai, nugget dapat
didiamkan sejenak dan dimasukkan
kedalam kulkas. Apabila langsung diolah
menjadi nugget matang, nugget yang
selesai dikukus dipotong-potong dan
dicelupkan kedalam telur yang sudah
dikocok dan dibaluri dengan tepung roti
lalu digoreng hingga kecoklatan.
3) Pembuatan Salad Sayur
Salad merupakan jenis makanan yang
terdiri dari sayur-sayuran dan bahan
makanan seperti buah, daging atau ikan
yang siap santap. Salad dapat dihidangkan
dalam kondisi panas, dingin ataupun
kombinasi karena yang paling penting
31
dalam menghidangkan salad adalah
penampilan yang menarik. Salad sayur
dapat dibuat dengan cara mencampurkan
sayur selada, tomat cerry, buah nanas,
bawang bombay dan buah pir yang sudah
dicuci dan dipotong-potong kemudian
diberi saus mayonaise
4) Pembuatan Es Krim Sayur
Es krim merupakan makanan beku yang
disukai oleh berbagai kalangan, mulai dari
anak-anak hingga orang dewasa. Oleh
karena itu pembuatan es krim sayur ini
dapat menjadi salah satu alternatif
pengolahan sayuran vertikultur. Pembuatan
es krim sayur ini menggunakan ekstrak
sayur yang dibuat dengan cara
menghaluskan sayuran yang sudah
ditambahkan air dengan perbandingan
tertentu menggunakan blender. Setelah itu
sayur yang sudah dihaluskan disaring untuk
diambil sarinya. Ekstrak sayur dimasukkan
ke dalam panci yang sudah diberi tepung
maizena kemudian diaduk hingga larut.
Selanjutnya tambahkan susu kental manis
dan gula pasir, diaduk rata dan dimasak
hingga mendidih. Adonan tersebut
kemudian dituang ke dalam wadah lain dan
didinginkan hingga suhu ruang. Adonan es
krim selanjutnya dibekukan dalam freezer
selama 8 jam. Adonan es krim yang sudah
32
beku dihancurkan menggunakan
garpu/sendok kemudian dimikser selama 15
menit bersama SP (yang telah ditim
sebelumnya) hingga adonan mengembang.
Adonan es krim yang telah mengembang
dimasukkan ke dalam wadah atau cetakan
es krim untuk dibekukan kembali.
5) Pembuatan Keripik Sayur
Pembuatan keripik sayur merupakan
alternatif pemanfaatan sayuran hasil
vertikultur dengan metode yang mudah dan
dapat dijual untuk menambah penghasilan
masyarakat sekitar. Pembuatan keripik
sayur ini menggunakan sayur bayam yang
sudah dipotong dan dicuci bersih kemudian
dicampur dengan adonan tepung beras,
bumbu halus dan santan. Selanjutnya,
celupkan tiap lembar daun bayam yang ke
dalam adonan tepung dan goreng kedalam
minyak panas hingga matang dan kering.
Kemudian tiriskan dan sajikan.

33
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kelurahan Bulak Banteng merupakan kawasan wilayah
yang padat penduduk. Kawasan rumah yang berdampingan
menyebabkan lahan pekarangan yang ada sempit dan
dianggap tidak terlalu berguna. Oleh karena itu lahan
pekarangan yang sempit ini bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat Kelurahan Bulak Banteng untuk memulai
bercocok tanam menggunakan metode vertikultur untuk
mengisi lahan pekarangan yang sempit dan dapat
menambah penghasilan dengan cara menjual hasil sayuran
pasca panen ataupun mengolah hasil sayuran tersebut untuk
diperjual belikan.
Teknik bercocok tanam vertikultur ini memiliki berbagai
keunggulan yaitu penggunaan lahan yang efisien dan dapat
dipindah-pindah, penggunaan bahan-bahan yang terjangkau
dan mudah didapat, teknik yang mudah diterapkan dan
kualitas sayuran hasil vertikultur yang lebih segar dan bebas
pestisida sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
Hasil sayuran pasca panen, selain dapat diperjual belikan
dalam bentu sayuran segar, sayuran pasca panen juga dapat
diolah menjadi makanan yang sehat dan digemari oleh
banyak kalangan. Makanan ini juga dapat diperjual belikan
oleh masyarakat untuk menambah penghasilan ataupun
dikonsumsi secara pribadi untuk mengurangi pengeluaran
belanja rumah tangga.
Oleh karena itu, besar harapan kami agar masyarakat
Kelurahan Bulak Banteng dapat menerapkan teknik

