Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ANEMIA

Disusun Oleh :
RIZQIANA DWI AMBARWATI
210104087

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN DEWASA


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ANEMIA

Pokok Bahasan : Anemia


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari/Tanggal : Rabu, 09 Maret 2022
Waktu : 10-20 menit
Tempat : Ruang Rosela di RSUD Kardinah Tegal
Pemateri : Mahasiswa Profesi Ners Universitas Harapan Bangsa
A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal.Kondisi ini berbeda antara laki-laki dan
perempuan. Untuk pria, anemia didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 13,5 gr/dl dan pada wanita kurang dari 12,0 gr/dl.Anemia bukan merupakan
suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan gejala awal dari suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Gejala yang sering dialami antara lain :
lesu, lemah, pusing, mata berkunang-kunang, dan wajah pucat ( Indartanti, 2015).
Penyebab anemia antara lain defisiensi zat gizi, penyakit infeksi kronis ( TBC,
HIV, dan keganasan), perdarahan, dan hemolitik ( penghancuran sel darah merah).
Gejala anemia tidak bisa diabaikan tanpa ada penanganan yang baik dan
tepat.Kondisi ini berdampak pada gangguan fisiologi tubuh dimana hemoglobin
(Hb) yang rendah dapat menyebabkan berkurangnya oksigen yang diikat untuk
dibawa ke jaringan dan dengan demikian menyebabkan terganggunya perfusi
jaringan, akibatnya dapat menghambat metabolism sel dan mengganggu fungsi
kerja organorgan dan system. Penduduk dunia yang mengalami anemia berjumlah
sekitar 30 % atau 2,10 milyar orang yang sebagian besar tinggal didaerah tropis
Prevalensi Anemia secara global sekitar 51%. Di Indonesia menujukkan angka
prevalensi anemi secara Nasional pada semua kelompok umur 21,70%
( Kemenkes RI, 2015).
Penatalaksanaan untuk kondisi ini bervariasi tergantung penyebabnya
antara lain transplantasi sum-sum tulang, pemberian makanan yang adekuat,
pemberian preparat besi oral, B 12, dan transfusi darah. Tindakan pemberian
transfusi Darah adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan perfusi jaringan
yang merupakan tindakan kolaboratif . Keberhasilan pemberian transfusi darah
tidak terlepas dari peran perawat yang dilakukan mulai dari sebelum pemberian
transfusi darah, selama transfusi dan setelah transfusi.( Hanafie, 2016) Peran
perawat sangat penting dalam proses pemberian transfusi darah karena perawat
yang bertanggung jawab dalam proses perawatan klien selama 1x 24 jam. Peran
perawat tersebut dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, penegakkan diagnosa keperawatan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Pengkajian dilakukan sebelum, selama transfusi dan sesudah
pemberian transfusi. Pengkajian pra transfusi meliputi informasi dari pasien,
pengukuran tanda tanda vital, sedangkan pengkajian selama transfusi perawat
perlu mengkaji warna kulit serta tanda tanda vital pasien, serta respon pasien
selama pemberian transfusi untuk mengetahui adanya reaksi alergi. Data hasil
pengkajian sangat dibutuhkan untuk menetapkan diagnosa keperawatan.Diagnosa
keperawatan tentu dapat ditegakkan dengan benar apabila data dikumpulkan
secara akurat. Dengan demikian perawat dapat menyusun rencana intervensi dan
melaksanakannya secara baik dan benar.Seperti halnya pada tahap pengkajian,
maka perencanaan dan implementasi pun dilakukan sejak sebelum,selama dan
setelah pemberian transfusi darah. Seluruh langkah-langkah akan terus dilakukan
evaluasi baik, evaluasi proses maupun evaluasi akhir untuk memastikan apakah
tindakan pemberian transfusi darah telah efektif meningkatkan perfusi jaringan
perifer.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapakan peserta memahami tentang
edukasi mengenai Anemia
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan 75 % peserta dapat:
a.Menjelaskan pengertian anemia dengan bahasa sendiri.
b.Menyebutkan klasifikasi anemia.
c.Menyebutkan tanda gejala anemia.
d.Menyebutkan penyebab anemia.
e.Menjelaskan penatalaksanaan anemia.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Edukasi mengenai anemia
2. Sasaran dan target
Sasaran : Keluarga dan pasien
Target :
3. Materi
Terlampir
4. Metode
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
5. Media dan Alat
Leaflet
6. Waktu dan Tempat
a.Hari/tanggal :
b. Waktu : 09.00-09.30
c.Tempat : ruangan pasien
7. Pengorganisasian
Pemateri : Farach Aliffatunisa

D. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Therapis Kegiatan Peserta
5 menit Pembukaan: Memperhatikan.
 Perkenalan mahasiswa.
 Perkenalan dengan pembimbing.
 Menjelaskan tujuan.
 Menjelaskan kontrak waktu.
10 menit Pelaksanaan
 Menggali pengetahuan pasien dan  Mengemukakan
keluarga pendapat
 Memberikan reinforcement positif  Mendengarkan.
atas jawaban peserta.
 Meluruskan konsep pengertian  Mendengarkan
anemia. dan
 Menggali pengetahuan pasien dan memperhatikan.
keluarga tentang klasifikasi,  Mengemukakan
penyebab dan tanda-tanda anemia. pendapat.
 Memberikan reinforcement positif
atas jawaban peserta.  Mendengarkan.
 Menggali pengetahuan
penatalaksanaan anemia  Mendengarkan
 Memberikan reinforcement positif dan
tentang jawaban peserta. memperhatikan.

5 menit Penutup:
 Meminta peserta untuk  Memberikan
memberikan pertanyaan atas pertanyaan
penjelasan yang tidak dipahami.
 Menjawab pertanyaan yang  Memperhatikan
diajukan.  Berpartisipasi
 Menyimpulkan diskusi.  Menjawab
 Melakukan evaluasi. pertanyaan
 Mengucapkan salam.  Menjawab salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a.Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana.
b.60 % peserta menghadiri penyuluhan.
c.Tempat, media, dan alat penyuluhan sesuai rencana.
2. Evaluasi Proses
a.Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.
c.70 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
d. 70 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.

3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu:
a.Menjelaskan pengertian anemia dengan bahasa sendiri.
b.Menyebutkan klasifikasi anemia.
c.Menyebutkan tanda gejala anemia.
d.Menyebutkan etiologi anemia.
e.Menjelaskan penatalaksanaan aenmia
MATERI PENYULUHAN

Pengertian
Anemia adalah kondisi terjadinya kehilangan komponen darah, elemen tak
adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Arif,
2012).
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan
jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan
(Arisman, 2014).
Menurut Khotimah, dkk (2019), anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit
(sel darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap millimeter kubik darah
dalam tubuh manusia. Hampir semua gangguan pada sistem peredaran darah
disertai dengan anemia yang ditandai dengan warna kepucatan pada tubuh,
penurunan kerja fisik dan penurunan daya tahan tubuh.

Klasifikasi Anemia
Menurut Prawirohardjo (2009), macam-macam anemia adalah sebagai
berikut:
1. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
mineral fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur
besi dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya
besi keluar dari tubuh, misalnya pada pendarahan.
2. Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam
folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering
ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau
makanan dengan protein hewani tinggi.
3. Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel
darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
4. Anemia hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang disebabkan karena
sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru
(Prawirohardjo, 2009). Pada sepertiga kasus anemia dipicu oleh obat atau zat
kimia lain, infeksi, radiasi, leukimia dan gangguan imunologis.

Tanda gejala
a. Mata berkunang – kunang
b. Gampang mengantuk
c. Pucat
d. Lemah, letih, lesu
e. Lidah, bibir, kuku pucat
f. Wajah / muka pucat
g. Haemoglobin dalam darah kurang dari 10 gr/dl

Penyebab
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Menurut Soekarti (2011) penyebab terjadinya anemia adalah:
1. Pada umumnya masyarakat indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak
mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat
besi tidak terpenuhi.
2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan.
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diereksi, khususnya
melalui feses (tinja).

Penatalaksanaan Anemia
a. Istirahat dan batasi aktivitas
b. Meningkatkan asupan nutrisi terutama yang mengandung zat besi/Fe, protein,
dan asam folat
c. Tranfusi
d. Nutrisi Untuk Penderita Anemia
Nutrisi adalah makanan yang mengandung cukup nilai gizi dan tenaga untuk
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan secara optimal. Makanan yang
dianjurkan bagi penderita anemia adalah yang mengandung :
 Zat Besi ( Fe )
Ati, daging sapi, kuning telur, buah-buahan yang dikeringkan ( misal :
kismis ), sayur- sayuran yang berwarna hijau (kangkung, daun katuk,
daun ubi jalar, bayam, daun singkong, kacang buncis, kacang panjang,
dll.).
 Asam Folat: Ati, jamur, pisang, apel
 Protein: Telur, susu, tahu, tempe, kacang-kacangan

Anda mungkin juga menyukai