Anda di halaman 1dari 4

RESUME PEMERIKSAAN FISIK

SISTEM MUSKULOSKELETAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Klinik II
Dosen Pengampu; R. Acep Hasan I., S.Kep. Ns. M.Kep

Disusun Oleh :
Dhino Restu Adji
2250307017

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL AHMAD YANI
2023
Resume Pemeriksaan Fisik Sistem Muskuloskeletal

Dalam pemeriksaan fisik sistem muskoloskeletal ada beberapa hal yang


harus dilakukan, yang pertama adalah melakukan anamnesa secara umum kepada
pasien yang mengalami kelainan pada sistem muskuloskeletal ataupun kepada
pasien yang tidak mengalami kelainan pada sistem muskuloskeletal, lalu yang
kedua melakukan pengkajian secara khusus kepada pasien yang mengalami
masalah orthopedi, dan yang ketiga adalah melakukan pengkajian sistem
muskuloskeletal berdasarkan pada regional muskuloskeletal dan melakukan
pengkajian berdasarkan rentang gerak berdasarkan ROM secara aktif maupun
secara pasif/.
Pertama kali yang harus dilakukan dalam pengkajian atau anamnesa pada
pasien yang mengalami masalah pada muskuloskeletal, ada tiga keluhan pada
pasien yang mengalami kelainan pada sistem muskuloskeletal yang pertama
adalah pasien mengeluh nyeri dengan teknik kajian PQRST, yang kedua adalah
mengkaji keluhan kelainan bentuk, yang ketiga adalah mengkaji disfungsi pada
otot dan tulang pada pasien tersebut. Selanjutnya adalah menanyakan tentang
riwayat penyakit sebelumnya dan riwayat keluarga dari pasien. Setelah itu
dilanjutkan dengan pengkajian fisik pada sistem muskuloskeletal, lihat
penampilan umum dari pasien pada saat pasien datang. Setelah itu lakukan
pemerikasaan tonus otot, dengan cara yang pertama adalah pasien harus sudah
rileks.
Pada pemeriksaan tonus otot yaitu:

Tonus Otot Nilai


Paien bisa melawan 5
grafitasi dan bisa
menahan tekanan
Pasien bisa melawan 4
grafitasi tapi tidak
mampu melawan
tekanan
Pasien tidak bisa 3
melawan grafitasi
Pasien tidak mampu 2
mengangkat tangan,
hanya bisa
menggeserkan barang
Pasien tidak bisa 1
menggerakan
tangannya, tetapi pada
saat diraba tangannya
ada usaha untuk
bergerak
Tidak ada gerakan 0

Selanjutnya melakukan pemeriksaan atropi otot, namun ada hal yang harus
diperhatikan yaitu pada saat pengkajian tangan kita dilipat dan ditekan agar bisa
mengetahui gerakan otot di tangan.
Selanjutnya adalah pemeriksaan sistem muskuloskeletal berdasarkan
regional, pertama kali adalah bagian kepala pasien dengan melakukan palpasi dan
inspeksi secara umum. Inspeksi pada bagian kepala dan leher dengan cara melihat
pasien pada saat dia datang dan berjalan, kemudian lihat bahu kanan atau bahu
kiri simetris atau tidak. Selanjutnya melakukan palpasi pada bagian kepala dan
leher dengan cara posisikan pasien duduk senyaman mungkin, kemudian perawat
berdiri di belakang pasien tersebut untuk mengetahui ada tidaknya benjolan pada
bagian leher pasien. Jika tidak ada benjolan selanjutnya dilakukan pemeriksaan di
bagian bahu dengan cara meraba dan menekan, setelah itu masuk ke bagian
pergelangan tangan untuk mengetahui apakah ada permasalahan atau tidak,
kemudian minta pasien mengangkat tangannya ke samping, bawah, dan atas.
Setelah melakukan pemeriksaan palpasi, selanjutnya adalah meminta
pasien untuk melakukan pergerakan leher, dengan cara abduksi, adduksi, dan
rotasi. Selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan pada bagian siku dan tangan
pasien. Pada bagian siku lakukan inspeksi terlebih dahulu apakah ada benjolan
atau tidak, setelah itu minta pasien menggerakan tangannya. Setelah dilakukan
pemeriksaan pada bagian siku selanjutnya adalah pemeriksaan pada bagian
tangan, lihat apakah ada benjolan atau tidak, jika sudah dilakukan inspeksi
selanjutnya minta pasien untuk menggerakan tangannya.
Setelah itu lakukan pemeriksaan pada bagian punggung untuk mengetahui
bagaimana kondisi tulang punggung pasien dengan cara menginspeksi dan
melakukan palpasi diraba mulai dari bagian punggung atas sampai bagian bawah
(lumbal), selanjutnya pindah ke bagian depan dengan cara yang sama dari bagian
atas hingga bagian (abdomen), ketika meraba pada bagian abdomen minta pasien
untuk menahan otot perutnya agar dapat mengetahui sejauh mana kekuatan otot
perut pasien.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan pada bagian ekstermitas bawah untuk
mengukur apakah ada kesenjangan antara kaki kanan dengan kaki kiri, dengan
mengukur panjang pada kedua kaki menggunakan metline dengan
membandingkan kaki kanan dengan kaki kiri. Yang harus diukur adalah jarak
antara maleolus dengan SIAS dan juga antara pusat dengan maleolus.

Pada pengkajian khusus sistem muskuloskeletal. Pengkajian yang pertama


adalah uji phalen’s untuk melihat apakah pasien mengalami sindrom turnal carpal
atau tidak, uji tersebut dilakukan dengan cara meminta pasien untuk meluruskan
tangannya, kemudian dilipat, setelah itu minta pasien untuk melakukan tarikan
kemudian tekuk bagian pergelangan tangannya menghadap ke bawah dan tahan
selama 1 menit, jika pasien mengalami kesemutan maka pasien tersebut dicurigai
mengalami sindrom turnal carpal. Pemeriksaan kedua adalah uji tinel’s yaitu
dilakukan di bagian tangan (persendian pergelangan tangan) dengan cara meminta
pasien untuk rmerilekskan pada bagian pergelangan tangan kemudian lakukan
perkusi 3 kali, jika pada saat melakukan perkusi atau setelah dilakukan perkusi
pasien mengalami kesemutan maka pasien dicurigai mengalami tinel positif.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan reflek patella, pada pemeriksaan ini bagian kaki
tidak boleh menapak pada lantai dengan kondisi rileks. Selanjutnya melakukan
pemeriksaan tanda benjolan dan tanda balon, pemeriksaan tanda balon bisi dilihat
pada bagian lutut pasien dengan melihat pergerakan dari patella kemudian
lakukan fiksasi dengan meraba dan menggerakan bagian patella apakah ada
pergerakan cairan atau tidak, indikasi dari pemeriksaan tanda balon adalah untuk
melihat apakah ada penumpukan cairan pada bagian patella pasien.

Anda mungkin juga menyukai