Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TRAUMA ABDOMEN

DISUSUN OLEH :

1. RISI NOPITA SARI

2. SISKA LESTARI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

2019
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari

begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa

sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah

ini yang merupakan tugas mata kuliah Enterpreunership. Kami sampaikan terimakasih

sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan. Kami menyadari

dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan

baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan

kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca

dan khususnya bagi kami sendiri.Amin.

Bengkulu, Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................

Daftar Isi.......................................................................................................................

BAB 1 Pendahuluan.....................................................................................................

A. Latar belakang ............................................................................................

B. Tujuan .........................................................................................................

C. Manfaat .......................................................................................................

BAB II Pembahasan.....................................................................................................

1. Definisi trauma abdomen ......................................................................

2. Etiologi taruma abdomen .....................................................................

3. Manifestasi klinis trauma abdomen .......................................................

4. Patofisiologi trauma abdomen ..............................................................

5. Penatalaksanaan trauma abdomen ........................................................

6. Pemeriksaan penunjang trauma abdomen .............................................

7. Konsep asuhan keperawatan ................................................................

BAB III Penutup.........................................................................................................

Kesimpulan...................................................................................................................

Saran.............................................................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Trauma adalah keadaan yang disebabkan oleh luka atau cedera. Trauma juga

mempunyai dampak psikologis dan sosial. Pada kenyatannya,trauma adalah kejadian

yang bersifat holistik dan dapat menyebabkan hilang nya produtivitas seseorang.

Pada pasien trauma, bagianmana menilai abdomen merupakan salah satu hal penting

dan menarik. Penilaian sirkilasi sewaktu primary survey harus mencangkup deteksi dini

dari kemungkian adanya perdarahan yang tersembunyi pada abdomen dan pelvis pada

pasien trauma tumpul.trauma tajam pada dada di antra nipple dan perineum harus

dianggap berpotensi mengakibatkan cedera intraabdominal. Pada penilaian

abdomen,priotitas maupun metode apa yang terbaik sangat ditentukan oleh mekanisme

trauma berat dan lokasi trauma, maupun status hemodinamika penderita.

Adanya trauma abdomen yang tidak terdeteksi tetapi menjdi salah satu penyebab

kematian yang sebenarnya dapat dicegah.Sebaiknya jangan menganggap bahwa ruptur

organ berongga maupun perdarahan dari organ padat merupakan hal yang mudah untuk

dikenali.Hasil pemeriksaan terhadap abdomen mungkin saja dikacaukan oleh adanya

intoksikasi alkohol, penggunaan obat-obat tertentu, adanya trauma otak atau medulla

spinalis yang menyertai, ataupun adanya trauma yang mengenai organ yang berdekatan

seperti kosta, tulang belakang, maupun pelvis.Setiap pasien yang mengalami trauma

tumpul pada dada baik karena pukulan langsung maupun deselerasi, ataupun trauma

tajam, harus dianggap mungkin mengalami trauma visera atau trauma vaskuler abdomen.
B. Tujuan

8. Untuk mengetahui definisi trauma abdomen

9. Untuk mengetahui etiologi taruma abdomen

10. Untuk mengetahui manifestasi klinis trauma abdomen

11. Untuk mengetahui patofisiologi trauma abdomen

12. Untuk mengetahui penatalaksanaan trauma abdomen

13. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang trauma abdomen

14. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan

C. Manfaat

Dari makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam meningkatkan

pengetahuan dan wawasan tentang kesehatan terutama tentan trauma abdomen,karen

kesehatan yang merupak aspek dasar dalam kehidupannya dan dapat menerapkan

limunya di masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP MATERI

1. Definisi

Trauma adalah cedera fisik dan psikis atau kekerasan yang mengakibatkan cedera.

Trauma abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat

menyebabkan perubahan fisoplogi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan

imonologi dan gangguan faal berbagi organ.

Trauma abdomen adalah cedera vicera abdominal yang disebabkan karena luka

penetratif atau trauma tumpul. Akibat dari trauma abdomen dapat berupa perforasi

ataupun perdarahan. Kematian pada trauma abdomen biasanya terjadi akibat sepsis atau

perdarahan.

Jadi, trauma abdomen adalah trauma atau cedera pada abdomen yang menyebabkan

perubahan fisiologis yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh

luka tumpul atau tusuk.

Tipe cedera berdasarkan organ yang terkena yaitu :

a. Pada organ padat seperti hepar, limpa, dengan gejala utama perdarahan

b. Pada organ berongga seperti usus, saluran empedu dengan gejala utama adalah

peritonitis.

