Anda di halaman 1dari 18

2.

Patofisiologi

Ada 2 faktor penyebab cushing sindrome yaitu faktor di luar tubuh dan faktor di
dalam tubuh. Faktor didalam tubuh seperti konsumsi alkohol, obat-obatan dan stres dapat
menekan kemampuan aksis hipotalamus dan hipofisis yang akan melepas CRH dan ACTH
berlebih. Dan faktor didalam tubuh seperti tumor ektopik, tumor kel.hipofisis, gangguan
primer kelompok adrenal, dan hiperplasia adrenal juga dapat mengakibatkan produksi ACTH
berlebih. Dari kedu faktor tersebut mengakibatkan korteks adrenal terus memproduksi
glukokartikoid, dan akibatnya glukokartikoid atau kortisol meningkat, ini di sebut denga
chusing syndrom.

Kelebihan glukokartikoid dapat menyebabkan kortisol akan berlebih, dan jika kortisol
berlebih maka akan mengakibatkan keadaan seperti :

1. Metabolisme protein
Glukokartikoid mempunyai efek katabolik dan antianabolik pada protein, penyebab
menurunnya sel selpembentuk protein untuk mensistensis protein, sebagai akibatnya
terjadi kehilangan protein, pada jaringan seperti otot,atrofi hingga menjadi lemah. Jika
telah mengalami kelemahan. Ruptura serabut-serabut elastis pada kulit menyebabkan
tanda regangan pada kulit(strie). Jika kulit suda mengalami striae. Kehilangan protein
juga mengakibatkan gangguan pada tulang dan menyebabkan osteoporosis sehingga
dapat di angkat masalah kep resiko tinggi cidera. Selain itu kehilangan protein juga
dapat meningkatkan asam amino dalam plasma yang mengakibatkan glukoneogenesis
dan glukosa meningkat, sekresi insulin meningkat sehingga fungi insulin tidak
adekuat, maka akan mengakibatkan kadar oksigen rendah, jika kadar oksigen rendah
maka akan mudah luka dan ruptur dan sulit untuk disembuhkan.

2. Metabolisme karbohidrat.
Metabolisme karbohidrat akan menekan proses oksidasi nikotinamid adenin di
nukleotida (NADH) yang dapat mengakibatkan glikolisis menurun dan sehingga
pemakaian glukosa juga menurun. Selain itu metabolisme karbohidrat juga
mengakibatkan glukoneogenesis oleh hati meningat. Dari dua komponen tersebut
dapat meningkatkan glukosa meningkat dan sekresi insulin juga meningkat sehingga
fungsi insulin tidak adekuat lagi. Jika fungsi insulin tidak adekuat maka dapat
mengakibatkan hiperglikemi sehingga akan mudah luka dan sulit untuk di

3
sembuhkan. Hiperglikemi juga dapat mengakibatkan cairan interstisial tertarik ke
vaskuler yang mengakibatkan cairan dalam veskuler meningkat sehingga cairan
dalam sel menurun maka akan memicu hipotalamus untuk respon hausyang dapat
mengakibatkan polydipsia.

3. Metabolisme lemak
Metabolisme lemak mengakibatkan α gliserofosfat dalam sel menurun dan
mengakibatkan asam lemak di sel meningkat lalu akan terjadi mobilisasi asam lemak
oleh kortisol maka asammlemak bebas di plasma akan meningkat. Peningkatan asam
lemak di plasma akan mengakibatkan penggunaan energi meningkat dan dapat
mengakibatkan terjadinya obesitas. Selain itu peningkatan asam lemak bebas di
plasma juga mengakibatkan penumpukkan lemak berlebih maka akan terjadi
distribusi jaringan adiposa terakumulasi di sentral tubuh. Terakumulasinya distribusi
jaringan adiposa di seluruh tubuh mengakibatkan 2 gejala yaitu moon face dan bufallo
hump.

Selain meningkatkan hormon kortisol, kelebihan glukokartikoid juga dapat menyebabkan


gangguan pada hormon aldosteron dan dapat mengakibatkan gangguan pada :

1. Sistem kekebalan
Jika sistem kekebalan terganggu maka dapat menghambat respon sistem kekebalan
tubuh, jika respon sistem kekbalan tubuh terhambat maka juga dapat menghambat
pembentukkan anti body humoral, pusat geminal melimpah dan jaringan limfold.yang
mana dapat mengakibatkan sektesi sel-sel T dan antibody menurun.

2. Retensi natrium dan pembuangan kalium meningkat


Retensi natrium dapat mengakibatkan penumpukkan cairan maka akan terjadi
oedema. Sedangkan pembuangan kalium dapat mengakibatkan hipokalemia.

Kelebihan glukokartikoidjuga dapat menyebabkan gangguan pada hormon androgen yang


akan mengsekresikan hormon seksual, sekresi hormon seksual dapat mengakibatkan ACTH
meningkat, jika ACTH meningkat maka akan mengakibatkan hipofisis.

4
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.
 Umur : Kebanyakan kasus terjadi pada anak atau remaja 4 – 20 tahun,
dan bahkan anak yang baru lahir juga amun sinrom cushing juga
dapat terjadi pada semua rentan usia.
 Jenis kelamin : Penyakit Cushing Sindrom lebih rentan terjadi pada wanita, dengan
perbandingan (8 : 1) wanita : laki – laki. karena pengaruh hormon

2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom adanya memar pada kulit, klien
mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami obesitas, lemah,muka
tampak bulat ( moon face ) atau bufallow hump, nyeri pinggang kulit berminyak serta
tumbuh jerawat lengan dan kaki kurus degan atrofi otot, kulit cepat memar,
penyembuhan luka sulit, menstruasi terhenti
c) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji apakah klien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam jangka
waktu yang lama. Dan kaji juga klien sebelumnya pernah menderita
Osteoprosis, hipertensi
d) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom atau kelainan
kelenjar adrenal lainnya

5
3. Pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi terhadap kesehatan
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom bila penyakitnya kambuh biasanya
klien langsung berobat ke rumah sakit.
b) Pola istirahat tidur
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom frekwensi tidur, durasi dan waktu
tidurnya terganggu karna merasakan nyeri, mual, dan muntah.
c) Pola aktivitas
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom terganggu dengan adanya Gejala:
Insomnia, sensitivitas, otot lemah, gg koordinasi, kelelahan berat. Tandanya : atrofi
otot.
d) Pola nutrisi
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom frekwensi, porsi, makanan, nafsu
makan mengalami gangguan berupa penurunan, tetapi klien dengan penyakit Cushing
Sindrom cenderung merasa haus.
e) Pola eliminasi
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan karena klien
dengan penyakit Cushing mengeluarkan Urine dlm jumlah banyak, perubahan dlm
feces: diare
f) Pola kognitif perceptual
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom tidak mengalami gangguan dalam
pola kognitif perseptual.
g) Pola konsep diri
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan mengenai
harga diri, ideal diri, identitas diri, gambaran diri dan peran diri karna klien pada
penyakit Cushing Sindrom akan mengalami gangguan seperti hiperpigmentasi.
Karena dengan adanya gejala : moon face / bufallo hump
h) Pola koping
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan mengenai
respon pasien dalam menghadapi suatu masalah. klien dengan penyakit Cushing
Sindrom biasanya Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik..
Tandanya : Emosi letal, depresi.
i) Pola Keamanan dan kenyamanan

6
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan mengenai
keamanan dan kenyamanannya dengan Gejala : Tidak toleransi terhadap panas,
keringat yang berlebihan tandanya suhu meningkat diatas 37,40CC, retraksi, iritasi
pada kunjungtiva dan berair.
j) Pola seksual – reproduksi
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan mengenai
pola seksual dan reproduksi karna terganggunya hormone adosteron yang membuat
penurunan libido. Tandanya : Penurunan libido, hipomenoria, amenoria dan impoten.
k) Pola peran hubungan
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom mengalami gangguan peran
hubungan dengan orang lain karna kurang percaya diri untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungan.
l) Pola nilai dan kepercayaan
Biasanya klien dengan penyakit Cushing Sindrom tidak mengalami gangguan

