Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION AKTIF TERHADAP

KEKUATAN OTOT KAKI PADA LANSIA DI WISMAMAWAR


PSTW BLITAR DI TULUNGAGUNG

Disusun oleh :
KELOMPOK I PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021
PENDAHULUAN…
Lansia adalah seseorang yang mengalami tahap akhir dalam perkembangan
kehidupan manusia. UU No. 13/Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia disebutkan
bahwa lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2014). Proses
menua adalah proses alamiah kehidupan yang terjadi mulai dari awal seseorang hidup,
dan memiliki beberapa fase yaitu anak, dewasa, dan tua (Kholifah, 2016).
Lansia adalah tahap akhir dalam proses kehidupan yang terjadi banyak penurunan
dan perubahan fisik, psikologi, sosial yang saling berhubungan satu sama lain,
sehingga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan fisik maupun jiwa pada lansia
(Cabrera, 2015). Lansia mengalami penurunan biologis secara keseluruhan, dari
penurunan tulang, massa otot yang menyebabkan lansia mengalami penurunan
keseimbangan yang berisiko untuk terjadinya jatuh pada lansia (Susilo, 2017).
Konsep Kekatan Otot & Range of Motion ROM
Menurut Lumbantobing (2015) perubahan yang jelas pada sistem otot lansia adalah
berkurangnya massa otot. Penurunan massa otot ini lebih disebabkan oleh atrofi. Otot mengalami
atrofi sebagai akibat dari berkurangnya aktivitas, gangguan metabolik atau denervasi saraf (Martono,
2014). Perubahan ini akan menyebabkan laju metabolik basal dan laju konsumsi oksigen maksimal
berkurang (Taslim, 2011). Otot menjadi lebih mudah capek dan kecepatan kontraksi akan melambat.
Selain dijumpai penurunan massa otot, juga dijumpai berkurangnya rasio otot dengan jaringan
lemak. Akibatnya otot akan berkurang kemampuannya sehingga dapat mempengaruhi postur.

Range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk
meningkatkan masa otot dan tonus otot. Mobilisasi persendian dengan latihan ROM merupakan
salah satu bentuk rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan
pada pasien (Icsaner, 2015).
ROM adalah gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang
bersangkutan. Range Of Motion dibagi menjadi dua jenis yaitu ROM aktif dan ROM pasif
(Suratun,Heryati,Manurung, & Raenah, 2014).
Pembahasan…
Mengidentifikasi rentang gerak sendi dan kekuatan otot Mengidentifikasi rentang gerak sendi dan kekuatan otot kaki
kaki pada lansia sebelum di berikan perlakuan range of pada lansia sesudah di berikan perlakuan range of motion
motion
Berdasarkan hasil penelitian di UPT PSTW Tulungagung Range of motion diberikan 2x dalam satu minggu selama 30 menit
sebelum diberikan terapi, dimana pengumpulan data pada 14 responden di UPT PSTW Tulungagung. Setelah
dilakukan melalui penilaian kekuatan otot kaki, responden pemberianrange of motion, respondendi nilai kekuatan ototnya lagi
lansia diperoleh data tingkat kekuatan otot kaki sebanyak 5 untuk mengetahui tingkat kekuatanotot post terapi. Adapunhasil
responden(35 %) masuk dalam kategori terbatas, 9 pengumpulan data tingkat kekuatan otot pada lansia melalui penilaian
responden (65 %) kategori normal. Dalam kategori terbatas kekuatan otot pada lansia didapatkan hasil 5 responden(35 %) masuk
paling banyak terjadi pada lansia yang berjenis kelamin dalam kategori terbatas, 9 responden (65 %) kategori normal.
perempuan.

Menganalisis pengaruh latihan range of motion aktif terhadap peningkatan


rentang gerak sendi dan kekuatan otot kaki sebelum dan sesudah intervensi

Berdasarkan hasil penelitian di UPT PSTW Tulungagung sebelum di berikan


intervensi, di dapatkan hasil tingkat kekuatan otot pada lansia melalui penilaian
kekuatan otot pada lansia didapatkan hasil 5 responden(35 %) masuk dalam kategori
terbatas, 9 responden (65 %) kategori normal. Dalam kategori terbatas, sedangkan
setelah di berikan intervensi di dapatkan tingkat kekuatan otot pada lansia melalui
penilaian kekuatan otot pada lansia didapatkan hasil 5 responden(35 %) masuk dalam
kategori terbatas, 9 responden (65 %) kategori normal.
Kesimpulan… Saran…
Kekuatan otot pada lansia sebelum dilakukan ROM Aktif Bagi Institusi
mendaptkan hasil sebanyak 5 responden ( 35 % ) masuk dalam Dapat di jadikan tambahan reverensi khususnya keperawatan
kategori terbatas, 9 responden ( 65 % ) dalam kategori normal. gerontik untuk mengguakan ROM Aktif agar dapat
Dalam kategori terbatas paling banyak terjadi pada lansia meningkatkan kekuatan otot pada lansia.
berjenis kelamin perempuan.
Kekuatan otot pada lansia sesudah dilakukan ROM Aktif Bagi Tempat Penelitian
sebanyak 2x dalam 1 minggu mendapat hasil sebanyak 5 Diharapkan dapat menerapakan latihan ROM aktif untuk
responden ( 35 % ) masuk dalam kategori terbatas, 9 responden ( meningkatkan kekuatan otot pada lansia.
65 % ) dalam kategori normal. Dalam kategori terbatas paling
banyak terjadi pada lansia berjenis kelamin perempuan.
Belum ada pengaruh ROM Aktif untuk meningkatkan
kekuatan otot pada lansia, dikarenakan ROM seharusnya
dilakukan sebanyak 8x pertemuan dalam 4 minggu agar tujuan
dari ROM aktif dapat mencapai hasil maximal, namum
dikarenakan keterbatasan waktu penelitian , kelompok peneliti
hanya melakukan 2x pertemuan pada lansia di Wisma Mawar
PSTW Blitar di Tulungangung
DOKUMENTASI…
Thank You

Anda mungkin juga menyukai