Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ananda Sagita Maharani

Nim : 2211150

Kasus :
Nn z usia 18 tahun datang ke rumah sakit pada tanggal 8 mei 2023,dengan keluhan sakit
kepala di bagian depan skala 3 dari 2 hari yang lalu,badan terasa lemah,letih.dan cepat lelah,kulit
pasien tampak pucat,pasien mengatakan bahwasannya kurang terpapar informasi tentang faktor
penyebab dan pemberat penyakit yang di alami saat ini.

1. Pengkajian => data umum


Nama : Nn Z
Umur : 18 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl.Martadinata,no 7
Diagnosa Medis : Anemia
2. Keluhan utama (perlu kepercayaan)
Sakit Kepala dan pusing dikepala Bagian depan skala 3 dari 2 hari yang lalu.,lemas,Letih
dan cepat lelah.
3. Riwayat => mulai kapan bermula
 Riwayat penyakit sekarang
Keluhan saat dikaji : pasien pusing di kepala bagian depan, keletihan,kelemahan,
kemampuan aktivitas menurun.
 Riwayat penyakit sebelumnya
Sejak 2 hari yang lalu mengalami pusing dikepala bagian depan
 Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak punya riwayat penyakit seperti yang dialami klien.
4.Pemeriksaan Kesehatan
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboraturium
1.Tes hitung darah lengkap(CBC)
2.Apusan Darah dan diferensial
3.Hitung Retikulosit
5. Penanganan/ penata laksanaan yang telah dilakukan dengan hasilnya
 Tes hitung darah lengkap
Anemia ditandai dengan kadar hemoglobin dan hematokrit yang lebih rendah dari
normal.berikut ini adalah kadar hematokrit dan hemoglobin yang normal:
Kadar hematokrit normal : Wanita dewasa: 35–45%
Kadar hemoglobin normal Remaja perempuan : 11,9–15,0 g/dL

 Penatalaksanaan terapeutik

difokuskan pada peningkatan jumlah suplemen zat besi yang diterima. Biasanya usaha ini
dilakukan melalui konsultasi diet dan pemberian suplemen zat besi per oral.

 Edukasi

Memberi pemahaman kepada pasien mengenai penyakit yang di alami,seperti faktor


penyebab dan pemberat anemia.

6. pemeriksaan fisik terkait keluhan


 Pemeriksaan Fisik
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu :
Tingkat kesadaran : composmentis, Tampak keadaan umum lemah,
 Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 80 / 60 mmHg
Nadi : 85 x / menit
Pernafasan : 28 x / menit
Suhu : 36,2 0C
 Berat badan dan tinggi badan
BB : 60kg
TB : 160cm
 Pemeriksaan Head to Toe
warna kulit pucat
7. Pengkajian pola aktivitas sehari-hari
 Pola makan : Diet tidak sehat,dan kurangnya mengkonsumsi
makanan tinggi zat besi
 Kebiasaan : Tidak sarapan
 Pola tidur : Sering begadang
8. Faktor penyebab/ faktor yang mempengaruhi
Faktor penyebab : Anemia
Faktor yang mempengaruhi :
 Kurang asupan makanan sumber zat besi
 anemia karena pendarahan
 Sel darah merah rusak
 Produksi sel darah merah rusak

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin

Ds :
 Klien mengatakan pusing pada dibagian depan atas Kepala
 Pasien mengatakan lemas,lemah,letih
 Pasien mengatakan bahwasannya kurang terpapar informasi tentang faktor
penyebab dan pemberat penyakit yang di alami saat ini
Do :
 Pasien tampak meringis kesakitan, mengeluh, tampak tidak nyaman pada
sakit pada kepalanya, skala nyeri : 3 (nyeri sedang)
 Pasien tampak letih,lemas, lemah, warna kulit pucat,.
 Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : 80 / 60 mmHg
Nadi : 85 x / menit
Pernafasan : 28 x / menit
Suhu : 36,2 0C
BB : 60kg
TB : 160cm
PENGKAJIAN
Kurangnya pemahaman klien mengenai penyakit yang dialami(Anemia).

PERENCANAAN KEPERAWATAN(INTERVENSI)
Merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul
yakni berupa Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin penurunan suplay oksigen dibuktikan dengan keletihan, kelemahan,
pusing.tujuan dan kriteria hasil yang di tetapkan yaitu setelah dilakukan asuhan keperawatan
diharapkan perfusi jaringan perifer pasien efektif.dengan intervensi keperawatan berupa :
 Monitor tanda-tanda vital
 Edukasi pasien
 Ajarkan manajement/terapi penanganan Anemia
-Penggunaan suplemen zat besi
-banyak memakan yang mengandung zat besi
-Perubahan pola makan
-Infus D5
Memberikan Obat injeksi :
Levofioksan 1×1
Pantoprazol 1×1
Kalneks 3×1
 Kolaborasi pemberian terapi obat
 Laksanakan promosi kesehatan tentang Anemia

IMPLEMENTASI
Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya
dan melakukan promosi Kesehatan guna meningkatkan pemahaman klien.
 Fase Pra Interaksi
1) Persiapan alat dan materi
2) Tempat dan waktu
3) Media promosi
4) Data klien
5) Pertanyaan
 Fase Orientasi
1) Salam dan memperkenalkan diri
2) Eksplorasi perasaan klien
3) Bina hubungan saling percaya
4) Kontrak dengan klien
5) Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan
 Fase Kerja
1) Menanyakan/mengevaluasi tentang pengetahuan klien terkait penyakit yang
diderita
2) Memberikan dan melaksanakan penyuluhan
 Fase Terminasi
1) Menilai/mengevaluasi pemahaman klien terkait penyakit kolestrol
(kurang/cukup/baik)
2) Eksplorasi perasaan klien
3) Rencana lanjutan

EVALUASI
Mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya setelah dilakukan
implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien dan
objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.tahap ini adalah tahap akhir yang
dilakukan untuk mengetahui perkembangan klien selama dilakukan perawatan,serta untuk
mengetahui keluhan yang dirasakan pasien selama Tindakan dilakukan ,memberikan edikasi
kepada klien atau keluarga klien tentang penyakit anemua dan menilai pemahaman klien atau
keluarga mengenai penyakit anemia.

Lampiran
Satuan Acara Penyuluhan & Materi SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT ANEMIA
1. Stase : Pendidikan Promosi Kesehatan
2. Topik : Penyakit Anemia
3. Subtopik : Pengertian,Penyebab,cara pencegahan,pemeriksaan,serta
Pengobatan anemia.
4. Tanggal : Senin,8 Mei 2023
5. Waktu : 10.00-selesai
6. Tempat : RS.Rafllesia
7. Sasaran : Klien
8. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Klien mengetahui bagaimana
penyebab, gejala ,pencegahan dan pengobatan serta tahapan Pemeriksaan Anemia.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai penyakit Anemia , sasaran diharapkan
dapat :
- Menjelaskan pengertian Anemia
- Menjelaskan penyebab terjadinya Anemia
- Memahami gejala-gejala Penyakit Anemia
- Menjelaskan cara pencegahan Anemia
- Mengetahui bagaimana cara penanganan Anemia

9. Menjelaskan Metode :
- Ceramah
- Diskusi tanya jawab
10. Media : Leaflet
11. Denah Tempat Duduk
1

2 3

Keterangan : 1.Perawat
2.Klien
3.Keluarga Klien
12. Strategi Pelaksanaan :
No Uraian Kegiatan Metode Media Waktu
1. Pendahuluan: Memberi Lisan 5 menit
a. Memberi salam salam,menjawab
b. Memperkenalkan diri salam,menyimak
c. Menjelaskan tujuan pemaparan
d.Kontrak waktu edukasi
Pelaksanaan : Memperhatikan Leaflet 10 menit
a. Pengertian Anemia
b. Faktor Penyebab
Anemia
c. Tanda dan gejala
Anemia
d. Pengobatan dan
Pencegahan Anemia
Evaluasi : Menyimak dan Lisan 5 menit
a.Menyimpulkan inti berdiskusi
penyuluhan
b.Menyampaikan secara
singkatmateri penyuluhan
c. Memberi kesempatan
kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya
d. Memberi kesempatan
kepada pasien dan keluarga
untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan
Penutup : Menyimak dan Lisan 5 menit
a.Menyimpulkan materi Menjawab
penyuluhan yang telah
disampaikan
b.Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah di berikan
kepada peserta
c. Mengucap salam

13. Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :


1. Bagaimana pengertian Anemia
2. Apa saja penyebab Anemia
3. Bagaimana tanda dan gejala Anemia
4. Bagaimana cara mencegahAnemia
5. Bagaimana cara penanganan Anemia

15. Materi Penyuluhan


 Pengertian dan penyebab Anemia
Anemia di Indonesia merupakan masalah Kesehatan masyarakat,prevelansinya masih
memeliki kecenderungan meningkat.faktor anteseden utama terjadinya anemia adalah kurangnya
asupan zat besi.
Anemia pada remaja merupakan anemia yang banyak disebabkan karena kurangnya asupan
zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin, yaitu zat besi ( Fe), vitamin C dan
tembaga. besi (Fe) merupakan zat gizi mikro yang sangat diperlukan oleh tubuh dan memiliki
peranan penting dalam pembentukan hemoglobin atau membentuk sel darah merah. Apabila
asupan zat besi yang diperoleh dari makanan kurang, maka akan berdampak pada
kadar hemoglobin yang menurun (Sriningrat dkk, 2019).
Umumnya zat besi dapat berasal dari sumber pangan nabati seperti kacang-kacangan dan
sayuran, serta berasal dari sumber pangan hewani seperti telur, daging, dan ikan vitamin C juga
merupakan unsur esensial untuk pembentukan hemoglobin dan tembaga diperlukan untuk
absorpsi besi dari traktus gastrointestinal. (Lestari, 2017)
Masa remaja merupakan masa individu tumbuh dan berkembang, serta menunjukkan tanda-
tanda seksual sekundernya. Remaja putri memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
terkena anemia dibandingkan remaja putra. Hal ini dapat terjadi karena setiap bulannya remaja
putri mengalami menstruasi selama lebih dari lima hari. Remaja putri yang mengalami
menstruasi, akan membutuhkan lebih banyak besi untuk menggantikan kehilangan besi akibat
menstruasi anemia tersebut. Selain itu, remaja putri lebih memiliki keinginan untuk menjaga
penampilan, sehingga melakukan diet atau mengurangi makan. Apabila diet yang dilakukan
tidak seimbang, maka dapat menyebabkan kurangnya zat gizi penting yang masuk ke dalam
tubuh seperti zat besi.
Faktor-aktor determinan yang dapat mempengaruhi terjadinya anemia pada remaja putri
yaitu tingkat pengetahuan gizi yang kurang, pola konsumsi yang buruk, kondisi sosial ekonomi
yang rendah, status kesehatan, serta aktifitas fisik yang kurang (Jaelani dkk, 2017).
Anemia pada remaja putri akan berdampak kedepan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan yang lambat, aktivitas sehari-hari, daya tahan terhadap penyakit infeksi yang
rendah, mudah lemas dan lapar, berpengaruh terhadap kecerdasan dan konsentrasi, serta
menurunnya daya tangkap pada remaja. Selain itu, anemia juga dapat menjadi faktor pemicu
tingginya tingkat kematian ibu, tingginya insiden berat bayi lahir rendah, dan
kematian prenatal yang tinggi.
 Tanda dan Gejala Anemia
Seseorang yang mengalami akan mengalami tanda-tanda 5L, yaitu lemah, letih, lesu, lelah,
dan lalai. Disamping itu, terdapat pula keluhan seperti pusing, mata berkunang-kunang, pucat
pada bagian bibir, mata, lidah, kulit, dan telapak tangan (Wibowo dkk, 2013).
 Cara pencegahan Anemia
Salah satu cara mencegah anemia pada remaja putri adalah dengan mengonsumsi tablet
tambah darah (TTD) agar dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini juga didukung dengan
mengonsumsi makanan yang cukup mengandung zat besi dan protein agar tubuh dapat
membentuk hemoglobin dan dapat menyerap zat besi dengan baik. Selain itu, rematri dihimbau
untuk mengonsumsi makanan gizi seimbang (isi piringku), makan buah sayur secukupnya,
memeriksa kadar Hb, serta mengonsumsi vitamin A, C, E.
 Cara Penanganan Anemia
Dalam penangan anemia defisiensi besi yang pertama adalah menentukan penyebab dari
anemia. Penangan yang dapat dilakukan meliputi :
1) Pemberian preparat oral zat besi (terapi pilihan) atau kombinasi zat besi dengan asam
askorbat (yang akan meningkatkan absorpsi besi).
2) Menkonsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi (daging, kacang – kacangan,
sayuran hijau, kismis).
3) Berikan suplemen zat besi satu jam sebelum makan. Tetapi jika terjadi distres lambung,
mengonsumsi zat besinya secara bersamaan pada saat makan (Susan C. Smeltzer, 2010).

Anda mungkin juga menyukai