Anda di halaman 1dari 10

PERAN PERAWAT DALAM PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

KESEHATAN MENURUT KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PROMOSI

KESEHATAN

Capaian pembelajaran :

1. Menganalisis peran perawat dalam promosi kesehatan dan pendidikan

kesehatan

2. Menganalisis Peran Perawatdalam promosi kesehatan dalam hadapi covid-19

Metode pembelajaran

1. Mini lecture

MATERI PERTEMUAN KE I

MATERI

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah

meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang. Harapannya, agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara

Indonesia yang ditandai penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam

lingkungan sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan bermutu,

secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya di

seluruh Republik Indonesia.

Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tin-

dakan keperawatan berdasarkan ilmu dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidi-

kan keperawatan (UU kesehatan No 23 tahun 1992). Keperawatan adalah bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan


didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko –

sosial dan spiritual komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan

masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan

manusia. Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan

intelektual, teknikal dan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan

dalam membantu masyarakat mencapai tingkat kesehatan optimal.

Perawat merupakan aspek penting pembangunan kesehatan Indonesia. Perawat

sebagai sumber daya yang dimiliki Indonesia untuk meningkatkan derajat

kesehatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada pengetahuan

dan kompetensi di bidang ilmu keperawatan yang dikembangkan sesuai kebutuhan

masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan, dan tuntutan globalisasi.

Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang dilakukan secara

bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan aman. Perawat harus terampil,

cerdas, baik, komunikatif, dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik

sesuai kode etik. Sebagai profesi, pelayanan yang diberikan harus profesional,

memiliki kompetensi dan memenuhi standar praktik keperawatan.

Pelayanan yang diberikan perawat berdasarkan cita-cita luhur, niat yang murni

untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat tanpa membedakan bangsa,

suku, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama serta kedudukan

sosial. Oleh karena itu, penataan praktik keperawatan berasaskan pada;

perikemanusiaan, nilai ilmiah, etika, manfaat, keadilan, pelindungan, kesehatan

dan keselamatan masyarakat.

Seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia setiap tahun, maka kebutuhan

tenaga kesehatan mengalami peningkatan khususnya tenaga perawat. Di

Indonesia, jumlah perawat paling banyak bila dibandingkan tenaga kesehatan


lainnya. Sehingga, perannya menjadi penentu dalam meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan, baik di Puskesmas maupun rumah sakit. Berdasarkan data Badan

Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK),

persentasi jumlah perawat terbesar di antara tenaga kesehatan lainnya, yaitu

29,66 persen dari seluruh rekapitulasi tenaga kesehatan di Indonesia per

Desember 2016. Dengan jumlah itu, tentu akan lebih berkontribusi dalam

peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Seorang perawat profesional harus mampu menjalankan peran dan fungsinya

dengan baik. Peran perawat di antaranya sebagai pelaksana pelayanan

keperawatan, pendidik, koordinator pelayanan kesehatan, innovator (pembaharu),

organisator (pengorganisasi pelayanan kesehatan), role model (panutan),

fasilisator (tempat bertanya), dan pengelola (manajer).

Sebagai pemberi perawatan, membantu masyarakat mendapatkan kembali

kesehatannya melalui proses penyembuhan yang lebih dari sekadar sembuh dari

penyakit tertentu. Namun berfokus pada kebutuhan kesehatan masyarakat

secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan

sosial.

Seorang perawat profesional harus mampu menjalankan peran dan fungsinya

dengan baik. Peran perawat di antaranya sebagai pelaksana pelayanan

keperawatan, pendidik, koordinator pelayanan kesehatan, innovator (pembaharu),

organisator (pengorganisasi pelayanan kesehatan), role model (panutan),

fasilisator (tempat bertanya), dan pengelola (manajer).

Sebagai pemberi perawatan, membantu masyarakat mendapatkan kembali

kesehatannya melalui proses penyembuhan yang lebih dari sekadar sembuh dari

penyakit tertentu. Namun berfokus pada kebutuhan kesehatan masyarakat


secara holistik, meliputi upaya mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan

sosial.

Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi masya-

rakat, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana

tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap masyarakat.

Penetapan ini dilakukan oleh perawat atau dapat berkolaborasi dengan keluarga.

Dalam keadaan seperti ini, perawat juga dapat bekerja sama dan berkonsultasi

dengan tenaga kesehatan profesional lain

Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung masyarakat, yaitu

membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi masyarakat dan

mengambil tindakan untuk mencegah kecelakaan serta melindungi masyarakat

dari efek tidak diinginkan yang berasal dari pengobatan atau tindakan diagnostik

tertentu.

Manajer kasus juga salah satu peran yang dapat dijalani perawat. Di sini perawat

bertugas mengatur jadwal tindakan yang akan dilakukan terhadap masyarakat

berbagai profesi kesehatan yang ada di suatu rumah sakit guna meminimalisasi

tindakan penyembuhan yang saling tumpang tindih dan memaksimalkan fungsi

terapeutik dari semua tindakan yang akan dilaksanakan terhadap masyarakat

yang sakit.

Peran perawat sebagai rehabilitator untuk mengembalikan keadaan klien atau

paling tidak seoptimal mungkin untuk mendekati keadaan seperti sebelum sakit

dengan berbagai asuhan keperawatan . Perawat juga memiliki peran sebagai

pendidik yang memberikan pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat

umum untuk menciptakan lingkungan yang sadar dan peduli akan pentingnya hidup

dalam taraf kesehatan yang baik.


Harapan utama dari para perawat Indonesia adalah, adanya undang-undang yang

dapat memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat penerima jasa pelayanan

keperawatan, dan menjamin perawat memperoleh kepastian hukum atas risiko

kerja.

Legalitas dan pengakuan profesi keperawatan menjadi lebih jelas setelah

disahkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang

Keperawatan, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan guna

menyelesaikan masalah yang dihadapi perawat saat menjalankan praktik

keperawaan dan sudah memiliki payung hukum yang jelas. Banyak perawat yang

bekerja di daerah pelosok atau desa terpencil dan perbatasan, sering

berbenturan dengan hukum.

Karena keterbatasan tenaga kesehatan, akibatnya sering perawatan melakukan

perannya di luar batas wewenang. Perawat di daerah terpencil sangat dibutuhkan

masyarakat, dan bisa memberi konstribusi besar dalam peningkatan derajat

kesehatan.

Dengan demikian, perawat perlu perlindungan dan payung hukum. Dengan adanya

peraturan tentang hak dan kewajiban, diharapkan agar para perawat bisa

mendapatkan hal-hal yang memang sudah menjadi haknya serta melakukan hal-hal

yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Setelah hak dan kewajiban terpenuhi,

perawat sangat perlu memenuhi hak dan tanggung jawab masyarakat, agar asuhan

keperawatan yang diberikan maksimal sehingga keselamatan masyarakat tetap

terjaga.

Orientasi pembangunan pelayanan kesehatan adalah biaya pelayanan kesehatan

dapat terjangkau masyarakat, memprioritaskan pada keluarga miskin dan rentan,

peningkatan kualitas yang dilaksanakan secara terus menerus. Perawat terlibat


aktif dalam program prioritas dalam pelayanan kesehatan, melaksanakan

pelatihan dan pendampingan asuhan keperawatan, dan penyuluhan pada keluarga

dan masyarakat.

Kondisi sosial masyarakat Indonesia perlu dikendalikan dengan program dari

semua depertemen, terutama mengatasi kemiskinan, peningkatan ketrampilan,

peningkatan produktifitas, peningkatan pendapatan, sehingga menyadari

kesehatan merupakan modal utama untuk hidup sejahtera.

Enam program priiotas pemerintah:

1. Promosi kesehatan

2. Kesehatan ibu dan anak

3. Peningkatan gizi

4. Kesehatan lingkungan

5. Pemberantasan penyakit menular

6. Pengobatan dasar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dan komunitas dengan

melakukan pendampingan, pelatihan untuk mengatasi masalah kesehatan

keluarga, masyarakat secara mandiri dan bertahap.

Strategi dan program pembangunan kesehatan dengan pelayanan keperawatan

yang berpihak pada rakyat, bertindak cepat dan tepat, kerja sama tim pelayanan

kesehatan, integritas, transparan dan akuntabel akan mewujudkan

kesejahteraan, berupa kesehatan rakyat.


Kesehatan rakyat menjadi suatu landasan ketahanan ekonomi, politik, sosial dan

budaya, serta ketahanan terhadap ancaman dan gangguan terhadap

penyelenggaraan negara sehingga akan tercipta kekuatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Hal ini akan membawa dampak baik bagi terciptanya citra perawat ideal di mata

masyarakat, yaitu perawat yang cerdas, terampil dan profesional. Dengan

demikian, perawat dalam menjalankan perannya mewujudkan Indonesia Sehat

sesuai tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025.

Komitmen yang kuat, perjuangan serta kinerja profesi perawat yang keras, akan

memberikan dukungan terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat.

Selanjutnya menjadikan rakyat sehat jasmani maupun mental, cerdas, iman dan

bertakwa.

Sehingga gambaran masyarakat di masa depan ini dapat dicapai dengan landasan

visi “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” dalam mencapai INDONESIA

SEHAT 2025. (RPJP-K 2005-2025).

PERAN PROMOSI KESEHATAN DALAM HADAPI COVID-19

Perilaku masyarakat Indonesia Sehat yang diharapkan bersifat proaktif memeli-

hara dan meningkatkan kesehatan, mecegah risiko penyakit, melindungi diri dari

ancaman penyakit, berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat,

serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.

Dalam pemaparannya pada Seminar yang mengusung tema “Peran Promosi

Kesehatan dalam Pengendalian Covid-19 pada Rabu (01/04) secara daring melalui

livestreaming kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id. Prof. Dra. RA. Yayi Suryo


Prabandari, M.Si., Ph.D., Guru Besar FK-KMK UGM yang juga merupakan Ketua

UGM Health Promoting University (HPU) mengungkapkan :

“Kecepatan informasi di era industri 4.0 ini sangat cepat dan digital, sehingga

informasi yang akurat dan informasi yang hoax mengenai Covid-19 juga banyak

sehingga membuat masyarakat bingung dan panik. Oleh karena itu sebagai

promotor kesehatan perlu melakukan beberapa tindakan.

Prof. Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., Guru Besar FK-KMK UGM

yang juga merupakan Ketua UGM Health Promoting University (HPU)

mengungkapkan :

1. Kampanye daring pesan akurat. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari

informasi melalui laman-laman yang akurat, seperti organisasi atau badan

resmi seperti Kemenkes, Direktorat Promkes, Atau Universitas.

2. Menjelaskan informasi yang akurat dan menyetop pesan berantai yang keliru

atau hoax

3. Menggalang kerjasama antar organisasi untuk bisa merujuk pada ahli

tertentu agar dapat memberikan promosi kesehatan yang tepat.

4. Pesan positif karena salah satu yang bisa meningkatkan kekebalan adalah

perasaan tidak panik dan tidak tertekan. Selain itu juga memberikan pesan

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta pesan Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat (Germas). Tidak hanya itu, promosi kesehatan juga dapat memberikan

advokasi kepada pemerintah agar kebijakan dan himbauan searah dengan

pengendalian Covid-19.
Pada kesempatan yang sama, dr. Rizkiyana Sukandhi Putra., M.Kes., Direktur

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia mengungkapkan :

“Peran promotor kesehatan ini menjadi penting dan menjadi kunci pada kondisi

sekarang. Apabila kita gagal melakukan upaya pencegahan atau pemutusan rantai

penularan Covid-19, maka yang terjadi adalah ‘tsunami-tsunami’ di sisi pelayanan

rumah sakit. Oleh karena itu yang diperlukan adalah komunikasi perubahan

perilaku di lapangan, dengan latar belakang masyarakat yang berbeda-beda.”


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, RPJP-K 2005-2025, Jakarta, Petunjuk Pengelolaan Perawatan

Kesehatan Masyarakat

Depkes RI, RPJP-K 2005-2025, Jakarta, Pedoman Pemantauan Penilaian Program

Perawatan Kesehatan Masyarakat.

Seminar yang mengusung tema “Peran Promosi Kesehatan dalam Pengendalian

Covid-19 pada Rabu (01/04) secara daring melalui livestreaming kanal

pengetahuan.fk.ugm.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai