Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PATOFISIOLOGI
STUDI KASUS PATOFISIOLOGI
HEMATOLOGI DARAH (ANEMIA SEL SABIT/SICKLE CELL DISEASE) & SISTEM
IMUNITAS (INFEKSI SALURAN TENGGOROKAN)
Disusun oleh :

Fauzan Nurdiana (P17335121011)

Kelompok 4

Kelas 1-A

Dosen Pengampu :

Apt. Dicki Bakhtiar Purkon M.Si.

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN FARMASI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 10 April 2022

Fauzan Nurdiana
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Anemia adalah keadaan yang ditandai dengan berkurangnya hemoglobin dalam tubuh. Hemoglobin
adalah suatu metaloprotein yaitu protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah merah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Anemia defisiensi besi adalah
anemia yang disebabkan karena kekurangan besi yang digunakan untuk sintesis hemoglobin (Hb) 1.
Gejala dari anemia secara umum adalah lemah, tanda keadaan hiperdinamik (denyut nadi kuat dan
cepat, jantung berdebar, dan roaring in the ears). Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
anemia defisiensi besi yaitu kebutuhan yang meningkat, asupan zat besi yang kurang, infeksi, dan
perdarahan saluran cerna dan juga terdapat faktor-faktor lainnya. Anemia defisiensi besi dapat di
diagnosis dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan
anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan pemberian zat besi secara oral, secara intramuskular dan
transfusi darah

1.2 Rumusan Masalah

1. Soal Studi Kasus Pasien Sickle Cell Disease/Penyakit Sel Sabit:


Seorang laki-laki (JD) berusia 21 tahun yang memiliki diagnosis penyakit sel sabit/sickle cell
disease (Hb SS). Penyakitnya umumnya ringan secara umum dengan sangat sedikit komplikasi.
Namun, selama 2 tahun terakhir, JD mengalami lima episode krisis vasooklusif (Vasooclusive
Crisis/VOC) yang membutuhkan rawat inap. Pada pengakuan rumah sakit terbarunya, JD mengeluh
gejala seperti flu selama 3 hari sebelumnya, rasa sakit yang tajam di kedua kaki dan perut selama 1
hari, batuk produktif, lesu, dan kehilangan nafsu makan. Terapi obatnya saat masuk adalah:
- Fenoksimetilpenisilin 250 mg 2x sehari (b.i.d.)
- Asam folat 5 mg 1x sehari
- Parasetamol 1 4x sehari p.r.n.
- Kodein fosfat 30 mg 4x sehari p.r.n.
1.a. Apa itu penyakit sel sabit (SCD/sickle cell disease)?
1.b. Apa komplikasi umum sickle cell disease/penyakit sel sabit?
1.c. Bagaimana krisis vasooklusif (VOC) dikelola?
Awalnya JD menerima 2,5 mg diamorphine secara subkutan setiap 2 jam bila diperlukan. Pada hari
ke-2 masuk, JD telah memulai dengan PCA (patient-controlled analgesia/penggunaan analgesia
yang dikendalikan pasien) diamorphine.
1.d. Apa keuntungan dari PCA (patient-controlled analgesia)?
1.e. Bandingkan struktur kodein dan diamorphine dan jelaskan bagaimana keduanya terkait dengan
metabolit aktif, morfin?!
1.f. Bagaimana opioid mengerahkan efek penghilang rasa sakit farmakologis mereka dalam tubuh?
1.g. Apa itu skala pengukuran rasa sakit?
Tn. JD sedang menggunakan alat spirometri insentif selama 2 jam atas arahan dari Dokter.
1.h. Apa itu spirometri insentif dan apa alasan penggunaannya dalam penyakit sel sabit (sickle cell
disease/SCD)?

Pada hari ke-4, Tn. JD mengeluh sakit perut yang memburuk. Dia memiliki limpa yang membesar
dan teraba, jumlah Hb adalah 4,9 g/dL (8,5 g/dL saat masuk). Jd ditransfusikan dengan 3 unit darah
untuk memperbaiki jumlah Hb-nya.
1.i. Apa kemungkinan penyebab sakit perut Tn. JD, pembesaran limpa dan penurunan Hb?