Trauma pada dinding abdomen terdiri dari : (Schwartz)

a. Kontusi; kontusia dinding abdomen disebabkan trauma non- penetrasi.kontusi

dinding abdomen tidak terdapa cedera intra abdomen, kemungkinan terjadi eksimosis

atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa darah dapat menyerupai

tumor.
b. Laserasi ; jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen

harus dieksplorasi, atau terjadi karena trauma penetrasi.

Trauma abdomen pada isi abdomen,menurut sjamsuhidayat (1997)

a. Perforasi organ viseral intraperitoneum

Cedera pada isi abdomen mungkin di serta oleh bukti adanya cedera pada dinding

abdomen.

b. Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen

Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahli bedah.

c. Cedera thorak abdomen

Setiap luka thoraks yang mungkin menembus sayap kiri diafragma, atau sayap kanan

dan hati dieksplorasi.

2. Etiologi

a. Penyebab trauma penetrasi

1) Luka akibat terkena tembakan

2) Luka akibat tikaman benda tajam

3) Luka akibat tusukan

b. Penyebab trauma non-penetrasi

1) Terkena komprasi atau tekanan dari luar tubuh

2) Hancur (tetabrak mobi)

3) Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut

4) Cidera akselerasi /deserasi karena kecelakaan olah raga

Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada abdomen,

umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul.Pada kecelakaan kendaraan bermotor,


kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkan

trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpul lainnya.

Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang

menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak, trauma

abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit

menyebabkan traumapada organ internal di abdomen.

Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu

1) Paksaan /benda tumpul Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam

rongga peritoneum. Luka tumpul pada abdomen bisa disebabkan oleh:

a. Jatuh

b. Kekerasan fisik atau pukulan,

c. Kecelakaan kendaraan bermotor

d. Cedera akibat berolahraga

e. Benturan

f. Ledakan

g. Deselarasi

h. Kompresi atau sabuk pengaman.

i. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

2) Trauma tembus Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga

peritoneum.Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam atau

luka tembak
3. Manifestasi klinis

Kausa trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis meliputi: nyeri tekan

diatas daerah abdomen,distensi abdomen,demam, anorexia, mual dan muntah,takikardi,

peningkatan suhu tubuh, nyeri spontan.

Pada trauma non-penetrasi (tumpul) pada trauma non penetrasi biasanya terdapat adanya:

(schwartz)

a. Jejas atau ruktur dibagian dalam abdomen

b. Terjadi pendarahan intra abdominal

c. Apabila trauma terkena usus,mortilisasi usus terganggu sehingga fungsi usus tidak

normal dan bisanya akan mengakibatkan peritontis dengan gejala mual, muntah,

dan BAB hitam (melena)

d. Kemungkinan bukti klinis tidak tampak sampai beberapa jam setelah rauma.

e. Cedera serius dapat terjadi walapun tak terlihat tanda kontusio pada dinding

abdomen.

Pada trauma penetrasi biasanya terdaoat : ( Schwartz )

a. Terdapt luka robek pada abdomen

b. Luka tusuk sampai menembus abdomen

c. Penanganan yang kurang tepat bisanya mempebanyak perdarahaan/ memperparah

keadaan.

d. Biasanya organ yang terkena penetrasi bisa keluar dari dalam abdomen.

4. Patofisiologi

Bila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan

lalulintas, penganiayaan, kecelakaan olah raga dan terjatuh dari ketinggian), maka

beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor – faktor fisik dari kekuatan
tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi berhubungan dengan

kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan

karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan

disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh

juga penting. Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan

tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang

sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya

walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung pada kedua

keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya

yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus

dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan

benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan

beberapa mekanisme :

a. Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya tekan

dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak benar dapat

mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ berongga.

b. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae atau

struktur tulang dinding thoraks.

c. Terjadi gaya akselerasi – deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya robek

pada organ dan pedikel vaskuler.

5. Penatalaksanaan

a. Penanganan Awal Trauma Abdomen

Menurut Musliha (2010), Penilaian Awal yang dilakukan adalah ABC jika ada

indikasi, jika korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan.
Primary Survey

1) Airway

Membuka jalan nafas penggunakan menggunakan teknik head tilt chin lift atau

menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda asing yang

mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Muntahan, makanan, darah atau benda

asing lainnya.

2) Breathing

Memeriksa pernapasan dengan cara“lihat, dengar, rasakan’, selanjutnya

pemeriksaan status respirasi klien.Kontrol jalan nafas pada penderita trauma

abdomen yang airway terganggu karena faktor mekanik, ada gangguan ventilasi

atau ada gangguan kesadaran, dicapai dengan intubasi endotrakeal.Setiap penderita

trauma diberikan oksigen.Bila tanpa intubasi, sebaiknya diberikan dengan face

mask.Pemakaian pulse oximeter baik untuk menilai saturasi O2 yang adekuat.

3) Circulation

Jika pernafasan pasien cepat dan tidak adekuat, maka berikan bantuan

pernafasan.Resusitasi pasien dengan trauma abdomen penetrasi dimulai segera

setelah tiba. Cairan harus diberikan dengan cepat. NaCl atau Ringer Laktat dapat

digunakan untuk resusitasikristaloid.Rute akses intravena adalah penting, pasang

kateter intravena perifer berukuran besar (minimal 2) di ekstremitas atas untuk

resusitasi cairan. Pasien yang datang dengan hipotensi sudah berada di kelas III

syok (30-40% volume darah yang hilang) dan harus menerima produk darah

sesegera mungkin, hal yang sama berlaku pada pasien dengan perdarahan yang

signifikan jelas. Upaya yang harus dilakukan untuk mencegah hipotermia,

termasuk menggunakan selimut hangat dan cairan prewarmed.


4) Disability

Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat.Yang dinilai

disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.

5) Exposure

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan cara menggunting

untuk memeriksa dan evaluasi penderita. Paparan lengkap dan visualisasi head-to-

toe pasien adalah wajib pada pasien dengan trauma abdomen penetrasi. Ini

termasuk bagian bokong, bagian posterior dari kaki, kulit kepala, bagian belakang.

leher, dan perineum. Setelah pakaian dibuka penting penderita diselimuti agar

penderita tidak kedinginan.

Untuk penangan awal trauma abdomen, dilihat dari trauma non-

penetrasi dan trauma penetrasi, yaitu:

a. Penanganan awal trauma non-penetrasi

1) Diagnostic Peritoneal Lavage

2) Kirim ke rumah sakit

3) Imobilisasi

4) Stop makanan dan minuman

b. Penanganan awal trauma penetrasi

1) Bila terjadi luka tusuk, maka tusuakan tidak bole dicabut kecuali oleh tim

medis. Lilitkan pisau untuk emfiksasi agar tidak memperpara luka.

2) Bila usus atau organ lain keluar maka organ tersebut tidak boleh

dimasukan, maka organ tersebut dibaluri dengan kain bersih atau kasa

steril.

3) Imobilisasi pasien

4) Tidak makan dan minum


5) Bila luka terbuka, balut dengan menekan

6) Kirim pasien kerumah sakit.

Penanganan di Rumah Sakit

a. Trauma penetrasi

1) Skrining

Foto thoraks tegah berguna untuk kemungkinan hemo atau

penumothoraks. Rongen abdomen untuk menentukan jlan luka atau

adanya udara retropertioneum

2) IVP atau Urogram Ercretory dan CT scen

Ini dilakukan untuk mengetahui jenis cederah ginjal yang ada.

3) Uretrografi

Dilakukan untuk mengetahui adanya rupture

4) Sistograf

Ini digunakan untuk mengetahui ada tidanya cedera pda kandung

kemih,contohnya pada fraktur pelvis dan trauma non penetresi

b. Trauma non- penetrasi

1) Pengambilan contoh darah dan urin

Darah digunakan untuk pemeriksaan lab rutin dan pemeriksan darah

khusus seperti darah lengkap potassium glikosa amylase.

2) Pemeriksaan rongent

Pemeriksan ronget sevikal,thoraks anteroposterior dan pelvis adalah

pemeriksaan yang harus dilakuakn pada penderita dengan multitrauma,

mungkin berguna untuk mengetahui udara ekstraliminal di

retroperitoneum atau udara bebas dibawah diagfragma, yang keduanya

memerlukan.
6. Pemeriksan penunjang

a. Pemeriksaan Rontgen

Pemeriksaan rontgen servikal lateral,toraks anteroposterior (AP),dan pelvis.

b. Diagnostik peritoneal lavage (DPL)

Merupakan tes ceapat dan akurat yang dugunakan untuk mengidentifikasi cedera

intra-abdomen setelah trauma tumpul pada pasien hipotensiatau tidak responsif tanpa

indikasi yang jelas untuk eksplorasi abdomen. Pemeriksaan ini dilakukan oleh tim

bedah yang merawat penderita dengan hemodinamik abdomen dan menderita

multitrauma, teristimewa kalau terdapat situasi sebagai berikut:

1) Perubahan sensorium –cedera kepal, intoksikasi alkohol,pengginaan obat

terlarang

2) Perubahan perasaan – cedera jaringan saraf tulang belakang

3) Cedera pada struktur berdekatan- tulangiga bawah,panggul, tulang belakang dari

pinggang bawah (lumbar spine)

4) Pemeriksaan fisik yang meragukan

5) Antisipasi kehilangan kontak panjang dengan pasien

c. Ultrasoud diagnostik (USG)

USG digunakan untuk evaluasi pasien dengan trauma tumpul abdomen tujuan

evalusai USG untuk mencari inraperitineal bebas.

d. Computed tomography abdomen (CT scan abdomen)

CT adalah metode yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi pasien dengan

trauma abdomen tumpul yng stabil.


B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas pasien dan penanggung jawab

b. Riwayat kesehatan

1) Riwayat kesehat sekarang

2) Riwaya dahulu

3) Riwayat kesehat kelurga

c. Pengkajian primer

1) Airway

Membuka jalan nafas penggunakan menggunakan teknik head tilt chin lift atau

menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah benda asing yang

mengakibatkan tertutupnya jalan nafas. Muntahan, makanan, darah atau benda

asing lainnya.

2) Breathing

Memeriksa pernapasan dengan cara“lihat, dengar, rasakan’, selanjutnya

pemeriksaan status respirasi klien.Kontrol jalan nafas pada penderita trauma

abdomen yang airway terganggu karena faktor mekanik, ada gangguan ventilasi

atau ada gangguan kesadaran, dicapai dengan intubasi endotrakeal.Setiap

penderita trauma diberikan oksigen.Bila tanpa intubasi, sebaiknya diberikan

dengan face mask.Pemakaian pulse oximeter baik untuk menilai saturasi O2

yang adekuat.

3) Circulation

Jika pernafasan pasien cepat dan tidak adekuat, maka berikan bantuan

pernafasan.Resusitasi pasien dengan trauma abdomen penetrasi dimulai segera


setelah tiba. Cairan harus diberikan dengan cepat. NaCl atau Ringer Laktat

dapat digunakan untuk resusitasikristaloid.Rute akses intravena adalah penting,

pasang kateter intravena perifer berukuran besar (minimal 2) di ekstremitas atas

untuk resusitasi cairan. Pasien yang datang dengan hipotensi sudah berada di

kelas III syok (30-40% volume darah yang hilang) dan harus menerima produk

darah sesegera mungkin, hal yang sama berlaku pada pasien dengan perdarahan

yang signifikan jelas. Upaya yang harus dilakukan untuk mencegah hipotermia,

termasuk menggunakan selimut hangat dan cairan prewarmed.

4) Disability

Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat.Yang dinilai

disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.

5) Exposure

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan cara menggunting

untuk memeriksa dan evaluasi penderita. Paparan lengkap dan visualisasi head-

to-toe pasien adalah wajib pada pasien dengan trauma abdomen penetrasi. Ini

termasuk bagian bokong, bagian posterior dari kaki, kulit kepala, bagian

belakang.

d. Pengkajian sekunder

1) Aktivitas / istirahat

2) Sirkulasi

3) Integritas ego

Perubahn tingka laku atau kepribadian

4) Eliminasi

Inkotenesia kandung kemih/usus atau mengalimi gangguan fungsi

5) Makanan dan cariaran


6) Neurosensori

7) Nyeri dan kenyamanan

8) Pernapasani

Perubahan pola nafas

9) Keamanan

10) Interaksi sosial

11) Penyuluhan / pembelajaran

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawtan yang biasanya muncul pada pasien dengan trauma abdomen

(nanda 2015 jilid 3)

1) Nyeri akut b.d trauma / diskontinuitas jaringan

2) Kerusakan integritas kulit b.d cedera tusuk

3) Risiko infeksi b.d kerusakan pada intergritas kulit

3. Nursing care plan / intervensi

no Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi

1 Nyeri akut Noc Nic

Definisi:pengalaman 1) Pain level Pain management

sensorik dan emosional 2) pain control 1. lakukan pengkajian nyeri

yang tidak menyenangkan 3) comfort level secara komprehensif

yang muncul akibat kriteria hasil: termasuk lokasi,

kerusakan jaringan yang 1) mampu mengontrol nyeri karakteristik,durasi

aktual atau potensial atau ( tahu penyebab nyeri, frekuensi,kualitas, dan

digambarkan dalam hal mampu menggunakan faktor presipitas.


