Anda di halaman 1dari 66

KEPERAWATAN MATERNITAS II

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN


KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ATONIA UTERI

OLEH KELOMPOK I
B 12 A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI 2019
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Kematian maternal merupakan salah satu masalah kesehatan yang terus menjadi perhatian masyarakat dunia
 World Health Organization memperkirakan 565.00 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan, komplikasi
kelahiran dan aborsi yang tidak aman
 Sekitar 1 perempuan meninggal tiap menit, tiap hari di suatu tempat di dunia
 Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat petugas kesehatan atau bidan terlambat mengenali,
terlambat merujuk pasien ke perawatan yang lebih lengkap, terlambat sampai di tempat rujukan, dan terlambat
ditangani.
 Menurut Depkes, penyebab kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan(42%), eklamsia (13%), komplikasi
abortus(11%), infeksi (10%), dan persalinan lama (9%).
 Penyebab Perdarahan Pasca Persalinan (PPP) menurut Rukiyah (2010), adalah Atonia Uteri (50- 60%), Retensio
Plasenta (16-17%), Rest Plasenta (23-24%) dan Laserasi Jalan Lahir (4-5%)
LATAR BELAKANG

 Atonia uteri merupakan suatu kondisi dimana uterus tidak


berkontraksi dengan baik segera setelah lahirnya bayi dan
plasenta.
 Hal ini dapat menyebabkan ibu mengalami perdarahan sekitar
350 – 500 ml/menit dari bekas tempat melekatnya placenta.
 Perlu tindakan untuk menghentikan perdarahan tersebut
dengan melakukan kompresi bimanual interna dan eksterna
serta kompresi aorta
BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP DASAR
ATONIA UTERI
DEFINISI

 Atonia uteri adalah kegagalan serabut-


serabut otot miometrium uterus untuk
berkontraksi dan memendek. (Oktarina,
2016)
ETIOLOGI

 Overdistensi Uterus  disebabkan oleh kehamilan ganda, janin


makrosomia, polihidramnion, abnormalitas janin, kelainan struktur
uterus, atau distensi akibat akumulasi darah di uterus baik sebelum
mapun sesudah plasenta lahir.
 Pimpinan kala III yang salah, dengan memijat-mijat dan mendorong
uterus
TANDA DAN GEJALA

 Perdarahan per vaginam


 Konsistensi Rahim lunak
 Fundus uteri naik
 Terdapat tanda – tanda syok
MANIFESTASI KLINIK

 Uterus tidak berkontraksi dan lembek


 Perdarahan segera setelah anak lahir (post partum primer)
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PENCEGAHAN

 Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat


mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari
40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat
tersebut sebagai terapi.
 Menejemen aktif kala III dapat mengurangi jumlah
perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan
transfusi darah.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Golongan darah : Menentukan Rh, golongan ABO dan pencocokan silang (saat diperlukan transfusi darah)
 Jumlah darah lengkap
 Kultur uterus dan vaginal : Mengesampingkan infeksi pasca partum
 Urinalisis : Memastikan kerusakan kandung kemih
 Profil koagulasi : Peningkatan degeradasi kadar produk fibrin/ produk spilit fibrin (SDP/FSP)
 Sonografi : Menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan
PENATALAKSANAAN

 Masase dan kompresi bimanual


 Resusitasi
 Uterotonika
 Uterine lavage dan uterine packing
 Operatif
 Ligasi arteri iliaka interna
 Tehnik B – Lynch
 Histerektomi
PENILAIAN KLINIK
PENILAIAN KLINIK
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas
b. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir,
kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta.
 Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea
berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual.
 Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan pre eklampsia,
penyakit keturunan hemofilia
c. Riwayat Obstetric
 Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT
 Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil
 Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasenta.
Riwayat persalinan meliputi: umur kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam
persalinan, anak lahir hidup atau meninggal, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir.
Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada perdarahan masif, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas,
tinggi fundus uteri dan kontraksi
d. Riwayat hamil sekarang
 Hamil muda, keluhan selama hamil muda
 Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan
tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain
 Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang
didapat
2. Pola aktivitas sehari – hari
 Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum dirawat maupun selama dirawat.
Adapun makan dan minum pada masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung
protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah – buahan.
 Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna, konsistensi. Adanya perubahan pola miksi dan defeksi. BAB
harus ada 3-4 hari post partum sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan sendiri (Rustam Mukthar, 1995 )
 Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang
berlebihan.
 Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas, baik sebelum dan selama
dirawat serta perawatan mengganti balutan atau duk.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Mulut : bibir pucat
2) Payudara : hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris
3) Abdomen : terdapat pembesaran abdomen
4) Genetalia : terdapat perdarahan pervaginam
5) Ekstremitas : dingin
b. Palpasi
1) Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri tekan, perut teraba tegang.
2) Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.
c. Auskultasi
1) Abdomen : bising usus (+)
d. Perkusi
1) Ekstremitas : reflek patella + / +
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan (SDKI)

I Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif dibuktikan dengan frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah,turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, hematocrit meningkat, mengeluh haus

II Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kekurangan volume cairan, penurunan konsentrasi hemoglobin dibuktikan
dengan pengisian kapiler > 3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat

III Risiko syok dibuktikan dengan kekurangan volume cairan


IV Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (masase dan kompresi bimanual) dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri,
tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, gelisah, diaphoresis, tekanan darah meningkat

V Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian dibuktikan dengan pasien merasa khawatir dengan akibat dari kondisi
yang dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur

VI Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif, penurunan hemoglobin


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No No. Tujuan & Kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Diag
nosa
1 I Luaran Utama : Status cairan ( L.03028) Intervensi Utama : Manajemen hypovolemia (I.03116)
Setelah diberikan asuhan keperawatan Tindakan :
selama…x… jam diharapkan status cairan Observasi :
membaik 1. Periksa tanda dan gejala hypovolemia ( misalnya frekuensi nadi
Kriteria hasil: meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, membrane
1. Kekuatan nadi meningkat (5) mukosa kering, volume urine menurun, merasa haus)
2. Turgor kulit meningkat (5) Terapeutik :
3. Output urine meningkat (5) 1. Hitung kebutuhan cairan
4. Frekuensi nadi : 60-100 kali per menit 2. Berikan asupan cairan oral
5. Membrane mukosa membaik (5) Edukasi :
1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (misalnya NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemberian produk darah
No No. Tujuan & Kriteria Intervensi (SIKI)
Diagn hasil (SLKI)
osa
2 II Luaran Utama : Perfusi Intervensi Utama : Perawatan Sirkulasi (I.02079)
Perifer (L.02011) Tindakan :
Setelah diberikan asuhan Observasi
keperawatan 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna, suhu)
selama…x… jam 2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan
diharapkan perfusi perifer kadar kolesterol tinggi)
meningkat Terapeutik
Kriteria hasil: 1. Lakukan hidrasi
1. Denyut nadi perifer 2. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
meningkat (5) 3. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan perfusi
2. Warna kulit pucat 4. Lakukan pencegahan infeksi
menurun (5) Edukasi
3. Pengisian kapiler 1. Anjurkan berolahraga rutin
membaik(5) 2. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
4. Akral membaik (5) 3. Ajurkan melakukan perawatan kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada kaki)
5. Turgor kulit membaik 4. Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
(5) 5. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan,
omega3)
6. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
No No. Tujuan & Kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Diagnosa

3 III Luaran Utama : Tingkat Syok (L.03032) Intervensi Utama : Pencegahan syok (I.02068)
Setelah diberikan asuhan keperawatan Tindakan :
selama…x… jam diharapkan tingkat syok Observasi :
menurun Monitor status kardiopulmonal
Kriteria hasil: Monitor status oksigenasi
1. Kekuatan nadi meningkat (5) Monitor status cairan
2. Tingkat kesadaran meningkat (5) Monitor tingkat kesadaran dan reflex pupil
3. Akral dingin menurun (5) Terapeutik :
4. Tekanan darah sistolik 110-130 1. Pasang jalur IV, jika perlu
mmHg (5) 2. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94 %
5. Tekanan darah diastolic 70-90 mmHg Edukasi :
(5) 1. Jelaskan penyebab atau factor risiko syok
6. Pengisian kapiler < 2 detik (5) 2. Jelaskan tanda awal dan gejala syok
7. Frekuensi pernafasan 16-20 kali per 3. Anjurkan melapor jika merasakan tanda awal dan gejala syok
menit (5) 4. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu
No No. Tujuan & Kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Diagn
osa
4 IV Luaran Utama : Tingkat Nyeri (L.08066) Intervensi Utama : Manajemen Nyeri (I.08238)
Setelah diberikan asuhan keperawatan Tindakan
selama…x… jam diharapkan tingkat nyeri Observasi
menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun (5) 3. Identifikasi yang memperberat dan memperingan nyeri
2. Meringis menurun (5) 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
3. Sikap protektif menurun (5) 5. Monitor efek samping penggunaan analgetik
4. Gelisah menurun (5) Terapeutik
5. Kesulitan tidur menurun (5) 1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis,
6. Frekuensi nadi 60-100 kali per menit (5) akupresure, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik analgetik, jika perlu
No No. Tujuan & Kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Diagn
osa
5 V Luaran Utama : Tingkat Ansietas Intervensi Utama : Reduksi Anxietas (I.09314)
(L.09093) Tindakan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan Observasi :
selama…x… jam diharapkan tingkat 1. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
ansietas menurun 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Kriteria hasil : 3. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
1. Verbalisasi kebingungan menurun Terapeutik
(5) 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
yang dihadapi menurun (5) 3. Pahami situasi yang membuat anxietas
3. Perilaku gelisah menurun (5) 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Perilaku tegang menurun (5) 5. Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
5. Konsentrasi membaik (5) 6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
6. Pola tidur membaik (5) 7. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
2. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
4. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
5. Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
6. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
7. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
No No. Tujuan & Kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Diag
nosa
6 VI Luaran Utama : Tingkat Infeksi (L. Intervensi Utama : Pencegahan Infeksi (I.14539)
14137) Tindakan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan Observasi
selama…x… jam diharapkan tingkat 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
infeksi menurun Terapeutik
Kriteria hasil : 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
1. Demam menurun (5) 2. Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
2. Kemerahan menurun (5) Edukasi
3. Nyeri menurun (5) 1. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
4. Bengkak menurun (5) 2. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
IMPLEMENTASI

 Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi. Rencana tindakan tersebut diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
dan hasil yang di harapakan. Tindakan keperawatan harus mendetail. Agar semua tenaga keperwatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan di lakukan sesuai dengan kondisi
pasien
EVALUASI

1. Proses (sumatif)
Fokus tipe ini adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan.
Evaluasi proses harus dilaksanakan sesudah perencanaan keperawatan, dilaksanakan untuk membantu
keefektifan terhadap tindakan.
3. Hasil (formatif)
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan
klien
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN ATONIA UTERI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG JAWAB
 Nama : Ny.E Nama : Tn.K
 Umur : 26 th Umur : 27 th
 Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
 Pekerjaan : Pedagang Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam Agama : Islam
 Status perkawinan: Kawin Pekerjaan : Montir
 Alamat : Teuku Umar, Denpasar Status perkawinan : Kawin (Suami)
 No RM : 254613 Alamat : Teuku Umar
 Tanggal MRS : 17 Oktober 2019 pukul 15.30 WIB
 Tanggal Pengkajian : 17 Oktober 2019 pukul 15.45 WIB
 Sumber informasi : Pasien, Suami pasien
ALASAN KUNJUNGAN
 Keluhan utama saat MRS
Ny. E datang ke RSUD X dirujuk dari praktek bidan swasta pada 17 Oktober2019
pukul 15.30 dengan keterangan G2P2A0. Pasien mengatakan keluar darah terus
menerus setelah bayi dan ari-ari lahir, tampak pucat, konjungtiva tampak pucat,
perdarahan ±550cc, mukosa bibir kering, turgor kulit menurun, lemas, uterus
teraba lembek, lochea rubra, lochea berbau amis, plasenta sudah keluar
lengkap.. Pada pukul 15.45 pasien dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan
didapatkan hasil : TD 100/60mmHg, Nadi 108x/mnt, RR : 20x/menit, Suhu :
36,7oC, Hb 8.2 gr%
 Keluhan utama saat dikaji
Keluar darah terus menerus setelah bayi dan ari-ari lahir, perdarahan ±550cc,
nyeri pada perut saat dan setelah dilakukan masase dan kompresi bimanual
B. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
a. Riwayat Menstruarsi :

 Menarche : 14 th Siklus : teratur (√) tidak ( )


 Banyaknya : biasanya 3x ganti pemalut Lama : ± 6hari
 Keluhan : kadang-kadang nyeri haid
 HPHT : 8 Januari 2019
b. Riwayat pernikahan
 Menikah : 1 kali Lama : 3 tahun
c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Anak Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
ke
N Th UK Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdara Jenis BB Pj
o han Kelamin
1 2th 38-39 Tidak Norm Bidan Tidak Tidak Tidak Normal Laki- 3500 50
minggu ada al ada ada ada laki gram cm
d. Riwayat kehamilan saat ini
 Status Obstetrikus :
 G2P2A0 UK : 38 minggu
 TP: 15 Oktober 2019
 ANC kehamilan sekarang :
o Kunjungan ANC teratur, frekuensi 14x di bidan praktek swasta
o Keluhan atau komplikasi saat kehamilan
o Trimester I : Mual muntah ringan
o Trimester II : tidak ada
o Trimester III : tidak ada
o Imunisasi
o Imunisasi TT1 : sudah
o Imunisasi TT2 : sudah
e. Riwayat keluarga berencana
• Akseptor KB : Aktif Jenis : KB suntik Lama: ± 2tahun
• Masalah : Tidak ada
C. RIWAYAT PENYAKIT
 Pasien : Pasien mengatakan tidak menderita penyakit apapaun sebelum, selama, atau
sesudah kehamilan. Pasein mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti asma,
hipertensi, DM, dan lain sebagainya.
 Keluarga : Keluarga pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama dengan pasien
D. POLA KESEHATAN GORDON
1. Pola Persepsi dan Management Kesehatan
 Sebelum sakit, selama pasien hamil, pasien memeriksaan diri ke bidan.
Pasien mengakui bahwa dirinya menjaga kesehatan.
 Selama sakit, pasien berusaha sembuh dengan cara mengikuti anjuran
dokter dan bersikap kooperatif terhadap perawat.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
 Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit ia makan 3 kali sehari
dengan porsi sedang, komposisi: nasi, lauk pauk serta sayur. Pasien minum
± 3000 ml dalam sehari.
 Saat di rumah sakit, pasien makan 3 kali sehari dengan menu dan porsi
dari rumah sakit, makanan habis. Pasien minum ± 2000 mL, dan
terpasang infus RL 30 tetes per menit.
3. Pola Eliminasi
 Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit tidak ada keluhan
terganggunanya BAB dan BAK. Pasien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lunak, berbau khas dan berwarna coklat, BAK 5-7 kali dalam sehari.
 Selama berada di rumah sakit, pasien tidak ada perubahan terhadap BAB.
Pasien BAB 1 kali sehari, sedangkan BAK pasien berkurang, pasien baru BAK
3 kali dari tadi pagi dengan jumlah ± 250 ml tiap BAK
4. Pola Aktivitas dan Latihan
 Sebelum masuk rumah sakit pasien bekerja sebagai pedagang, pasien
berjualan sembako di rumahnya. Dalam bekerja ia jarang istirahat.
 Saat berada di rumah sakit, pasien terbaring di tempat tidur dan aktivitas
dibantu oleh keluarga khususnya suami. Pasien mengatakan lemas dan
tidak mampu beraktivitas sendiri karena lemas

5. Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum MRS pasien tidak ada masalah dengan pola tidur dan istirahat.
Pasien tidur pukul 21.00 - 06.00 WIB. Selama di rumah sakit pasien
mengatakan sulit tidur karena cemas terhadap kondisinya.
6. Pola Seksual dan Reproduksi
 Pasien berumur 26 tahun, sudah menikah dan sudah memiliki anak 2. Saat
hamil, pasien tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Tidak
ada gangguan pada sistem reproduksi pasien.
7. Pola Kognitif dan Sensori
 Pasien tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi dan proses berfikir,
hal ini ditunjukkan denagn kemampuan pasien dalam menjawab/ merespon
semua pertanyaan perawat dan keluarga. Pasien sudah mengetahui tentang
apa yang terjadi pada dirinya.
 Untuk sensori penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan
pengecap tidak mengalami gangguan. Pasien mengeluh nyeri pada perut.
 P : nyeri karena perdarahan
 Q : nyeri terasa seperti disayat-sayat
 R : di bagian perut
 S : skala nyeri 5 dari (0-10) skala yang diberikan
 T : nyeri akan meningkat jika melakukan aktivitas
8. Pola Hubungan dan Peran
 Menurut pasien, hubungan pasien dengan anggota keluarga terjalin dengan
baik. Hubungan dengan tetangga, juga baik. Saat di rumah sakit hubungan
pasien dengan keluarga tidak ada perubahan. Hubungan pasien dengan
suami juga baik, ditandai dengan suami selalu menunggui pasien. Pasien
juga komunikatif dengan perawat dan petugas kesehatan lain.
9. Pola Persepsi dan Konsep Diri
 Body image
 Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai dan yang paling tidak
disukai. Pasien tidak malu dengan kondisi saat ini.
 Identitas diri
 Status pasien dalam keluarga/rumah tangga sebagai istri. Pasien ingin bahagia dengan
suaminya.
 Peran
 Pasien menjalankan perannya sebagai seorang istri, pasien membantu suami untuk
mencari nafkah bagi keluarganya sebagai pedagang.
 Ideal diri
 Pasien berharap dapat sembuh dari penyakitnya. Keluarga dapat menerima apa adanya
serta memberikan dukungan moral agar pasien cepat sembuh dan dapat bekerja seperti
biasanya.
 Harga diri
 Pasien termasuk orang yang percaya diri dan memiliki harga diri yang baik.
10. Pola Mekanisme Stres dan Koping
 Jika sedang menghadapi permasalahan, pasien mengalihkan stres yang
dihadapi dengan main bersama anaknya. Saat ini pasien merasa cemas
terhadap kondisi yang dihadapi, tampak tegang.
11. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
 Pasien beragama Islam. Sebelum dirawat, pasien menjalankan ibadahnya
dengan sholat 5 waktu. Namun selama di rumah sakit pasien tidak
menjalankan ibadahnya hanya berzikir serta berdoa ditempat tidurnya
saja. Pasien yakin penyakitnya saat ini adalah cobaan dari Allah dan dapat
disembuhkan.
F. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
 GCS : E4V5M6
 Tingkat kesadaran : Compos mentis
 Tanda – tanda vital : TD : 100/60mmHg N : 108x/menit
RR : 20x/menit T : 36,70C
 BB : 52 kg
 TB : 155 cm
 LILA : 24 cm
Head to toe :
Kepala
 Bentuk kepala normal, tidak ada benjolan, lesi tidak ada, rambut pendek
bergelombang berwarna hitam, bersih, belum ada uban.

Wajah
 Pucat :(+), mukosa bibir kering,
 Cloasma :(+) pada pipi kiri
 Sklera : Normal
 Kojungtiva: Anemis
 Pasien tampak meringis
 Pembesaran limphe node : Tidak ada
 Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
 Telinga :Simetris, tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada lesi
 Pasien tampak meringis
Dada
 Payudara
 Areola : Gelap Putting : Menonjol
 Tanda dimpling / retraksi :Tidak ada
 Pengeluaran ASI : colostrum

 Jantung :
 Inspeksi : Tidak ada ictus cordis, perikordium normal
 Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ictus cordis tidak teraba, getaran (-)
 Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, suara pekak
 Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan

 Paru
 Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi intercosta, lesi negatif
 Palpasi : nyeri tidak ada, getaran tidak ada, edema tidak ada
 Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, bunyi paru resonan
 Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Abdomen
Palpasi:
 Fundus uteri setinggi pusat, tonus otot rahim yang lemah, kontraksi uterus
lembek
 Linea : Ada
 Striae : Ada
 Kontraksi : lemah
 Luka bekas operasi : Tidak ada
 Bising usus : (+)
 Nyeri saat dan setelah masase dan kompresi bimanual
Genetalia Luar : produksi urin sedikit, perdarahan berkumpal,
 Varices : tidak ada
 Bekas luka : tidak ada
Anus : Terdapat jaritan pada perineum post episiotomy, tidak ada hemoroid
Pemeriksaan dalam: inkomplit, perdarahan bergumpal.
Ekstremitas
Atas :
 Oedema : Tidak ada
 Varises : Tidak ada
 CRT : 2 detik
 Turgor kulit menurun
Bawah :
 Oedema : Tidak ada
 Varises : Tidak ada
 CRT : 2detik
 Refleks : (+)
F. DATA PENUNJANG
Tgl 17 Oktober 2019

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal


Golongan darah O
Hemoglobin 8.2 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit 47.5 % 37-47
Jumlah lekosit 9.9 /uL 4.8-10.8
Jumlah trombosit 260 10^31,1 150-400

Imunologi
HbsAg - - -
G. DIAGNOSA MEDIS
 G2P2A0 Antonia Uteri

H. PENGOBATAN
 IVFD RL 30 tpm
 Cefoperazon 1gr tiap 12jam
 Paracetamol 3x500mg
 Transfusi PRC 2x 250 ml
II. ANALISA DATA
 Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif dibuktikan dengan
frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,turgor kulit menurun, membrane mukosa
kering, hematocrit meningkat, mengeluh haus, perdarahan ±550 ml.
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kekurangan volume cairan, penurunan
kosentrasi Hb dibuktikan dengan pasien mengeluh lemas karena pengeluaran darah yang
terus menerus pemeriksaan Hb 8.2 g/dl, akral teraba dingin, pasien tampak pucat,
keadaan umum lemah, turgor kulit menurun, nadi 108 x/menit cepat dan lemah.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (masase dan kompresi bimanual)
dibuktikan dengan pasien mengeluh : nyeri karena perdarahan, terasa seperti disayat-
sayat di bagian perut, skala nyeri 5 dari (0-10) skala yang diberikan, nyeri akan
meningkat jika melakukan aktivitas, sulit tidur, tampak meringis, frekuensi nadi
meningkat 108 kali per menit.
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian dibuktikan dengan pasien
merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak tegang, sulit tidur,
frekuensi nadi meningkat 108 kali per menit, tampak pucat.
5. Risiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif, penurunan hemoglobin
III. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal, No. Tujuan & Kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Jam Diagnosa
(SDKI)
17 I Luaran Utama : Status cairan ( Intervensi Utama : Manajemen hypovolemia (I.03116)
Oktober L.03028) Tindakan :
2019 Setelah diberikan asuhan Observasi :
Pk. keperawatan selama 2x24 jam 1. Periksa tanda dan gejala hypovolemia ( misalnya frekuensi nadi meningkat, nadi
16.00 diharapkan status cairan teraba lemah, tekanan darah menurun, membrane mukosa kering, volume urine
membaik menurun, merasa haus)
Kriteria hasil: Terapeutik :
1. Kekuatan nadi meningkat 1. Hitung kebutuhan cairan
(5) 2. Berikan asupan cairan oral
2. Turgor kulit meningkat (5) Edukasi :
3. Output urine meningkat (5) 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
4. Frekuensi nadi : 60-100 kali 2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
per menit Kolaborasi :
5. Membrane mukosa 1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (misalnya NaCl, RL)
membaik (5) 2. Kolaborasi pemberian produk darah
Tanggal, No. Tujuan & Kriteria hasil Intervensi (SIKI)
Jam Diagnosa (SLKI)
(SDKI)
17 Oktober II Luaran Utama : Perfusi Intervensi Utama : Perawatan Sirkulasi (I.02079)
2019 Perifer (L.02011) Tindakan :
Pk. 16.00 Setelah diberikan asuhan Observasi
keperawatan selama 2x24 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna, suhu)
jam diharapkan perfusi Terapeutik
perifer meningkat 1. Lakukan hidrasi
Kriteria hasil: 2. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
1. Kekuatan nadi perifer 3. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan perfusi
meningkat (5) 4. Lakukan pencegahan infeksi
2. Warna kulit pucat Edukasi
menurun (5) 1. Ajurkan melakukan perawatan kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada kaki)
3. Akral membaik (5) 2. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan,
4. Turgor kulit membaik omega3)
(5) 3. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
Tanggal, No. Tujuan & Kriteria hasil Intervensi (SIKI)
Jam Diagnosa (SLKI)
(SDKI)
17 III Luaran Utama : Tingkat Intervensi Utama : Manajemen Nyeri (I.08238)
Oktober Nyeri (L.08066) Tindakan
2019 Setelah diberikan asuhan Observasi
Pk. 16.00 keperawatan selama3x24 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
jam diharapkan tingkat intensitas nyeri
nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
Kriteria hasil: 3. Identifikasi yang memperberat dan memperingan nyeri
1. Keluhan nyeri 4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
menurun skala nyeri 5. Monitor efek samping penggunaan analgetik
0-1 (dari 0-10) Terapeutik
2. Meringis menurun (5) 1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
3. Kesulitan tidur TENS, hipnosis, akupresure, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
menurun (5) aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
4. Frekuensi nadi 60-100 terapi bermain)
kali per menit (5) 2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik analgetik, jika perlu
Tanggal, No. Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi (SIKI)
Jam (SDKI) (SLKI)
17 Oktober IV Luaran Utama : Tingkat Intervensi Utama : Reduksi Anxietas (I.09314)
2019 Ansietas (L.09093) Tindakan :
Pk. 16.00 Setelah diberikan Observasi :
asuhan keperawatan 1. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
selama 2x24 jam 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
diharapkan tingkat 3. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
ansietas menurun Terapeutik
Kriteria hasil : 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
1. Verbalisasi khawatir 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
akibat kondisi yang 3. Pahami situasi yang membuat anxietas
dihadapi menurun 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
(5) 5. Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
2. Perilaku tegang 6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
menurun (5) 7. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
3. Pola tidur membaik Edukasi
(5) 1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
2. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
4. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
5. Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
6. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
7. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
Tanggal, No. Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Jam (SDKI)

17 Oktober V Luaran Utama : Tingkat Infeksi (L. 14137) Intervensi Utama : Pencegahan Infeksi (I.14539)
2019 Setelah diberikan asuhan keperawatan selama3x24 jam Tindakan :
Pk. 16.00 diharapkan tingkat infeksi menurun Observasi
Kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
1. Demam menurun (5) Terapeutik
2. Kemerahan menurun (5) 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
3. Nyeri menurun (5) lingkungan pasien
4. Bengkak menurun (5) 2. Pertahankan teknik aseptik
Edukasi
1. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
2. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
IV. IMPLEMENTASI
Hari/tan Ja
No dx Implementasi Respon pasien Paraf
ggal m
Kamis, 16. 1,2,3 Mengobservasi KU pasien dan DS : &
17 00 tanda-tanda vital pasien Pasien mengeluh badannya lemas.
Oktober DO :
2019  KU lemah, pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis,
membran mukosa kering, turgor kulit menurun
 Perdarahan ± 550 ml
 TD : 100/60mmHg
N : 108x/mnt, lemah
S : 36, 7oC
RR : 22x/mnt.

16. 1 Memeriksa tanda dan gejala DS : &


10 hypovolemia  Pasien mengatakan lemas, mengeluh haus
 Pasien mengatakan masih mengalami perdarahan bergumpal-
gumpal
DO :
Membran mukosa kering, Turgor kulit menurun, Perdarahan ± 550
ml, N : 108x/mnt, lemah
16.15 1  Memberikan cairan infus RL 30 tpm DS :Pasien mengatakan infusnya habis dan bersedia untuk diganti. &
DO :Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL

16.20 2 Memeriksa sirkulasi perifer DS : - &


DO : Nadi 110 kali per menit, lemah, tampak pucat, akral dingin, CRT 2 detik

16.30 1 Menganjurkan pasien untuk minum dan makan DS : &


Pasien mengatakan mampu minum 200 ml tiap kali minum, mampu makan roti
DO :
Pasien tampak terlihat minum 200 ml dan makan roti
16.45 3 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, DS :Pasien mengatakan nyeri di bagian perut &
intensitas nyeri , skala nyeri P : nyeri karena perdarahan
Q : nyeri terasa seperti disayat-sayat
R : di bagian perut
S : skala nyeri 5 dari (0-10) skala yang diberikan
T : nyeri akan meningkat jika melakukan aktivitas
Sulit tidur
DO :
 Pasien terlihat meringis
 Pasien terlihat memegangi perutnya

16.50 3 Memberikan teknik nonfarmakologi dengan nafas dalam dan terapi musik DS : Pasien mengatakan masih nyeri, tapi sedikit berkurang &
untuk mengurangi rasa nyeri DO : Pasien tampak lebih rileks

17.30 5 Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik DS : - &
DO : Demam tidak ada, S : 36, 7oC, kemerahan dan bengkak pada jaritan
perineum tidak ada

20.00 5 Memberikan injeksi cefroperazon 1 gram secara intravena DS :Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat. &
DO :
Obat masuk melalui intravena dan tidak ada tanda-tanda alergi

20.30 4 Mengidentifikasi saat tingkat anxietas berubah DS : Pasien mengatakan merasa cemas terhadap kondisi saat ini, sulit tidur &
DO :
Pasien tampak tegang, pasien terlihat pucat, frekuensi nadi meningkat : 108 kali
per menit
20.45 4 Menemani dan mendengarkan keluhan pasien untuk mengurangi DS : Pasien merasa lebih lega dengan mengungkapkan kekhawatirannya saat ini
kecemasan DO : Pasien tampak lebih rileks

21.00 3 Mengkolaborasikan dalam pemberian obat analgesic yaitu DS :Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat. &
paracetamol 500 mg. DO :Obat masuk melalui oral dan tidak ada tanda-tanda alergi.
07.0 1,2,3 Mengobservasi KU pasien dan tanda- DS : &
0 tanda vital pasien Pasien mengatakan merasa lemas

DO :
Kesadaran : compos mentis, keadaan umum lemah, Suhu:
Jumat, 36.5°C, Nadi: 90x/menit, Respirasi: 20x/menit, Tekanan Darah:
18 110/70 mmHg, turgor kulit baik, CRT 2 detik, mukosa bibir
Oktober kering.
2019
07.1 1,2 Mencatat perubahan tugor kulit dan DS : &
5 membrane mukosa Pasien mengatakan badannya lemas
DO :
Tugor kulit pasien meningkat dan mukosa bibir pasien tampak masih
kering

07.3 2,5 Mengajarkan cara mencuci tangan DS : &


0 dengan benar Pasien mengatakan bersedia
DO :
Pasien mampu mencuci tangan dengan benar
07.45 1,2 Menganjurkan pasien untuk minum dan makan DS : &
Pasien mengatakan hanya mampu menghabiskan 1/2 porsi
makanan yang telah diberikan dan mampu minum ± 200 ml.
DO :
Pasien tampak terlihat minum dan makan walaupun sedikit.
08.00 5 Memberikan injeksi cefroperazon 1 gram DS :Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat. &
DO : Obat masuk melalui intravena dan tidak ada tanda-tanda
alergi
09.00 2 Menganjurkan melakukan perawatan kulit yang DS : Pasien mengerti. &
tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada kaki) DO : Pasien kooperatif
10.00 3 Mengajarkan pasien tentang teknik non farmakologi DS :Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah mulai &
( nafas dalam dan terapi musik) berkurang
DO :Meringis tampak berkurang
11.00 3 Mengkolaborasikan dalam pemberian obat DS :Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat. &
analgesic yaitu paracetamol 500 mg. DO :Obat masuk melalui oral dan tidak ada tanda-tanda alergi.
12.00 1,2 Mengkolaborasikan pemberian transfusi PRC 250 ml DS : Pasien tidak ada riwayat alergi pemberian transfui &
DO : Tanda-tanda reaksi transfusi tidak ada
06.00 1,2, Mengobservasi KU pasien dan tanda-tanda vital DS : &
3 pasien Pasien mengatakan lemas berkurang
DO : Kesadaran composmentis KU baik, pucat berkurang, , TD :
110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, kuat, S : 36, 5oC, RR : 18x/mnt
, turgor kulit baik, CRT 2 detik, mukosa bibir lembab.
06.10 1,2 Menghitung balance cairan DS :Pasien mampu minum 2000 ml/hari &
DO :
Produksi urine 1500 ml/24 jam, IWL 500ml
Balance cairan seimbang
08.00 1,2 Menganjurkan pasien untuk minum dan makan DS : &
Pasien mengatakan mampu menghabiskan 1
porsi makanan yang telah diberikan dan mampu
minum ± 250 ml.
DO :
Pasien tampak terlihat minum 250 ml dan
makan habis 1 porsi
09.00 4 Informasikan secara factual mengenai diagnosis, DS : Pasien paham &
pengobatan, dan prognosis DO : Pasien mampu menjelaskan kembali
10.00 5 Memberikan injeksi cefroperazon 1 gram DS :Pasien mengatakan tidak memiliki alergi &
obat.
DO : Obat masuk melalui intravena dan tidak ada
tanda-tanda alergi
11.00 3 Melakukan pengkajian nyeri secara DS :Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. &
komprefensif (termasuk lokasi, karakteristik, Nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan
durasi, frekuensi, kualitas atau keparahan dibagian perut dengan skala nyeri 3 dari (0-10)
nyeri dan faktor pencetus nyeri ). serta nyeri dirasakan pada saat pasien bergerak.
DO :Meringis tampak berkurang
11.10 3 Mengajarkan pasien tentang teknik non DS :Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan &
farmakologi (nafas dalam dan terapi musik) anaknya sudah mulai berkurang.
DO : Meringis tampak berkurang
12.00 1,2 Mengkolaborasikan pemberian transfusi PRC DS : Pasien tidak ada riwayat alergi pemberian &
250 ml transfusi
DO : Tanda-tanda reaksi transfusi tidak ada
12.15 3 Mengkolaborasikan dalam pemberian obat DS :Pasien mengatakan tidak memiliki alergi &
analgesic yaitu paracetamol 500 mg. obat.
DO :Obat masuk melalui oral dan tidak ada
tanda-tanda alergi.
V. EVALUASI
No
Tgl Evaluasi sumatif Paraf
dx
19 1 S : Pasien mengatakan lemas dan rasa haus berkurang, perdarahan bergumpal sudah tidak ada &
Oktober O : Kesadaran composmentis, turgor kulit meningkat, output urine 1600 ml/24 jam, frekuensi nadi 80 kali per menit,
2019 membrane mukosa lembab, Hb : 12.5 g/dl, Hematokrit : 40.2 %, TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, kuat, S : 36,
pk. 16.00 5oC, RR : 18x/mnt
A : Masalah hipovolemia teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
19 2 S : Pasien mengatakan lemas berkurang &
Oktober O : Kesadaran composmentis, keadaan umum baik, turgor kulit meningkat, frekuensi nadi 80 kali per menit, kuat, akral
2019 hangat, pucat berkurang, Hb : 12.5 g/dl
pk. 16.00 A : Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
20 3 S : Pasien mengatakan nyerinya mulai berkurang dengan skala 1 dari rentang (0-10), sudah bisa tidur &
Oktober O : Pasien sudah tidak meringis lagi, tidak memegangi perutnya, vital sign : TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, kuat, S
2019 : 36, 5oC, RR : 18x/mnt
Pk. 16.00 A : Masalah nyeri akut teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

19 4 S : Pasien mengatakan sudah bisa tidur nyenyak dan tidak lagi khawatir karena kondisinya sudah membaik &
Oktober O : Pasien tampak lebih rileks, pucat tidak ada, Hb 12.5 g/dl, N : 80 x/mnt
2019 A : Masalah ansietas teratasi
Pk. 16.00 P : Pertahankan kondisi pasien
20 5 S : Pasien mengatakan nyerinya mulai berkurang dengan skala 1 dari rentang (0-10) &
Oktober O : Pasien tidak demam, tidak ada bengkak maupun kemerahan pada jaritan perineum, vital sign : TD : 110/70 mmHg,
2019 N : 80 x/mnt, kuat, S : 36, 5oC, RR : 18x/mnt
Pk. 16.00 A : Masalah risiko infeksi teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai