Anda di halaman 1dari 8

Nama : Feby yuniar m

Tugas resume KMB 2

Resume endokrin

Definisi

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon
yang tersikulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain.

ada 5 Fungsi sistem endokrin

1. mendiferensiasi sistem reproduksi dan CNS dalam tumbuh kembang janin.

2. menstimulusi urutan pertumbuhan dan tumbuh kembangnya masa kanak-kanak dan


kedewasaan.

3. mengkoordinasikan sistem reproduksi wanita dan pria

4. mempertahankan optimalitas lingkungan internal sepanjang hidup individu.

5. menginisiasi respon korektif dan adaptif saat emergensi.

Sistem yang termasuk endokrin yaitu :

a. Hipotalamus

Merupakan master dari hipofisis pada tubuh manusia. slain berfungsi sebagai pengatur penting
dalam sistem saraf. Mensekresikan berbagai jenis hormon yang kerjanya mempengaruhi
hipofisis. Sel-sel pembebas hormon di hipotalamus adaalah dua kelompok sel-sel neurosekresi
beberapa jenis hormon yang disekresikan oleh hipofisis, dihasilakan oleh sel-sel hipotalamus,
yaitu ADH, TSH, dan Oksitosin.

b. kelenjar pituitari (hipofisis)

 hipofisis bagian depan (hipofisis anterior atau andenohipofisis) berfungsi untuk


menghasilkan hormon yang dapat memengaruhi pengeluaran hormon-hormon lain.
somatotropin, titrotopin, ACTH, FSH, LH dan prolaktin.

 hipofisis bagian tengah (hipofisis lobus intermediet) berfungsi untuk mengsekresikan


hormon melanocyt simulating hormon (MSH) atau melanotrin mensekresikan MSH.

 hipofisis bagian belakang (hipofisis lobus posterior atau neurohipofisis) banyak mengandung
serabut-serabut saraf yang menghubungkan lobus posterior dengan hipotalamus.
memproduksi hormon ADH dan oksitosin.
c. kelenjar tiroid (kelenjar gondok)

terdiri dari dua lobus lateral yang di hubungkan oleh isthmus. kelenjar tiroid menghasilkan
kelenjar tiroksin yang tersusun atas amino dan iodium.

d. kelenjar paratiroid

menghasilkan hormon parathormon (PTH) untuk mengatur dan mengontrol kadar kalsium dan
posfat dalam darah. kekurangan PTH mengakibatkan kejang-kejang.

e. Kelenjar adrenal (kelenjar anak)

terdiri atas bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula) pada korteks adrenal dihasilkan
mineralokortiroid, glukokortikoid, dan gonadokortikoid.

f. kelenjar pankreas

didalam pangkreas terdapat bagian disebut pulau-pulau Langerhans yang terdiri dari dua jenis
sel yaitu, sel alfa dan sel beta. Sel alfa menghasilkan hormon glukagon sehingga kadar glukosa
darah naik. Sel beta memproduksi hormon insulin yang berfungsi mengubah glukosa menjadi
glukogen sehingga dapat menurunkan kadar gula dalam darah.

g. Kelenjar kelamin

 Kelenjar kelamin pria

Sel – sel intertistial atau sel Leydig pada kelenjar kelamin laki-laki

( testis) mensekresikan hormon testoteron. Hormon ini berfungsi merangsang pematangan


sperma dan pembenukan tanda –tanda kelamin sekunder laki-laki.

 Kelenjar kelamin wanita

Hromon estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi untuk oogenesis ( pembentukan sel
telur ), pemeliharaan fungsi organ kelamin, merangsang perkembangan ciri-ciri kelamin
sekunder wanita.

h. kelenjar pineal (serebri epifis)

mensekresikan melatonin. Untuk penghambatan fungsi reproduksi, seperti spermatogensis ,


oogenesis, dan pematangan seksual, sebagai antidioksidan di otak.

i. plasenta

pada waktu plasenta berkembang, hormon estrogen dan progesteron dihasilkan. Plasenta juga
menyekresikan human chorionik gonadotropen ( HCG ) yang berfungsi sama dengan FSH dn LH.

j. kelenjar timus
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar timus disebut timosin. Timosin ini berfungsi merangsang
proliferasi dan pematangan limfosil.

Resume DM

Definisi

diabetes mellitus adalah suatu gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa
darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi Insulin dan kerja insulin (Smeltzer et al, 2013:
kowalak, 2011). Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa di
dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.
kadar glukosa darah setiap hari bervariasi, kadar gula darah akan meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. kadar glukosa darah normal pada pagi hari sebelum makan atau berpuasa
adalah 70-110 mg/dl darah. kadar gula darah normal biasanya kurang dari 120-140 mg/dl pada 2 jam
setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun mengandung karbohidrat (irianto,
2015)

Klasifikasi

Klasifikasi diabetes mellitus menurut smeltzer eh al, (2013). Ada 3 yaitu

a. Tipe 1 (diabetes melurus tergantung insulin)

Sekitar 5% sampai 10% pasien mengalami diabetes mellitus tipe 1. Diabetes mellitus tipe 1
ditandai dengan dekstrusi sel-sel beta pancreas akibat faktor genetik,imunologis, dan juga
lingkungan. DM tipe 1 memerlukan injeksi insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah

b. Tipe 2 (diabetes melurus tak-tergantung insulin)

Sekitar 90% sampai 95% pasien mengalami diabetes mellitus tipe 2. Diabetes mellitus tipe 2
disebabkan adanya penurunan sensivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat
penurunan jumlah insulin yang diproduksi.

c. Diabetes melitus Gestasional

Diabetes melurus gestasional ditandai dengan intoleransi glukosa yang muncul selama
kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga. Risiko diabetes Gestasional disebabkan
obesitas, riwayat pernah mengalami diabetes gestasional, glikosuria, atau riwayat keluarga yang
pernah mengalami diabetes.

Etiologi

Diabetes mellitus menurut kowalak, (2011) : wilkins,(2011), Dan andra, (2013) Mempunyai beberapa
penyebab, yaitu :

a. Hereditas
Peningkatan kerentanan sel-sel beta pancreas dan perkembangan antibodi autoimun terhadap
penghancuran sel-sel beta.

b. Lingkungan (makanan, infeksi, toksin, stress)

kekurangan protein kronik dapat mengakibatkan hipofungsi pankreas. infeksi virus coxsakie
pada seseorang yang peka secara genetic.

c. Perubahan gaya hidup

pada orang secara genetic rentan terkena DM karena perubahan gaya hidup. menjadikan
seseorang menjadi kurang aktif sehingga menimbulkan kegemukan dan berisiko tinggi terkena
diabetes mellitus.

d. Kehamilan

Kenaikan kadar estrogen dan hormon plasental yang berkaitan dengan kehamilan, yang
mengantagoniskan insulin.

e. Usia

Usia diatas 65 tahun cenderung mengalami diabetes mellitus.

f. Obesitas

obesitas dapat menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam tubuh. insulin yang tersedia tidak
efektif dalam meningkatkan efek metabolik.

g. Antagonisasi efek insulin yang disebabkan oleh beberapa medikasi, antara lain diuretic thiadize,
kortikosteroid adrenal, dan kontraseptif hormonal.

manifestasi klinis

tanda dan gejala diabetes mellitus menurut smeltzer et al, (2013) dan kowalak (2011), yaitu :

a. poliuria (air kencing keluar banyak) dan polydipsia (rasa haus yang berlebihan) yang disebabkan
karena osmolalitas serum yang tinggi akibat kadar glukosa serum yang meningkat.

b. Anoreksia dan polifagia (rasa lapar yang berlebihan) yang terjadi karena glukosuria yang
menyababkan keseimbangan kalori negatif.

c. keletihan (rasa cepat lelah) dan kelemahan disebabkan penggunaan glukosa oleh sel menurun

d. kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat sembuhnya, dan rasa gatal di kulit.
e. sakit kepala, mengantuk, dan gangguan pada aktivitas disebabkan oleh kadar glukosa intrasel
yang rendah.

f. kram pada otot, iritabilitas, serta emosi yang labil akibat ketidakseimbangan elektrolit.

g. gangguan penglihatan seperti pemandangan kabur yang disebabkan karena pembengkakan


akibat glukosa.

h. Sensasi kesemutan atau kebas pada tangan dan kaki Yang disebabkan kerusakan jaringan saraf.

i. gangguan rasa nyaman dan nyeri pada abdomen yang disebabkan karena neuropati otonom
yang menimbulkan konstipasi.

j. mual, diare, dan konstipasi yang disebabkan karena dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit
serta neuropati otonom.

Patofisiologi

Ada beberapa penyebab diabetes mellitus menurut price, (2012) dan kowalak (2011) yang
menyebabkan defisiensi insulin, kemudian menyebabkan glikogen meningkat, sehingga terjadi proses
pemecahan gula baru (glukoneugenesis) dan menyebabkan metabolik lemak meningkat. kemudian akan
terjadi proses pembentukan keton (Ketogenesis). peningkatan keton di dalam plasma akan
mengakibatkan ketonuria (keton dalam urin) dan kadar natrium akan menurun serta PH serum menurun
dan terjadi asidosis.

Defisiensi insulin mengakibatkan penggunaan glukosa menurun, sehingga menyebabkan kadar glukosa
dalam plasma tinggi (hiperglikemia). Jika hiperglikemia parah dan lebih dari ambang ginjal maka akan
menyebabkan glukosuria. Glukosuria akan menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan
peningkatan air kencing (polyuria) dan akan timbul rasa haus (polidipsi) yang menyebabkan seseorang
dehidrasi (kowalak, 2011).

Glukosuria juga menyebabkan keseimbangan kalori negatif sehingga menimbulkan rasa lapar yang tinggi
(polifagia). penggunaan glukosa oleh sel akan menurun akan mengakibatkan produksi metabolisme
energi menuru sehingga tubuh akan menjadi lemah (price et al, 2012).

Hiperglikemia dapat berpengaruh pada pembuluh darah kecil, sehingga menyebabkan suplai nutrisi dan
oksigen ke perifer berkurang. kemudian bisa mengakibatkan luka tak kunjung sembuh karena terjadi
infeksi dan gangguan pembuluh darah akibat kurangnya suplai nutrisi dan oksigen (price at al, 2012).

Gangguan pembuluh darah mengakibatkan aliran darah ke retina menurun, sehingga terjadi penurunan
suplai nutrisi dan oksigen yang menyebabkan pandangan menjadi kabur. akibat utama dari perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada struktur dan fungsi ginjal yang menyebabkan terjadinya
neftropati yang berpengaruh pada saraf perifer, sistem saraf otonom serta sistem saraf pusat (price at
al, 2012).
Data mayor dan minor secara subjektif dan objektif

1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan

Data mayor :

 subjektif : tidak tersedia

 objektif : berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

Data minor :

 Subjektif :
- cepat kenyang setelah makan

- kram/abdomen nyeri

- nafsu makan berkurang

 Objektif :

- bising usus hiperaktif

- otot pengunyah lemah

- otot menelan lemah

- membran mukosa pucat

- sariawan

- rambut rontok berlebihan

- diare

2. Kekurangan volume carian

Data mayor :

 Subjektif : tidak ada

 Objektif :

- Frekuensi nadi meningkat

- nadi teraba lemah

- tekanan nadi menyempit

- tugor kulit menurun

- membran mukosa menurun

- volume urin menurun

- hematrokit meningkat

Data minor :

 Subjektif : tidak tersedia

 Objektif :
- merasa lemah

- mengeluh haus

- pengisian vena menurun

- status mental menurun

- suhu tubuh meningkat

- Konsentasi uin menurun

- berat badan tiba-tiba menurun

Intervensi keperawatan

1. Resiko tinggi gangguan nutrisi

 observasi

- tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut

nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala

- Kolaborasi

- Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.

- Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.

- Kolaborasi dengan ahli diet.

2. kekurangan volume cairan

 Observasi

- adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur

- kolaborasi

- berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan

laboratorium (Ht, BUN, Na, K)

Anda mungkin juga menyukai