kerusakan sedemikian rupa tehknik non farmakologi 2. Gunakan teknik

( interanation association untuk mengurangi nyeri, komunikasi terapeutik

for the studyof mencari bantuan) untuk mengetahui

pain).awetan yang tiba-tiba 2) melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri pasien

atau lambat dari intervensi berkurang dengan 3. Bantu pasien dan keluarga

ringan sampay berat menggunakan manajemen untuk mncari dan

dengan akhir yang dapat nyeri menemukan dukungan

diantisipasi atau diprediksi 3) mampu mengenali nyeri 4. Ajarkan tentang teknik non

dan berlangsung <6 bulan. (skala, intensitas, farmakologi

frekuensi, dan tanda nyeri 5. Berikan analgetik untuk

4) menyatakan rasa nyaman mengurangi nyeri

setelah nyeri berkurang 6. Tingkatkan istirahat

7. Kolaborasi dengan dokter

jiks ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak

berhasil

2 Kerusakan integeritas kulit Noc Nic

Definisi: perubahn/ 1. Tissue integrity ; skin Pressure management

gangguan epidermis dan/ and mucous 1. Ajurkan pasien untuk

atau dermis 2. Membranes menggunakan

Batasan karakteristik 3. Hemodyalis akses pakayan longgar

1. Kerusan lapisan kulit Kriteria hasil 2. Jaga kebersihan kulit

(dermis) 1. Integritas kulit yang baik agar tetap bersih dan

2. Gangguan permukan kuli bisa dipertahan kan kering

(epidermis) (sensasi, elastisitas, 3. Mobilisai pasien(


3. Invasi strukstur tubuh temperatur, hidrasi ubah posis pasien

pigmentasi) setiap duajam sekali)

2. Tidak ada luka/ lesi pada 4. Oleskan lotion atau

kulit minyak /baby oil pada

3. Perfusi jaringan baik daerah yang tertekan

4. Menunjukkan 5. Monitor aktivitas

pemahaman dalam proses danmobilisasi pasien

perbaikan kulit dan

mencegah terjadinya

sedera berulang

5. Mampu melindungi kulit

dan mempertahankan

kelembaban kulit dan

perawatan almi

3 Resiko infeksi Noc Nic

Definisi: mengalami Immune status Infection control( kontrol

peningakatan resiko Knowledge:infection control infeksi)

teserang organisme Risk control 1. Bersihkan lingkungan

patogenik. Kriteria hasil: serta dipakai pasien

1. Klien bebas dari tanda dan 2. Pertahankan teknik isolasi

gejala infeksi 3. Batasi pengunjung

2. Mendeskripsikan proses 4. Berikan terapi antibiotik

penularan penyakit,faktor bila perlu infection

yang mempengaruhi protection (proteksi


penularan serta tehadap infeksi )

penetalaksanaannya 5. Ajarkan pasien untuk

3. Menunjukan kemampuan tandadan gejala infeksi

untuk mencega timbulnya 6. Intruksikan pasien untuk

infeksi minum antibiotik sesuai

4. Jumlah leukosit dalam resep

batas normal 7. Ajarkan cara menghindari

5. Menunjukan perilaku infeksi

hidup sehat 8. Lapokan kecurigaan

infeksi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Trauma adalah cedera fisik dan psikis atau kekerasan yang mengakibatkan cedera.
Trauma abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat
menyebabkan perubahan fisoplogi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan
imonologi dan gangguan faal berbagi organ
Primary Survey
a. Airway: Membuka jalan nafas penggunakan menggunakan teknik head tilt chin
lift
b. Breathing : Memeriksa pernapasan dengan cara“lihat, dengar, rasakan’,
selanjutnya pemeriksaan status respirasi klien.
c. Circulation : Jika pernafasan pasien cepat dan tidak adekuat, maka berikan
bantuan pernafasan.
d. Disability : Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat.Yang
dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil.
e. Exposure : Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan cara
menggunting untuk memeriksa dan evaluasi penderita.

B. Saran
Kami sadar bahwa makala ini jauh dari sempurna, hal ini karena keterbatasan
kekmampuan dan pengetahuan kmi oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritikan dan saran yang bersifat membangun dari itu para pembaca.semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif amin huda,s.kep,nes. & kusumah hardi,s.kep,ns. 2015. nic-noc.

jogjakarta: media action

Smeltzer suzanne C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Brunner &

Suddarth bahasa indonesia ,VOL 3. jakarta:EGC

https://.slideshare.net/mobile/noveldypitna/makalah-trauma-abdomen

Anda mungkin juga menyukai