Anda di halaman 1dari 9

LOG BOOK TUTORIAL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNADARMA

IDENTITAS MAHASISWA
Nama : Dany zailani

NPM : 10920029

Angkatan : 2020

Blok : Sistem Hematologi dan Imunologi

Skenario Ke- : 1 (Satu)

Kelompok : 3 (tiga)

Tutor : dr. Ika Setya


SKEMA/MIND MAPPING SKENARIO/KASUS
RESUME HASIL BELAJAR MANDIRI

Anemia karena perdarahan (hemoragi)

Anemia akibat pendarahan adalah anemia yang disebabkan oleh adanya cedera di
lambung, wasir,kanker usus,atau efek samping obat. Anemia karena perdarahan dibagi menjadi
dua yakni anemia pasca perdarahan akut dan anemia akibat perdarahan kronis. Hal ini
menyebabkan jumlah masa eritrosi sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Untuk di kasus skenario ini akibat
adanya cedera pada lambung.(1)

Etiologi

Anemia pasca perdarahan akut

- Timbul karena perdarahan yang cukup banyak dan secara tiba – tiba. Misalnya seperti
setelah persalinan ibu hamil dan korban kecelakaan.
- Turunnya Hb terjadi beberapa hari kemudian

Anemia akibat perdarahan kronis

- Timbul karena pengeluaran darah yang sedikit demi sedikit dan tidak disadari oleh
pasien itu sendiri.
- Contoh penyebabnya = Ulkus peptikum, Menometrorargia, Perdarahan GIT akibat
pemakaian analgetic, Infestasi cacing tambang dan penyakit lainnya.

Gejala klinis

Hilangnya sejumlah besar darah secara mendaddak dapat menyebabkan :

1. Tekanan darah menurun karena jumlah cairan di dalam pembuluh darah berkurang.
2. Pasokan oksigen tubuh menurun karena jumlah sel darah merah yang mengangkut
oksigen berkurang.

4
Hal tersebut dapat mengakibatakan serangan jantung, stroke bahkan sampai kematian.

Pemeriksaan LAB

1. MCV (Menunjukan ukuran sel darah merah)


2. Hapusan daraha tepi, dan akan ditemukan:
- Sel retikulosit. Akibat kegagalan sumsum tulang dalam mengkompensasi volume darah
yang hilang.
- Sel darah putih yang belum matang akibat kegagalan sumsum tulang.
- Leukositosis dan trombosit.

Penatalaksanaan

Anemia pasca perdarahan akut

Mengatasi renjatan dengan transfusi darah

- Monitoring terlebih dahulu TTV pasien.


- Resusitasi cairan dengan kristaloid perbandingan 1x3 volume darah yang hilang sambal
memantau apakah ada tanda-tanda gagal jantung atau tidak.

Anemia akibat perdarahan kronis

- Mengobati penyakit penyebab perdarahannya terlebih dahulu


- Memberikan Fe (zat besi)

ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROM

1. Definisi
Anemia sendiri merupakan berkurangnya sel darah merah mencakup
hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah Kadar di bawah 13 % dan pria da
Wanita di bawah 12 %, penyebabnya antara lain karena Kurang produksi darah,
kekurangan nutrisi , defisiensi fe, b 12 atau as folat, kelainan sumsum tulang (anemia
aplastic, aplasia sel darah merah, mielodisplasia daninfiltrasi tumor), supresi sumum

5
tulang karena konsumsi obat, rendahnya tropis hormone untuk produksi sel darah
merah pd pasien gagal ginjal hormone ini menurun, anemia penyakit kronis/inflamasi,
karena defesiensi fe, Meningkatnya destruksi sel darah merah, Anemia hemolitik =
berkurangnya masa hidup sel darah merah, pada keadaan normal 110-120 hari dan
juga kehilangan darah.
Anemia mikrositik sendiri adalah anemia yang sel darah merahnya kecil dan
terlihat pucat dengan MCV kurang dari 80 fL. Anemia mikrositik biasanya disertai
dengan penurunan hemoglobin dalam eritrositnya. Pada saat MCH dan MCV turun
akan ditemukan gambaran mikrositik hipokrom pada saat melakukan apusan darah
tepi.

2. Etiologi
Penyebab anemia mikrositik hipokrom antara lain :
a. Berkurangnya Fe, anemia dengan kekurangan zat besi biasanya anemia penyakit
kronis/ anemia inflamasi, dengan defisiensi tembaga
b. Berkurangnya sintesis globin

3. Patogenesis
Pathogenesis anemia pada penyakit kronik melibatkan sistem imum yaitu sitokin dan
sistem retikuloendotelial yang memicu perubahan dalam homeostasis zat besi,
penghambatan proliferasi sel progenitor eritroid dan produksi eritropoietin. Pada
anemia penyakit kronik, pengambilan dan retensi besi dalam sel retikuloendotelial
meningkat. Keadaan ini menyebabkan besi yang tersedia terbatas untuk digunakan oleh
sel progenitor dan proses eritropoiesis. Pada kasus anemia yang terdapat pada scenario,
pasien juga mengalami bab yang berwarna hitem, hal itu dikarenakan terjadi perdarahan
pada sistem saluran cerna atas, terjadi diatas ligamentum treitz sehingga darah
bercampur dengan asam lambung sehingga akan menjadi berwarna hitam, sementara
jika terjadi perdarahan dibawah ligamentum treitz darah segar keluar secara menetes.

4. Gejala klinis
a. Pusing
b. Kondisi tertentu dapat pingsan
c. Sering mengantuk
d. Mata pucat

6
e. Kulit pucat terasa lebih dingin
f. Denyut jantung lebih cepat
g. Nyeri dada
h. Hipoksia
i. Warna feses bisa berubah

5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk melihat nilai hematologi dan biokimia. Melihat
kadar MCV ( mean corpuscular volume), MCH (mean corpuscular hemoglobin).

6. Tatalaksana
a. Pemberian preparate besi (ferous sulfat), dosis 4-6 mg besi elemental/kgBB/hari
b. Pemberian preparate besi parenteral, dosis beis 9 mg= BB(9kg) x kadar Hb yang
diinginkan (g/dl) x 2,5
c. Transfusi darah = pemberian PRC, pada anemia berat diberikan kadar Hb < 4d/dl hanya
di beri PRC dengan dosis 2-3 mg/kgBB persatu kali pemberian.

7
REFLEKSI BELAJAR MANDIRI

1. Apakah hasil yang Anda peroleh setelah Anda belajar mandiri? (ceritakan kemajuan
belajar yang Anda rasakan setelah belajar mandiri)
2. Apakah kesulitan yang Anda alami saat belajar mandiri?
3. Apakah perbaikan yang dapat Anda lakukan untuk mengoptimalkan belajar mandiri
Anda?

Jawab
1. Saya menjadi lebih paham definisi dari anemia, mendiagnosisnya, menanganinya serta
tatalaksananya seperti apa.
2. Kesulitan yang saya alami adalah saya adalah membedakan jenis anemia yang
bersangkutan dengan skenario.
3. Saya akan berusaha agar lebih bisa membaca banyak jurnal, textbook,buku mengenai
anemia dan macam-macamnya

Depok, 27 Maret 2022


Tutor

( dr. Ika Setya)

8
REFERENSI

Boediwarsono, Adi P & Soebandiri. Diagnosis dan Pengobatan Anemia.


Surabaya:Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam FK UNAIR -
RSUD Dr. Sutomo; 1988.

Bakta IM. Anemia kekurangan besi pada usia lanjut. Majalah Kedokteran Indonesia 1989;
39: 504 - 506.

Henrika F, Silangit T, Wirawan R. Anemia Dan Defisiensi Besi Pada Siswa Sltp Negeri I
Curug, Tangerang. Indones J Clin Pathol Med Lab. 2018;15(1):5.

Anda mungkin juga menyukai