Anda di halaman 1dari 13

Peran Perawat dalam Pendidikan dan Promosi

Kesehatan

Di susun oleh :

Fransiska Yulianti 1420122161

Herodiana Andayani Pinis 1420122163

Leonita Miranti 1420122164

Lidia Yessy 1420122160

Margaretha Wilyana 1420122162

Marselina Fajar Sukmarini 1420122165

Orensela 1420122158

Veronica Suwanti 1420122159


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


Mengacu pada Undang-Undang Keperawatan, disebutkan secara jelas bahwa
yang disebut perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
keperawatan. Pendidikan tinggi ini bisa didapat dari dalam maupun luar negeri
yang penting diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya
yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan ( Undang-undang Kesehatan No
23. 1992 ).
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai
salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Fungsi utama perawat adalah membantu klien mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan. Intervensi keperawatan
dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi
keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat
dan produktif. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa peran perawat
sangatlah penting dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Perawat


Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata  Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara.
Menurut Nisya (2013), perawat adalah prang yang mengasuh dan merawat
oranglain yang mengalami masalah kesehatan.
Menurut Wardah, Febriana, Dewi (2017), perawat adalah tenaga yang bekerja
secara professional memiliki kemampuan, kewenangan dan bertanggungjawab
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dan menurut Undang – Undang
nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, perawat adalah seseorang yang telah
lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang
diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2.2   Definisi dari Peran


Peran merupakan tingkah laku yang di harapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kedudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan social baik dari profesi bersifat konstan. Menurut KBBI peran
mempunyai arti pemain sandiwara (film), perangkat tingkah yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.

2.3 Peran Utama dari Perawat


Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 adalah :
1.      Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan, dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2.      Advokat pasien / klien
Menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien- mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien.
3.      Pendidik / Educator
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala
penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4.      Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari
tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sesuai dengan kebutuhan klien.
5.      Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6.      Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat
untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7.      Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

2.4   Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan ditatanan Sarana Kesehatan, Institusi
Pendidikan, Tempat Kerja dan Tempat Umum.
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan
masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya
melalui peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta
mengembangkan iklim yang mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat sesuai dengan faktor budaya setempat.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat erat kaitannya dengan
lingkungan sarana kesehatan semisal rumah sakit, puskesmas, dan posyandu. Di
lingkungan rumah sakit perawat selain berhadapan dengan pasien yang dirawat
juga berinteraksi dengan anggota keluarga yang memerlukan informasi
mendalam yang berkenaan dengan status kesehatan. Upaya promosi kesehatan
dalam hal ini, pendidikan kesehatan sangat bermanfaat untuk meningkatkan
status kesehatan pasien dan keluarga. Hal yang dapat dilakukan pada lingkungan
rumah sakit adalah melakukan penyuluhan baik secara massal ataupun individu
di rumah sakit. Kegiatan pendidikan kesehatan maupun penyuluhan dilakukan di
sisi pasien serta keluarga secara khusus mengenai suatu penyakit dan upaya
penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi.
Perawat di puskesmas sebagai tenaga kesehatan, minimal dapat berperan
sebagai pemberi pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan, pendidik atau
penyuluh kesehatan, penemu kasus, penghubung dan koordinator, pelaksana
konseling keperawatan dan model peran. Dua peran perawat kesehatan
komunitas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan serta pelaksana
konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan. (Efendi,Makhfudi,
2009)
Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan
daripada di rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas menyikapi dan
menindaklanjuti perilaku masayarakat bantaran sungai yang selalu melakukan
BAB di sungai sehingga mengotori dan mencemari sungai yang menjadi sumber
air bersih keperluan masyarakat setempat. Perawat beranggapan bahwa suatu
masalah kesehatan sebagai contoh diare. Diare yang terjadi akibat tercemarnya
sumber air bersih tidak akan tuntas apabila hanya mengobati pasien di rumah
sakit tanpa memotong atau menyingkirkan penyebab utamanya. Penyebab
utamanya yaitu pencemaran serta pengkontaminasian sumber air sungai yang
menyebabkan keadaan diare pada masayarakat setempat.
Di lingkungan posyandu baik posyandu balita maupun lansia sama halnya
dengan program yang ada di puskesmas yaitu upaya promosi kesehatan seperti
penyuluhan dan upaya preventif seperti pemberian imunisasi pada balita serta
pemeriksaan kesehatan secara berkala pada lansia yang berada di wilayah
lingkungan posyandu.
Di lingkup istitusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam upaya promosi
kesehatan tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus yang disusun
selalu ada dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan baik setting
individu, kelompok bahkan komunitas pada tahap pendidikan akademik. Di
keadaan nyata mahasiswa serta dosen keperawatan sering kali melakukan
kegiatan pengabdian masyarakat yang umumnya juga menggambarkan upaya
promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan pada kelompok tertentu dan
penyuluhan pada masayarakat umum.
Di lingkungan kerja peran perawat sangat diharapkan karena keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki para pekerja, misalkan upaya promosi kesehatan
dalam tatanan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3). Lingkungan pabrik yang
umumnya mempunyai paparan terhadap debu, polusi serta risiko adanya cidera
sangat penting bagi perawat dalam memberikan pemahaman baik dengan cara
pendidikan kesehatan maupun penyuluhan mengenai pemakaian Alat Pelindung
Diri (APD). APD yang mereka pakai diharapkan dapat melingdungi dari segala
risiko yang mungkin terjadi pada para pekerja.
Di tempat umum peran perawat tidak kalah penting dalam upaya promosi
kesehatan karena disana masyarakat sering berkumpul, bercengkrama bahkan
melakukan aktivitas. Beberapa contoh tempat umum antara lain Pasar, Halte Bus,
Terminal, Stasiun, Pelabuhan bahkan Bandara yang semuanya sangat diharapkan
tidak terdapat kegiatan ataupun perilaku yang merugikan bahkan membahayakan
orang lain. Merokok di tempat umum sebagai contoh sangat dilarang karena
dapat menyebabkan polusi udara. Peran perawat untuk mensosialisasikan
peraturan tentang pelarangan kegiatan merokok di tempat umum merupakan
salah satu upaya dalam promosi kesehatan.

2.5   Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan ditatanan Organisasi Kemasyarakatan/


Organisasi Profesi/ Media Massa.
Upaya promosi kesehatan dilakukan agar tercapai masyarakat yang sehat dan
mandiri, hal ini tidak hanya dilakukan oleh perawat maupun tenaga kesehatan
namun harus bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan/LSM/organisasi
profesi dan media massa yang peduli dengan kesehatan. Kerja sama tersebut
dapat berupa pemberian informasi yang terus-menerus agar klien dapat berubah
dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge) dari tahu menjadi mau
(aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu melakukan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practise).
Agar terjalin kerja sama yang baik maka peran perawat pada tatanan ini
adalah memberikan advokasi, hal ini penting untuk mendapatkan komitmen dan
dukungan dari sasaran advokasi. Pada tatanan ini umumnya advokasi dapat
beberapa tahap antara lain :
1. Menyadari adanya suatu masalah.
2. Tertarik untuk ikut mengatasi masalah.
3. Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan beberapa
alternatif pemecahan masalah.
4. Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
dan memutuskan tindak kanjut kesepakatan.

2.6   Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan ditatanan Program/Petugas Kesehatan.


Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan penilaian,
yang dilakukan diberbagai tingkat administrasi baik dipusat, propinsi maupun
kabupaten/ kota. Kegiatan tersebut memuat strategi promosi kesehatan yaitu
pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi.
a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :


1. Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang besaran
masalah dan penyebabnya, potensi yang dapat didayagunakan dalam
pemecahan masalah.
2. Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor
dalam pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan sektor
terkait dalam promosi kesehatan.
3. Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program
kesehatan.
b. Penggerakan pelaksanaan
1. Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program kesehatan di
kabupaten/kota sesuai rencana yang telah disepakati bersama.
2. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan sektor secara
berkala untuk menyelaraskan kegiatan.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian

Pengawasan, pengendalian dan penilaian dilakukan disetiap tahap fungsi


manajemen.
1. Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai rencana
yang telah ditetapkan.
2. Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan arah dan tujuan, mengantisipasi masalah/ hambatan yang
mungkin terjadi.
3. Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan integrasi
`pada akhir kegiatan.
4. Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan pembelajaran
perbaikan program integrasi mendatang.
5. Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor terkait untuk
perbaikan kegiatan integrasi selanjutnya.
Kegiatan integrasi promosi kesehatan
Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina
suasana dan advokasi yang meliputi :
1. Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
2. Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat
3. Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat
4. Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan pemeliharaan
kesehatan ( JPK ).
5. Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular (P2PTM).
(Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan RI, tahun 2006)

2.7  Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan ditatanan Lembaga


Pemerintahan/Politisi/ Swasta.
Promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu dan masyarakat
untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
Perawat mempunyai peran penting dalam meningkatakn kesehatan salah satunya
bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain memanfaatkan dan memaksimalkan
fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Setiap indivividu
memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu dan aman, hal
ini sejalanan dengan UU RI no. 36 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa, setiap
orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau. Dalam UU tersebut pasal 16 dinyatakan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan
yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perawat mempunyai banyak peran dimana dalam setiap perannya bertujuan
untuk mensukseskan dan mendukung program pemerintah, antara lain
mendukung dalam program :
1. Integrasi dengan Program Kesehatan Ibu dan Anak
2. Integritasi dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK).
3. Integrasi dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular (P2PTM)
(Panduan Integrasi Promosi Kesehatan, 2006)

Sesuai dengan tujuan promosi kesehatan, pemerintah dapat peduli dan


mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan
perilaku sehat. Selain itu, membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan
dengan memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan. Dukungan yang optimal
dari berbagai pihak seyogyanya dapat memecahkan masalah kesehatan dan dapat
membantu tenaga kesehatan terutama dalam hal promosi kesehatan. Perawat
diharapkan menjadi lini terdepan dalam upaya promosi kesehatan untuk
mempengaruhi semua sasaran yang ada.

BAB III
KASUS / MASALAH

Masalah yang mungkin akan dihadapi oleh tenaga kesehatan saat promosi
kesehatan:
1. Kedatangan tenaga kesehatan mungkin kurang diterima, dan didukung oleh
masyarakat.
2. Akibat masih banyak masyarakat yang percaya mitos, contohnya seperti saat
ada keluarga sakit maka langsung dibawa ke dukun,sehingga seseorang yang
pola pikirnya seperti itu sulit untuk menerima pendidikan kesehatan yang
diberi oleh tenaga kesehatan.
3. Bahasa yang saling berbeda, bahasa adalah hal penting untuk sarana
penyampaianya, seseorang akan susah mengerti bahasa, jika mereka saling
berbeda / agak berbeda bahasanya.
4. Cara penyampaian kepada masyarakat. Cara penyampaian yang digunakan
ialah harus sesuai dengan pemahaman mereka, karna setiap orang memiliki
pemahaman yang berbeda dalam menangkap dan menyampaikan sesuatu dari
seseorang, dan biasanya masyarakat yang masih berada di pedalaman /
pedesaan terpencil agak susah mungkin untuk memahami bahasa yang
mungkin kita gunakan biasanya.
5. Mungkin dapat juga kurangnya alat sebagai alat peraga untuk mempromosikan
kepada mereka.
6. Tenaga medis yang mungkin masih terbilang sedikit, sehingga penyuluhanya
menjadi terbatas.
7. Merubah masyarakat yang kurang mendukung untuk pola hidup bersih dan
sehat, agar menjadi PHBS, dan dalam merubahnya itu mungkin agak susah,
apalagi jika lingkungan memang kurang mendukung.

BAB IV
PEMBAHASAN ATAU SOLUSI

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan dapat


mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu :
a. Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang
terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima
informasi yang didapatnya.
b. Tingkat Sosial Ekonomi Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang,
semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.
c. Adat Istiadat Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat
istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh di abaikan.
d. Kepercayaan Masyarakat Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang
disampaikan oleh orang orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada
kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
e. Ketersediaan waktu di masyarakat Waktu penyampaian informasi harus
memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran
masyarakat dalam penyuluhan

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta :


Rineka Cipta.
https://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/
keperawatan-sebagai-profesi/
https://www.ekrut.com/media/perawat
https://jodenmot.wordpress.com/2012/12/29/teori-peran-pengertian-definisi/
https://lubbna.wordpress.com/2012/11/07/optimalisasi-kan-peran-perawat-komunitas-
dalam-upaya-promosi-kesehatan/
https://www.scribd.com/mobile/document/265622814/Analisa-Peran-Perawat-
Dalam-Promosi-Kesehatan
www.academia.edu/8888530/Analisa_Peran_Perawat_dalam_Promosi_Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai