PREVIA
Disusun oleh :
Nama : Feby Yuniar Mulida
Kelas : S1 Keperawatan 4B
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus:
Ny N usia 32 tahun, datang ke PONEK RS H diantar suaminya. Hasil anamnesa dan
pemeriksaan perawat, klien mengeluh keluar darah merah segar dari jalan lahir sedikit demi
sedikit tetapi terus menerus sejak tadi pagi. Keluarnya darah tidak disertai nyeri. Keluarnya
darah diawali dengan flek-flek darah sejak kemarin. Status paritas G2P0A1, TD 100/70
mmHg, HR 100x/mnt, RR 24x/mnt, TFU 30 cm, DJJ 144x/mnt. Hasil USG menunjukkan
penutupan Ostium Uteri Internum, presentasi kepala namun belum masuk PAP dan Hb dlm
batas normal. Klien Nampak cemas dengan kondisi saat ini dan mengharapakan agar janin
didalam kandungan tidak mengalami gangguan.
3.1 Pengkajian
A. Identitas
1. Pasien
Nama Pasien : Ny. “N”
Umur Pasien : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bandung
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Swasta
Tanggal Masuk : 28 April 2020
Diagnosa medis : Plasenta previa totalis primigravida 38 minggu dengan riwayat
abortus.
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. “P"
Alamat : Bandung
Hubungan dengan pasien : Suami
B. Riwayat Kesehatan
1. Alasan masuk RS
Klien mengeluh keluar darah merah segar dari jalan lahir sedikit demi sedikit tetapi terus
menerus sejak tadi pagi.
2. Keluhan utama
Keluarnya darah tidak disertai nyeri. Keluarnya darah diawali dengan flek-flek darah sejak
kemarin
3. Riwayat kesehatan sekarang
Selain pendarahan tanpa nyeri, Klien Nampak cemas dengan kondisi saat ini dan
mengharapakan agar janin didalam kandungan tidak mengalami gangguan.
4. Riwayat kehamilan
a. G2P0A1
1) TPU : 30 cm
2) Usia Kehamilan : 38 minggu
b. Keluhan yang muncul selama kehamilan ini
1) Trimester I : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
2) Trimester II : Pasien mengatakan pada usia kandungan 6 bulan merasakan nyeri
perut, mual, muntah, pusing, lemas dan terjadi perdarahan pada jalan lahir.
3) Trimester III : Pasien mengatakan terjadi perdarahan, merasa demam hingga
menggigil, mual, muntah dan lemas.
c. Riwayat imunisasi
Pasien mengatakan mendapatkan imunisasi TT calon pengantin sudah sekitar 1 tahun yang
lalu
E. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan USG tanggal 28 April 2020 menunjukkan penutupan Ostium Uteri
Internum, presentasi kepala namun belum masuk PAP dan Hb dlm batas normal.
1. Analisis Data
NO Data Penyebab Masalah
1. DS : Agen cedera Gangguan
- Pasien biologis perfusi jaringan
menyatakan ada
flek keluar tanpa
rasa nyeri
DO :
DDJ: 144 x/menit
-Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 100x/menit
R : 24 x/menit
-Terlihat pendarahan
DS : Ketidakadekuatan Kekurangan
- Pasien mengeluh cairan volume cairan
keluar darah merah
segar dari jalan
lahir sedikit demi
sedikit tetapi terus
menerus sejak tadi
pagi
DO:
-Pasien terlihat
lemas
-Tampak pendarahan pada
pembalut pasien
DS : Kurang Kecemasan
Pasien pengetahuan
mengatatakan
khawatir
DO:
Klien Nampak cemas
dengan kondisi saat ini dan
mengharapakan agar janin
didalam kandungan tidak
mengalami gangguan
DS : Pasien Ketidakadekuatan Risiko tinggi
mengatakan perfusi plasenta cedera (janin)
perdarahan pada
jalan lahir,
berwarna merah
segar
DO :
Hasil pemeriksaan
USG :
menunjukkan
penutupan Ostium
Uteri Internum,
presentasi kepala
namun belum
masuk PAP dan Hb
dlm batas normal.
DDJ: 144 x/menit
-Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 100x/menit
R : 24 x/menit
3.2 Diagnosa keperawatan
a. Resiko kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d perdarahan
pervagina.
b. Gangguan perfusi jaringan b/d oksigenasi yang tidak adekuat sekunder terhadap
pendarahan.
c. Kecemasan b/d kurang pengetahuan.
d. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi plasenta
3.3 Intervensi
NO Tujuan Intervensi Rasional
1. Selasa, 28 April 1. Observasi Mengetahui kondisi
2020 pukul 10:00 pendarahan pasien dan tanda-
WIB 2. Anjurkan klien tanda pendarahan
untuk tirah baring hebat.
Setelah dilakukan 3. Berikan posisi yang 2. Saat tirah
asuhan tepat yaitu kepala lebih baring akan
keperawatan rendah dari pinggang mengurangi
selama 3x24 jam 4. Observasi tanda penekanan pada
diharapkan Resiko tanda vital dan tanda shock plasenta
kekurangan 5. Observasi kontraksi 3. Mengurangi
volume cairan uterus dan keadaan janin pergerakan yang
kurang dari 6. Hindari rectal atau banyak
kebutuhan tubuh vagita toucher mempermudah
bisa teratasi 7. Lakukan pelepasan plasenta
dengan kriteria pemeriksaan hb sehingga dapat
hasil: 8. Kolaborasikan dalam terjadi pendarahan
- Pendarahan pemberian cairan isotonic 4. Untuk
dapat tertasi mengathui
- Kebutuhan perubahan tanda-
cairan dapat tanda vital yang
terpenuhi mengindentifikasi
- Tanda-tanda vital shok
normal 5. Rectal atau
vagina toucher
dikhawarirkan akan
tejadi infeksi
6. Agar tanda-
tanda anemia dapat
terindetifikasi
7. Untuk memunuhi
kebutuhan cairan yang
hilang dalam tubuh saat
terjadi pendarahan
2. Selasa, 28 April 1. Jelaskan penyebab 1. Agar klien
2020 pukul 12:00 terjadi perdarahan paham dengan
WIB 2. Monitor tanda- pendarahan yang
tanda vital Auskultasi dan dialami saat ini
Setelah dilakukan asuhan laporkan DJJ , catat berhubungan
keperawatan selama 3x24 bradikardia atau takikardia. dengan posisi
jam diharapkan Gangguan Catat perubahan pada plasenta yang ada
perfusi jaringan dapat aktivitas janin di bawah rahim
teratasi dengan kriteria 3. Observasi tingkat sehingga tertekan
hasil: perdarahan setiap 15 – 30 dan timbul
menit pendarahan tanpa
4. Catat intake dan adanya rasa nyeri
output cairan 2. Tanda-tanda
5. Kolaborasi vital pada janin
pemberian oksigen, rehidrasi, dan terpantau
transfuse perubahan yang
menyebabkan
keadaan gawat
3. Untuk
mengetahui jumlah
pendarahan
semakin banyak
atau berkurang
4. Agar
kebutuhan cairan
dan pengeluaran
cairan tubuh
adekuat
5. Pemberian oksigen
dapat memberikan oksigen
yang tidak adekuat, dan
transfuse darah
menghindari dari syok dan
anemia
3. Selasa, 28 April 1. Anjurkan klilen 1.
2020 pukul 14:00 untuk mengemukakan hal-
WIB hal yang dicemaskan. Mengemukakan hal
2. Ajak klien yang dicemaskan
Setelah dilakukan asuhan mendengarkan denyut dapat mengetahui
keperawatan selama 3x24 jantung janin faktor kecemasan
jam diharapkan 3. Beri penjelasan sehingga dapat
kecemasan dapat tertasi tentang kondisi janin dihindari.
dengan kriteria hasil: 4. Beri informasi 2.
tentang kondisi klien
5. Anjurkan untuk Mendengarkan
menghadirkan orang-orang denyut jantung
terdekat janin dapat
6. Menjelaskan tujuan dan membuat perasaan
tindakan yang akan diberikan ibu nyaman dan
tenang dengan
kondisi janinnya
3.
Menjelaskan
kondisi janin pada
ibu dapat
menambah
pengetahuan ibu
sehingga dapat
mengurangi
kecemasan
4.
Menjelaskan
kondisi pasien
dapat membuat
pasien mengerti apa
yang harus
dilakukan saat
kondisi saat itu
5. Hadirnya
orang-orang
terdekat dapat
mendatangkan
support dan rasa
nyaman
6. Supaya klien dapat
mempersipakan diri
terhadap intevensi yang
akan dilakukan
4. Selasa, 28 April 1. Monitor perdarahan 1. Mengetahui
2020 pukul 15:00 pervaginam kondisi pasien dan
WIB dasar intervensi
2. Kaji jumlah darah selanjutnya
yang hilang. Pantau tanda 2. Hemoragi
Setelah dilakukan asuhan dan gejala syok hipovolemi berlebihan dan menetap
keperawatan selama 3x24 3. Monitor bunyi dapat mengancam hidup
jam diharapkan janin tidak jantung janin pasien atau mengakibatkan
mengalami cedera dengan 4. Istirahatkan pasien, infeksi pascapartum,
kriteria hasil anjurkan bedrest anemia pascapartum, KID,
1. Perdarahan 5. Anjurkan pasien gagal ginjal
minimal agar miring ke kiri atau nekrosis
2. DJJ rentang 120- 6. Anjurkan pasien hipofisis yang
160 x/menit untuk membatasi disebabkan oleh
pergerakan hipoksia jaringan.
7. Kelola pemberian 3. Denyut
tokolitik Nifedipin 10 mg/8 jantung lebih >160
jam per oral serta <100 dapat
8. Kolaborasi dengan dokter menunjukkan gawat
tentang pemberian oksigen janin kemungkinan
terjadi gangguan
perfusi pada
plasenta
4. Melalui
istirahat
kemungkinan
terjadinya
pelepasan plasenta
dapat dicegah
5. Posisi
miring kiri
menurunkan oklusi
vena cava inferior
oleh uterus dan
meningkatkan
aliran balik vena ke
jantung
6. Pergerakan
yang banyak dapat
mempermudah
pelepasan plasenta
sehingga dapat
terjadi perdarahan
7. Tokolitik
menekan kontraksi
uterus mengurangi
perdarahan
8. Dengan pemberian
O2 dapat meningkatkan
konsumsi O2 sehingga
konsumsi pada janin
meningkat
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebgaian atau seluruh
permukaan jalan lahir ( Ostium Uteri Internum).
Penyebab terjadinya plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun kerusakan
dari endometrium pada persalinan sebelumnya dan gangguan vaskularisasi desidua
dianggap sebagai mekanisme yang mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya
plasenta previa (Santoso, 2008). Faktor resiko terjadinya plasenta previa yaitu usia,
paritas, riwayat seksio sesaria, riwayat abortus. Pada kasus Ny.N diagnose yang dapat
diambil adalah :
a. Resiko kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d perdarahan
pervagina.
b. Gangguan perfusi jaringan b/d oksigenasi yang tidak adekuat sekunder terhadap
pendarahan.
c. Kecemasan b/d kurang pengetahuan.
d. Risiko tinggi cedera (janin) berhubungan dengan ketidakadekuatan perfusi plasenta
4.2 Saran
1. Pasien lebih kooperatif, selalu memperhatikan serta tidak melakukan hal-hal
yang menyimpang dari petunjuk dokter/perawat. Bila di rumah harus dapat
melakukan perawatan diri dan bertambah pengetahuan tentang plasenta previa.
2. Perawat sebagai tim kesehatan yang paling sering berhubungan dengan pasien
sangat perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan agar
DAFTAR PUSTAKA