Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

Aegypti dan dapat menyerang semua orang terutama anak-anak dan dapat

menyebabkan kematian (Departemen Kesehatan RI, 2000).

Sedangkan menurut Smeltzer 2001, mendefinisikan bahwa Dengue Hemoragic

Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh vektor virus yang dibawa oleh

nyamuk Aedes Aegypti.

Demam Berdarah Dengue (dengue haemorhagie fever) ialah penyakit yang

terdapat pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi,

yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Demamberdarah dengue

disebabkan oleh beberapa virus dengue yang dibawa arthropoda. Demam berdarah

dengue ini dapat menimbulkan manifestasi perdarahan dan cenderung terjadi syok

yang dapat menimbulkan kematian (Hendarwanto, 2000).

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti.(Suriadi,Rita Yuliani,2006 : 57 ). Demam berdarah dengue adalah

penyakit demam akut yang disebabkan oleh 4 tipe serotipe virus dengue dan

ditandai dengan 4 gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

perdarahan, hepatomegali, dan tanda tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya

7
Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
8

renjatan ( sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang

dapat menyebabkan kematian.(Abdul Rohim,dkk,2002 : 45)

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Dengue

Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk

Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok

serta dapat menimbulkan kematian.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Sel-sel darah ada 3 macam, yaitu :

a. Eritrosit ( Sel Darah Merah)

Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensiasi jauh dan

mempunyai fungsi khusus untuk transport oksigen. Pada pria jumlah

eritrosit 5-5,5 juta/mmk dan wanita 4,5-5 juta/mm3.

b. Leukosit (Sel Darah Putih)

Sel darah putih yang mengandung inti, normalnya 5000-9000/mm3.

Lekosit ikut serta dalam pertahanan seluler dan hormonal (zat setengah

cair) organism asing dan melakukan fungsinya di dalam jaringan ikat,

melakukan gerakan amuboid, membantu untuk menerobos dinding

pembuluh dahrah ke dalam jaringan ikat.

c. Trombosit (Sel Pembeku Darah)

Keping ddarah berwujud cakram. Protoplasmanya kecil yang dalam

peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya bervariasi antara 200.000-

300.000/mm3 darah. Fungsi trombosit penting dalam pembekuan darah.

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
9

Jika pembuluh darah terpotong, trombosit dengan cepat menggumpal melekat satu

sama lain dan menjadi fibrin. Masa trombosit menggumpal dan fibrin adalah dasar

untuk pembekuan.

(Encyclopaedia Britannica, 2006)

Gambar 2.1 Anatomi Darah

2. Struktur Sel :

a. Membran Sel (Selaput Sel)

Membran sel merupakan struktur elastis yang sangat tipis, tebalnya hanya

7,5-10nm (nano meter). Hampir seluruhnya terdiri dari keping0keping

halus gabungan protein lemak yang merupakan tempat lewatnya berbagai

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
10

zat yang keluar masuk sel. Membran ini bertugas untuk mengatur hidup sel

dan menerima segala bentuk rangsangan yang datang.

b. Plasma (Sitoplasma)

Bahan-bahan yang terdapat dalam plasma adalah bahan anorganik (garam,

mineral, air, oksigen, karbon dioksida dan amoniak), bahan organis

(karbohidrat, lemak, protein, hormon, vitamin dan asam nukleat) dan

peralatan sel yang disebut organes sel yang terdiri dari ribosom, retikulum

endoplasma, mitokondria, sentrosom, alat golgi, lisosom dan nukleus.

C. ETIOLOGI

Pada umumnya masyarakat kita mengetahui penyebab dari Dengue

Hemoragic Fever adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus dengue

mempunyai 4serotive, yaitu: 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk Aedes

Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup di kawasan tropis dan berkembang biak pada

sumber air yang tergenang (Smeltzer, 2001). Virus dengue berbentuk batang,

bersifat termoragil, sensitif terhadap inaktivitas oleh diatiter dan natrium

diaksikolat, stabil pada suhu 70ºC. Keempat serotive tersebut telah di temukan

pula di Indonesia dengan serotive ke 3 sebagai serotive yang paling banyak

(Hendarwanto, 2000).

Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus

dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus

merupakan virus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam ribonukleat rantai

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
11

tunggal dengan berat molekul 4 x 106.

Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang

semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue.

Keempat serotipe ditemukan di indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe

terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotipe dengue dengan flavivirus lain

seperti yellow fever, japanese encehphalitis dan west nille virus.

Dalam laboratorium virus dengue dapat bereplikasi pada hewan mamalia

seperti tikus, kelinci,anjing, kelelawar, dan primate. Survei epidemiologi pada

hewan ternak di dapatkan antibodi terhadap virus dengue pada hewan kuda, sapi

dan babi. Penelitian pada artropoda menunjukkan virus dengue dapat bereplikasi

pada nyamuk genus aedes ( stegomyia ) dan toxorhynchites. ( Suhendro,2007 :

1709 ).

D. PATOFISIOLOGI

Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi

pertama kali memberikan gejala sebagai Dengue Fever (DF).

Pasien akan mengalami keluhan dan gejala seperti demam, sakit kepala, mual,

nyeri otot, pegal seluruh tubuh, hiperemia di tenggorokan, timbulnya ruam dan

kelainan yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening,

pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali).

Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat pada infeksi oleh virus.

Reaksi yang amat berbeda akan tampak bila seseorang mendapat infeksi berulang

dengan tipe virus dengue berlainan. Kemudian timbullah apa yang disebut

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
12

Secondary Heterologow Injection atau The Seguential Infeltion hipothesisi, yaitu

seseorang yang terkena DHF bila telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat

infeksi berulang virus dengue lainnya. Re-infeksi ini akan mengakibatkan suatu

reaksi anamnesiv antibodi. Sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks virus

antibodi yang tinggi.

Terdapat kompleks antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan hal

sebagai berikut:

1. Aktivitas sistem komoplemen sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang

menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi pembesaran

plasma di ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler.

2. Agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini akan mengakibatkan

kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi sel trombosit muda

dari sum-sum tulang.

3. Kerusakan sel endotel pembuluh darah akan merangsang atau

mengaktivisi pembekuan. Kegiatan faktor pembekuan yaitu:

a. Peningkatan permeabilitas kapiler, mengakibatkan berkurangnya

volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan

hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok).

b. Kelainan hemostasis yang disebabkan oleh vaskulopati,

trombositopenia dan koagulopati.

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
13

E. TANDA DAN GEJALA

Masa tunas 3-5 hari tetapi rata-rata 5-8 hari. Gejala klinis timbul secara

mendadak. Adapun tanda dan gejala DHF adalah sebagai berikut:

1. Demam mendadak disertai gejala klinik yang tidak spesifik:

b. Anoreksia

c. Nyeri punggung

d. Nyeri perut

e. Nyeri sendi dan otot

f. Nyeri kepala hebat

g. Nyeri di belakang kepala

h. Demam terjadi 2-7 hari (demam ringan atau tinggi dengan suhu >

39oC)

2 Hepatomegali

3 Manifestasi perdarahan muncul hari ke 2 dan 3.

a. Uji turniguet (+)

b. Petechie (seluruh anggota gerak, ketiak, wajah dan gusi)

c. Epitaksis

d. Perdarahan (gusi, hidung, perdarahan saluran cerna dan perdarahan dalam

urine)

e. Hemotemesis

f. Melena

4 Hasil pemeriksaan darah (ditemukan pada hari ke 3 sampai 7) Kenaikan nilai

hematokrit (konsentrasi sel darah) 20%

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
14

5 Manifestasi lain

a. Nyeri epigastrium

b. Nyeri menelan

c. Nyeri di tulang rusuk kanan atau di seluruh tubuh

d. Kadang demam mencapai 40-41oC

e. Pada bayi terjadi kejang demam

f. Mual-mual dan muntah

g. Bintik-bintik perdarahan di tenggorokan dan selaput benang mata.