4. Pemeriksaan fisik

a. Tanda- tanda vital

 TD : biasanya lebih dari 130/90, meningkat (hipertensi)


 RR : biasanya lebih dari 24 x/i, kusmaul
 N : biasanya lebih dari 80 x/ menit, takikardi
 S : bisanya lebih dari 35-37.5 meningkat (demam)

b. Pemeriksaan Head to Toe

1. Kepala : biasanya kulit kepala kotor, berketombe, rambut tipis atau mengalami
kebotakan
karena kelebihan hormon androgen.
2. Wajah : biasanya wajah cushing yang khas dengan moon face (muka bulat), dagu
berlipat,
bibir atas menonjol, dan fosa supraklavikularis terisi penuh tanpa lekukan,
terkadang muka merah, berjerawat dan berminyak.

7
3. Mata : biasanya konjungtiva anemis, Sklera ikterik, Pupil tidak dilatasi
4. Hidung : biasanya simetris kiri dan kanan, Sekret tidak ada
5. Mulut : biasanya membran mukosa pucat, bibir kering.
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis distensi,
7. Kulit : terdapat jerawat di dada, striae di perut dan paha atas maupun bawah yang
relatif
kurus, turgor kulit buruk, kulit kemerahan, terdapat bulu halus, kulit
meregang, striae
8. Thorak
 (Paru – paru)
 Inspeksi : tidak terlihat retraksi intercosta, pergerakan dada simetris
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : tidak ada suara tambahan
 Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 midclavicula
 Perkusi : pekak
 Auskultasi : irama teratur
9. Abdomen
 Inspeksi : tidak simetris, dan edema, striae ( karena pemberian
glukokortiroid dalam jumlah besar secara kronik)
 Palpasi : nyeri tekan
 Perkusi : suara redup
 Auskultasi : bising usus meningkat
10. ekstremitas : atrofi otot ekstremitas,terdapat ekimosis multipel pada
ekstermitas atas dan bawah, tulang terjadi osteoporosis, otot lemah.
11. genitalia : klitoris membesar pada wanita karena kelebihan androgen, amenore

c. Pemeriksaan Laboratorium

1. Glukosa dalam darah, Hiperglikemi >110 mg/dl (N = 70 – 110 mg/dl)


2. Alkolisis metabolik

8
3. Kalium, Hipokalemia >5,9 mEq/L (N= 3,5 – 5,8 mEq/L)
4. Peningkatan ACTH plasma bila di trst sepanjang hari
5. Peningkatan nartium serum dan plasma kortisol > 150 mEq/L (N = 134 - 150
mEq/L )
6. Plasma kortisol tidak dapat ditekan dengan deksa metason
7. Leukosit meningkat >10000 sel/mm3 (N = 4500 – 10000 sel/mm3)
8. Eritrosit < 4 juta/µ (N = pria 4.5 – 5.5 juta/µ, wanita 4 – 5 V
9. Limfosit >35% (N = 20 – 35 %)
10. Kartisol urine meningkat
(standar perawatan pasien;Susan Martin Tucker, hal,342)

9
Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan b.d kelebihan asupan natrium


2. Intoleransi aktivitas b.d gaya hidup kurang gerak
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan fungsi tubuh
4. Resiko infeksi b.d imunosupresi
5. Resiko cedera b.d hambatan sumber nutrisi
6. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan metabolisme

Intervensi keperawatan

No Diagnosa Noc Nic


keperawatan
1. Kelebihan volume 1. Electrolit and acid base Fluid management
cairan b.d kelebihan balance  Timbang popok/pembalut
asupan natrium 2. Fluid balance jika diperlukan
3. Hydration  Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
Kriteria Hasil:  Pasang urin kateter jika
 Terbebas dari edema, diperlukan
efusi, anaskara  Monitor hasil lAb yang
 Bunyi nafas bersih, tidak sesuai dengan retensi
ada dyspneu/ortopneu cairan (BUN , Hmt ,
 Terbebas dari distensi osmolalitas urin )
vena jugularis, reflek  Monitor status
hepatojugular (+) hemodinamik termasuk
 Memelihara tekanan vena CVP, MAP, PAP, dan
sentral, tekanan kapiler PCWP
paru, output jantung dan  Monitor vital sign
vital sign dalam batas  Monitor indikasi retensi /
normal kelebihan cairan (cracles,
 Terbebas dari kelelahan, CVP , edema, distensi
kecemasan atau vena leher, asites)

10
kebingungan  Kaji lokasi dan luas edema
 Menjelaskanindikator  Monitor masukan makanan
kelebihan cairan / cairan dan hitung intake
kalori harian
 Monitor status nutrisi
 Berikan diuretik sesuai
interuksi
 Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatrermi
dilusi dengan serum Na <
130 mEq/l
 Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul memburuk

Fluid Monitoring
 Tentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
 Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan renal,
gagal jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
 Monitor berat badan
 Monitor serum dan
elektrolit urine
 Monitor serum dan
osmilalitas urine
 Monitor BP, HR, dan RR

11
 Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan
irama jantung
 Monitor parameter
hemodinamik infasif
 Catat secara akutar intake
dan output
 Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem
perifer dan penambahan
BB
 Monitor tanda dan gejala
dari odema
 Beri obat yang dapat
meningkatkan output urin

2. Intoleransi aktivitas Energy conservation Energy Management


b.d gaya hidup Self Care : ADLs Observasi adanya pembatasan
kurang gerak Kriteria Hasil klien dalam Pressure
Management
 Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa  Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian
disertai peningkatan yang longgar
tekanan darah, nadi dan  Hindari kerutan padaa
tempat tidur
RR  Jaga kebersihan kulit
 Mampu melakukan agar tetap bersih dan
kering
aktivitas sehari hari  Mobilisasi pasien (ubah
(ADLs) secara mandiri posisi pasien) setiap dua
jam sekali
 Monitor kulit akan
adanya kemerahan
 Oleskan lotion atau
minyak/baby oil pada
derah yang tertekan
 Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
 Monitor status nutrisi
pasien

12
 melakukan aktivitas
 Dorong anal untuk
mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
 Kaji adanya factor yang
menyebabkan kelelahan
 Monitor nutrisi dan
sumber energi tangadekuat
 Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik dan
emosi secara berlebihan
 Monitor respon
kardivaskuler terhadap
aktivitas
 Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien

Activity Therapy
 Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang tepat.
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
 Bantu untuk
mengidentifikasi dan

13
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
 Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
 Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
 Monitor respon fisik,
emosi, social dan spiritual

14
3. Gangguan citra  Body image Body image enhancement
tubuh b.d perubahan  Self esteem
 Kaji secara verbal dan non
fungsi tubuh
Kriteria Hasil : verbal respon klien
terhadap tubuhnya
 Body image positif  Monitor frekuensi
 Mampu mengidentifikasi mengkritik dirinya
kekuatan personal  Jelaskan tentang
 Mendiskripsikan secara pengobatan, perawatan,
faktual perubahan fungsi kemajuan dan prognosis
tubuh penyakit
 Mempertahankan  Dorong klien
interaksi sosial mengungkapkan
perasaannya
 Identifikasi arti
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
 Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil

4. Resiko infeksi b.d Imunne status Infection Control (Kontrol


imunosupresi Knowledge : Infection control infeksi)
Risk control  Bersihkan lingkungan
Kriteria Hasil : setelah dipakai pasien lain
 Klien bebas dari tanda  Pertahankan teknik isolasi
dan gejala infeksi  Batasi pengunjung bila
 Mendeskripsikan proses perlu
penularan penyakit, factor  Instruksikan pada
yang mempengaruhi pengunjung untuk mencuci
penularan serta tangan saat berkunjung dan
penatalaksanaannya, setelah berkunjung

15
 Menunjukkan meninggalkan pasien
kemampuan untuk  Gunakan sabun
mencegah timbulnya antimikrobia untuk cuci
infeksi tangan
 Jumlah leukosit dalam  Cuci tangan setiap sebelum
batas normal dan sesudah tindakan
 Menunjukkan perilaku kperawtan
hidup sehat  Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
 Pertahankan lingkungan
aseptik selama pemasangan
alat
 Ganti letak IV perifer dan
line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk
umum
 Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
 Tingktkan intake nutrisi
 Berikan terapi antibiotik
bila perlu

Infection Protection (proteksi


terhadap infeksi)
 Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
 Monitor hitung granulosit,
WBC
 Monitor kerentanan
terhadap infeksi
 Batasi pengunjung

16
 Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
 Pertahankan teknik isolasi
k/p
 Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
 Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari
infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

17
5. Resiko cedera b.d Risk Kontrol Environment Management
hambatan sumber Kriteria Hasil : (Manajemen lingkungan)
nutrisi  Klien terbebas dari  Sediakan lingkungan yang
cedera aman untuk pasien
 Klien mampu  Identifikasi kebutuhan
menjelaskan keamanan pasien, sesuai
cara/metode dengan kondisi fisik dan
untukmencegah fungsi kognitif pasien dan
injury/cedera riwayat penyakit terdahulu
 Klien mampu pasien
menjelaskan factor  Menghindarkan lingkungan

resiko dari yang berbahaya (misalnya


lingkungan/perilaku memindahkan perabotan)
personal  Memasang side rail tempat

 Mampu memodifikasi tidur

gaya hidup  Menyediakan tempat tidur

untukmencegah injury yang nyaman dan bersih

 Menggunakan fasilitas  Menempatkan saklar lampu

kesehatan yang ada ditempat yang mudah

 Mampu mengenali dijangkau pasien.

perubahan status  Membatasi pengunjung

kesehatan  Memberikan penerangan


yang cukup
 Menganjurkan keluarga
untuk menemani pasien.
 Mengontrol lingkungan
dari kebisingan
 Memindahkan barang-
barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status
18
kesehatan dan penyebab
penyakit.

6. Kerusakan integritas Tissue Integrity : Skin and Pressure Management


kulit b.d gangguan Mucous Membranes
 Anjurkan pasien untuk
metabolisme
menggunakan pakaian
Kriteria Hasil :
yang longgar
 Integritas kulit yang baik
 Hindari kerutan padaa
bisa dipertahankan
tempat tidur
(sensasi, elastisitas,
 Jaga kebersihan kulit agar
temperatur, hidrasi,
tetap bersih dan kering
pigmentasi)
 Mobilisasi pasien (ubah
 Tidak ada luka/lesi pada
posisi pasien) setiap dua
kulit
jam sekali
 Perfusi jaringan baik
 Monitor kulit akan adanya
 Menunjukkan
kemerahan
pemahaman dalam proses
 Oleskan lotion atau
perbaikan kulit dan
minyak/baby oil pada
mencegah terjadinya
derah yang tertekan
sedera berulang
 Monitor aktivitas dan
 Mampu melindungi kulit
mobilisasi pasien
dan mempertahankan
 Monitor status nutrisi
kelembaban kulit dan
pasien
perawatan alami

19
DAFTAR PUSTAKA

A.Price.Sylvia & Lorraine.M.Wilson.2006.Patofisiologi,Edisi 6.Jakarta EGC

Nanda Internasional.2015.Diagnosis Keperawatan 2015-2017. Egc : Jakarta.


Bulechek G, Dkk.2013.Nursing Interventions Clarification (Nic).Edition 5. Mosby : Lowa
City. Moorhead S, Dkk.2013.Nursing Outcames Clasification (Noc).Edition 6.Mosby : Lowa
City
Smeltzer and Brenda. 2002. ”Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”. Jakarata: EGC

20

Anda mungkin juga menyukai