Anda di halaman 1dari 11

Hormon Pada Remaja dan

Kehamilan Remaja
Kelompok 1
Alex Jeremy Situmeang (1851004)
Carlos Edoardo Sagala (1851056)
Andrew Jhon (1851035)
Pentingnya Hormon Esterogen
• Hormon estrogen erat kaitannya dengan perempuan. Sebenarnya tubuh pria
juga memproduksi estrogen, hanya saja estrogen yang diproduksi oleh tubuh
perempuan lebih banyak daripada pria.
• Selain itu, walau kadar estrogen yang beredar dalam darah termasuk kecil,
namun hormon ini sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh
Anda. Fungsi estrogen termasuk:
• Perkembangan seksual pada remaja perempuan begitu mencapai masa
puber
• Mengatur penebalan dinding rahim selama siklus menstruasi dan selama
kehamilan
• Mendorong pertumbuhan payudara pada remaja dan wanita hamil.
• Mengatur metabolisme tulang dan kolesterol.
• Mengatur asupan makanan, berat badan, metabolisme glukosa dan
sensitivitas insulin dalam tubuh.
Tanda dan Gejala:
• Anak perempuan yang belum mencapai pubertas dan wanita yang sudah mendekati masa menopause
biasanya memiliki hormon estrogen yang rendah. Namun, tetap saja, wanita dari berbagai kelompok
umur dapat mengalami kondisi ini. Beberapa gejala dari kadar estrogen yang rendah pada wanita
adalah:
• Nyeri saat berhubungan seks akibat berkurangnya lubrikasi vagina
• Peningkatan risiko mengalami infeksi saluran kencing akibat menipisnya dinding uretra
• Menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak mengalami menstruasi
• Perubahan suasana hati yang ekstrem
• Payudara terasa nyeri
• Hot flashes
• Sering nyeri kepala atau meningkatnya frekuensi/intensitas migrain yang memang sudah sering dialami
• Depresi
• Kesulitan berkonsentrasi
• Kelelahan
• Tulang yang lebih rapuh sehingga mudah patah
• Jika dibiarkan tanpa pengobatan, maka kadar estrogen yang rendah dapat menyebabkan masalah
kesuburan.
Yang menyebabkan Hormon Esterogen Rendah :
• Estrogen dihasilkan di indung telur (ovarium). Oleh karena itu, semua kondisi medis
yang memengaruhi ovarium dapat mengancam produksi estrogen. Wanita muda
dapat mengalami kadar estrogen rendah akibat:
• Olahraga berlebihan
• Anoreksia
• Fungsi kelenjar pituitari yang rendah
• Kegagalan organ ovarium, dapat diakibatkan oleh defek genetik, toksin, maupun
kondisi autoimun
• Sindrom Turner
• Gagal ginjal kronis
• Pada wanita di atas usia 40 tahun, kadar estrogen yang rendah dapat menjadi tanda
bahwa Anda sudah mendekati menopause. Masa transisi ini dinamakan dengan
perimenopause. Selama masa ini, ovarium akan tetap memproduksi estrogen, namun
dalam jumlah yang sedikit sampai akhirnya berhenti sama sekali. Saat ovarium Anda
sudah benar-benar berhenti memproduksi hormon estrogen, maka saat itulah Anda
dikatakan menopause.
Faktor Resiko yang menyebabkan esterogen rendah :
• Faktor risiko yang paling umum sebagai penyebab rendahnya kadar
estrogen, antara lain:
• Usia
• Riwayat masalah hormonal dalam keluarga (contoh: kista ovarium)
• Kelainan pola makan (contoh: anoreksia)
• Diet ekstrim
• Olahraga berlebihan
• Gangguan pada kelenjar pituitari
• Bagaimana saya tahu kalau saya punya kadar estrogen rendah?

• Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah banyak masalah
kesehatan yang diakibatkan oleh rendahnya kadar estrogen. Jika, Anda
mengalami gejala-gejala seperti yang telah dijelaskan di atas, sebaiknya
Anda segera konsultasikan dengan dokter. Dokter biasanya akan
menanyakan riwayat kesehatan dan riwayat keluarga Anda. Setelah
melakukan pemeriksaan fisik, dokter biasanya akan meminta Anda
memeriksakan darah untuk mengukur kadar estrogen dalam tubuh.
• Pada beberapa kasus, dokter bisa saja mengusulkan pemeriksaan
pencitraan otak seperti CT Scan atau MRI untuk mencari tahu apakah
terdapat kelainan di otak yang mempengaruhi produksi hormon Anda.
• Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2102, terdapat 3 juta bayi
yang dilahirkan oleh remaja perempuan berusia 15-19 tahun.  Kehamilan remaja
tersebut tidak hanya disebabkan oleh kehamilan di luar nikah, namun juga pernikahan
anak yang umum terjadi di pedesaan maupun daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi. 
• Undang-undang di Indonesia sendiri membolehkan anak berusia minimal 16 tahun
untuk menikah, padahal remaja perempuan yang menikah dan atau hamil di bawah usia
20 tahun rentan terhadap risiko berikut ini:
•  Gangguan Kehamilan
• Pada usia remaja, pertumbuhan dan perkembangan anak masih berlangsung. Remaja
memerlukan asupan gizi yang seimbang untuk mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Kehamilan remaja dapat mengganggu tumbuh kembang sang ibu dan
menyebabkan terjadinya anemia, kekurangan gizi, dan rendahnya daya tahan tubuh. 
• Jika kehamilan tidak direncanakan, ada kemungkinan ibu hamil tidak melakukan
vaksinasi dan akses terhadap layanan kesehatan pun terbatas. Bagi janin, gangguan
kesehatan tersebut dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR), kelahiran
prematur, bayi lahir dengan anemia, maupun hambatan tumbuh kembang bayi. 
• Gangguan Persalinan
• Kehamilan remaja, khususnya yang berusia di bawah 17 tahun, meningkatkan risiko komplikasi
medis seperti pendarahan persalinan, begitu juga dengan proses aborsi tidak aman. Kehamilan
dan komplikasi medis juga merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada anak usia 15-
19 tahun. Tidak hanya menyebabkan kematian ibu, kehamilan usia dini juga meningkatkan
risiko bayi lahir mati atau lahir sekarat. 

• Kanker Payudara
• Remaja yang melahirkan memiliki kemungkinan besar untuk tidak menyusui bayinya karena
alasan melanjutkan sekolah. Padahal, ibu yang tidak menyusui berisiko untuk mengalami
kanker payudara, kanker rahim, kanker indung telur, karena menyusui sangat bermanfaat
mengatur siklus hormon dengan baik. 

• Penyakit Menular Seksual


• Kehamilan remaja yang diikuti oleh pernikahan memungkinkan remaja menjadi seksual aktif di
usia dini. Mukosa (lapisan paling luar dari alat kelamin) dan organ reproduksi remaja belum
siap untuk aktivitas seksual sehingga akan lebih mudah terluka. Maka, semua studi mengatakan
aktivitas seksual di bawah usia 20 tahun jauh lebih berisiko untuk tertular penyakit seperti HPV
dan hepatitis B, terlebih penggunaan kondom di Indonesia tidak terlalu populer. 
• Masalah Kesehatan Mental 
• Remaja yang hamil di luar nikah rentan mengalami stres dan depresi karena
rasa malu, dikucilkan dari lingkungan pergaulan, maupun hambatan meraih
cita-cita. Secara psikologis, anak belum siap untuk menjadi ibu. Kehamilan
usia dini dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian mereka. Jika
kelak dilanjutkan dengan pernikahan, usia remaja yang masih labil
memungkinkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
kekerasan terhadap anak, perselingkuhan, maupun perceraian. 
 
• Dampak Sosial Ekonomi
• Kehamilan remaja juga dapat menimbulkan risiko sosial ekonomi. Pada kasus
keluarga kurang mampu, dimana keluarga tidak sanggup memberikan support
system bagi remaja untuk meneruskan pendidikan (baik bantuan mengurus
bayi maupun mempekerjakan pengasuh), maka mereka cenderung
meninggalkan sekolah sehingga memiliki kesempatan kerja yang lebih rendah,
ketergantungan ekonomi pada pasangan, yang dapat pula menyebabkan KDRT. 
 
• Karena itu, sebagai orang tua, kita berperan penting untuk mencegah
terjadinya kehamilan remaja dengan memberikan pendidikan seks sejak dini,
fondasi agama yang kuat, serta memberikan perhatian dan kasih sayang yang
dibutuhkan oleh anak. Pernikahan dan kehamilan adalah dua hal yang harus
dipikirkan dengan matang. 
• Jadi, pikirkan kembali keputusan untuk menikahkan anak pada usia remaja.
Masa depan mereka akan lebih cerah dengan pendidikan yang berkualitas,
bukan dengan pernikahan dini.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai