DISUSUN OLEH:
NIM :PO5303203200710
TINGKAT :3B
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar belakang...............................................................................................
B. Rumusan masalah..........................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................
D. Manfaat.......................................................................................................
A. Pengkajian.....................................................................................................
B. Diagnosa.......................................................................................................
C. Intervensi.......................................................................................................
D. Implementasi..............................................................................................
E. Evaluasi ........................................................................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Abdomen adalah sebuah rongga besar yang dililingkupi oleh otot-otot perut
pada bagian ventral dan lateral, serta adanya kolumna spinalis di sebelah dorsal.
Bagian atas abdomen berbatasan dengan tulang iga atau costae. Cavitas abdomninalis
berbatasan dengan cavitas thorax atau rongga dada melalui otot diafragma dan
sebelah bawah dengan cavitas pelvis atau rongga panggul.
Antara cavitas abdominalis dan cavitas pelvis dibatasi dengan membran serosa
yang dikenal dengan sebagai peritoneum parietalis. Membran ini juga membungkus
organ yang ada di abdomen dan menjadi peritoneum visceralis.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang muncul adalah :
1. Mengetahui konsep dasar Medis Trauma Abdomen
2. Mengetahui konsep dasar keperawatan pada pasien dengan Trauma Abdomen
C.Tujuan
D.Manfaat
.... Penulis dan pembaca mampu memahami dan membrikan penatalaksaan yang
masksimal dalam menghadapi kasus trauma abdomen yang mungkin dijumpai.
8.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Trauma abdomen merupakan cedera pada abdomen yang dapat berupa trauma
tumpul dan tajam yang disengaja ataupun tidak disengaja. Trauma abdomen adalah
terjadinya kerusakan pada abdomen yang menyebabkan perubahan fisiologis sehingga
terjadi gangguan metabolisme, kelainan imunologi dan gangguan faal berbagai organ
(Musiha, 2015).
Trauma abdomen didefenisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang
terletak diantara diagfragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau luka
tusuk. Trauma pada abdomen mempunyai konsekuensi yang segera harus diwaspadai
karena dikhawatirkan akan mengakibatkan syok (Mallapasi, 2014)
B. Etiologi
b. Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum
yang disebabkan oleh luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar
dan serius di dalam rongga abdomen. Selain itu dapat juga diakibatkan oleh
luka tusuk. Dibandingkan dengan luka tembak, luka tusuk menyebabkan
trauma yang sedikit pada organ internal di abdomen.
Trauma Non penetrasi
a. Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
b. Hancur (tertabrak mobil)
c. Terjepit sabut pengaman karena terlalu menekan perut
d. Cidera akselerasi/deserasi karena kecelakaan olahraga
sakit perut
memar pada lokai benturan
perdarahan di saluran pencernaan bagian bawah
tanda tanda vital yang tidak stabil,seperti denyut nadi yang cepat,tekanan
darah rendah serta pernapasan abnormal
nyeri yang menjalar ke bahu kiri (bisa menjadi gejala cedera pada limpah)
C. Patofisiologi
Trauma abdomen terjadi karena trauma, iritasi, infeksi dan obstruksi. Jika
terjadi trauma penetrasi atau non penetrasi memungkinkan terjadinya perdarahan
intrabdomen yang serius sehingga pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi
yang disertai dengan penurunan sel darah merah yang dapat mengakibatkan syok
hemoragic. Bilaa suatu organ visceral mengalami perforasi maka muncul tanda-tanda
perforasi serta tanda iritasi peritoneum tampak cepat. Tanda-tanda dalam trauma
abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas, dan distensi
abdomen tanpa bising usus bila terjadi peritonitis umum. Bila syok telah berlanjut
maka pasien akan mengalami takikardi, dan peningkatan suhu tubuh, juga terdapat
leukositotik (Paula 2015)
Pathway
Trauma Abdomen
Perdarahan intra
Luka terbuka Perforasi lapisan Perdarahan abdomen
abdomen(Kontusio,
Laserasi, jejas,
Resiko Peningkatan TIA
hematoma)
Resiko ketidakseimbangan
infeksi cairan
Distensi Abdomen
Nyeri akut
Syok Mual/muntah
Hipovolemia
Gangguan integritas
kulit/ jaringan
Resiko defisit
nutrisi
D. Pemeriksaan penunjang
1. Foto thoraks
Untuk melihat adanya trauma pada thorak.
5. VP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma
pada ginjal
Pemeriksaan khusus
a. Abdomonal Paracentesis
Merupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk
menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritoneum. Lebih
dari100.000 eritrosit /mm dalam larutan NaCl yang keluar dari rongga
peritoneum setelah dimasukkan 100–200 ml larutan NaCl 0.9% selama 5
menit, merupakan indikasi untuk laparotomi.
b. Pemeriksaan Laparoskopi
Dilaksanakan bila ada akut abdomen untuk mengetahui langsung
sumber penyebabnya.
E. Penatalaksanaan
G.KOMPLIKASI
a. Trombosi vena
b. Emboli pulmonal
c. Stress ulerasi dan perdarahan
d. Sepsis
e. Atelaktasis
H.PENDIDKAN KESEHATAN
Eduksi dan promosi kesehatan pada trauma abdomen mencakup pengetahuan pasien
atau keluarga pasien mengenai trauma abdomen,rencana rawat,biaya
pengobatan,prosedur,masa dan tindakan pemulihan dan latihan manajemen nyeri serta
risiko dan komplikasi selama prawatan
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA
ABDOMEN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien :-
2. Identitas penanggung jawab :-
3. Status Kesadaran :pasien masih dalam kondisi sadar
4. Triage :kuning
5. Primary survey
Keadaan Umum :tanda tanda vital yang tidak stabil
Pemeriksaan TTV
-Tekanan darah :Rendah
-Nadi :cepat
-Respirasi :abnormal
-suhu :suhu pasien normal
Keluhan utama :Nyeri perut kanan atas
1) Airway
Jalan nafas :Bebas, tidak ada sumbatan,
Obstruksi :tidak ada secret, tidak ada fraktur cervical.
Suara nafas :-
2) Breathing
Pengembangan dada/gerakan dada :
Irama nafas :normal
Pola napas :tidak teratur
Retraksi dada : tidak tampak jejas pada dada
Sesak nafas : bantuan nafas simple mask 8 ltr/ menit
Respirasi :Frekuensi nafas 30x/ menit,
suara nafas : vesikular, tidak tampak jejas pada dada, terpasang alat
jejas : tidak tampak jejas pada dada
distensi vena :tidak
3) Circulation
Kualitas nadi :lemah
Ritme jantung :takikardi
Warna kulit :kemerahan
Akral :dingin
Diaphoresis :tidak ada
CRT :>2 detik
Perdarahan :ya
EKG : tampak memar abdomen kuadran kanan atas
4) Disability
Kesadaran : Respon Verbal, tidak ada tanda lateralisasi, tidak ada cedera
pada kepala
5) Exposure
-
6.Survey sekunder
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan dahulu :-
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki penyakit penyakit
yang sama seperti pasien rasakan.
d. f:pasien dilakukan pemasangan kateter
e. g:pasien tidak dilakukan pemasangan naso gastric tube
f. h:pasien tidak dilakukan pemasangan nasal kanul dan EKG
Re evaluasi ABCDE:-
Anamnesis
S :tanda dan gejala
Pada saat pengkajian pasien mengatakan nyeri abdomen
A :pasien tidak memiliki alergi obat maupun makanan
M :pasien mengatakan pernah mengonsumsi obat
P :pasien mengatakan tidak pernah
L :pasien mengatakan terkahir makan nasi dan minum air putih
E :tidak ada
7.Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala tampak cukup bersih. Kepala
dapat digerakkan kesegala arah, pupil isokor, sklera tidak ikhterik,
konjungtiva tidak anemis. Hidung simetris tidak ada secret.
2) Leher
Tidak ada fraktur servikal
3) Paru-paru
Inspeksi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
Palpasi : tidak ada krepitasi, tidak teraba deviasi trakhea
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikular semua sisi paru
4) Abdomen
Inspeksi : terdapat jejas pada abdomen kanan atas
Auskultasi : tidak terdengar peristaltik usus
Palpasi : nyeri tekan + pada daerah memar
Perkusi : pekak pada daerah jejas
Pelvis
5) Ekskremitas
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, akral dingin, tampak pucat,
oksimetri : 90 %, TD : 140/90 mmHg N: 110x/menit.
Bagian punggung
Klasifikasi Data
Data subjektif
1. Pasien mengatakan nyeri pada abdomen atas
2. Pasien mengatakan nyeri seperti tertekan dan terjadi secara terus menerus
3. Pasien mengatakan sesak
4. Pasien mengatakan pernah muntah 3x
Data objektif
1. Terdapat jejas pada bagian abdomen atas
2. Skala nyeri
3. Ekspresi wajah meringis
4. Pasien keringat dingin
5. Pasien tampak sesak
6. Teraba akral dingin
7. Tampak pucat
8. Pasein tampak lemas
9. TTV : TD: 140/90 mmHg, N:110x/m RR:30x/m
10. Pasien takhikardi
11. Oksimetri 90%
Analisa data
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS:klien mengatakan nyeri seperti tertekan peningkatan paparan Resiko infeksi
organisme patogan
tekan
lingkungan
DO:Ekpresi wajah meringis
2 DS:klien mengatakan sakit perut sebelah kanan. agen pencendra fisik Nyeri akut
DO:
Klien tampak mengerang-ngerang menahan
sakit
Terdapat luka lecet dan jejas pada abdomen
sebelah kanan.
3 DS:klien mengatakan merasa menggigil selama suhu lingkungan yang Gangguan integritas
2 hari ekstrem kulit
DO: Pasien keringat dingin
6 DS:mengeluh badan lemas,tidak ada nafsu ketidakmampuan mencerna Resiko defisit nutrisi
makan makanan
DO: pasien Tampak pucat
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan organisme patogan
lingkungan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendra fisik
3. Gangguan integritas kulit berhungan dengan suhu lingkungan yang ekstrem
4. Resiko ketidak seimbangan cairan berhubungan dengan trauma/perdarahan
5. Syok hipovelemik berkaitan dengan kehilangan cairan aktif
6. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
C. Perencanaan keperawatan
D.IMPLEMENTASI
E.EVALUASI
PENUTUP
A. Keimpulan
B. Saran
1. Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan terutama pada trauma abdomen untuk pencapaian kualitas keperawatan
secara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara
berkesin
2. Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan
karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna
maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu adanya
penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan.
Junaidi, d. I. (2016). Pedoman pertolongan pertama yang harus dilakukan saat Gawat &
Darurat medis. Jakarta: C.V Andi Offset.
Mallapasi, D. M. (2014). Buku Panduan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).
Makassar: Brigade Siaga Bencana.
Ns. Paula Krisanty, S. M. (2015). Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta : CV Trans
Info Media.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesi. Jakarta : Dean pengurus pusat.