Pada persetujuan tindak lanjutnya, Tn. JD telah memulai dengna penggunaan obat
hydroxycarbamide.
1.j. Apa alasan untuk pengobatan dengan hydroxycarbamide?
1.k. Apa persyaratan pemantauan?

2. Studi Kasus Infeksi Sakit Tenggorokan (Sore Throat):


Seorang ibu dan putranya yang berusia 6 tahun menunjukkan resep hampir kadaluarsa untuk
sirup penisilin V 250 mg q.i.d. (4x sehari) selama 10 hari dan meminta untuk berbicara dengan
apoteker/tenaga teknis kefarmasian. Anak mudah tersinggung, mengeluh sakit saat menelan dan
tampak memerah. Sang ibu sangat ingin segera memulai pengobatan antibiotik sehingga putranya
bisa kembali ke sekolah dan dia bisa kembali bekerja, tetapi resepnya tidak berlaku apabila
digunakan lebih dari 3 hari (setelah 3 hari, obat tersebut kadaluarsa).
2.a. Apa penyebab sakit tenggorokan dan bagaimana mereka dibedakan?
2.b. Siapa yang berisiko sakit tenggorokan dan seberapa umum itu?
2.c. Seberapa serius infeksi tenggorokan akut?
2.d. Apakah antibiotik efektif untuk pengobatan sakit tenggorokan dan untuk berapa lama Anda
harus mengobati?
2.e. Kapan antibiotik diindikasikan untuk pengobatan sakit tenggorokan?
2.f. Kelompok obat apa yang dimiliki penisilin V dan bagaimana cara kerjanya?
2.g. Apa efek samping dari penisilin V?
2.h. Apa alternatif penisilin V untuk pengobatan sakit tenggorokan?
2.i. Bagaimana bioavailabilitas oral penisilin V dan apa dampak pemberian yang bersamaan dengan
makanan?
2.j. Apa kondisi penyimpanan dan umur simpan larutan oral penisilin V?
2.k. Apa kerugian dari meresepkan antibiotik untuk sakit tenggorokan?
2.l. Bagaimana seharusnya ibu pasien ini diberi konseling mengenai resep kadaluarsa dan bantuan
gejala?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Penulis dan pembaca mampu memahami secara kompleks setiap pertanyaan beserta jawaban
dari rumusan masalah
2. Penulis dan pembaca mampu mengembangkan jawaban yang ada pada studi kasus tersebut
3. Penulis dan pembaca mampu memahami secara kompleks tentang “Sickle Cell”
BAB II
PEMBAHASAN

1.a. Apa itu penyakit sel sabit (SCD/sickle cell disease)?


Anemia sel sabit (Sickle cell Anemia) merupakan penyakit kekurangan sel darah merah normal
yang disebabkan oleh kelainan genetik pada tubuh manusia dimana sel-sel darah merah berbentuk
sabit. Sel darah merah normal berbentuk lingkaran, pipih di bagian tengahnya, sehingga
memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan mudah dan memasok oksigen bagi seluruh
bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah berbentuk sabit untuk melewati pembuluh darah, terutama di
bagian pembuluh darah yang menyempit atau pada persimpangan pembuluh darah. Hal ini disebabkan
oleh bentuknya yang seperti bulan sabit dapat tersangkut pada pembuluh darah, sehingga dapat
menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan pasokan oksigen ke seluruh tubuh menjadi terhambat.
Pada kondisi seperti ini yang menyebabkan terjadinya anemia, selain itu sel sabit juga dapat
menimbulkan infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh, bahkan menyebabkan kematian. Untuk dapat
mengidentifikasi sel sabit di dalam darah, yang harus dilakukan adalah dengan cara mengambil sampel
darah penderita. Kemudian sampel darah tersebut diletakkan pada preparat untuk kemudian diamati
dengan menggunakan mikroskop.

1.b. Apa komplikasi umum sickle cell disease/penyakit sel sabit?


Acute chest syndrome dan hipertensi pulmonal karena penyumbatan pembuluh darah pada
organ paru. Stroke yang terjadi karena aliran darah pada otak terhambat. Batu empedu karena
akumulasi zat bilirubin pada sel darah merah yang mengalami kerusakan.

1.c. Bagaimana krisis vasooklusif (VOC) dikelola?


Dalam krisis vaso‐oklusif, sel darah merah yang berbentuk sabit cenderung membeku bersama
dan menyekat aliran darah, yang menyebabkan kesakitan pada organ yang terlibat. Rasa sakit tersebut
boleh menjadi sangat melemahkan dan sering memerlukan pengambilan ubat morfin. Ubat yang
mencegah darah daripada membeku dalam saliran darah mungkin merupakan tambahan yang berguna
sebagai pilihan rawatan yang ada untuk krisis vaso‐oklusif.

1.d. Apa keuntungan dari PCA (patient-controlled analgesia)?


1. Setiap pasien memiliki variabilitas respon terhadap opioid, sehingga dengan menggunakan PCA
dosis dan titrasi dari obat lebih terindividualisasi.
2. Sistem kontrol umpan balik negatif, dan menambah sistem keselamatan untuk menghindari depresi
pernafasan. Saat pasien tersedasi akibat pemberian opioid, pasien tidak akan mampu menekan tombol
untuk menerima dosis opioid yang lebih banyak lagi.
3. Tingkat kepuasan pasien yang lebih tinggi dalam mengontrol nyeri.
4. Efektifitas analgesia yang lebih baik dibandingkan menggunakan sistem analgesia yang
konvensional.

1.e. Bandingkan struktur kodein dan diamorphine dan jelaskan bagaimana keduanya terkait dengan
metabolit aktif, morfin?!
Kodein efektif untuk mengurangi nyeri ringan hingga sedang, tetapi terlalu sering menimbulkan
konstipasi bila dipakai untuk jangka panjang. Diamorfin (heroin) adalah opioid analgesik yang sangat
kuat. Diamorfin dapat menyebabkan lebih sedikit mual dan hipotensi dibanding morfin. Pada
perawatan paliatif kelarutan diamorfin yang lebih besar memungkinkan dosis efektif disuntikkan
dengan volume yang lebih kecil dan hal ini penting pada pasien yang sangat kurus. Dihidrokodein
memiliki khasiat analgesik mirip kodein. Dosis dihidrokodein per oral biasanya 30 mg tiap 4 jam,
menggandakan dosis menjadi 60 mg dapat meningkatkan efek analgesiknya, tetapi mual dan muntah
juga meningkat.
1.f. Bagaimana opioid mengerahkan efek penghilang rasa sakit farmakologis mereka dalam tubuh?
Opioid adalah salah satu obat pereda rasa sakit yang banyak digunakan dalam dunia kedokteran.
Namun, sama seperti obat lainnya, opioid tidak bisa digunakan sembarangan. Berikut manfaat, jenis,
dan efek samping opioid yang perlu diketahui. Opioid adalah obat penghilang rasa sakit yang bekerja
dengan reseptor opioid di dalam sel tubuh. Obat ini dibuat dari tanaman opium seperti morfin (Kadian,
Ms Contin) atau disintesis di laboratorium seperti fentanil (Actiq, Duragesic). Ketika opioid masuk dan
mengalir di dalam darah, obat yang satu ini akan menempel pada reseptor opioid di sel-sel otak,
sumsum tulang belakang, dan organ lain yang terlibat dalam rasa sakit dan senang. Sel kemudian
melepaskan sinyal yang meredam rasa sakit dari otak ke tubuh dan melepaskan dopamin dalam jumlah
besar ke seluruh tubuh dan menciptakan perasaan senang. Biasanya golongan obat yang termasuk ke
dalam opioid digunakan untuk mengurangi rasa nyeri sedang hingga berat. Misalnya untuk membantu
mengendalikan rasa sakit yang Anda alami setelah operasi.
1.g. Apa itu skala pengukuran rasa sakit?

Ada dua skala nyeri yang sering digunakan, yaitu Wong-Baker FACES Pain Rating Scale dan
Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale). Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Wong-Baker FACES Pain Rating Scale

Skala nyeri yang satu ini tergolong mudah untuk dilakukan, yaitu hanya dengan melihat
ekspresi wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa menanyakan keluhannya. Penilaian skala nyeri ini
dianjurkan untuk usia 3 tahun ke atas. 

Berikut skala nyeri yang dinilai berdasarkan ekspresi wajah:

Wajah Pertama 0: Tidak merasa sakit sama sekali;

Wajah Kedua 2: Sakit hanya sedikit;

Wajah Ketiga 4: Sedikit lebih sakit;

Wajah Keempat 6: Lebih sakit;

Wajah Kelima 8: Jauh lebih saki;

Wajah Keenam 10 : Sangat sakit luar biasa;

2. Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale)

0 = Tidak ada rasa sakit;

1 = Nyeri hampir tak terasa (sangat ringan), seperti gigitan nyamuk;

2 = Nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit;

3 = Nyeri sangat terasa namun bisa ditoleransi, seperti pukulan ke hidung menyebabkan hidung


berdarah, atau suntikan oleh dokter;

4 = Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi atau rasa sakit dari sengatan lebah;

5 = Kuat, nyeri yang menusuk, seperti pergelangan kaki terkilir;

6 = Kuat, nyeri yang dalam dan menusuk begitu kuat sehingga mempengaruhi sebagian indra
Anda, menyebabkan tidak fokus, komunikasi terganggu;
7 = Sama seperti skala 6, kecuali bahwa rasa sakit benar-benar mendominasi indra Anda dan
menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik;

8 = Nyeri yang kuat sehingga seseorang tidak dapat berpikir jernih, dan sering
mengalami perubahan kepribadian saat sakitnya kambuh dan berlangsung lama;

9 = Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak bisa mentolerirnya, sampai-sampai mengusahakan
segala cara untuk menghilangkan rasa sakitnya, tanpa peduli apapun efek samping atau risikonya;

10 = Nyeri begitu kuat hingga tak sadarkan diri. Kebanyakan orang tidak pernah mengalami
skala rasa sakit ini, karena sudah telanjur pingsan, seperti saat mengalami kecelakaan parah,
tangan hancur, dan kehilangan kesadaran sebagai akibat dari rasa sakit yang luar biasa parah.

Pengelompokkan Comparative Pain Scale :

Skala nyeri 0: Tidak nyeri;

Skala nyeri 1-3: Nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu);

Skala nyeri 4-6: Nyeri sedang (menganggu aktivitas);

Skala nyeri 7-10: Nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri).

Visual Analogue Scale (VAS)

Selain kedua cara menilai skala nyeri di atas, ada juga metode VAS. Visual Analogue
Scale adalah suatu garis lurus yang menggambarkan skala nyeri secara terus-menerus. Skala ini
membuat pasien bebas untuk menentukan tingkat nyeri sesuai yang dirasakan.

Skala Nyeri 0 : Tidak terasa nyeri.

Skala Nyeri 1-3 : Nyeri ringan seperti gatal, kesetrum, nyut-nyutan, perih.

Skala Nyeri 4-6 : Nyeri sedang seperti kram, kaku, terbakar, ditusuk-tusuk.

Skala Nyeri 7-9 : Nyeri berat namun masih dapat dikontrol oleh pasien.

Skala Nyeri 10 : Nyeri berat yang tidak dapat dikontrol pasien.


1.h. Apa itu spirometri insentif dan apa alasan penggunaannya dalam penyakit sel sabit (sickle cell
disease/SCD)?
Spirometer insentif Tryflo dirancang untuk membantu Anda melakukan latihan pernapasan
normal. Spirometri digunakan untuk mendiagnosis asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan
kondisi lain yang memengaruhi pernapasan. Pemeriksaan ini menilai jumlah udara yang dapat dihirup
dan dihembus paru dalam satuan mililiter, serta arus udara paru dalam satuan mililiter per detik.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara menghirup dan menghembus napas melalui corong mulut. Angka-
angka yang dihasilkan digunakan untuk menilai kesehatan paru.
 Pemeriksaan spirometri terdiri dari dua perasat. Perasat pertama menilai jumlah udara yang
dapat dihirup dan dihembus paru. Melalui corong mulut, orang yang diperiksa diinstruksikan
menghirup napas dalam semaksimal mungkin, lalu mengeluarkannya hingga habis. Perasat kedua
menilai aliran udara paru. Anda akan diminta untuk menghirup napas dalam, lalu menghembuskan
napas secepat dan sekuat mungkin. Kedua perasat ini masing-masing dilakukan tiga kali untuk
mendapatkan hasil yang baik. Indikasi pemeriksaan spirometri adalah batuk, rasa berat di dada, dan
sesak. 

1.i. Apa kemungkinan penyebab sakit perut Tn. JD, pembesaran limpa dan penurunan Hb?
Anemia sel sabit dapat merusak organ limpa yang memiliki peran besar dalam melawan infeksi.
Oleh karena itu, penderita anemia sel sabit cenderung lebih rentan terkena infeksi, mulai dari yang
ringan, seperti pilek biasa, hingga yang lebih serius, seperti pneumonia.

1.j. Apa alasan untuk pengobatan dengan hydroxycarbamide?


Pengobatan untuk penyakit sel sabit ini meliputi Hydroxyurea, transfusi darah, dan transplantasi
sel punca. Hydroxyurea adalah satu-satunya obat yang disetujui oleh FDA untuk mengurangi
terjadinya Sickle Cell Crisis (SCC) dan untuk mengurangi kebutuhan transfusi darah pada pasien
penyakit Sikle Cell Disease (SCD). Hydroxyurea dapat mengurangi SCC tapi tidak menghilangkannya
dan  Obat tersebut mampu memberikan stimulasi pada tubuh untuk membuat salah satu jenis
hemoglobin yang bernama haemoglobin fetus atau HbF untuk mencegah terbentuknya sel sabit. .
Selain itu, beberapa pasien tidak dapat mentolerir pengobatan dengan Hydroxyurea karena efek
samping seperti leukopenia, neutropenia, anemia, dan trombositopenia. Hingga L-glutamin disetujui
tidak ada terapi yang disetujui untuk mengurangi SCC pada anak-anak dengan SCD. Ini adalah
kebutuhan kritis karena gejala dan kerusakan organ SCD dimulai pada tahun-tahun pertama. Selain itu,
sekitar 1 dari 10 pasien dengan SCD akan mengalami stroke secara klinis sebelum usia 20 tahun.
1.k. Apa persyaratan pemantauan?
Pemantauan Terapi Obat (PTO) 
 PTO : suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi Obat yang aman, efektif
dan rasional bagi pasien. (PMK 72/2016) 
 Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang
Tidak Dikehendaki (ROTD). 
  Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur
pada periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat Diketahui
2.a. Apa penyebab sakit tenggorokan dan bagaimana mereka dibedakan?
Penyebab Sakit Tenggorokan

Sakit tenggorokan bisa disebabkan virus atau bakteria. Namun, sakit tenggorokan juga bisa
disebabkan faktor eksternal seperti asap rokok, polusi atau iritan, serta alergi dan faktor cuaca. Sakit
tenggorokan sering menjadi pertanda awal atau salah satu gejala sebelum akhirnya disusul gejala
penyakit lain yang semakin memperjelas kondisi kesehatan seseorang.

Cara Membedakan Sakit Tenggorokan Biasa dengan Penyakit Lainnya

-        Sakit Tenggorokan Biasa

Sakit tenggorokan biasa sering dikaitkan dengan gejala flu atau batuk pilek. Penyebab sakit
tenggorokan ini adalah virus influenza. Sakit tenggorokan biasa umumnya diikuti hidung meler
atau tersumbat, bersin, dan ngilu tubuh. Sakit tenggorokan biasanya akan berangsur sembuh
dalam 1-2 hari dan tidak lebih dari 2 minggu, baik dengan obat ataupun perawatan sendiri.

-        Sakit Tenggorokan Alergi

Sakit tenggorokan juga bisa menyerang karena seseorang terpapar alergen misalnya debu atau
cuaca kering. Jika sakit tenggorokan diikuti gejala seperti  mata gatal atau berair, sakit
tenggorokan cenderung gatal, atau mulut bengkak, ini bisa jadi penanda gejala alergi. Sakit
tenggorokan akibat alergi juga tetap akan terasa apabila penderita tetap terpapar penyebab alergi.

-        Sakit Tenggorokan Akibat Radang (Tonsillitis)

Tonsilitis atau radang amandel adalah kondisi dimana amandel mengalami radang atau
inflamasi. Sakit tenggorokan/radang ini bisa disebabkan virus maupun infeksi bakteri/kuman.
Sakit tenggorokan yang terasa antara lain kondisi bagian leher yang membengkak karena
kelenjar getah bening membesar. Bagian amandel juga terlihat lebih bengkak dan merah daripada
biasanya yang diikuti dengan kesulitan menelan. Pada beberapa kasus, sakit tenggorokan ini juga
akan diikuti dengan demam dan leher terasa kaku.

-        Sakit Tenggorokan Akibat Bakteri (Infeksi Strep)

Sakit tenggorokan akibat infeksi bakteri disebut juga infeksi Streptococcus. Rasa sakit
tenggorokan jika terserang bakteri ini adalah terjadi secara cepat dan mendadak, serta lebih sering
menyerang anak-anak daripada orang dewasa.

Sakit tenggorokan akibat infeksi strep juga terasa lebih parah dari infeksi akibat virus dan bisa
berlangsung lebih lama. Beberapa gejala lain yang mungkin dirasakan adalah amandel
membengkak disertai bintik-bintik merah pada bagian dalam mulut, demam, menggigil, dan
susah bernapas/menelan. Untuk mengatasinya, Anda dianjurkan untuk berobat ke dokter.

-        Sakit Tenggorokan Akibat Coronavirus

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sakit tenggorokan merupakan
salah satu gejala Covid-19. Perlu diketahui bahwa gejala paling umum yang menyerang akibat
coronavirus adalah demam, batuk kering, dan rasa capek.

Gejala yang termasuk tidak umum antara lain ngilu tubuh, sakit tenggorokan, diare, sakit mata, sakit
kepala, anosmia (kehilangan kemampuan mengecap dan mencium bau), serta gatal-gatal pada tubuh.

Cara termudah untuk mengetahui apakah sakit tenggorokan terjadi akibat coronavirus adalah


mengamati gejala lainnya, apakah cocok dengan gejala umum Covid-19.

Pada kasus sakit tenggorokan apa pun, Anda dianjurkan memperbanyak minum air putih dan
beristirahat cukup, sambil terus memperhatikan perkembangan gejala untuk mengetahui penyebabnya.
Sakit tenggorokan butuh diobati sesuai dengan penyebabnya. Karena itu, jika sakit tenggorokan terus
berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter.

2.b. Siapa yang berisiko sakit tenggorokan dan seberapa umum itu?
Sakit tenggorokan adalah kondisi saat tenggorokan terasa kering, perih, dan nyeri. Kondisi ini
merupakan gejala dari penyakit atau gangguan kesehatan tertentu yang menyebabkan rasa sakit ketika
menelan atau berbicara. Penyebab paling umum dari tenggorokan yang sakit saat menelan adalah
infeksi virus dan bakteri.
Nyeri tenggorokan yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem pernapasan, seperti virus
pilek, flu ataupun virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Sedangkan sakit tenggorokan
yang disebabkan bakteri dikenal juga dengan strep throat yaitu infeksi tenggorokan akibat bakteri
streptokokus.
Selain karena virus dan infeksi bakteri, rasa nyeri dan tidak nyaman pada tenggorokan juga
sering disebabkan oleh alergi, sinusitis, dan faktor lingkungan misalnya udara kering.
Jika disebabkan infeksi ringan, nyeri tenggorokan biasanya akan mereda dengan sendirinya. Namun,
sakit tenggorokan yang berlangsung kronis atau jangka panjang dapat menjadi tanda dari penyakit yang
lebih serius.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Sakit tenggorokan sangat umum terjadi pada siapa pun dari segala usia. Namun, anak-anak berusia
antara 5-15 tahun cenderung paling sering mengalaminya. Sementara itu, sekitar 10% kasus nyeri
tenggorokan yang terjadi pada orang dewasa disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus.

Faringitis umumnya tidak berlangsung lama (akut). Namun saat sudah berlangsung kronis (lebih dari 2
minggu) dan tidak segera diperiksakan ke dokter, maka bisa menyebabkan komplikasi yang serius
seperti:
1. Abses peritonsil
Abses peritonsil adalah peradangan parah yang dapat menyebabkan munculnya nanah di antara
langit-langit tenggorokan dan bagian tonsil (amandel).
2. Epiglotitis
Epiglotitis adalah peradangan pada epiglotis, yaitu katup yang terletak di belakang pangkal lidah.
Kondisi ini bisa membahayakan nyawa karena dapat menghambat pernapasan.
3. Sinusitis
Sinusitis merupakan infeksi virus yang menyerang bagian dalam hidung khususnya sinus.
Namun, sinusitis yang menjadi komplikasi dari faringitis disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi
ini juga bisa menimbulkan abses atau nanah.
2.d. Apakah antibiotik efektif untuk pengobatan sakit tenggorokan dan untuk berapa lama Anda
harus mengobati?
Terdapat beberapa jenis obat antibiotik yang umumnya diberikan oleh dokter untuk mengobati radang
tenggorokan, di antaranya:
Penicillin
Amoxicillin
Eritromisin
Cephaplosporin
Cefadroxil
Clarithromycin
Cefixime
Penicillin dan amoxicillin merupakan jenis antibiotik yang paling umum diresepkan. Namun,
cephalosporin (cefalexin) menjadi alternatif untuk anak-anak yang memiliki alergi terhadap kedua
antibiotik tersebut.
Lamanya pengobatan antibotik bisa berbeda-beda, tergantung dari seberapa parah kondisi radang
tenggorokan yang dialami.
Penting bagi Anda untuk menghabiskan semua antibiotik yang diresepkan dokter untuk membunuh
semua bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan.
Berhenti minum antibiotik sebelum habis meskipun Anda merasa sudah membaik, dapat
mengakibatkan radang tenggorokan kambuh lagi.
Selain itu, penggunaan antibiotik secara sembarang juga meningkatkan risiko resistansi bakteri, yaitu
kondisi di mana bakteri kebal terhadap efek dari antibiotik.

2.e. Kapan antibiotik diindikasikan untuk pengobatan sakit tenggorokan

Salah satu obat untuk mengatasi radang tenggorokan adalah antibiotik. Antibiotik untuk radang
tenggorokan hanya dapat digunakan jika peradangan sudah pasti disebabkan oleh bakteri. Selain itu,
penggunaan antibiotik untuk mengatasi radang tenggorokan juga harus sesuai resep dan anjuran dokter.
2.f. Kelompok obat apa yang dimiliki penisilin V dan bagaimana cara kerjanya?
Penisilin V atau fenoksimetil penisilin (phenoxymethylpenicillin) adalah obat golongan
antibiotik penisilin. Sebagai antibiotik, fungsi obat penisilin V untuk membunuh atau
menghentikan pertumbuhan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit infeksi.
2.g. Apa efek samping dari penisilin V?
Sejumlah efek samping yang dapat terjadi setelah konsumsi penicillin V adalah:
- Mual atau muntah
- Sariawan
- Sakit perut
- Diare
- Lidah menjadi berwarna hitam dan berbulu
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak membaik atau semakin memburuk.
Segera temui dokter bila terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Rasa kelelahan
- Nyeri sendi atau otot
- Mudah memar
Walaupun jarang terjadi, terkadang penggunaan penicillin VK bisa menyebabkan infeksi Clostridium
difficile, yang bisa ditandai dengan gejala berupa diare yang terus-menerus, sakit atau kram perut,
atau BAB berdarah atau berlendir. Selain itu, penggunaan penisilin VK dalam jangka panjang bisa
meningkatkan risiko terjadinya kandidiasis di mulut.

2.h. Apa alternatif penisilin V untuk pengobatan sakit tenggorokan?


Penicillin V atau fenoksimetilpenicillin adalah antibiotik spektrum luas golongan penicillin yang
bermanfaat untuk mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi saluran
pernapasan atas oleh bakteri Streptococcus

2.i. Bagaimana bioavailabilitas oral penisilin V dan apa dampak pemberian yang bersamaan dengan
makanan?
Penicillin-V, sediaan oral penisilin, hanya untuk infeksi minor, sebab bioavailabilitasnya jelek.
Makanan dapat menghambat absorbsi.

2.j. Apa kondisi penyimpanan dan umur simpan larutan oral penisilin V?
Terkait dengan penyimpanan obat, fenoksimetil penisilin sebaiknya disimpan di tempat kering
dan pada suhu ruangan. Jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap, seperti kamar mandi.
Jauhkan pula obat ini dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Untuk bentuk suspensi, simpan
obat ini di kulkas (antara 2-8° Celsius), tetapi jangan membekukannya. Buang sisa obat yang sudah
tidak terpakai atau yang sudah habis masa berlakunya.

2.k. Apa kerugian dari meresepkan antibiotik untuk sakit tenggorokan?


Meski dapat mengatasi radang tenggorokan akibat infeksi bakteri, antibiotik juga dapat
menimbulkan beberapa efek samping, misalnya sakit perut, mual, muntah, nafsu makan hilang, atau
diare. Akan tetapi, efek samping antibiotik tersebut biasanya hanya sementara dan akan menghilang
setelah penggunaan obat antibiotik selesai atau dihentikan. Bahaya lain yang dapat terjadi jika
menggunakan antibiotik tidak sesuai petunjuk adalah munculnya kekebalan bakteri. Kondisi ini bisa
berbahaya karena jika bakteri kebal terhadap pengobatan, antibiotik akan menjadi kurang efektif di
kemudian hari. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi antibiotik secara bebas.
2.l. Bagaimana seharusnya ibu pasien ini diberi konseling mengenai resep kadaluarsa dan bantuan
gejala?
Ibu pasien diberikan konseling oleh apoteker mengenai resep dokter yang kadaluarsa karena pada
dasarnya resep dokter sejatinya bersifat sewaktu (real-time). Jadi, jika kita mendapat resep dokter
setelah periksa, artinya kita harus menebus dan menggunakan obat tersebut saat itu juga. Hal ini
dikarenakan kondisi tubuh masing-masing orang berbeda sepanjang waktu. Bisa saja, obat yang dokter
resepkan untuk kita dengan merujuk pada status kesehatan kita saat ini, tidak lagi bisa digunakan untuk
mengatasi kondisi kita keesokan harinya.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suwiryawan.Gede, dkk. Departemen of Clinical Pathology Faculty of Medicine Udayana


University. Sanglah Hospital.
Alawiyah, Anisahtul. 2017. “Penyakit Sel Sabit dan Mekanisme Endari (L-Glutamin) untuk
Mengobatinya”. Dalam Majalah Farmasetika. 
Andani, Cristie Nur. 2018.” PENURUNAN POLA MUTASI SITOGENETIK DARI KEDUA
ORANGTUA DENGAN Hb SICKLE DAN BETA THALASSEMIA TRAIT PADA SATU
KELUARGA DI DAERAH SORKAM TAPANULI TENGAH”. Medan: Universitas Sumatera Udara 
Angkejaya, Ony Wibriyono. 2018. “ OPIOID”. Dalam Jurnal Molucca Medica, Vol. 11 No. 1. Pattimura. 
Ariyani, Queen Sugih. Penicillin V. Alomedika. 
Daily, Science. 2007. Bagaimana Sistem Opioid Mengontrol Rasa Sakit, dan Perilaku Adiktif. Perguruan
Tinggi Neuropsikofarmakologi. Eropa. 
Fadli. Rijal. 2021. “ Anemia Sel Sabit”. Dalam Halodoc. 
Fieber, C dan Kovarik, P. (2014). Responses of innate immune cells to group A Streptococcus. Frontiers
in cellular and infection microbiology, 4, 140.
Makarim, Fadhil Rizal. 2022. “Faringitis”. Dalam Halodoc. 
Mardana, Krek Riyaldi. 2017. Penilaian Nyeri. Denpasar: Universitas Udayana.
Marhamah, M., 2017. Pengaruh Waktu Kontak Dan Konsentrasi Rebusan Daun Sirih Merah (Piper
Crocatum) Terhadap Pertumbuhanbakteri Streptococcus pyogenes Penyebab Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA). Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 10(2), pp.264-269.
Nareza, Meva. 2021. “ Anemia Sel Sabit”. Dalam Alodokter. 
Pionas. Analgesik Opioid. 
Rahmah, Debtia. Faringitis. Alomedika. 
Samsori.2016. Antibiotik Yang Dapat Menghambat Sintesis Dinding Sel. 
Sinardja, Siska Permanasari. dkk. PENATALAKSANAAN NYERI AKUT PADA PASIEN DENGAN
PATIENT-CONTROLLED ANALGESIA. Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai