Keperawatan Anak
Oleh :
Nama : Sugiarti
NPM : 230103096
A. Pengertian
Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri
dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue yang ditandai oleh renjatan atau
dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa
demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi
Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes
B. Penyebab
serotipe lain tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
1
dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Kusuma
2015).
asam dan basa, mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi atau hantaran,
membawa panas tubuh dari pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk
pembuluh, darah akan tetap encer. Tetapi bila berada di luar pembuluh
Pada orang dewasa dan anak-anak sel darah merah, sel darah putih,
dan sel pembeku darah dibentuk dalam sumsum tulang. Sumsum seluler
yang aktif dinamakan sumsum merah dan sumsum yang tidak aktif
2
dinamakan sumsum kuning. Sumsum tulang merupakan salah satu organ
yang terbesar dalam tubuh, ukuran dan beratnya hampir sama dengan
hati.
D. Patofisiologi
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
(Murwani 2018).
jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue
inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus akan masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pertama tama yang terjadi adalah
mual, nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik
merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi
3
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati atau hepatomegali
(Murwani 2018).
aktivasi C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya
peritonium, pleura, dan perikardium yang pada otopsi ternyata melebihi cairan
mencegah terjadi edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak
4
anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi
5
E. Pencegahan
kasus DHF.
penularan tinggi.
a) Menggunakan insektisida.
6
b) Tanpa insektisida
Caranya adalah:
10 hari).
halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain
F. Pengobatan
Dasar pelaksanaan penderita DHF adalah pengganti cairan yang hilang sebagai akibat
mengakibatkan kebocoran plasma. Selain itu, perlu juga diberikan obat penurun
tanpa syok sedangkan pada derajat III dan derajat IV maka anak
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air sirup,
7
a) Berikan hanya larutan isotonik seperti ringer laktat atau asetat.
tiap 6 jam.
cairan.
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit
a. Pengumpulan data
b. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
8
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan
ke-3 dan ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan
konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan persendian, nyeri ulu hati, dan
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya
e. Riwayat Imunisasi
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik
yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak
g. Kondisi Lingkungan
kurang bersih (seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar)
h. Pola Kebiasaan
9
2) Eliminasi (buang air besar): kadang-kadang anak yang
5) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
lemah, nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta takanan darah
menurun.
10
ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.
j. System Integumen
k. Pemeriksaan Laboratorium
11
5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia,
2. Diagnosa Keperawatan
napas
12
g. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
3. Intervensi
13
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik jika
perlu
2 Hipertemia Tujuan : Observasi :
berhubungan dengan - Suhu tubuh tetap berada - Identifikasi
proses penyakit pada rentang normal penyebab
Kriteria hasil : hipertermia
- Menggigil menurun - Monitor suhu
kulit merah menurun tubuh
- Tekanan darah membaik - Monitor kadar
elektrolit
- Monitor
haluaran urine
Terapeutik
- Sediakan
lingkungan yang
dingin
- Longgarkan
atau lepaskan
pakaian, basahi
dan kipasi
permukaan
tubuh
- Lakukan
pendidikan
eksternal( mis
kompres singim
pada dahi, leher,
abdomen,
aksila)
- Hindari
pemberian
antipiretik atau
aspirin
Edukasi:
- Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi :
- Pemrian cairan
dan elektrolit
intravena
3 Nyeri akut Tujuan : Observasi :
berhubungan dengan - Diharapkan nyeri yang - Identifikasi
cedera fisiologis dirasakan klien lokasi,karateristi
14
berkurang k, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi
- Keluhan nyeri menurun kualitas
- Meringis menurun - Identifikasi
- Gelisah menurun skala nyeri
- Pola nafas membaik - Identifikasi
respon nyeri non
verbal
- Identifikasi
factor yang
meperberat dan
memperingan
nyeri
Terapeutik :
- Berikan non
farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri ( mis,
terapi music,
kompres hangat
dingin/ hangat)
- Control
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri
- Fasilitasi
istirahat
Edukasi :
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
4 Deficit nutrisi Tujuan : Observasi :
berhubungan dengan - Anoreksia dan - Identifikasi
factor psikologis kebutuhan nutrisi dapat status nutisi
( keengganan untuk teratasi - Identifikasi
makan) Kriteria hasil : alergi dan
15
- Porsi makanan yang intoleransi
dihabiskan meningkat makanan
- Frekuensi makan - Identifikasi
membaik makanan yang
- Nafsu makan membaik disukai
- Monitor asupan
makan
- Monitor berat
badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan
makanan tinggi
kalori dan tinggi
protein
- Berikan
suplemen
makanan, jika
perlu
Kolaborasi :
- Pemberian
medikasi
sebelum makan
5 Hipovelemia Tujuan : Observasi :
berhubungan dengan - Gangguan volume - Periksa tanda
peningkatan cairan tubuh dapat dan gejala
permeabilitas kapiler teratasi hipovolemia
Kriteria Hasil : (mis, frekuensi
- Turgor kulit meningkat nadi meningkat,
- Output urine meningkat nadi terasa
- Tekanan darah dan nadi lemah, tekanan
membaik darah menurun,
tekanan nadi
menyempit,
turgor kulit
menurun,
membran
mukosa kering,
volume urin
16
menurun,
hematokrit
meningkat, haus
lemah)
- Monitor intae
dan output
cairan
Terapeutik :
- Berikan asupan
cairan oral
Edukasi
- Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan
oral
- Kolaborasi
pemberian
cairan IV
isotonis (mis,
NaCl, RL)
- Kolaborasi
pemberian
cairan IV
hipotonis (mis,
glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
- Kolaborasi
pemberian
cairan koloid
(mis, albumin,
plasmanate)
Kolaborasi :
- Pemberian
produkdarah bila
perlu
17
- Frekuensi nafas nyaman dan
membaik rendah stimulus
(mis, cahaya,
suara,
kunjungan)
- Berikan
aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi
- Anjurkan tirah
baring
- Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertaha
- Anjurkan
menghubungi
perawat jika
tanda dan
gejala kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi:
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk asupan
makanan
8 Deficit pengetahuan Tujuan : Observasi :
berhubungan dengan - Pengetahuan klien dan - Identifikasi
kurang terpapar keluarga betambah\ kesiapan dan
informasi Kriteria Hasil: kemampuan
- Kemampuan menerima
menjelaskan informasi
pengetahuan tentang Edukasi :
suatu topic meningkat - Jelaskan factor
- Perilaku sesuai dengan resiko yang
pengetahuan meningkat dapat
- Persepsi yang salah mempengaruhi
terhadap masalah kesehatan
menurun - Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
18
4. Implementasi
5. Evaluasi
19
20
DAFTAR PUSTAKA
21