Patofisiologi
Ada 2 faktor penyebab cushing sindrome yaitu faktor di luar tubuh dan faktor di
dalam tubuh. Faktor didalam tubuh seperti konsumsi alkohol, obat-obatan dan stres dapat
menekan kemampuan aksis hipotalamus dan hipofisis yang akan melepas CRH dan ACTH
berlebih. Dan faktor didalam tubuh seperti tumor ektopik, tumor kel.hipofisis, gangguan
primer kelompok adrenal, dan hiperplasia adrenal juga dapat mengakibatkan produksi ACTH
berlebih. Dari kedu faktor tersebut mengakibatkan korteks adrenal terus memproduksi
glukokartikoid, dan akibatnya glukokartikoid atau kortisol meningkat, ini di sebut denga
chusing syndrom.
Kelebihan glukokartikoid dapat menyebabkan kortisol akan berlebih, dan jika kortisol
berlebih maka akan mengakibatkan keadaan seperti :
1. Metabolisme protein
Glukokartikoid mempunyai efek katabolik dan antianabolik pada protein, penyebab
menurunnya sel selpembentuk protein untuk mensistensis protein, sebagai akibatnya
terjadi kehilangan protein, pada jaringan seperti otot,atrofi hingga menjadi lemah. Jika
telah mengalami kelemahan. Ruptura serabut-serabut elastis pada kulit menyebabkan
tanda regangan pada kulit(strie). Jika kulit suda mengalami striae. Kehilangan protein
juga mengakibatkan gangguan pada tulang dan menyebabkan osteoporosis sehingga
dapat di angkat masalah kep resiko tinggi cidera. Selain itu kehilangan protein juga
dapat meningkatkan asam amino dalam plasma yang mengakibatkan glukoneogenesis
dan glukosa meningkat, sekresi insulin meningkat sehingga fungi insulin tidak
adekuat, maka akan mengakibatkan kadar oksigen rendah, jika kadar oksigen rendah
maka akan mudah luka dan ruptur dan sulit untuk disembuhkan.
2. Metabolisme karbohidrat.
Metabolisme karbohidrat akan menekan proses oksidasi nikotinamid adenin di
nukleotida (NADH) yang dapat mengakibatkan glikolisis menurun dan sehingga
pemakaian glukosa juga menurun. Selain itu metabolisme karbohidrat juga
mengakibatkan glukoneogenesis oleh hati meningat. Dari dua komponen tersebut
dapat meningkatkan glukosa meningkat dan sekresi insulin juga meningkat sehingga
fungsi insulin tidak adekuat lagi. Jika fungsi insulin tidak adekuat maka dapat
mengakibatkan hiperglikemi sehingga akan mudah luka dan sulit untuk di
3
sembuhkan. Hiperglikemi juga dapat mengakibatkan cairan interstisial tertarik ke
vaskuler yang mengakibatkan cairan dalam veskuler meningkat sehingga cairan
dalam sel menurun maka akan memicu hipotalamus untuk respon hausyang dapat
mengakibatkan polydipsia.
3. Metabolisme lemak
Metabolisme lemak mengakibatkan α gliserofosfat dalam sel menurun dan
mengakibatkan asam lemak di sel meningkat lalu akan terjadi mobilisasi asam lemak
oleh kortisol maka asammlemak bebas di plasma akan meningkat. Peningkatan asam
lemak di plasma akan mengakibatkan penggunaan energi meningkat dan dapat
mengakibatkan terjadinya obesitas. Selain itu peningkatan asam lemak bebas di
plasma juga mengakibatkan penumpukkan lemak berlebih maka akan terjadi
distribusi jaringan adiposa terakumulasi di sentral tubuh. Terakumulasinya distribusi
jaringan adiposa di seluruh tubuh mengakibatkan 2 gejala yaitu moon face dan bufallo
hump.
1. Sistem kekebalan
Jika sistem kekebalan terganggu maka dapat menghambat respon sistem kekebalan
tubuh, jika respon sistem kekbalan tubuh terhambat maka juga dapat menghambat
pembentukkan anti body humoral, pusat geminal melimpah dan jaringan limfold.yang
mana dapat mengakibatkan sektesi sel-sel T dan antibody menurun.
4
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
Umur : Kebanyakan kasus terjadi pada anak atau remaja 4 – 20 tahun,
dan bahkan anak yang baru lahir juga amun sinrom cushing juga
dapat terjadi pada semua rentan usia.
Jenis kelamin : Penyakit Cushing Sindrom lebih rentan terjadi pada wanita, dengan
perbandingan (8 : 1) wanita : laki – laki. karena pengaruh hormon
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom adanya memar pada kulit, klien
mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami obesitas, lemah,muka
tampak bulat ( moon face ) atau bufallow hump, nyeri pinggang kulit berminyak serta
tumbuh jerawat lengan dan kaki kurus degan atrofi otot, kulit cepat memar,
penyembuhan luka sulit, menstruasi terhenti
c) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji apakah klien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam jangka
waktu yang lama. Dan kaji juga klien sebelumnya pernah menderita
Osteoprosis, hipertensi
d) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom atau kelainan
kelenjar adrenal lainnya
5
3. Pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi terhadap kesehatan
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom bila penyakitnya kambuh biasanya
klien langsung berobat ke rumah sakit.
b) Pola istirahat tidur
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom frekwensi tidur, durasi dan waktu
tidurnya terganggu karna merasakan nyeri, mual, dan muntah.
c) Pola aktivitas
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom terganggu dengan adanya Gejala:
Insomnia, sensitivitas, otot lemah, gg koordinasi, kelelahan berat. Tandanya : atrofi
otot.
d) Pola nutrisi
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom frekwensi, porsi, makanan, nafsu
makan mengalami gangguan berupa penurunan, tetapi klien dengan penyakit Cushing
Sindrom cenderung merasa haus.
e) Pola eliminasi
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan karena klien
dengan penyakit Cushing mengeluarkan Urine dlm jumlah banyak, perubahan dlm
feces: diare
f) Pola kognitif perceptual
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom tidak mengalami gangguan dalam
pola kognitif perseptual.
g) Pola konsep diri
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan mengenai
harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran diri dan peran diri karna klien pada
penyakit Cushing Sindrom akan mengalami gangguan seperti hiperpigmentasi.
Karena dengan adanya gejala : moon face / bufallo hump
h) Pola koping
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan mengenai
respon pasien dalam menghadapi suatu masalah. klien dengan penyakit Cushing
Sindrom biasanya Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik..
Tandanya : Emosi letal, depresi.
i) Pola Keamanan dan kenyamanan
6
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan mengenai
keamanan dan kenyamanannya dengan Gejala : Tidak toleransi terhadap panas,
keringat yang berlebihan tandanya suhu meningkat diatas 37,40CC, retraksi, iritasi
pada kunjungtiva dan berair.
j) Pola seksual – reproduksi
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan mengenai
pola seksual dan reproduksi karna terganggunya hormone adosteron yang membuat
penurunan libido. Tandanya : Penurunan libido, hipomenoria, amenoria dan impoten.
k) Pola peran hubungan
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan peran
hubungan dengan orang lain karna kurang percaya diri untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungan.
l) Pola nilai dan kepercayaan
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom tidak mengalami gangguan
4. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : biasanya kulit kepala kotor, berketombe, rambut tipis atau mengalami
kebotakan
karena kelebihan hormon androgen.
2. Wajah : biasanya wajah cushing yang khas dengan moon face (muka bulat), dagu
berlipat,
bibir atas menonjol, dan fosa supraklavikularis terisi penuh tanpa lekukan,
terkadang muka merah, berjerawat dan berminyak.
7
3. Mata : biasanya konjungtiva anemis, Sklera ikterik, Pupil tidak dilatasi
4. Hidung : biasanya simetris kiri dan kanan, Sekret tidak ada
5. Mulut : biasanya membran mukosa pucat, bibir kering.
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis distensi,
7. Kulit : terdapat jerawat di dada, striae di perut dan paha atas maupun bawah yang
relatif
kurus, turgor kulit buruk, kulit kemerahan, terdapat bulu halus, kulit
meregang, striae
8. Thorak
(Paru – paru)
Inspeksi : tidak terlihat retraksi intercosta, pergerakan dada simetris
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 midclavicula
Perkusi : pekak
Auskultasi : irama teratur
9. Abdomen
Inspeksi : tidak simetris, dan edema, striae ( karena pemberian
glukokortiroid dalam jumlah besar secara kronik)
Palpasi : nyeri tekan
Perkusi : suara redup
Auskultasi : bising usus meningkat
10. ekstremitas : atrofi otot ekstremitas,terdapat ekimosis multipel pada
ekstermitas atas dan bawah, tulang terjadi osteoporosis, otot lemah.
11. genitalia : klitoris membesar pada wanita karena kelebihan androgen, amenore
c. Pemeriksaan Laboratorium
8
3. Kalium, Hipokalemia >5,9 mEq/L (N= 3,5 – 5,8 mEq/L)
4. Peningkatan ACTH plasma bila di trst sepanjang hari
5. Peningkatan nartium serum dan plasma kortisol > 150 mEq/L (N = 134 - 150
mEq/L )
6. Plasma kortisol tidak dapat ditekan dengan deksa metason
7. Leukosit meningkat >10000 sel/mm3 (N = 4500 – 10000 sel/mm3)
8. Eritrosit < 4 juta/µ (N = pria 4.5 – 5.5 juta/µ, wanita 4 – 5 V
9. Limfosit >35% (N = 20 – 35 %)
10. Kartisol urine meningkat
(standar perawatan pasien;Susan Martin Tucker, hal,342)
9
Diagnosa Keperawatan
Intervensi keperawatan
10
kebingungan Kaji lokasi dan luas edema
Menjelaskanindikator Monitor masukan makanan
kelebihan cairan / cairan dan hitung intake
kalori harian
Monitor status nutrisi
Berikan diuretik sesuai
interuksi
Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatrermi
dilusi dengan serum Na <
130 mEq/l
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul memburuk
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan renal,
gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
Monitor berat badan
Monitor serum dan
elektrolit urine
Monitor serum dan
osmilalitas urine
Monitor BP, HR, dan RR
11
Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
Monitor parameter
hemodinamik infasif
Catat secara akutar intake
dan output
Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem
perifer dan penambahan
BB
Monitor tanda dan gejala
dari odema
Beri obat yang dapat
meningkatkan output urin
12
melakukan aktivitas
Dorong anal untuk
mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
Kaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan
sumber energi tangadekuat
Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebihan
Monitor respon
kardivaskuler terhadap
aktivitas
Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang tepat.
Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
Bantu untuk
mengidentifikasi dan
13
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
Monitor respon fisik,
emosi, social dan spiritual
14
3. Gangguan citra Body image Body image enhancement
tubuh b.d perubahan Self esteem
Kaji secara verbal dan non
fungsi tubuh
Kriteria Hasil : verbal respon klien
terhadap tubuhnya
Body image positif Monitor frekuensi
Mampu mengidentifikasi mengkritik dirinya
kekuatan personal Jelaskan tentang
Mendiskripsikan secara pengobatan, perawatan,
faktual perubahan fungsi kemajuan dan prognosis
tubuh penyakit
Mempertahankan Dorong klien
interaksi sosial mengungkapkan
perasaannya
Identifikasi arti
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil
15
Menunjukkan meninggalkan pasien
kemampuan untuk Gunakan sabun
mencegah timbulnya antimikrobia untuk cuci
infeksi tangan
Jumlah leukosit dalam Cuci tangan setiap sebelum
batas normal dan sesudah tindakan
Menunjukkan perilaku kperawtan
hidup sehat Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan
alat
Ganti letak IV perifer dan
line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk
umum
Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
16
Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi
k/p
Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
17
5. Resiko cedera b.d Risk Kontrol Environment Management
hambatan sumber Kriteria Hasil : (Manajemen lingkungan)
nutrisi Klien terbebas dari Sediakan lingkungan yang
cedera aman untuk pasien
Klien mampu Identifikasi kebutuhan
menjelaskan keamanan pasien, sesuai
cara/metode dengan kondisi fisik dan
untukmencegah fungsi kognitif pasien dan
injury/cedera riwayat penyakit terdahulu
Klien mampu pasien
menjelaskan factor Menghindarkan lingkungan
19
DAFTAR PUSTAKA
20