1. Anamnesa, secara umum pada pasien yang mengalami kelainan muskuloskeletal atau
tidak mengalami
4. Pengkajian berdasarkan rentang gerak yang berdasarkan ROM baik secara aktif maupun
secara pasif.
2. Perubahan bentuk atau deformitas kelainan bentuk ataupun perubahan bentuk, hal ini bisa
terjadi karena adanya tumor atau trauma.
3. Mengkaji adanya difungsi otot ataupun tulang pada pasien, apakah karena kelainan ,
bawaan, atau karena ada suatu penyakit seperti tumor
Pengkajian fisik
1. Melihat penampilan cara pasien berjalan datang ke RS apakah:
1. Antalgic gait
2. Steppage gait
3. Trendelenburg gait
Pemeriksaan tonus otot atau kekuatan otot yang dilanjutkan dengan pemeriksaan atau Vi
otot. Tonus otot/ kekuatan otot dapat dilakukan dalam kondisi pasien yang sedang rileks,
pasien sedang berbaring, pasien yang sedang duduk
3. Nilai 4 , pasien tidak bisa melawan tangan kita tapi hanya bisa melawan gravitasi.
5. Nilai 2, pasien tidak mampu mengangkat tangan tapi masih bisa menggeser dan
menggerak-gerakan
6. Nilai 1, pasien tidak bisa menggerakkan tangannya tetapi ketika diraba / dilihat ada
usaha dari pasien untuk menggerakkan dan ada kontraksinya
Sebelum melakukan ke pasien terlebih dahulu pertama mengecek otot yang ada di
tangan kita pada lengan atas, pegang menggunakan kanan kiri dan lakukan fleksi di
tangan kita, lalu rasakan pergerakan otot di tangan kita.
3. Jika ada pergerakan otot maka pasien tidak mengalami atrofi. Sebaliknya jika pasien
tidak ada pergerakan otot di lengan dapat dicurigai mengalami atropi otot.
1. Sebelum melakukan pemeriksaan bagian kepala dan leher, terlebih dahulu untuk
melihat terinfeksi , kita dapat melihat dengan baik apakah bahu kiri simetris sama
yang kita infeksi dari bagian depan,
2. Kemudian setelah kita melihat jika bahu turun sebelah maka perlu dicurigai dan
melanjutkan dengan pemeriksaan palpasi pada bagian kepala dan leher. Caranya yaitu
:
b. Posisi dua jari manis dan kelingking menekuk berada di bahu , dua jari telunjuk
dan jari tengah lurus berada di leher dekat vena cava femoralis
c. Dua ibu jari berada di tulang spinal atau cervical menelusuri ke bawah apakah ada
benjolan atau tidak sampai ke bagian bawah cervical
d. Dilanjutkan dengan dua jari telunjuk dan jari tengah di bagian bawahnya,
selanjutnya jari manis dan kelingking di naikkan posisi kedua tangan berada di
bahu untuk meraba bagian depan( leher) sampai ke bagian tiroid ada benjolan
apakah tidak.
e. Jika dirasa tidak ada benjolan dilanjutkan ke bagian bahu untuk meraba apakah
ada benjolan /tidak, dan atau ada deformitas / ada bunyi klik / bunyi patahan
tulang. Jika tidak ada semua atau bersih selanjutnya kita pindah ke bahu lanjut ke
pemeriksaan bahu kanan dan kiri tangan kita pindah ke satu sisi kita raba satu
motivasi satu lagi meraba menekan , tanya apakah terasa nyeri atau tidak.
f. Selanjutnya kita masuk ke bagian pergelangan tangan kita minta tangan pasiennya
untuk mengangkat kita cek ada masalah atau tidak
g. Setelah itu baru kita sering minta pasien untuk mengangkat tangannya ke atas ke
samping dan ke bawah , inisudah masuk bagian pemeriksaan untuk ekstremitas
bagian atas
Selanjutnya jika kita sudah melakukan pemeriksaan palpasi kita bisa meminta pasien
melakukan pergerakan leher
Pergerakan leher itu terdiri dari abduksi-adduksi dan rotasi dalam maupun rotasi luar
1. untuk bagian siku yang pertama kita lihat dulu inspeksi kaji apakah ada benjolan atau
tidak
3. tekan dan raba-raba ada atau tidak ada benjolan di bagian siku
5. selanjutnya kalau kita sudah melakukan pemeriksaan di bagian siku kita lanjut
pemeriksaan bagian lengan
6. lihat di bagian tangannya apakah ada benjolan dibagian pergelangan tangan yang kita
gerakkan kalau sudah baru kita lakukan pemeriksaan jika di rasa sudah aman tidak
ada kita spring kan tangannya ke samping kanan samping kiri
selanjutnya kita melakukan pemeriksaan bagian punggung nah di bagian punggung kita
lihat dulu apakah pasien mengalami postur kifosis lordosis skoliosis atau bus, jika pasien
itu kifosis maka dia akan cenderung ke depan
kalau Pasien itu skoliosis maka kita bisa lihat bahunya itu turun satu
kalau gibus kita bisa lihat seperti Duck seperti kifosis kemudian ada seperti pundak
orang kalau duduknya seperti orang tahyatul akhir
untuk melakukan pemeriksaan ini kita bisa melakukan perabaan hingga ke bagian
abdomen bagian ototnya nanti bisa duduk tegak ini urutannya setelah kita melakukan
pemeriksaan bahu jadi sekitar kita raba sampai ke bagian bawah jempol kita mengarah di
bagian spinal pasien dan tulang-tulang belakang itu hingga ke lubang tumbal jadi kita
raba yang tidak ber isi ini adalah apakah ada benjolan kemudian Apakah ada gravitasi
dan apakah ada permits di bagian tulang iga hingga di bagian finalnya Apakah terdapat
nyeri atau seperti benjolan seperti spina bifida hingga sampai di bagian lumba begitu kita
lakukan.
