Makalow
NIM :711430117019
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO Gadar 1
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
TUJUAN
Melakukan pelayanan kesehatan secara tepat dan profesional serta petugas gengan cepat melakukan
seleksi pasien yang masuk IGD.
PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
ALAT
1. Label warnah merah.
2. Lebal warna kuning.
3. Label warna hijau.
4. Label warna hitam.
LANGKA - LANGKA
DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
12. Mengatur Posisi Untuk pasien
yang sadar atau masih
berfungsi refleks muntahnya,
anda dapat memposisikan
pasien dengan posisi
semifowler atau posisi
setengah duduk. untuk
suction yang dilakukan
melalui mulut, Posisi kepala
diputar ke arah kiri atau
kanan. Sedangkan suction
yang dilakukan melalui
hidung, posisi lehernya
ekstensi.
13. Untuk pasien yang tidak
sadarkan diri, posisi tubuhnya
yaitu lateral, hal ini bertujuan
agar pangkal lidah tidak jatuh
ke belakang sehingga tidak
mengganggu masuknya
kateter suction. Selain itu,
posisi lateral akan membuat
sekret mengalir dari faring
dan mencegah terjadinya
aspirasi.
14. Selanjutnya, tempatkan
handuk diatas bantal atau
dibawah dagu pasien.
15. Atur tekanan penghisap dari
mesin suction. Dalam mesin
suction, tekanan terdiri dari 3
bagian yaitu tekanan tinggi
(120 sampai 150 mmhg),
tekananan sedang (80 sampai
120 mmhg). Tekanan rendah
berkisar antara 0 sampai 80
mmhg.
16. Untuk orang dewasa, takanan
suction biasanya berkisar
antara 100 mmhg sampai 120
mmhg. Sedangkan untuk
anak-anak dan bayi, tekanan
suction berkisar antara 50
sampai 75 mmhg.
17. Buka Bak instrumen dan
masukan cairan steril seperti
Nacl pada tempat yang
disediakan.
18. Pakai sarung tangan steril
dangan prinsip steril.
19. Ambil selang kateter, lalu
hubungkan dengan mesin
suction.
20. Ukur kedalaman suction.
Untuk mengukur kedalaman
suction, anda dapat
mengukkurnya dari hidung ke
mulut. Atau kurang lebih 13
cm untuk dewasa.
21. Basahi ujung kateter dengan
cairan steril, hal ini dilakukan
untuk mempermudah
masuknya kateter suction.
22. Sebelum memasukan kateter,
lakukan pengecekan suction
terlebih dahulu, yaitu dengan
meletakan jari tangan ke
tempat ibu jari. Lalu buka
cabang Y connector (control
suction) untuk menimbulkan
terjadinya penghisapan.
23. Masukan selang kateter
suction secara perlahan
(nasopharing kedalamannya
kurang lebih 5 cm, dan
orofaring kedalamannya
kurang lebih 10 cm).
Masukan selang tanpa
menutup kateter suction.
24. Lakukan penghisapan dengan
menutup lubang kateter
suction, dan tarik selang
keluar secara memutar.
Penghisapan dilakukan
selama 10 detik untuk orang
dewasa, dan 5 detik untuk
anak-anak. Ingat,
penghisapan hanya dilakukan
dalam kurun waktu 15 detik
saja.
25. Lakukan pembilasan selang
kateter dengan air steril atau
cairan NaCl, dan anjurkan
pasien untuk bernapas
26. Lakukan kembali suction atau
penghisapan, (lakukan
sebanyak 3 sampai 5 kali).
27. Anjurkan pasien untuk tarik
napas dalam dan batuk
diantara suction. Hal ini
bertujuan untuk
mengeluarkan dahak sampai
tempat yang dijangkau oleh
alat.
28. Lakukan Observasi terhadap
keadaan pasien secara umum,
serta pernapasannya.
29. Observasi juga keadaan
sekretnya, seperti (warna,
bau, konsistensi, dan
jumlahnya.
30. Jika sekret hasil penghisapan
duperlukan untuk pengujian
lab, tampung sekret pada
tempat sputum.
31. Setelah selesai, bersihkan
hidung dan mulut pasien.
32. Bereskan peralatan
TAHAP TERMINASI
33. Evaluasi hasil serta respon
pasien setelah dilakukan
tindakan suction.
34. Dokumentasikan hasilnya
dalam catatan khusus pasien.
35. Lakukan kontrak dengan
pasien untuk tindakan
selanjutnya.
36. Akhiri kegiatan dan bereskan
peralatan.
37. Lakukan cuci tangan.
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
TAHAP ORIENTASI
Persiapan pasien dan keluarga:
12. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan
13. Menjelaskan prosedur
tindakan termasuk selama
pemasangan oropharing tube
pasien tidak diperbolehkan
makan dan minum.
14. Memberikan posisi sesuai
kebutuhan
TAHAP KERJA
15. Perawat memakai
handschoen
16. Membuka mulut pasien,
tahan lidah dengan
menggunakan tongue spatel.
17. Bersihkan mulut dengan
kassa steril
18. Masukkan oropharing tube
melalui rongga mulut dengan
ujung mengarah ke palatum,
setelah masuk
dinding belakang pharing lalu
putar oropharingeal tube 180º
sampai posisi ujung
mengarah ke oropharing.
19. Lakukan fiksasi dipangkal
oropharing tube dengan
plester tanpa menutup lubang
oropharing tube.
20. Berikan posisi yang nyaman.
21. Rapikan pasien dan alat – alat
22. Buka handschoen dan cuci
tangan.
TAHAP TERMINASI
23. Membuat catatan
keperawatan meliputi:
– Keadaan umum pasien
– Tindakan dan hasil setelah
dilakukan
– Tanda-tanda vital
– Pola nafas
Catatan :
1. Oropharingeal tube tidak
boleh dipasang pada pasien
sadar.
Oropharingeal tube dipasang
pada pasien yang tidak sadar
atau pada pasien dengan
penurunan kesadaran.
Pada pasien yang dilakukan
pemasangan oropharing tube
harus dilakukan oral hygiene.
Ukuran oropharingeal:
disesuaikan dengan mengukur
panjang oropharingeal dari
mulut ke mandibula
atau sesuai ukuran :
a. Kode 00 untuk bayi
kecil/prematur
b. Kode 0 untuk bayi
c. No. 1 untuk anak usia 1-3
tahun
d. No. 2 untuk anak usia 3-8
tahun
e. No. 3 untuk usia 8 tahun
f. No. 4 dan 5 untuk dewasa
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO Askep Gadar 1
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
TAHAP PERSIAPAN:
1. Pemberian penjelasan kepada
pasien tentang tujuan dan prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Sebaiknya istirahat 15 menit
sebelum pemeriksaan.
3. Bila menggunakan
perhiasan/logam/gawai supaya
dilepas dan diletakkan tidak
dekat/menempel pada pasien
4. Pasien diminta membuka baju
bagian dada.
5. Pasien dipersilakan tidur
terlentang, posisi pemeriksa berada
di sebelah kanan pasien.
6. Pasien diusahakan untuk tenang
dan bernafas normal. Selama proses
perekaman tidak
boleh bicara.
7. Bersihkan daerah yang akan
dipasang elektroda dengan kapas
beralkohol.
8. Oleskan pasta EKG pada elektroda
untuk memperbaiki hantaran listrik.
TAHAP KERJA
1. Memasang manset
elektroda pada kedua
pergelangan tangan dan
kedua tungkai.
2. Memasang arde.
3. Menghidupkan monitor
Elektrokardiogram.
4. Menyambungkan kabel
Elektrokardiogram pada
kedua tungkai pergelangan
tangan dan kedua tungkai
pergelangan kaki pasien,
untuk rekaman ekstremitas
lead (Lead I, II, III, AVR,
AVL, AVF) dengan cara :
Warna merah pada
pergelangan tangan kanan
Warna hijau pada kaki
kiri
Warna hitam pada kaki
kanan.
Warna kuning pada
pergelangan tangan kiri.
Memasang elektroda
dada untuk rekaman precardial
lead
o V1 pada interkosta
keempat garis sternum kanan
o V2 pada interkosta
keempat garis sternum kiri
o V3 pada pertengahan V2
dan V4
o V4 pada interkosta kelima
garis pertengahan clavikula kiri
o V5 pada axila sebelah
depan kiri
o V6 pada axila sebelah
belakang kiri
TAHAP TERMINASI
Harap
diperhatikan
urutan
pemasangan
LEAD pada EKG
agar tidak terjadi
kesalahan
interpretasi data
yang dikeluarkan
oleh EKG itu
sendiri
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
TAHAP KERJA
1. Mencuci tangan.
2. Memilih sensor
yang sesuai.
3. Memilih tempat
yang sesuai untuk sensor.
Jika perfusi baik kapiler
baik gunakan jari tangan
atau ibu jari kaki. Jika
klien mempunyai perfusi
yang buruk gunakan
telinga atau hidung
sebagai tempat sensor.
4. Membersihkan
area sensor yang dipilih
dengan kapas alkohol dan
keringkan dengan tissue
(bila klien menggunakan
pewarna kuku, bersihkan
terlebih dahulu).
5. Memasang sensor,
pastikan sensor terpasang
dengan sempurna.
6. Menghubungkan
kabel sensor ke oksimeter,
nyalakan oksimeter.
7. Membaca hasil
pemeriksaan, dan
laporkan ke dokter jika
hasil pemeriksaan
abnormal.
8. Merapikan
klien dan peralatan.
9. Mencuci tangan.
TAHAP TERMINASI
Evaluasi :
1. Mengevaluasi
hasil pemeriksaan.
2. Mengobservasi
respon klien selama
pelaksanaan prosedur.
Dokumentasi :
1. Mencatat hasil
pemeriksaan, tempat
sensor yang digunakan.
2. Mencatat respon
klien selama pelaksanaan
prosedur.
3. Mencatat
intervensi yang dilakukan
bila hasil pemeriksaan
oksimetri nadi kurang dari
normal.
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren Makalow
NIM :711430117018
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO Askep Gadar 1
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
TAHAP KERJA
1. Petugas menggunakan masker,
handscoen
2. Pegang kepala dengan cara
satu tangan memegang bagian
kanan kepala mulai dari
mandibula ke arah temporal,
demikian juga bagian sebelah kiri
dengan tangan yang lain dan cara
yang sama
3.Petugas lainnya memasukkan
neck collar secara perlahan ke
bagian belakang leher dengan
sedikit melewati leher
4. Letakkan bagian Neck collar
yang berlekuk tepat pada dagu
5. Rekatkan 2 sisi neck collar satu
sama lain
TAHAP TERMINASI
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Catat seluruh tindakan yang
dilakukan dan respons pasien
2. Pemasangan jangan terlalu kuat
atau terlalu longg
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
PROSEDUR
PELAKSANA TAHAP PRA INTERAKSI
AN 1. Mengkaji program/instruksi
medik tentang rencana pemberian
terapi injeksi insulin (Prinsip 6
benar : Nama klien, obat/jenis
insulin, dosis, waktu, cara
pemberian, dan pendokumentasia
n).
2. Mengkaji cara kerja insulin
yang akan diberikan, tujuan,
waktu kerja, dan masa efek
puncak insulin, serta efek samping
yang mungkin timbul.
3. Mengkaji tanggal kadaluarsa
insulin.
4. Mengkaji adanya tanda dan
gejala hipoglikemia atau alergi
terhadap human insulin.
5. Mengkaji riwayat medic dan
riwayat alergi.
6. Mengkaji keadekuatan jaringan
adipose, amati apakah ada
pengerasan atau penurunan
jumlah jaringan.
7. Mengkaji tingkat pengetahuan
klien prosedur dan tujuan
pemberian terapi insulin.
8. Mengkaji obat-obat yang
digunakan waktu makan dan
makanan yang telah dimakan
klien.
Tahap Orientasi
1. Memberi salam pada pasien
2. Menjelaskan kepada klien
tentang persiapan dan tujuan
prosedur pemberian injeksi
insulin.
3. Menutup sampiran (kalau
perlu).
Tahap Interaksi
1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Penyuntikan insulin
TAHAP KERJA
Pemakaian spuit insulin
a. Megambil vial insulin dan
aspirasi sebanyak dosis yang
diperlukan untuk klien
(berdasarkan daftar obat
klien/instruksi medik).
b. Memilih lokasi suntikan.
Periksa apakah dipermukaan
kulitnya terdapat kebiruan,
inflamasi, atau edema.
c. Melakukan rotasi
tempat/lokasi penyuntikan insulin.
Lihat catatan perawat
sebelumnya.
d. Mendesinfeksi area
penyuntikan dengan kapas
alcohol/alcohol swab, dimulai
dari bagian tengah secara sirkuler
± 5 cm.
e. Mencubit kulit tempat area
penyuntikan pada klien yang
kurus dan regangkan kulit pada
klien yang gemuk dengan tangan
yang tidak dominan.
f. Menyuntikkan nsulin
secara subcutandengn tangan
yang dominan secara lembut dan
perlahan.
g. Mencabut jarum dengan
cepat, tidak boleh di massage,
hanya dilalukan penekanan pada
area penyuntikan dengan
menggunakan kapas alkohol.
h. Membuang spuit ke tempat
yang telah ditentukan dalam
keadaan jarum yang sudah
tertutup dengan tutupnya.
Tahap Terminasi
4. Menjelaskan ke klien bahwa
prosedur telah dilaksanakan
5. Membereskan alat
6. Cuci tangan
Tahap Evaluasi
7. Mengevaluasi respon klien
terhadap medikasi yang diberikan
30 menit setelah injeksi insulin
dilakukan.
8. Mengobservasi tanda dan
gejala adanya efek samping pada
klien.
9. Menginspeksi tempat
penyuntikan dan mengamati
apakah terjadi pembengkakan atau
hematoma.
Tahap Dokumentasi
10. Mencatat respon klien setelah
pemebrian injeksi insulin.
11. Mencatat kondisi tempat
tusukan injeksi insulin.
12. Mencatat tanggal dan waktu
pemberin injeksi insulin
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
TUJUAN Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk saluran
pencernaan2)Mendiagnosa perdarahan lambung3)Membersihkan lambung
sebelum prosedur endoscopy4)Membuang cairan atau partikel dari lambung
PROSEDUR 5) Spuit 10 cc
PELAKSANA 6) Plester
AN
7) Nierbeken
8) Kom penampung
9) Air hangat 10)Kassa/tissue
10) Jelly
11) Hanscoen
12) Pinset
13) Tonguespatel
14) Corong
15) Gelas ukur
TAHAP KERJA
1) Cuci tangan dan atur peralatan
2) Gunakan sarung tangan
3) Jelaskan prosedur pada klien
4) Bantu klien untuk posisi
semifowler (bila memungkinkan)
5) Berdirilah disisi kanan tempat
tidur klien bila anda bertangan
dominan kanan (atau sisi kiri bila
anda bertangan dominan kiri)
6) Bersihkan mukusdan sekresi
dari hidung dengan tissue lembab
atau lidi kapas
7) Tempatkan handuk mandi
diatas dada klien. Pertahankan
tissue wajah dalam jangkauan
klien
8) Tentukan panjang slang yang
akan dimasukkan dan
ditandaidengan plester.
9) Ukur jarak dari lubang hidung
ke daun telinga, dengan
menempatkan ujung melingkar
slang pada daun telinga;
Lanjutkan pengukuran dari daun
telinga ke tonjolan sternum;
tandai lokasi tonjolan sternum di
sepanjang slang dengan plester
kecil1
10) Ujung atas NGT diolesi jelly,
dan bagian ujung bawah di klem.
11) Minta klien menengadahkan
kepala (bila memungkinkan),
masukkan selang ke dalam lubang
hidung yang paling bersih
12) Pada saat anda memasukkan
slang lebih dalam ke hidung,
minta klien menahan kepala dan
leher lurus dan membuka mulut
(bila klien dalam keadaan sadar)
13) Ketika slang terlihat dan klien
bisa merasakan slang dalam
faring, instruksikan klien untuk
menekuk kepala ke depan dan
menelan (bila klien dalam
keadaan sadar)
14) Masukkan slang lebih dalam
ke esofagus dengan memberikan
tekanan lembut tanpa memaksa
saat klien menelan (jika klien
batuk atau slang menggulung di
tenggorokan, tarik slang kefaring
dan ulangi langkah-langkahnya),
diantara upaya tersebut dorong
klien untuk bernafas dalam
15) Ketika tanda plester pada
selang mencapai jalan masuk ke
lubang hidung, hentikan insersi
selang dan periksa
penempatannya:minta
klien membuka mulut untuk
melihat slang, Aspirasi dengan
spuit dan pantau drainase
lambung, tarik udara ke dalam
spuit sebanyak 10-20 ml
masukkan ke selang dan dorong
udara sambil mendengarkan
lambung dengan stetoskop jika
terdengar gemuruh, fiksasi slang.
16) Untuk mengamankanslang:
gunting bagian tengah plester
sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci
tetap utuh, tempelkan 1 inchi
plester pada lubang hidung,
lilitkan salah satu ujung,
kemudian yang lain, satu sisi
plester lilitan mengitari slang
17) Setelah NGT masuk pasien
diaturdengan posisi miring tanpa
bantal atau kepala lebih rendah
selanjutnya klem dibuka.
18) Corong dipasang diujung
bawah NGT, air hangat
dituangkan ke dalam corong
jumlah cairan sesuai kebutuhan
(±500 cc). Cairan yang masuk tadi
dikeluarkan dan ditampung dalam
baskom
19) Pembilasan lambung
dilakukan berulang kali sampai air
yang keluar dari lambung sudah
jernih.
20) Jika air yang keluar sudah
jernih selang NGT dicabut secara
pelan-pelan dan diletakkan dalam
baki.
21) Setelah selesai pasien di
rapikan, mulut dan sekitarnya
dibersihkan dengan tissue.
22) Bereskan peralatan
23) Perawat mencuci tangan
TAHAP TERMINASI
24) Pendokumentasian
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019
PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN INFUS
PENGERTIAN Pemasaangan infus merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit yang dilakukan bagi klien yang memerlukan cairan melalui intravena
(infus). Nutrisi bagi klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per
oral atau adanya gangguan fungsi menelan, Tindakan ini dilakukan dengan
didahului pemasangan pipa lambung.
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :