Oleh:
Kelompok 30 KKN Tematik MBKM
iv
Mengetahui,
Ketua LPPM Kapusdimas dan KKN
Dr. Ir. Yenny Wuryandari, MP. Dr. Z. Abidin Achmad, M. Si., M.Ed.
NIP. 19660114 199203 2 001 NPT. 373059901701
v
KATA PENGANTAR
vi
Surabaya, 14 Juni 2022
Fitria Ramadhani
19042010116
vii
DAFTAR ISI
ix
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
TANAMAN HIDROPONIK
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia sudah semakin canggih dengan teknologo-teknologi
yang sangat membantu manusia dalam beraktivitas, bahkan dari
segi pemenuhan pangan. Namun, hal yang masih selaras dengan
perkembangan teknologi yaitu perkembangan jumlah kelahiran
manusia, sehingga semakin berkurangnya lahan untuk pemenuhan
dalam segi penanaman bahan pangan, melainkan lahan sudah
banyak diperuntukkan lahan pemukiman, dan bahkan juga yang
kita lihat desa ini, yaitu pembukaan lahan untuk menanam tanaman
yang bukan bahan pangan pokok, melainkan hanya untuk
memperkaya diri.
Bagaimana kita sebagai manusia yang masih ingin
memenuhi kebutuhan pangan menghadapi lahan tanam yang
semakin berkurang? Zaman yang serba modern ini bertanam tak
lagi harus menggunakan tanah. Berbagai metode bercocok tanam
bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah satunya adalah
bertanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah suatu cara
bertanam tanpa media tanah. Ketika dihadapkan pada masalah yang
di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi pangan, berkebun
dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi
yang menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana tanah atau
iklim tidak ramah terhadap pertanian, hidroponik menawarkan cara
untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan mudah. Juga, di
daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit
didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok
tanam.
1
Hidroponik merupakan salah satu metode dalam budidaya
menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media
tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi
bagu tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit
daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik
menggunakan air yang lebih efisien, jadi cukup cocok bila
diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro
yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik
memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan
menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau
dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari
pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara
hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia
terhadap pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Untuk sebuah tanaman, dimana pun tempat tumbuhnya
akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi yang
dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah
adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan
pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir
inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan
hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan
nutrisi tanaman.
Sistem hidroponik dapat digunakan untuk memecahkan
masalah kekurangan lahan yang semakij tahun semakin menyempit
terutama di daerah perkotaan. Sehingga, diharapkan hidroponik
mampu menjadi manfaat untuk masa depan karena mampu
diberdayakan dalam kondisi lahan sempit.
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui proses pembuatan dan maintenance
sistem hidroponik. Sekaligus melihat apakah sistem hidroponik
2
bisa dan cocok untuk digunakan di daerah perkotaan. Selain itu,
tujuan penulisan ini adalah untuk mengenalkan teknologi
hidroponik teruntuk daerah perkotaan yang notabene memiliki
lahan yang cukup minim untuk melakukan kegiatan bercocok
tanam.
3
2. PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Lokasi Kegiatan
Tempat pelaksanaan pengerjaan hidroponik dilakukan di
Kantor Kelurahan Krembangan Selatan.
4
Berikut ini merupakan susunan acara pada kegiatan
pembuatan Teknologi Tepat Guna berupa hidroponik di Kelurahan
Krembangan Selatan, Surabaya.
5
Alat: Bahan:
- Pipa - Benih Sawi
- Ember - Rockwoll
- Pompa air - Nutrisi AB Mix
- Netpot
- Cutter
6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Hidroponik
Merupakan metode atau cara tanam yang tidak menggunakan
tanah merupakan definisi dari hidroponik itu sendiri. Kebutuhan
nutrisi yang diperlukan oleh tanaman ini berasal dari air, yang
dimana segala kebutuhan dari tanaman itu sendiri berasal dari sana.
Hidroponik sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, dimana
kata hidroponik terbagi menjadi dua suku kata,
yakni “hidros” dan “ponos” . Hidros (hydro dalam bahasa inggris)
artinya air, sedangkan Ponos (ponic dalam bahasa inggris) artinya
mengerjakan. Jadi secara istilah bahasa, hidroponik adalah metode
bercocok tanam dengan menggunakan air sebagai medianya.
Jadi yang membedakan metode bercocok tanam hidroponik
dengan bercocok tanam konvensional adalah pada media bercocok
tanamnya. Pada hidroponik kita menggunakan media air,
sedangkan pada metode konvensional kita menggunakan tanah.
Sehingga bisa dibilang termasuk kedalam inovasi perkembangan
teknik bercocok tanam yang modern.
Ternyata teknik menanam yang satu ini sudah dikenal sejak
dahulu, tepatnya sejak tahun 1627. Saat itu terdapat tulisan dari
Francis Bacon yang menuliskan tentang hidroponik, ia menjelaskan
bahwa tanaman juga bisa ditanam dengan media lainnya selain
tanah yaitu menggunakan media air.
Baru di tahun 1699 dilakukan penelitian yang lebih lengkap
tentang ini, yang saat itu dilakukan oleh John Woodward. Namun
hasilnya berbeda, hasil dari tanaman yang ditanam dengan
hidroponik ini lebih bagus dengan menggunakan air yang keruh
dibanding air yang bersih/jernih.
Maka dari itu Ia menyimpulkan bahwa air yang digunakan
untuk menanam tanaman tidak memiliki cukup nutrisi untuk
membuat tanaman itu menjadi subur. Pada tahun 1842 penelitian
semakin ditingkatkan, ternyata dari hasilnya ditemukan 9 elemen
nutrisi yang diperlukan oleh tanaman supaya tanaman tersebut
7
menjadi subur. Peneliti yang menemukan hal itu adalah Julius von
Sachs dan Wilhelm Knop.
Kemudian dibuatlah nutrisi yang di dalamnya terdapat 9
elemen nutrisi yang diperlukan oleh tanaman, yang berupa larutan.
Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 1859-1865.
Penelitian tersebut akhirnya menjadi cikal bakal munculnya
hidroponik, karena masih ada elemen lainnya selain tanah yang
mampu menjadi pengganti unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman tersebut.
8
Indonesia mengalami peledakan penduduk. Pada tahun 2015
sebesar 238.518.000 jiwa, diprediksi pada tahun 2020 akan
meningkat sebesar 271.066.000 jiwa. Tak dapat dipungkiri, hal ini
berdampak pada sektor pertanian. Salah satu kendala tercapainya
swasembada komoditas pertanian di Indonesia adalah makin
sempitnya lahan pertanian yang ditandai dengan berkurangnya
aktivitas pertanian. Salah seorang petani yang biasanya bertani
lantas berubah, mengubah kegiatan lain seperti properti dan
lainnya. Melihat peluang yang besar seketika, membuka mata
petani ikut serta menggeluti bisnis tersebut.
1. Pemilihan Benih
Benih menjadi faktor utama dalam bercocok tanam. Semakin bagus
benih yang didapat, semakain besar pula kesempatan untuk
mendapatkan hasil tanaman yang bagus.
11
2. Media Tanam
Untuk media tanamnya sendiri bisa menggunakan media tanah
yang subur dan di campur dengan pupuk kandang + dengn sekam
padi perbandingan 2: 1: 1
3. Wadah Persemaian
Untuk menyemaian benih bisa menggunakan tray pembenihan,
polybag, pot atau wadah alternatif lainnya
4. Tempat Persemaian
Ada baiknya untuk memilih tempat persemaian dengan kriteria
tidak langsung ataupun hujan.
12
membeli nutrisi dalam bentuk butiran lebih menguntungkan bagi
pembudidaya karena harganya menjadi lebih murah dibandingkan
dengan nutrisi dalam bentuk cairan.
15
2. Buatlah potongan-potongan kecil berbentuk persegi pada
rockwoll
16
5. Siramlah benih tanaman dengan air secukupnya dan letakkan
tanaman pada tempat yang mendapatkan cahaya langsung
selama proses penyemaian. (Proses penyiraman dilakukan
rutin satu hari sekali)
17
mulailah membuat nutrisi AB mix yang akan diberikan ke
tanaman selama proses penyemaian dan pasca penyemaian.
18
8. Tanaman sudah bisa ditanam setelah kurang lebih 2 Bulan
sejak proses penyemaian
19
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, landasan teori, dan hasil
penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa Melakukan
budidaya sayuran secara hidroponik lebih efisien dibandingkan
dengan melakukan budidaya sayuran secara konvensional, hal ini
dapat dilihat dari penggunaan luas lahan dan produktifitasnya.
Sehingga sistem hidroponik sangat cocok diterapkan sebagai upaya
dalam menerapkan sistem pertanian perkotaan. Keunggulan dari
teknik hidroponik,di antaranya kualitas tumbuhan yang dihasilkan
lebih baik, tanaman yang bebas dari pestisida (lebih segar), teknik
yang mudah diterapkan, bahan – bahan yang digunakan sebagai
wadah media tanam dapat disesuaikan dengan kemampuan,
menghemat air dan lahan, dan lain sebagainya.
4.2 Saran
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) MBKM 2022
yang diadakan selama tiga bulan mulai dari bulan April hingga Juni
ini berjalan sebagaimana mestinya. Antusias para pihak yang
terlibat terlihat ketika dimulainya proses demi proses dalam
penanaman tanaman hidroponik di Kantor Kelurahan
Krembanagan Selatan.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan warga Kelurahan
Krembangan Selatan dapat menerapkan ilmu yang telah diberikan
dan dapat menjaga serta merawat dengan sebaik mungkin agar hasil
yang didapatkanpun maksimal. Ditengah kondisi semakin
berkurangnya lahan untuk pemenuhan dalam segi penanaman
bahan pangan, melainkan lahan sudah banyak diperuntukkan lahan
pemukiman. Diharapkan teknologi hidropinik ini mampu menjadi
solusi untuk masalah-masalah pertanian terutama untuk pertanian
di wilayah perkotaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1:
Peta Lokasi Kegiatan KKN
22
Lampiran 2:
Dokumentasi Kegiatan
23
24
Lampiran 3:
Surat Kesediaan Kerjasama Mitra
25