di bagian depan sama pemeriksaannya dibagian dari tarik dari bagian bahu hingga ke
bagian abdomen ini untuk melihat apakah ada permasalahan di Iga atau tidak sampai di
abdomen kita lakukan penekanan di bagian abdomen Tarik nafas tujuannya menahan di
bagian abdomen untuk menilai kekuatan otot dibagian abdomen pasien
selanjutnya kita akan melakukan pengukuran untuk melihat apakah ada Kesenjangan
antara kaki kanan dengankaki kiri itu untuk mengukur panjangnya atau Adakah kelainan
bentuk seperti misalnya Timur lebih panjang daripada betisnya atau sebaliknya kita harus
membandingkan antara kaki kanan dengan kaki kiri.
dalam melakukan pengukuran itu ada dua yang pertama kita mengukur jarak antara
Malik usus oleh usus dengan siasat yang kedua malleus dengan pusat ukur dari angka 0
dari Marosus ke ias 33C selanjutnya kita bandingkan dengan yang samping kiri luruskan
setelah itu kalau kita dapatkan hasilnya sama atau berbeda maka lanjut ke bagian pusar
ini 36 selanjutnya dapatkan nilainya sama
selanjutnya melakukan pengkajian khusus pada pasien pengkajian pertama adalah
1. pengkajian Valencia pengkajian ini penting untuk dilakukan untuk melihat apakah Pasien
itu menghadap mengalami suatu sindrom atau tidak sindrom yang dimaksud Seperti
contohnya sindrom turner karpal cara mengetahuinya melakukannya adalah kita minta
pasien untuk meluruskan tangannya ya kemudian dilipat kalau sudah lurus kita tarik kita
melakukan tarikan ataupun kita sendiri melakukan kurang tekuk bagian sikunya ke
bagian bawah bagian pergelangan tangannya kebawah tahan selama 60 detik atau satu
menit kalau kita ataupun pasien yang kita suruh melakukan ini mengalami kesemutan
maka dicurigai Pasien itu mengalami sindrom turner karpal baik kesemutan setelah 60
detik ataupun kesemutan sebelum 60detik kesemutan. kalau kita melakukan power ini
bukan pegal tapi kesemutan seperti Kesetrum di bagian pergelangan tangannya ini
disebut dengan pemeriksaan Valens
cara melakukannya adalah kita rilekskan tangan kita kemudian kita lakukan perkusi tiga
kali 123 kalau salah melakukan perkusi atau setelah dilakukan perkusi Pasien itu
mengalami kesemutan maka itu disebut dengan tina positif tapi kalau tidak diterima
adanya kesemutan maka terjadi tidak terjadi dengan atau disebut juga dengan tiner
negatif boleh melakukan pemeriksaan dengan reflek Hammer kita akan perkusi di sana
seperti kita melakukan pemeriksaan atela nya kita ketuk 2 3 hasilnya sama kalau pasien
mengalami kesemutan maka disebut dengan channel positif kalau tidak mengalami
kesemutan buka disebut dengan final negatif
selanjutnya kita akan melakukan pemeriksaan tanda banyak tanda balon atau tanda
benjolan tanda balon ini kita bisa lihat di lututnya pasien kita lihat pergerakan dari partai
lainnya nih pergerakan partai lainnya 9 kita lakukan fiksasi yang pertama kalinya tanda
benjolan tanda Bento dalam kita fiksasi seputar partai lainnya saja kemudian gerakkan
pakai lainnya raba dikasih satu kita raba ada kerabat cairan atau tidak Kalau tidak berarti
tidak ada tanda benjolan yang kedua lanjut untuk memberikan tanda balon standar untuk
kita fiksasi tidak hanya di bagian pakailah kita rasakan adanya Pergerakan cairan atau
tidak Kalau tidak ada kalau ada kita raba bagian partai lainnya lagi ada terhebat cairan
atau tidak ini disebut dengan pemeriksaan tanda balon Breath indikasinya adalah Kenapa
dilakukan pemeriksaan ini untuk melihat apakah adanya saya penumpukan cairan di
bagian pakailah pasien seperti karena fase ia mengalami kelebihan volume cairan atau
karena pasien-pasien yang memang adanya kelainan bentuk ataupun selain dalam
peredaran darahnya ke nadi beberapa pemeriksaan yang kita lakukan untuk melihat
keberfungsian ataupun bentuk ya terkait dengan sistem muskuloskeletal