Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Tekhnik dan Metode Pembelajaran


Dosen Pengampu : Ibu Caturisa Rahmadani, M.Pd

Disusun Oleh : (Kelompok 7)


Farhan Nida Zuhair (7D) - 223555
Jamaludin (7D)- 223587
Nasrullah (7E) - 203172
Nisrina (7E) - 213370
Firmansyah (7D) - 223562
Ericha Yulia Dewi (7D) -223551
Naisyakila Ridhani (7E) - 213365
Anandita Eka Saputra (5C) -223520
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH KLATEN
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada halangan yang
berarti. Sholawat serta salam selalu tersanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
mencerahkan peradaban umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan
berkah.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Caturisa Rahmadani, M.Pd sebagai
dosen pengampu mata kuliah Model dan Strategi Pembelajaran PAI yang telah memberikan
tugas dan arahanya sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan diri pribadi. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Klaten, November
2023

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI……...…………...………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..………………….…..4
C. Tujuan penulisan……………………………………………………………….……………..5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode
Pembelajaran……………………………………………………………..6
B. Macam-macam Metode Pembelajaran…………………………………………..……………7
1. Metode Ceramah dan Tanya
Jawab………………………………………………..7
2. Metode Diskusi……………………………………………………………………7
3. Metode Tanya jawab………………………………………………………………8
4. Metode Pemberian
Tugas………………………………………………………….8
5. Metode Eksperimen……………………………………………………………….8
6. Metode Demonstrasi………………………………………………………………8
7. Metode Tutorial/Bimbingan……………………………………………………….9
8. MetodePemecahan Masalah (Problem Solving)
…………………………………...9
9. Metode Team Assisted Individualization (TAI)……………………………………
9
10. Metode jigsaw……………………………………………………………………10
11. Metode Blended Learning………………………………………………………..11
C. Pengertian Tehnik
Pembelajaran…………………………………………………………….12
3
1. Jenis-jenis Teknik dalam Metode
Kooperatif………………………………………..13
2. Jenis-jenis Teknik dalam Metode
Kontekstual…………………………………...14
3. Jenis-jenis Teknik dalam Metode
Konvensional………………………………….17
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik, misalnya penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Pendekatan pembelajaran itu harus saling berkesinambungan dan terus
dilakukan pembaharuan-pembaharuan agar tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara
optimal. Buku mengenai metode dan teknik pembelajaran ini bertujuan membantu
mengembangkan kemampuan secara individu para peserta didik agar mereka mampu
menyelesaikan masalahnya dan juga membantu pendidik dalam memilih metode dan teknik
pembelajaran dengan tepat.

Dalam dunia pendidikan, Metode Pembelajaran adalah sesuatu yang wajib diterapkan
oleh guru dalam proses pembelajaran. terdapat bermacam-macam metode pembelajaran yang
telah dikembangkan oleh ahli guna membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di dalam kelas. semua metode pembelajaran sangat baik untuk dilaksanakan namun tetap harus
menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang di ajar. setiap metode memiliki
kekurangan dan kelebihan sehingga seorang pendidik harus pintar-pintar dalam memilih metode

4
yang akan di terapkan. Makalah ini memberikan gambaran secara holistik tentang metode
pembelajaran lengkap dengan tehnik pembelajaranya. semoga dapat menjadi referensi dan
masukan untuk pengajar dalam menerapkan metode pembelajaran di kelas.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud metode pembelajaran?
2. Ada berapa macam metode pembalajaran ?
3. Apa yang dimaksud tehnik pembelajaran?
4. Ada berapa macam tehnik pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari metode pembelajaran beserta macamnya
2. Untuk mengetahui maksud tehnik pembelajaran dan macamnya
3. Menambah wawasan dan literasi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun kedalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai optimal. Ini bermakna bahwa
metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan, metode dalam
rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting, keberhasilan
penerapan strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru mengunakan metode
pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran.

Menurut Knowles metode adalah “ the organization of the prospective participants for
purposes of education” (Malcolm S Knowles, 1977). Metode adalah mengorganisasian
peserta didik di dalam upaya mencapai tujuan belajar. Verner mengklarifikasi metode ke
dalam tiga katagori yaitu (a) Individual methods(metode pembelajaran perorangan)
mencakup teknik mangang dan inteship, bimbingan belajar, modul, supervise, tutorial.
(b) Group methods, (metode pembelajaran kelompok) seperti proyek laksana, studi
klinis dan lokakarya, kelompok belajar dan perkumpulan (club), demontrasi, pecan raya,
festival, kunjungan dan karya wisata. (c) Community methods (metode pembelajaran
pembangunan masyarakat) seperti bantuan kepada masyarakat untuk mengenal masalah
yang dihadapi atau usaha pemecahannya, layanan konsultasi dan nara sumber (Sudjana,
2001).

Secara garis besar metode mengajar dapat diklarifikasikan kedalam dua bagian
yaitu metode mengajar convensionaldan inconvensional. Convensionalmerupakan metode
mengajar yang lazim digunakan oleh guru dan disebut dengan metode tradisional, sedangkan
metode inconvensionalyaitu suatu metode mengajar yang baru berkembang dan belum lazim
digunakan secara umum seperti metode modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit,
machine program, metodenya baru dikembangangkan disekolah tertentu yang memiliki
prasarana dan sarana yang lengkap.Berikut ini beberapa contoh metode metode mengajar
antara lain: metode ceramah, diskusi, Tanya jawab, demonstrasi, eksperimen,
6
resitasi, kerja kelompok, sosio drama dan bermain peran, karya wisata, metode drill dan metode
system beregu.1

B. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam antara lain:2

1. Ceramah dan Tanya jawab

Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode ceramah adalah metode yang boleh
dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakansebagai
alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan
metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada
kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada
guru (teachercentered). Metode ceramahpada umumnya digunakan karena sudah menjadi
kebiasaan dalam suaan pembalajaran tidak melakukan ceramah.Demikian juga dengan
siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui
ceramah.3

2. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yangpemecahannya
sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu
melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.Jika
metodeini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat
tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang
menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan
memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan.Tujuan penggunaan metode diskusi dalam
1
Fadhlina Harisnur, “Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknikdalam Pembelajaran Pai Di Sekolah Dasar”,
Journal Of Primary Education PGMI IAIN LHOKSEUMAWE; Vol 3 No. 1 (2022), Hal 28.
2
Nur Ahyat, “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam; Vol 4, No.
1, Maret 2017, Hal 27.
3

7
kegiatan pembelajaran seperti yang diungkapkan Killen adalah ” tujuan utama metode ini
adalah untuk memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengatahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.

3. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan


mengahasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi
tersebut. Metoda Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik
bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Pertanyaaan yang
diajukan berpariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya
satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan dengan banyak kemungkinan
jawaban), serta disajikan dengan cara yang menarik.Jadi, metode tanya jawab adalah
interaksi dalam kegiatanpembelajaran yang dilakukan dengan komunikasiverbal, yaitu
dengan memberikan siswa pertanyaan untuk dijawab, di samping itu juga memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada guru.

4. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Pemberian tugas dapat secara
individual atau kelompok. Pemberian tugas untuk setiap siswa atau kelompok dapat sama
dan dapat pula berbeda.

5. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa


melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

6. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan


atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu

8
produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan
menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan
penjelasan lisan.

7. Metode Tutorial/Bimbingan

Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan


melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara
perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran
Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat
siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.

8. MetodePemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode


pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian
dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan.

9. Metode Team Assisted Individualization (TAI)

Metode belajar T.A.I. pada dasarnya adalah metode Cooperative Learning. Pada
metode ini pembelajaran dilakukan dengan membagi siswa menjadi tiga atau empat
kelompok belajar yang disusun berdasar kemampuan campuran (kemampuan anggota
dalam satu kelompok adalah heterogen). Sesama anggota kelompok saling membantu
satu sama lain, saling mengoreksi, dan saling memberi semangat untuk bekerja secara
cepat dan akurat. Rewards diberikan kepada tim berdasar atas benar dan banyaknya tugas
yang diselesaikan anggota tim secara keseluruhan.

Model pembelajaran T.A.I. memiliki delapan komponen, yaitu: (1) Teams, adalah
kelompok yang kemampuan anggotanya heterogen, terdiri dari empat sampai dengan
enam siswa; (2) Placement test, yaitu tes awal atau prestasi harian siswa pada suatu mata
pelajaran untuk melihat kelemahan siswa pada pelajaran tersebut; (3) Student Creative,
yaitu pemberian tugas kepada siswa dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi
dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

9
kelompoknya; (4) Team Study, yaitu aktivitas belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok. Di sini guru bertugas memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan;
(5) Team Scores and Team Recognition, yaitu memberi skor terhadap kinerja kelompok
dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang berhasil maupun kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas; (6) Teaching Group, yakni
pemberian materi singkat oleh guru menjelang pemberian tugas kepada semua kelompok;
(7) Facts Test, yaitu memberi tes-tes kecil kepada siswa atas informasi yang diperoleh;
(8) Whole Class Units, yaitu pemberian bahan oleh guru di akhir sesi pembelajaran
dengan strategi pemecahan masalah4

10. Metode jigsaw

Pada pembelajaran dengan metode jigsaw, siswa belajar dalam kelompok yang
anggotanya berkemam‐ puan heterogin dan masing‐masing siswa bertanggungjawab atas
satu bagian dari materi (Arends, 2007). Topik pembelajaran ditentukan oleh guru,
sedangkan tugas siswa adalah mempelajari dan mendiskusikan berbagai materi di
“kelompok ahli”, selanjutnya saling berbagi (sharing) berbagai materi di “kelompok
asal”.

Menurut Aronson (2009), langkah‐ langkah pembelajaran metode jigsaw ada ‐ lah
sebagai berikut: (1) Menempatkan siswa dalam kelompok, yang masing ‐masing
kelompok beranggotakan antara 5 – 6 orang; (2) Menugaskan seorang siswa dari setiap
kelompok sebagai pemimpin; (3) Membagi materi pelajaran menjadi 5 – 6 bagian; (4)
Menugaskan setiap siswa untuk mempelajari satu bagian materi; (5) Mem ‐ beri waktu
kepada siswa untuk mempela‐ jari materi yang menjadi bagiannya paling tidak dua kali
agar ia menjadi familier dengan materinya; (6) Membentuk “kelompok ‐kelompok ahli”,
yang anggota‐ nya adalah seorang siswa dari masing‐ masing “kelompok asal”. Mereka
berga‐ bung menjadi satu kelompok (ahli) untuk mempelajari satu bagian materi yang
sama. Guru memberikan waktu pada masing‐ masing “kelompok ahli” untuk mendisku ‐
sikan poin‐poin penting dari sub bahasan materi bagian mereka sebagai pedoman
presentasi yang akan mereka lakukan di “kelompok asal”; (7) Meminta masing ‐ masing
siswa untuk kembali ke “kelompok asal” mereka; (8) Meminta masing ‐masing siswa
4
Asmadi Alsa, Pengaruh Metode Belajar Team Assited Individualization terhadap Prestasi Belajar Statistika pada
Mahasiswa Psikologi, Jurnal Psikologi, Vol. 38, NO. 1, Juni 2011 hal 83.
10
untuk mempresentasikan materi bagiannya di “kelompok asal”. Guru men ‐ dorong
anggota kelompok yang lain untuk mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk
klarifikasi; (9) Guru mengobservasi proses diskusi dari satu kelompok ke kelompok yang
lain. Jika kelompok meng‐ alami hambatan (misalnya ada yang mendominasi atau
melakukan misbehavior) guru melakukan intervensi; (10) Di akhir sesi berikan kuis
berkaitan materi sehingga siswa dengan segera dapat menyadari bahwa apa yang mereka
lakukan bukanlah aktivitas yang sia‐sia.5

11. Metode Blended Learning

Blended Learning merupakan metode pembelajaran yang digunakan dalam sistem


pendidikan merdeka belajar. Blended learning disimpulkan juga dari berbagai riset dan
perdebatan scholar dalam meresp on sistem dan metode pembelajaran di era Revolusi
Industri 4.0.

Metode Blended Learning sangat ideal sebagai metode pembelajaran di sistem


pendidikan merdeka belajar. Karena antara penguasaan kompentesi literasi baru, sistem
pengajaran harus tetap membangun karakter dengan mengkombinasikan metode-metode
pengajaran yang konvensional, seperti tatap muka. Metode Education Mini Club (EMC)
sebagai respon terhadap proses pembelajaran monoton. Blended Learning pada dasarnya
merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap-muka dan
secara virtual. Blended learning merupakan sebuah kemudahan pembelajaran yang
menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran,
memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara guru dengan peserta didik atau
murid. Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-
face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial.
Blended learning merupakan pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari
cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang berbeda serta ditemukan
pada komunikasi terbuka di antara seluruh bagian yang terlibat dalam pendidikan.6

5
Asmadi Alsa, Pengaruh Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan Hubungan Interpersonal dan Kerjasama
Kelompok pada Mahasiswa Fakultas Psikologi, Jurnal Psikologi Vol. 37, NO. 2, Desember 2010 hal 166-167.
6
Ningrum, Ajeng Sestya, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar (Metode Belajar),
PROSIDING PENDIDIKAN DASAR Vol. 1 No. 1 Desember 2021 hal 172-173
11
C. Pengertian Tehnik Pembelajaran

Dalam konteks pembelajaran, terdapat istilah teknik mengajar yang merupakan


penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik mengajar adalah cara yang digunakan guru
untuk mengimplementasikan suatu metode. Teknik ini dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi pembelajaran yang berbeda. Beberapa definisi tentang teknik adalah:

Menurut William Morris (1976), teknik adalah prosedur sistematis yang digunakan
dalam melaksanakan tugas yang kompleks atau ilmiah, atau tingkat keterampilan yang
ditunjukkan dalam suatu kinerja.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa teknik adalah cara atau
ketrampilan untuk membuat atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan seni.

Robert M. Smith (1982) membedakan antara metode, teknik, dan alat bantu dalam
program pendidikan. Metode adalah kegiatan yang ditetapkan oleh pendidik untuk mencapai
tujuan belajar, teknik adalah langkah-langkah yang melengkapi metode, dan alat bantu adalah
peralatan fisik yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Teknik pembelajaran dapat beragam, dan pilihan teknik yang digunakan dapat
disesuaikan dengan metode pembelajaran yang dipilih. Beberapa contoh teknik pembelajaran
yang dijelaskan oleh Malcolm S. Knowles (1977) mencakup presentasi, pembinaan partisipasi
dalam kelompok besar, diskusi, simulasi, sensitivity training, pelatihan tanpa bicara, dan
pelatihan keterampilan praktis.7

Penting untuk dicatat bahwa guru yang efektif harus mampu menggunakan berbagai
metode dan teknik dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Selain itu, strategi pembelajaran digunakan untuk merencanakan bagaimana
metode dan teknik akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran nyata untuk mencapai tujuan
secara optimal. Dengan demikian, strategi mengarahkan rencana pembelajaran sementara
metode dan teknik adalah cara untuk melaksanakan rencana tersebut.

1. Jenis-jenis Teknik dalam Metode Kooperatif


7
Fadhlina Harisnur, “Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik dalam Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar”. Journal
Of Primary Education. Vol. 3 No. 1 (2022). Hal. 28
12
a. Student Teams Achievement Division (STAD): Siswa bekerja dalam tim kecil
yang beragam kemampuannya, dan setiap anggota tim bertanggung jawab
untuk memahami dan mengajarkan materi kepada anggota tim lainnya.
b. Numbered Head Together (NHT): Siswa membentuk tim dan diberi nomor.
Setelah guru memberikan pertanyaan atau tugas, siswa bekerja sama dalam tim
untuk menjawabnya.
c. JIGSAW I dan JIGSAW II: Dalam JIGSAW, materi dipisahkan menjadi
bagian-bagian kecil. Setiap siswa menjadi ahli dalam satu bagian dan
kemudian berbagi informasi dengan anggota lainnya yang memiliki bagian
berbeda.
d. Think-Pair-Share (TPS): Siswa berpikir tentang suatu pertanyaan atau topik,
berdiskusi dengan pasangan mereka, dan kemudian berbagi pemikiran mereka
dengan kelas.
e. Teams Games Tournament (TGT): Siswa dibagi menjadi tim yang
berkompetisi dalam bermain permainan sambil belajar. Tim yang mencapai
hasil terbaik mendapatkan penghargaan.
f. Investigasi Kelompok (Group Investigation): Siswa bekerja dalam kelompok
untuk menyelidiki topik atau masalah tertentu dan kemudian
mempresentasikan temuan mereka.
g. Team Assisted Individually (TAI): Siswa bekerja dalam tim untuk memahami
materi, dan setelah itu, mereka diuji secara individu.
h. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC): Siswa membentuk
kelompok untuk membaca dan mengevaluasi teks bersama-sama sebelum
menulis tanggapan individu.
i. Think Pair and Share: Siswa berpikir tentang pertanyaan tertentu, berdiskusi
dengan pasangan, dan berbagi pemikiran mereka dalam diskusi kelas.
j. Berganti Pasangan (Change Pairs): Siswa berganti pasangan untuk berdiskusi
tentang berbagai topik atau pertanyaan.
k. Facilitator and Explaining (FE): Siswa menjadi fasilitator yang membantu
rekan mereka dalam memahami materi dengan cara menjelaskannya.

13
l. Peta Konsep (Mind Mapping): Siswa menggunakan peta konsep untuk
mengorganisasi informasi dan konsep yang mereka pelajari.
m. Permainan (Game/Role Playing): Siswa berpartisipasi dalam permainan atau
peran yang dirancang untuk memahami konsep tertentu.
n. Skip Kooperatif (Cooperative Script): Siswa berpartisipasi dalam dialog atau
skenario tertentu dalam bentuk kerja sama.
o. Student Facilitator and Explaining (SFE): Siswa menjadi fasilitator yang
membantu siswa lainnya dalam pemahaman materi.

Setiap teknik pembelajaran di atas memiliki tujuan dan kegunaan yang berbeda dalam
memfasilitasi pembelajaran yang kooperatif dan interaktif di kelas. Guru dapat
memilih teknik yang paling sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa
mereka.

2. Jenis-jenis Teknik dalam Metode Kontekstual


a. Problem-Based Instruction: Pembelajaran berpusat pada pemecahan masalah
di mana siswa mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi untuk
masalah nyata.
b. Probing-Prompting: Guru menggunakan pertanyaan mendalam untuk
mendorong pemikiran kritis dan refleksi siswa.
c. Cycle Learning Reciprocal Teaching: Siswa secara bergantian menjadi guru
mereka sendiri, menjelaskan konsep kepada rekan mereka dalam kelompok
kecil.
d. Somatic Auditory Visualization Intellectually (SAVI): Pembelajaran yang
melibatkan penggunaan indra siswa, seperti penggunaan gerakan tubuh dan
visualisasi, untuk memahami konsep.
e. Visualization Auditor Kinesthetic (VAK): Pembelajaran yang melibatkan
visualisasi, pendengaran, dan gerakan fisik untuk meningkatkan pemahaman.

14
f. Auditory Intellectually Repetition (AIR): Siswa mendengarkan dan mengulang
informasi yang diajarkan untuk meningkatkan pemahaman.
g. Means-Ends Analysis (MEA): Siswa mengidentifikasi hubungan antara tujuan
akhir dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya.
h. Creative Problem Solving (CPS): Siswa menggunakan pemikiran kreatif untuk
menemukan solusi untuk masalah yang kompleks.
i. Think Talk Write (TTW): Siswa berpikir, berbicara, dan menulis tentang materi
yang dipelajari.
j. Two Stay-Two Stray (TS-TS): Siswa berpasangan, berdiskusi tentang topik, dan
kemudian berpindah untuk berdiskusi dengan pasangan lain.
k. Connecting Organizing Reflecting Extending (CORE): Siswa menghubungkan,
mengorganisir, merenungkan, dan memperluas pemahaman mereka tentang
materi.
l. Survey Question Read Recite Review (SQ3R): Siswa melibatkan diri dalam
serangkaian langkah pembacaan yang terstruktur untuk meningkatkan
pemahaman mereka.
m. Meaningful Instructional Design (MID): Desain pembelajaran yang berfokus
pada makna dan relevansi konten untuk siswa.
n. Certainty of Response Index (CRI): Siswa memberikan tingkat keyakinan
terhadap jawaban mereka sebagai indikator pemahaman.
o. Double Loop Problem Solving (DPLS): Siswa berusaha memecahkan masalah
secara lebih mendalam dengan mengevaluasi dan merevisi pendekatan mereka.
p. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC): Siswa bekerja sama
dalam membaca dan menulis, berbagi informasi, dan membantu satu sama lain
memahami materi.
q. Inside Outside Circle (LOC): Siswa berbincang dalam kelompok kecil dengan
berputar antara kelompok.
r. Diskusi Multi-Representasi (DMR): Siswa berdiskusi tentang konsep
menggunakan berbagai representasi, seperti gambar, grafik, dan teks.
s. Student Facilitator and Explaining (SFE): Siswa menjadi fasilitator yang
membantu siswa lainnya memahami materi.

15
t. Course Review Horay: Siswa menjalani sesi tinjauan materi pembelajaran.
u. Scramble: Siswa mengurutkan informasi yang acak untuk memahami konsep.
v. Memasangkan (Make-A-Match): Siswa mencocokkan pasangan konsep atau
informasi yang relevan.
w. Contoh dan Non-Contoh (Examples Non-Examples): Siswa mengidentifikasi
perbedaan antara contoh dan bukan contoh suatu konsep.
x. Gambar dan Menggambarkan (Picture and Picture): Siswa menggunakan
gambar untuk memvisualisasikan dan menjelaskan konsep.
y. Lingkaran Belajar (Circuit Learning): Siswa berpindah antara stasiun-stasiun
pembelajaran yang berbeda.
z. Kalimat (Complete Sentence): Siswa menyusun kalimat lengkap untuk
menjelaskan konsep.
aa. Time Token: Siswa diberikan "token waktu" untuk berbicara selama diskusi
kelompok.
bb. Memberi dan Menerima (Take And Give): Siswa memberikan dan menerima
informasi atau umpan balik dalam diskusi kelompok.
cc. Science Environment Technology & Society (SETS): Pembelajaran yang
mengintegrasikan ilmu pengetahuan, lingkungan, teknologi, dan aspek sosial.
dd. Artikulasi: Siswa memahami dan mengungkapkan konsep dengan jelas dan
terstruktur.
ee. Talking Stick: Hanya siswa yang memegang "tongkat berbicara" yang diizinkan
berbicara dalam diskusi kelompok.
ff. Bola Salju (Snowball Throwing): Siswa menulis pertanyaan atau konsep pada
selembar kertas, menggulungnya menjadi bola salju, dan melemparkannya ke
rekan mereka untuk dibahas.
gg. Permainan Kata (Word Square): Siswa menciptakan persegi kata yang berisi
kata-kata terkait dengan topik pembelajaran.

Setiap teknik pembelajaran di atas memiliki tujuan dan cara pelaksanaan yang
berbeda untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses

16
pembelajaran. Guru dapat memilih teknik yang paling sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik siswa mereka.

3. Jenis-jenis Teknik dalam Metode Konvensional


a. Metode Ceramah: Ini adalah metode di mana guru memberikan ceramah
kepada siswa. Teknik ceramah bervariasi melibatkan kombinasi berbagai
metode seperti tanya jawab, diskusi, dan tugas. Metode ini juga menggunakan
media pendukung seperti handouts, transparansi, dan lainnya.
b. Metode Diskusi: Ini adalah metode yang digunakan untuk mendorong siswa
untuk berpikir kritis, berbicara, dan berpartisipasi dalam mencari solusi
masalah. Ini bisa melibatkan diskusi kelas atau diskusi dalam kelompok kecil.
c. Metode Curah Pendapat (Brainstorming): Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan gagasan, pendapat, dan informasi dari semua peserta tanpa
perlu memberikan tanggapan. Ini dapat digunakan dalam format terstruktur
atau tidak terstruktur.
d. Metode Debat: Metode ini melibatkan perdebatan antara kelompok siswa yang
mengambil posisi pro dan kontra tentang topik tertentu. Ini membantu
meningkatkan kemampuan akademik siswa.
e. Metode Bermain Peran (Role Play): Metode ini melibatkan siswa dalam
bermain peran sebagai karakter atau situasi tertentu untuk memahami konsep
atau topik dengan lebih baik.
f. Metode Simulasi: Ini melibatkan pembuatan situasi yang menyerupai situasi
nyata agar siswa dapat berlatih keterampilan atau konsep tertentu.
g. Metode Demonstrasi: Metode ini melibatkan pemakaian benda nyata atau
media untuk memperagakan proses atau aturan tertentu agar siswa dapat
memahami dengan lebih baik.
h. Metode Permainan (Games): Ini digunakan untuk menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dan dinamis. Permainan dapat digunakan untuk
mengubah siswa dari pasif menjadi aktif.

17
i. Metode Resitasi: Metode ini mengharuskan siswa untuk mengerjakan tugas
sendiri, seperti membuat resume atau ringkasan materi.
j. Metode Karyawisata: Ini melibatkan kunjungan siswa ke luar sekolah untuk
mempelajari topik tertentu dari pengalaman langsung.
k. Metode Discovery: Metode ini menggugah siswa untuk menemukan konsep
atau jawaban sendiri melalui eksplorasi dan eksperimen.
l. Metode Inquiry: Metode ini melibatkan siswa sebagai subyek belajar yang
aktif dan mendorong mereka untuk menyelidiki, memeriksa bukti, dan
membuat kesimpulan.8

8
Dr. H. Fajar Nur Arief, M.Pd, “Pedoman Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum
2013”. Jurnal Inovasi Pendidikan. Jil. 1 No. 3. (2016)
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan yaitu Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran kurang lebihnya ada 11 metode yaitu; metode
ceramah, diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, eksperimen, demonstrasi,
tutorial/bimbingan, pemecahan masalah, team assisted individualization, jigsaw, dan
blended learning. Kemudian Teknik mengajar adalah cara yang digunakan guru untuk
mengimplementasikan suatu metode. Teknik ini dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi pembelajaran yang berbeda. Kurang lebihnya ada 3 jenis dalam pembelajaran
yang pada masing masing jenis itu memiliki turunanya lagi yaitu ; teknik dalam
metode kooperatif, kontekstual, dan konvensional.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ahyat, Nur, (2017). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Manajemen dan
Pendidikan Islam; Vol 4, No. 1.

Asmadi Alsa, (2011). Pengaruh Metode Belajar Team Assited Individualization terhadap
Prestasi Belajar Statistika pada Mahasiswa Psikologi, Jurnal Psikologi, Vol. 38, NO. 1,
hal 83.

Asmadi, Alsa, (2010). Pengaruh Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan Hubungan
Interpersonal dan Kerjasama Kelompok pada Mahasiswa Fakultas Psikologi, Jurnal
Psikologi Vol. 37, NO. 2, hal 166-167.

Harisnur, Fadhlina, (2022). Pendekatan, Strategi, Metode, Dan Teknikdalam Pembelajaran Pai Di
Sekolah Dasar, Journal Of Primary Education PGMI IAIN LHOKSEUMAWE; Vol 3 No.
1.

Ningrum, Ajeng Sestya, (2021). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka


Belajar (Metode Belajar), PROSIDING PENDIDIKAN DASAR Vol. 1 No. 1, hal 172-
173.

20

Anda mungkin juga menyukai