DISUSUN OLEH :
DEVI YULIYANTI
SN211028
A. LATAR BELAKANG
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel
darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells
(hematokrit) per 100 ml darah.Dengan demikian, anemia bukan suatu
diagnosis melainkan cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang
diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan korfirmasi
laboratorium (Sylvia, 2016).
Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansitopenia
pada darah tepi dan penurunan selularitas sumsum tulang (Bambang, 2012).
Anemia aplastik adalah kelainan hematologik yang ditandai
denganpenurunan komponen selular pada darah tepi yang diakibatkan oleh
kegagalanproduksi di sumsum tulang.Pada keadaan ini jumlah sel-sel darah
yang diproduksitidak memadai.Penderita mengalami pansitopenia, yaitu
keadaan dimana terjadikekurangan jumlah sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit (Solander, 2016).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dan pasien
dapat mengetahui tentang penyakit anemia aplastik
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan anemia aplastik
b. Penyebab anemia aplastik
c. Tandan dan gejala anemia aplastik
d. Pencegahan anemia aplastik
e. Cara pengobatan anemia aplastik
C. METODE
a. Disukusi
b. Tanya Jawab
D. MEDIA
Leaflet
E. SETTING TEMPAT
C
A
Keterangan :
A : Keluarga Pasien
B : Penyaji
F. WAKTU PELAKSANAAN
a. Hari/tanggal : Senin, 15 November 2021
b. Waktu : 10.00 / ± 30 menit
c. Tempat : HCU Anak Flamboyan 9
G. RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Waktu Kegiatan Peserta
1 Pembukaan : 5 Menit
1. Memberikan salam 1. Menjawab Salam
2. Perkenalan 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan 3. Mengemukakan
4. Menyebutkan materi yang akan pendapat
diberikan. 4. Menyimak
5. Menjelaskan tujuan yang akan dengan seksama
dicapai berkaitan materi
penyuluhan
2 Pelaksanaan 10 1. Mendengarkan
1. Memberikan penjelasan tentang Menit dengann seksama
materi penyuluhan
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel
darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells
(hematokrit) per 100 ml darah.Dengan demikian, anemia bukan suatu
diagnosis melainkan cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang
diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan korfirmasi
laboratorium (Sylvia, 2016).
Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh pansitopenia
pada darah tepi dan penurunan selularitas sumsum tulang (Bambang, 2012).
Anemia aplastik adalah kelainan hematologik yang ditandai
denganpenurunan komponen selular pada darah tepi yang diakibatkan oleh
kegagalanproduksi di sumsum tulang.Pada keadaan ini jumlah sel-sel darah
yang diproduksitidak memadai.Penderita mengalami pansitopenia, yaitu
keadaan dimana terjadikekurangan jumlah sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit (Solander, 2016).
B. Penyebab Timbulnya Anemia
Berikut 4 hal yang menyebabkan terjadinya anemia yang harus anda ketahui
agar bisa terhindar dari penyakit ini :
1. Faktor keturunan
2. Kurangnya asupan gizi
Malanutrisi atau gizi buruk adalah penyebab anemia nomor satu di
Indonesia. Asupan zat besi orang Indonesia masih kurang karena
kurangnya asupan yang bersumber dari nutrisi hewani. Nasi dan bahan
nabati menjadi bahan makanan utama sehari-hari orang Indonesia, padahal
daging juga diperlukan karena memiliki kandungan zat besi yang tinggi.
Keragaman menu makanan memiliki peran penting dalam asupan zat besi
yang cukup.
3. Kurangnya produksi sel darah merah
4. Kurangnya zat besi
Penyerapan zat besi terjadi di usus. Gangguan penyerapan zat besi
bisa terjadi lantaran ada penyakit di selaput lendir usus yang lama-lama
menimbulkan diare, atau ada zat yang mengganggu penyerapan zat besi.
Otomatis hal ini menyebabkan anemia difisiensi zat besi.
C. Tanda dan Gejala Batu ginjal
1. Lemas
Anak terlihat lemah, letih, lesu. hal ini karena oksigen yang dibawa ke
seluruh tubuh berkurang karena media transportnya (HB) kurang sehingga
tentunya yang membuat energi berkurang dan dampaknya adalah 3L,
lemah letih lesu.
2. Mata berkunang-kunang
Mata berkunang-kunang. Hampir sama prosesnya dengan yang diatas,
karena darah yang membawa oksigen berkurang, aliran darah serta
oksigen ke otak berkurang pula dan berdampak kepada indera penglihatan
dengan pandangan mata yang berkunang-kunang.
3. Kelopak mata pucat
4. Sesak nafas
Pada tingkat lanjut atau anemia yang berat maka anak bisa
menunjukkan tanda-tanda sesak napas, detak jantung cepat, dan bengkak
di tangan dan kaki.
D. Pencegahan Batu ginjal
Penyakit Anemia bisa dicegah dengan membiasakan diri mempraktekan
pola hidup sehat diantaranya :
1. Konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi
Zat besi merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh
kita. Salah satu Fungsi utama zat besi adalah sebagai komponen
pembentuk Hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah yang berfungsi
mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh sel-sel tubuh. Selain itu zat
besi juga berperanan penting dalam fungsi normal daya tahan
tubuh,contohnya seperti : sayuran,buah-buahan.
2. Konsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat
Fungsi makanan yang mengandung asam folat yaitu bekerja sama dengan
vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat dan
meregenerasi sel-sel tuhuh. Seperti : pisang, sayuran hijau, kacang-
kacangan dan jeruk.
3. Makanan yang mengandung vitamin b12 :
Fungsi utama vit b12 :
a. Menghasilkan sel darah merah.
b. Menjaga kesehatan sistem saraf.
c. Melepaskan energi dari makanan yang dikonsumsi.
d. Memproses asam folat.
e. Membantu dalam proses sintesis DNA.
4. Makanan dan minuman yg mengandung vit C
Dapat menurunkan kadar kolesterol dan dapat memproduksi bahan
kimia tertentu pada otak. Tingginya kandungan antioksidan pada vitamin
C juga dapat menghancurkan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel
dalam tubuh.
E. Cara pengobatan
1. Pemberian zat besi,vit B12
2. Penderita anemia berat bisa dilakukan transfusi darah
Transfusi darah adalah tindakan rnemasukkan darah atau
komponennya ke dalam sistim pembuluh darah resipien. Hal ini
merupakan suatu tindakan yang bertujuan menggantikan atau menambah
komponen darah yang hilang atau terdapat dalam jumlah yang tidak
mencukupi sehingga akan menyelamatkan kehidupan.transfusi darah
merupakan tindakan simtomatik atau suportif karena darah atau komponen
darah hanya dapat mengisi kebutuhan tubuh untuk jangka waktu tertentu
tergantung pada umur fisiologis komponen yang ditransfusikan.
3. Pemberian eritropoietin
Eritrosit berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan hingga produksi
eritrosit sedikit banyak ditentukan juga oleh kadar oksigenisasi jaringan.
Eritropoetin, suatu hormon yang secara langsung mempengaruhi aktifitas
sumsum tulang sangat peka terhadap perubahan kadae oksigen dalam
jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
Strauss RG, Transfusi Darah dan Komponen Darah, dalam Nelson Ilmu
Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics), 2014, Jakarta, EGC,
volume 2, Edisi 15, halaman: 1727-1732 2.
Ramelan S, Gatot D, Transfusi Darah Pada Bayi dan Anak dalam Pendidikan
Kedokteran berkelanjutan (Continuing Medical Education) Pediatrics
Updates, 2015, Jakarta, IDAI cabang Jakarta, halaman: 21-30 4.
Dr. Rusepno Hasan, Dr. Husein Alatas. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak,
2015, Jakarta, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, halaman: 483-490 6. Palang Merah Indonesia.