Anda di halaman 1dari 34

NAMA : Keren K.

Makalow
NIM :711430117019

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO Gadar 1
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TRIAGE
PENGERTIAN Triage adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumberdaya yang tersedia,
terapi di dasarkan pada keadaan A, B, C (air way dengan cervical spiru control. Breathing dan
circulation dengan kontrol perdarahan).

TUJUAN
Melakukan pelayanan kesehatan secara tepat dan profesional serta petugas gengan cepat melakukan
seleksi pasien yang masuk IGD.
PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
ALAT
1. Label warnah merah.
2. Lebal warna kuning.
3. Label warna hijau.
4. Label warna hitam.
 
LANGKA - LANGKA

1. Petugas / paramedis IGD


menerima pasien datang.
2. Petugas di ruangan triase
melakukan anamnesa dan
pemeriksaan singkat dan cepat
untuk menentukan derajat
kegawatan oleh paramedis
yang terlatih / dokter sehingga
Prosedur dapat memutuskan tingkat
kegawatan pasien.
- Emergency (Metah / P1)
     Penderita yang harus
mendapatkan penanganan
dengan segera dan    
     mengancam nyawa.
- Urgen (Kuning / P2)
     Penderita yang tidak
gawat tetapi darurat / tidak
darurat tetapi   
     gawat.
- Non Urgen (Hijau / p3)
     Penderita yang tidak
mengancam nyawa dan
tidak perlu 
     mendapatkn penanganan
dengan segera.
- Hitam
     Penderita yang
kemungkinan utuk hidup
sangat kecil, luka sangat
parah, hanya perlu terapi
suportif.
3. Petugas meminta pasien /
keluarga menandatangani
informed consent.
4. Petugas memprioritaskan
pelayanan dengan urutan warna
merah, kuning, hitam.
5. Petugas meminta keluarga
pasien mendaftar di tempat
registrasi pasien dan petugas
mencatat indentitas pasien pada
rekam medis pasien.
6. Petufgas dapat langsung
memberikan pengobatan
penderitakatagori triase merah
di ruang tindakam IGD . terapi
bila memerlukan tindakan
medis lebih lanjut penderita
dapat di rujuk ke RS.
7. Petugas menjalankan /
melaksanakan intruksi terapi
pengobatan dan tindakan yang
di berikan untuk pasien.
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :

DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SUCTION
PENGERTIAN Suction Merupakan tindakan pengeluaran sekret ataupun darah dari jalan
napas, dimana sekret akan disedot melalui karet atau polyethylene yang
terhubung dengan mesin suction. Sekret akan tertampung dalam mesin
suction, sehingga sekret tersebut dapat digunakan untuk pemeriksaan
labolatorium.
TUJUAN Tujuan dari tindakan suction yang pertama adalah untuk mengeluarkan sekret
atau cairan lain yang menghalangi jalan napas. Penumpukan sekret di jalan
napas dapat membuat suplai oksigen ke tubuh berkurang, yang selanjutnya
dapat mengakibatkan kerusakan jaringan atau bahkan kecacatan, sehingga
sekret yang menumpuk tersebut perlu sesegara mungkin dikeluarkan.
Tujuan kedua yang paling utama yaitu untuk melancarkan jalan napas.
PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN
YA TIDA YA TIDA YA TIDA
K K K
ALAT DAN BAHA
1. Alat atau Mesin Suction
2. Bak Instrument Steril yang
didalamnya terdapat :
Kateter Suction
(polyethylene),Handscoon,
Pinset anatomi sebanyak 2
buah, Kasa, Kom.
3. Cairan Steril, atau bisa juga
menggunakan NaCl
4. Perlak serta pengalasnya
5. Tempat Sputum, (alat ini
diperlukan jika hasil ingin
digunakanan untuk uji
labolatorium)

TAHAP PRA INTERAKSI


6. Identifikasi Kebutuhan
pasien, apakah perlu
diberikan suction atau tidak ?,
kenapa perlu diberikan
suction ? dan sebagainya.
7. Lakukan Cuci Tangan
8. Persiapkan peralatan yang
tadi kita bahas. Namun
terkadang dibeberapa rumah
sakit, peralatan bisa saja tidak
tersedia, atau mungkin
alatnya berbeda-beda. Jadi,
anda harus bisa
memanfaatkan peralatan yang
ada (kreatif adalah kuncinya).

TAHAP ORIENTASI

9. Berikan salam kepada pasien,


pastikan untuk memanggil
nama pasien, hal ini penting
untuk meningkatkan
hubungan dan kepercayaan.
10. Langkah selanjutnya yaitu
menjelaskan perihal tindakan
prosedur yang akan
dilakukan, baik manfaat
ataupun ketidaknyamanan
yang akan timbul.
11. Tanya pasien, apakah ada
yang ingin dia tanyakan
perihal tindakan prosedur.
Jika klien menolak tindakan,
jelaskan kembali manfaat dan
dampak apa yang akan timbul
jika tindakan tidak dilakukan.

TAHAP KERJA
12. Mengatur Posisi Untuk pasien
yang sadar atau masih
berfungsi refleks muntahnya,
anda dapat memposisikan
pasien dengan posisi
semifowler atau posisi
setengah duduk. untuk
suction yang dilakukan
melalui mulut, Posisi kepala
diputar ke arah kiri atau
kanan. Sedangkan suction
yang dilakukan melalui
hidung, posisi lehernya
ekstensi.
13. Untuk pasien yang tidak
sadarkan diri, posisi tubuhnya
yaitu lateral, hal ini bertujuan
agar pangkal lidah tidak jatuh
ke belakang sehingga tidak
mengganggu masuknya
kateter suction. Selain itu,
posisi lateral akan membuat
sekret mengalir dari faring
dan mencegah terjadinya
aspirasi.
14. Selanjutnya, tempatkan
handuk diatas bantal atau
dibawah dagu pasien.
15. Atur tekanan penghisap dari
mesin suction. Dalam mesin
suction, tekanan terdiri dari 3
bagian yaitu tekanan tinggi
(120 sampai 150 mmhg),
tekananan sedang (80 sampai
120 mmhg). Tekanan rendah
berkisar antara 0 sampai 80
mmhg.
16. Untuk orang dewasa, takanan
suction biasanya berkisar
antara 100 mmhg sampai 120
mmhg. Sedangkan untuk
anak-anak dan bayi, tekanan
suction berkisar antara 50
sampai 75 mmhg.
17. Buka Bak instrumen dan
masukan cairan steril seperti
Nacl pada tempat yang
disediakan.
18. Pakai sarung tangan steril
dangan prinsip steril.
19. Ambil selang kateter, lalu
hubungkan dengan mesin
suction.
20. Ukur kedalaman suction.
Untuk mengukur kedalaman
suction, anda dapat
mengukkurnya dari hidung ke
mulut. Atau kurang lebih 13
cm untuk dewasa.
21. Basahi ujung kateter dengan
cairan steril, hal ini dilakukan
untuk mempermudah
masuknya kateter suction.
22. Sebelum memasukan kateter,
lakukan pengecekan suction
terlebih dahulu, yaitu dengan
meletakan jari tangan ke
tempat ibu jari. Lalu buka
cabang Y connector (control
suction) untuk menimbulkan
terjadinya penghisapan.
23. Masukan selang kateter
suction secara perlahan
(nasopharing kedalamannya
kurang lebih 5 cm, dan
orofaring kedalamannya
kurang lebih 10 cm).
Masukan selang tanpa
menutup kateter suction.
24. Lakukan penghisapan dengan
menutup lubang kateter
suction, dan tarik selang
keluar secara memutar.
Penghisapan dilakukan
selama 10 detik untuk orang
dewasa, dan 5 detik untuk
anak-anak. Ingat,
penghisapan hanya dilakukan
dalam kurun waktu 15 detik
saja.
25. Lakukan pembilasan selang
kateter dengan air steril atau
cairan NaCl, dan anjurkan
pasien untuk bernapas
26. Lakukan kembali suction atau
penghisapan, (lakukan
sebanyak 3 sampai 5 kali).
27. Anjurkan pasien untuk tarik
napas dalam dan batuk
diantara suction. Hal ini
bertujuan untuk
mengeluarkan dahak sampai
tempat yang dijangkau oleh
alat.
28. Lakukan Observasi terhadap
keadaan pasien secara umum,
serta pernapasannya.
29. Observasi juga keadaan
sekretnya, seperti (warna,
bau, konsistensi, dan
jumlahnya.
30. Jika sekret hasil penghisapan
duperlukan untuk pengujian
lab, tampung sekret pada
tempat sputum.
31. Setelah selesai, bersihkan
hidung dan mulut pasien.
32. Bereskan peralatan

TAHAP TERMINASI
33. Evaluasi hasil serta respon
pasien setelah dilakukan
tindakan suction.
34. Dokumentasikan hasilnya
dalam catatan khusus pasien.
35. Lakukan kontrak dengan
pasien untuk tindakan
selanjutnya.
36. Akhiri kegiatan dan bereskan
peralatan.
37. Lakukan cuci tangan.

MENGETAHU PROBANDUS :
I

PENILAI :

DOSEN/INSTRUKTUR :

NAMA : Keren K. Makalow


NIM :711430117019

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MEMASANG OROPHARINGEAL TUBE (OPA)
PENGERTIAN
Memasanga oropharingeal tube adalah suatu tindakan pemenuhan kebutuhan
oksigen dengan membebaskan jalan nafas melalui pemasangan oropharingeal
tube melalui rongga mulut ke dalam pharing

TUJUAN 1. Membebaskan jalan nafas


2. Mencegah lidah jatuh atau melekat pada dinding posterior pharing
3. Memudahkan penghisapan lendir

PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN


YA TIDA YA TIDA YA TIDA
K K K
ALAT DAN BAHA
1. Oropharingeal tube sesuai
kebutuhan
2. Kassa steril 2 buah
3. Plester dan gunting
PROSEDUR 4. Nierbekken
PELAKSANA 5. Spatel lidah
AN 6. Handschoen

TAHAP PRA INTERAKSI


Lingkungan:
7. Menjaga privacy pasien
Perawat :
8. Mencuci tangan
9. Menilai keadaan umum
pasien
10. Mengukur tanda-tanda vital
11. Mengobservasi pola nafas

TAHAP ORIENTASI
Persiapan pasien dan keluarga:
12. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan
13. Menjelaskan prosedur
tindakan termasuk selama
pemasangan oropharing tube
pasien tidak diperbolehkan
makan dan minum.
14. Memberikan posisi sesuai
kebutuhan

TAHAP KERJA
15. Perawat memakai
handschoen
16. Membuka mulut pasien,
tahan lidah dengan
menggunakan tongue spatel.
17. Bersihkan mulut dengan
kassa steril
18. Masukkan oropharing tube
melalui rongga mulut dengan
ujung mengarah ke palatum,
setelah masuk
dinding belakang pharing lalu
putar oropharingeal tube 180º
sampai posisi ujung
mengarah ke oropharing.
19. Lakukan fiksasi dipangkal
oropharing tube dengan
plester tanpa menutup lubang
oropharing tube.
20. Berikan posisi yang nyaman.
21. Rapikan pasien dan alat – alat
22. Buka handschoen dan cuci
tangan.

TAHAP TERMINASI
23. Membuat catatan
keperawatan meliputi:
– Keadaan umum pasien
– Tindakan dan hasil setelah
dilakukan
– Tanda-tanda vital
– Pola nafas
Catatan :
 1. Oropharingeal tube tidak
boleh dipasang pada pasien
sadar.
 Oropharingeal tube dipasang
pada pasien yang tidak sadar
atau pada pasien dengan
penurunan kesadaran.
 Pada pasien yang dilakukan
pemasangan oropharing tube
harus dilakukan oral hygiene.
 Ukuran oropharingeal:
disesuaikan dengan mengukur
panjang oropharingeal dari
mulut ke mandibula
atau sesuai ukuran :
a. Kode 00 untuk bayi
kecil/prematur
b. Kode 0 untuk bayi
c. No. 1 untuk anak usia 1-3
tahun
d. No. 2 untuk anak usia 3-8
tahun
e. No. 3 untuk usia 8 tahun
f. No. 4 dan 5 untuk dewasa

MENGETAHU PROBANDUS :
I

PENILAI :
DOSEN/INSTRUKTUR :

NAMA : Keren K. Makalow


NIM :711430117019

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO Askep Gadar 1
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN EKG
PENGERTIAN Pemeriksaan elektrokardiografi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk
membantu mendiagnosis penyakit jantung.Bekal pengetahuan yang harus dimiliki
mahasiswa sebelum mempelajari keterampilan Pemeriksaan Elektrokardiografi
(EKG) adalah:
1. Anatomi dinding dada dan jantung (ruang jantung, katub jantung, dan pembuluh
darah besar).
2. Fisiologi jantung (siklus jantung, sistem konduksi jantung, dan listrik jantung).
TUJUAN Setelah mempelajari pemeriksaan elektrokardiografi ini mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi kelistrikan jantung.
2. Melakukan pemasangan elektrokardiografi.
3. Menjelaskan morfologi elektrokardiografi.
4. Melakukan interpretasi elektrokardiografi normal.
5. Melakukan interpretasi elektrokardiografi patologis.
PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
ALAT DAN BAHA
1. Kapas dan alkohol.
2. Mesin EKG beserta elektroda-
elektrodanya.
3. Pasta EKG.
4. Kertas grafik garis horizontal dan
PROSEDUR vertikal dengan jarak 1 mm. Garis
PELAKSANAAN lebih tebal terdapat
pada setiap 5 mm.
5. Lembar pelaporan hasil EKG.

TAHAP PERSIAPAN:
1. Pemberian penjelasan kepada
pasien tentang tujuan dan prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Sebaiknya istirahat 15 menit
sebelum pemeriksaan.
3. Bila menggunakan
perhiasan/logam/gawai supaya
dilepas dan diletakkan tidak
dekat/menempel pada pasien
4. Pasien diminta membuka baju
bagian dada.
5. Pasien dipersilakan tidur
terlentang, posisi pemeriksa berada
di sebelah kanan pasien.
6. Pasien diusahakan untuk tenang
dan bernafas normal. Selama proses
perekaman tidak
boleh bicara.
7. Bersihkan daerah yang akan
dipasang elektroda dengan kapas
beralkohol.
8. Oleskan pasta EKG pada elektroda
untuk memperbaiki hantaran listrik.

TAHAP KERJA

1. Memasang manset
elektroda pada kedua
pergelangan tangan dan
kedua tungkai.
2. Memasang arde.
3. Menghidupkan monitor
Elektrokardiogram.
4.  Menyambungkan kabel
Elektrokardiogram pada
kedua tungkai pergelangan
tangan dan kedua tungkai
pergelangan kaki pasien,
untuk rekaman ekstremitas
lead (Lead I, II, III, AVR,
AVL, AVF) dengan cara : 


















 Warna merah pada
pergelangan tangan kanan 
 Warna hijau pada kaki
kiri
 Warna hitam pada kaki
kanan.
 Warna kuning pada
pergelangan tangan kiri.
 Memasang elektroda
dada untuk rekaman precardial
lead 

   o V1 pada interkosta
keempat garis sternum kanan
   o V2 pada interkosta
keempat garis sternum kiri
   o V3 pada pertengahan V2
dan V4
   o V4 pada interkosta kelima
garis pertengahan clavikula kiri
   o V5 pada axila sebelah
depan kiri
   o V6 pada axila sebelah
belakang kiri

5. Melakukan kalibrasi dengan


kecepatan 25 mili/detik
6. Bila rekaman
Elektrokardiogram telah
lengkap terekam, semua
elektroda yang melekat
ditubuh pasien dilepas dan
dibersihkan seperti semula.
7. Pasien dibantu merapihkan
pakaian

TAHAP TERMINASI
Harap
diperhatikan
urutan
pemasangan
LEAD pada EKG
agar tidak terjadi
kesalahan
interpretasi data
yang dikeluarkan
oleh EKG itu
sendiri
MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :

DOSEN/INSTRUKTUR :

NAMA : Keren K. Makalow


NIM :711430117019

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN OKSINETRI
PENGERTIAN
Merupakan suatu metode noninvasif yang digunakan untuk memeriksa
saturasi oksigen (SaO2) arteri klien dengan menggunakan sensor oksimetri
nadi. Tipe sensor oksimetri nadi dirancang untuk digunakan pada jari, ibu jari
kaki, hidung telinga, sekelililing tangan atau kaki pada bayi. Rentang nilai
normal pada pemeriksaan ini adalah : 95 – 100%.
TUJUAN 1. Mengetahui status oksigenasi klien dengan mengetahui saturasi oksigen
didalam arteri.
2. Pengkajian untuk menentukan pemberian terapi oksigen. 

PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN


YA TIDA YA TIDA YA TIDA
K K K
ALAT DAN BAHA
1.    Oksimetri nadi dengan sensor
yang sesuai.
2.    Kapas alkohol.
3.    Tissue.
4.    Nierbeken
 
TAHAP PRA INTERAKSI
Menjelaskan prosedur dan tujuan
dilakukannya pemeriksaan
oksimetri nadi.

TAHAP KERJA
1.         Mencuci tangan.  
2.         Memilih sensor
yang sesuai.
3.         Memilih tempat
yang sesuai untuk sensor.
Jika perfusi baik kapiler
baik gunakan jari tangan
atau ibu jari kaki. Jika
klien mempunyai perfusi
yang buruk gunakan
telinga atau hidung
sebagai tempat sensor.
4.         Membersihkan
area sensor yang dipilih
dengan kapas alkohol dan
keringkan dengan tissue
(bila klien menggunakan
pewarna kuku, bersihkan
terlebih dahulu).
5.         Memasang sensor,
pastikan sensor terpasang
dengan sempurna.
6.         Menghubungkan
kabel sensor ke oksimeter,
nyalakan oksimeter.
7.         Membaca hasil
pemeriksaan, dan
laporkan ke dokter jika
hasil pemeriksaan
abnormal.
8.         Merapikan
klien dan peralatan.
9.         Mencuci tangan.

TAHAP TERMINASI
 
Evaluasi :
1.         Mengevaluasi
hasil pemeriksaan.
2.         Mengobservasi
respon klien selama
pelaksanaan prosedur.
 
Dokumentasi :
1.         Mencatat hasil
pemeriksaan, tempat
sensor yang digunakan.
2.         Mencatat respon
klien selama pelaksanaan
prosedur.
3.         Mencatat
intervensi yang dilakukan
bila hasil pemeriksaan
oksimetri nadi kurang dari
normal.
MENGETAHU PROBANDUS :
I

PENILAI :

DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren Makalow
NIM :711430117018

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO Askep Gadar 1
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SERVIKAL COLLAR ( NICK COLLAR )
PENGERTIAN Memasangn alat neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan
tulang servikal)

TUJUAN 1.      Mencegah pergerakan tulang serviks yang patah


2.      Mencegah bertambahnya kerusakan tulang serviks dan spinal
cord
3.      Mengurangi rasa sakit

PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN


YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
ALAT DAN BAHA
1.      Neck collar sesuai ukuran
2.      Handscoen
PROSEDUR
PELAKSANAA
N TAHAP ORIENTASI
1.      Informed consent
2.     Berikan penjelasan tentagn
tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien terlentang dengan
posisi leher segaris / anatomi
-          Petugas 2 orang

TAHAP KERJA
1. Petugas menggunakan masker,
handscoen
2.      Pegang kepala dengan cara
satu tangan memegang bagian
kanan kepala mulai dari
mandibula ke arah temporal,
demikian juga bagian sebelah kiri
dengan tangan yang lain dan cara
yang sama
3.Petugas lainnya memasukkan
neck collar secara perlahan ke
bagian belakang leher dengan
sedikit melewati leher
4.  Letakkan bagian Neck collar
yang berlekuk tepat pada dagu
5. Rekatkan 2 sisi neck collar satu
sama lain
TAHAP TERMINASI
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.  Catat seluruh tindakan yang
dilakukan dan respons pasien
2. Pemasangan jangan terlalu kuat
atau terlalu longg

MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :

DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MEMBERIKAN INSULIN
PENGERTIAN Suatu kegiatan memasukkan obat insulin ke dalam jaringan tubuh melalui
suntikan subcutan dan khusus untuk ketoasidosis melalui suntikan intra vena

TUJUAN Untuk mengendalikan kadar gula di dalam tubuh

PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN


YA TIDA YA TIDA YA TIDA
K K K
ALAT / OBAT
a)  Persiapan pemasangan infus
b)      Three ways stop cock
c)      Microdrip
d)     Obat insulin

PROSEDUR
PELAKSANA TAHAP PRA INTERAKSI
AN 1. Mengkaji program/instruksi
medik tentang rencana pemberian
terapi injeksi insulin (Prinsip 6
benar : Nama klien, obat/jenis
insulin, dosis, waktu, cara
pemberian, dan pendokumentasia
n).
2. Mengkaji cara kerja insulin
yang akan diberikan, tujuan,
waktu kerja, dan masa efek
puncak insulin, serta efek samping
yang mungkin timbul.
3. Mengkaji tanggal kadaluarsa
insulin.
4. Mengkaji adanya tanda dan
gejala hipoglikemia atau alergi
terhadap human  insulin.
5. Mengkaji riwayat medic dan
riwayat alergi.
6. Mengkaji keadekuatan jaringan
adipose, amati apakah ada
pengerasan atau penurunan
jumlah jaringan.
7.  Mengkaji tingkat pengetahuan
klien prosedur dan tujuan
pemberian terapi insulin.
8.    Mengkaji obat-obat yang
digunakan waktu makan dan
makanan yang telah dimakan
klien.
Tahap Orientasi
1.    Memberi salam pada pasien
2.    Menjelaskan kepada klien
tentang persiapan dan tujuan
prosedur pemberian injeksi
insulin.
3.    Menutup sampiran (kalau
perlu).
Tahap Interaksi
1.    Mencuci tangan.
2.    Memakai handscoen bersih.
3.    Penyuntikan insulin

TAHAP KERJA
Pemakaian spuit insulin
a. Megambil vial insulin dan
aspirasi sebanyak dosis yang
diperlukan untuk klien
(berdasarkan daftar obat
klien/instruksi medik).
b.    Memilih lokasi suntikan.
Periksa apakah dipermukaan
kulitnya terdapat kebiruan,
inflamasi, atau edema.
c.    Melakukan rotasi
tempat/lokasi penyuntikan insulin.
Lihat catatan perawat
sebelumnya.
d.    Mendesinfeksi area
penyuntikan dengan kapas
alcohol/alcohol swab, dimulai
dari bagian tengah secara sirkuler
± 5 cm.
e.    Mencubit kulit tempat area
penyuntikan pada klien yang
kurus dan regangkan kulit pada
klien yang gemuk dengan tangan
yang tidak dominan.
f.     Menyuntikkan nsulin
secara subcutandengn tangan
yang dominan secara lembut dan
perlahan.
g.    Mencabut jarum dengan
cepat, tidak boleh di massage,
hanya dilalukan penekanan pada
area penyuntikan dengan
menggunakan kapas alkohol.
h.    Membuang spuit ke tempat
yang telah ditentukan dalam
keadaan jarum yang sudah
tertutup dengan tutupnya. 

Pemakaian Insulin Pen


a.    Memeriksa apakah Novolet
berisi tipe insulin yang sesuai
dengan kebutuhan.
b.    Mengganti jarum pada insulin
pen dengan jarum yang baru.
c.    Memasang cap
Novolet sehingga angka nol (0)
terletak sejajar dengan indikator
dosis.
d.    Memegang novolet secara
horizontal dan menggerakkan
insulin pen (bagian cap) sesuai
dosis yang telah ditentukan
sehingga indicator dosis sejajar
dengan jumlah dosis insulin yang
akan diberikan kepada klien. 
Skala pada cap : 0, 2,
4, 6, 8, 10, 12, 14, 16,
18 unit (setiap rasa
”klik” yang dirasakan
perawat saat
memutar cap Insulin
Pen menandakan 2
unit insulin telah
tersedia).
e.    Memilih lokasi suntikan.
Periksa apakah dipermukaan
kulitnya terdapat kebiruan,
inflamasi, atau edema.
f.     Melakukan rotasi
tempat/lokasi penyuntikan insulin.
Lihat catatan perawat
sebelumnya.
g.    Mendesinfeksi area
penyuntikan dengan kapas
alcohol/alcohol swab, dimulai
dari bagian tengah secara sirkuler
± 5 cm.
h.    Mencubit kulit tempat area
penyuntikan pada klien yang
kurus dan regangkan kulit pada
klien yang gemuk dengan tangan
yang tidak dominan.
i.Menyuntikkan
insulinsecara subcutandengan
tangan yang dominan secara
lembut dan perlahan. Ibu jari
menekan bagian atas Insulin Pen
sampai tidak terdengar lagi bunyi
‘klik’ dan tinggi Insulin Pen sudah
kembali seperti semula (tanda
obat telah diberikan sesuai dengan
dosis).
j.      Tahan jarum Insulin pen
selama 5-10 detik di dalam kulit
klien sebelum dicabut supaya
tidak ada sisa obat yang terbuang.
k.    Mencabut jarum dengan
cepat, tidak boleh di massage,
hanya dilalukan penekanan pada
area penyuntikan dengan
menggunakan kapas alkohol.

Tahap Terminasi
4.    Menjelaskan ke klien bahwa
prosedur telah dilaksanakan
5.    Membereskan alat
6.    Cuci tangan

Tahap Evaluasi
7.    Mengevaluasi respon klien
terhadap medikasi yang diberikan
30 menit setelah injeksi insulin
dilakukan.
8.    Mengobservasi tanda dan
gejala adanya efek samping pada
klien.
9.    Menginspeksi tempat
penyuntikan dan mengamati
apakah terjadi pembengkakan atau
hematoma.
Tahap Dokumentasi
10.  Mencatat respon klien setelah
pemebrian injeksi insulin.
11.  Mencatat kondisi tempat
tusukan injeksi insulin.
12.   Mencatat tanggal dan waktu
pemberin injeksi insulin
MENGETAHU PROBANDUS :
I

PENILAI :

DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PERAWATAN LUKA KOTOR
PENGERTIAN
Melakukan tindakan perawatan : mengganti balutan, membersihkan luka pada
luka kotor

TUJUAN 1. Mencegah infeksi


2. Membantu penyembuhan luka

PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN


YA TIDA YA TIDA YA TIDA
K K K
ALAT DAN BAHAN
Instrumen yang berisi:
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand
4. Kasa steril
5. Kom: 3 buah
Peralatan lain terdiri dari: 
6. Sarung tangan
7. Gunting plester
8. Plester/perekat 
9. Alkohol 70 % / Wash bensin
10. Desinfektant
11. NaCl 0,9 %
12. Bengkok 2 buah, 1 buah
berisi larutan desinfektan
13. Verband
14. Obat luka sesuai kebutuhan
 Tahap PraInteraksi
15. Melakukan verifikasi
program terapi
16. Mencuci tangan
17. Menempatkan alat di dekat
pasien dengan benar
  Tahap Orientasi
18. Memberikan salam dan
menyapa nama pasien
19. Menjelaskan tujuan dan
prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
20. Menanyakan kesiapan
klien sebelum kegiatan
dilakukan
Tahap Kerja
21. Menjaga privacy
22. Mengatur posisi pasien
sehingga luka dapat terlihat
jelas
23. Membuka peralatan
24. Memakai sarung tangan
25. Membasahi plester dengan
alcohol/wash bensin dan buka
menggunakan pinset
26. Membuka balutan lapis
luar
27. Membersihkan sekitar luka
dan bekas plester
28. Membuka balutan lapis
dalam
29. Menekan tepi luka
(sepanjang luka) untuk
mengeluarkan pus
30. Melakukan debridement
31. Membersihkan luka
dengan cairan NaCl
32. Melakukan kompres
desinfektan dan tutup dengan
kasa
33. Memasang plester atau
verband
34. Merapikan pasien
·  Tahap Terminasi
35. Melakukan evaluasi
tindakan yang dilakukan
36. Berpamitan dengan klien 
37. Membereskan alat-alat
38. Mencuci tangan
39. Mencatat kegiatan dalam
lembar catatan perawatan

MENGETAHU PROBANDUS :
I

PENILAI :

DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MELAKUKAN KUMBAH LAMBUNG

PENGERTIAN Kumbah lambung merupakan salah satu tindakan dalam memberikan


pertolongan kepada pasien dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu
dan kemudian mengeluarkannya menggunakan alat yaitu NGT

TUJUAN Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk saluran
pencernaan2)Mendiagnosa perdarahan lambung3)Membersihkan lambung
sebelum prosedur endoscopy4)Membuang cairan atau partikel dari lambung

PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN


YA TIDA YA TIDA YA TIDA
K K K
ALAT DAN BAHA
1) Baki berisi selang NGT
(ukuran dewasa 14 –20Frdan
anak-anak 8 –16Fr)2)
2) buah baskom
3) Perlak dan handuk pengalas
4) Stetoskop

PROSEDUR 5) Spuit 10 cc
PELAKSANA 6) Plester
AN
7) Nierbeken
8) Kom penampung
9) Air hangat 10)Kassa/tissue
10) Jelly
11) Hanscoen
12) Pinset
13) Tonguespatel
14) Corong
15) Gelas ukur

TAHAP KERJA
1) Cuci tangan dan atur peralatan
2) Gunakan sarung tangan
3) Jelaskan prosedur pada klien
4) Bantu klien untuk posisi
semifowler (bila memungkinkan)
5) Berdirilah disisi kanan tempat
tidur klien bila anda bertangan
dominan kanan (atau sisi kiri bila
anda bertangan dominan kiri)
6) Bersihkan mukusdan sekresi
dari hidung dengan tissue lembab
atau lidi kapas
7) Tempatkan handuk mandi
diatas dada klien. Pertahankan
tissue wajah dalam jangkauan
klien
8) Tentukan panjang slang yang
akan dimasukkan dan
ditandaidengan plester.
9) Ukur jarak dari lubang hidung
ke daun telinga, dengan
menempatkan ujung melingkar
slang pada daun telinga;
Lanjutkan pengukuran dari daun
telinga ke tonjolan sternum;
tandai lokasi tonjolan sternum di
sepanjang slang dengan plester
kecil1
10) Ujung atas NGT diolesi jelly,
dan bagian ujung bawah di klem.
11) Minta klien menengadahkan
kepala (bila memungkinkan),
masukkan selang ke dalam lubang
hidung yang paling bersih
12) Pada saat anda memasukkan
slang lebih dalam ke hidung,
minta klien menahan kepala dan
leher lurus dan membuka mulut
(bila klien dalam keadaan sadar)
13) Ketika slang terlihat dan klien
bisa merasakan slang dalam
faring, instruksikan klien untuk
menekuk kepala ke depan dan
menelan (bila klien dalam
keadaan sadar)
14) Masukkan slang lebih dalam
ke esofagus dengan memberikan
tekanan lembut tanpa memaksa
saat klien menelan (jika klien
batuk atau slang menggulung di
tenggorokan, tarik slang kefaring
dan ulangi langkah-langkahnya),
diantara upaya tersebut dorong
klien untuk bernafas dalam
15) Ketika tanda plester pada
selang mencapai jalan masuk ke
lubang hidung, hentikan insersi
selang dan periksa
penempatannya:minta
klien membuka mulut untuk
melihat slang, Aspirasi dengan
spuit dan pantau drainase
lambung, tarik udara ke dalam
spuit sebanyak 10-20 ml
masukkan ke selang dan dorong
udara sambil mendengarkan
lambung dengan stetoskop jika
terdengar gemuruh, fiksasi slang.
16) Untuk mengamankanslang:
gunting bagian tengah plester
sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci
tetap utuh, tempelkan 1 inchi
plester pada lubang hidung,
lilitkan salah satu ujung,
kemudian yang lain, satu sisi
plester lilitan mengitari slang
17) Setelah NGT masuk pasien
diaturdengan posisi miring tanpa
bantal atau kepala lebih rendah
selanjutnya klem dibuka.
18) Corong dipasang diujung
bawah NGT, air hangat
dituangkan ke dalam corong
jumlah cairan sesuai kebutuhan
(±500 cc). Cairan yang masuk tadi
dikeluarkan dan ditampung dalam
baskom
19) Pembilasan lambung
dilakukan berulang kali sampai air
yang keluar dari lambung sudah
jernih.
20) Jika air yang keluar sudah
jernih selang NGT dicabut secara
pelan-pelan dan diletakkan dalam
baki.
21) Setelah selesai pasien di
rapikan, mulut dan sekitarnya
dibersihkan dengan tissue.
22) Bereskan peralatan
23) Perawat mencuci tangan
TAHAP TERMINASI
24) Pendokumentasian

MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :

DOSEN/INSTRUKTUR :
NAMA : Keren K. Makalow
NIM :711430117019

PRAKTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES Askep Gadar 1
MANADO
PRODI D-IV JURUSAN KEPERAWATAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN INFUS
PENGERTIAN Pemasaangan infus merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit yang dilakukan bagi klien yang memerlukan cairan melalui intravena
(infus). Nutrisi bagi klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per
oral atau adanya gangguan fungsi menelan, Tindakan ini dilakukan dengan
didahului pemasangan pipa lambung.

TUJUAN a) Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.


b) Infus pengobatan dan pemberian nutrisi.

PELAKSANA TENAGA MEDIS DILAKUKAN


YA TIDA YA TIDA YA TIDA
K K K
ALAT DAN BAHA
1. Set infus
2. Cairan sesuai program
medik
3. Jarum infus/abocath  sesuai
ukuran
PROSEDUR
PELAKSANA 4. Pengalas
AN
5. Tourniquet
6. Kapas alkohol
7. Plester
8. Gunting
9. Kasa steril
10. Betadine
11. Sarung tangan

TAHAP PRA INTERAKSI

12. Jelaskan prosedur yang


akan dilakukan
TAHAP KERJA
13. Cuci tangan
14. Hubungkan cairan dan
infus set dengan menusukan
kebagian karet/akses selang ke
botol infus
15. Isi cairan kedalam set infus
dengan menekan ruang tetesan
hingga terisi sebagian dan
buka klem selang hingga
cairan memenuhi selang dan
udara keluar
16. Letakkan pengalas
dibawah tempat (vena) yang
akan dilakukan penginfusan.
17. Lakukan pembendungan
dengan tourniquet (karet
pembendung) 10 - 12 meter
diatas tempat penusukan dan
anjurkan pasien untuk
menggemgam dengan gerakan
sirkular (bila sadar)
18. Gunakan sarung tangan
steril.
19. Desinfektan daerah yang
akan ditusuk dengan kapas
alkohol 
20. Lakukan penusukan pada
vena dengan meletakkan ibu
jari dibagian bawah vena dan
posisi jarum (abocath)
mengarah ke atas
21. Perhatikan keluarnya darah
melalui jarum maka tarik
keluar bagian bawah jarun
(abocath) mengarah ke atas 
22. Setelah jarum infus bagian
dalam dilepaskan /dikeluarkan
tahan bagian atas vena dengan
menekan menggunakan jari
tangan agar darah tidak keluar
kemudian bagian infus
dihubungkan/disambungkan
dengan selang infus 
23. Buka pengatur tetesan
infus dan atur kecepatan sesuai
dengan dosis yang diberikan 
24. Lakukan fiksasi dengan
kasa steril
25. Tuliskan tanggal dan
waktu pemasangan infus serta
catat ukuran jarum 
26. Lepaskan sarung tangan
dan cuci tangan 
TAHAP TERMINASI
27. Catat jenis cairan , letak
infus , kecepatan aliran ,
ukuran dan tipe jarum infus

MENGETAHU PROBANDUS :
I
PENILAI :

DOSEN/INSTRUKTUR :

Anda mungkin juga menyukai