34
bercocok tanam dengan vertikultur ini dapat berjalan
dengan baik dan maksimal. Agar dapat menghasilkan
manfaat yang baik bagi seluruh masyarakat Kelurahan
Bulak Banteng.

4.2 Saran
Kelompok kami berharap masyarakat Kelurahan Bulak
Banteng dapat mengimplementasikan ilmu dan teknik dari
vertikultur yang telah diberikan serta dapat menjaga,
merawat dan memanfaatkan semaksimal mungkin agar
dapat menghasilkan manfaat yang berkelanjutan dan jangka
panjang.

35
DAFTAR PUSTAKA

Aini, L. N., & Budiyanto, G. (2019). Peningkatan Pemahaman


Sistem Budidaya Pertanian Di Lahan Sempit Perkotaan.
Seminar Nasional Abdimas II, 1831–1838.
Diwanti, D. P. (2018). Pemanfaatan Pertanian Rumah Tangga
(Pekarangan Rumah) Dengan Teknik Budidaya Tanaman
Sayuran Secara Vertikultur. Martabe : Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat,1(3), 101.
Lasmini, S. A., Monde, A., Tarsono, Idham, & Nasir, B. (2020).
Bimbingan teknik budidaya sayuran organik untuk
menghasilkan sayuran sehat dan bebas residu bahan kimia.
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri, 4(4), 623–632.
Mayrowani, H. (2016). Pengembangan Pertanian Organik di
Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30(2), 91–108.
Suryani, S., Nurjasmi, R., & Fitri, R. (2020). Pemanfaatan Lahan
Sempit Perkotaan Untuk Kemandirian Pangan Keluarga.
Jurnal Ilmiah Respati, 11(2), 93–102.
Angelia, I. O., & Nurhafnita, N. (2020). Optimalisasi Pemanfataan
Lahan Pekarangan Menggunakan Teknik Vertikultur untuk
Budidaya Sayuran Pencegah Stunting pada Balita Gizi
Buruk. Jurnal Abdimas Gorontalo (JAG), 3(1), 42-45.

36
Endah, D., & Tuti, K. (2021). Pelatihan Budidaya Sayuran Secara
Vertikultur di Pekarangan Guna Ketahanan Pangan Rumah
Tangga. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 5 (2), 349-
355, 2021
Zulkifli & Ida, Z. (2021). Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Sempit
Menggunakan Teknik Vertikultur Mikrohidroponik dengan
Media Tanam dan Pupuk Ab Mix pada Tanaman Selada.
(Lactuca sativa L.) Agrosience Vol 11 No 2. Desember 2021
Maya, M., & Aci, P. (2021). Budidaya Tanaman Pakcoy (Brassica
Rapa Subsp. Chinensis) Dengan Teknik Vertikultur Pada
Lahan Sempit Di Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba Kota
Bima. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 4 Vol 4
No (1), 2021
Setiawati, S., & Rahmawati, M. (2019). Pelatihan Budidaya
Bercocok Tanam dengan Sistem Veltikultur di Lahan Terbatas
di Kelurahan Sawah Baru, Ciputat, Tanggerang Selatan.
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM
UMJ, 2019

37
LAMPIRAN

1. Surat Ketersediaan Kerjasama Mitra

38
2. Peta Jarak Lokasi dari kampus UPN Veteran Jatim

3. Dokumentasi Kegiatan

39
4. Tampilan beberapa slide materi

40
41
42

Anda mungkin juga menyukai