6 Renjatan menjadi berat dan terjadi DSS (Dengue Syok Syndrome)

a. Nadi lemah dan cepat dan kecil sampai tak teraba

b. Sianosis disekitar mulut, yang jari tangan dan kaki

c. Kulit teraba dingin dan lembag terutama darah akral seperti ujung hidung,

jari dan kaki

d. Tekanan darah turun menjadi 20 mmHg atau kurang

e. Capillary revil lebih dari dua detik

f. Leucopenia kurang dari 500 mm3

g. Gelisah bahkan kesadaran menurun

h. Oliguria sampai anuria

Keadaan DSS yang tidak seagera ditangani maka dalam waktu 12-24 jam

penderita akan meninggal.

Gejala klinis DHF menurut patokan WHO, 1985:

1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab

yang jelas.

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
15

2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji turniguet positif dan

adanya salah satu bentuk perdarahan lain seperti petekia, ekimosis,

epitaksis, perdarahan gusi, melena dan hematemesis.

3. Pembesaran hati dan nyeri tanpa ikterus.

4. Dengan atau tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam

biasanya mempunyai progrmosis yang buruk.

5. Kenaikan nilai Ht atau hemakonsentrasi yaitu sekitar 20%.

Berdasarkan WHO, Demam Berdarah Dengue dibagi menjadi

empat derajat sebagai berikut :

a. Derajat I

Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya

berupa torniket tes yang positif.

b. Derajat II

Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.

c. Derajat III

Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah,

tekanan nadi menurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit

yang dingin dan lembab, gelisah (tanda – tanda awal renjatan).

d. Derajat IV

Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur.

(Ngastiyah, 2005).

Tanda dan Gejala Lainnya dari Dengue Hemoragic Fever (DHF)

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
16

1. Masa Inkubasi

Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus dengue ke

dalam kulit, terdapat masa laten yang berlangsung 4-5 hari diikuti oleh

demam, sakit kepala dan malaise.

2. Demam

Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2-7 hari kemudian

turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan

berlangsung demam, gejala-gejala klinik yang tidak spesifik misalnya

anoreksia. Nyeri punggung, nyeri tulang dan persediaan, nyeri kepala dan

rasa lemah dapat menyetainya

3. Perdarahan

Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dari demam dan umumnya

terjadi pada kulit dan dapat berupa uji tocniquet yang positif mudah terjadi

perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura.

Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian

atas hingga menyebabkan haematemesis.

Perdarahan gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang

hebat.

4. Hepatomegali

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
17

Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada

anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari

hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan

akan tejadi renjatan pada penderita

5. Renjatan (Syok)

Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita,

dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab,

dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar

mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan

prognosis yang buruk.

6. Gejala klinik lain

Nyeri epigastrum, muntah-muntah, diare maupun obstipasi dan kejang-

kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan akan

terjadinya perdarahan gastrointestinal dan syok.

7. ( Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002 ).

PENGKAJIAN

Identitas

Umur, jenis kelamin, tempat tinggal bisa menjadi indicator terjadinya

DHF

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
18

Riwayat kesehatan

Keluhan utama

Panas

Riwayat kesehatan sekarang

Panas tinggi, nyeri otot, dan pegal, ruam, malaise, muntah, mual, sakit

kepala, sakit pada saat menelan, lemah, nyeri pada efigastrik, penurunan

nafsu makan,perdarahan spontan.

Riwayat kesehatan dahulu

Pernah menderita yang sama atau tidak

Riwayat kesehatan keluarga

Adanya anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama dan

adanya penyakit herediter (keturunan).

Pemeriksaan fisik

System pernapasan

Sesak, epistaksia, napas dangkal, pergerakan dinding dada, perkusi,

auskultasi

System cardivaskular

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
19

Pada grade I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif,

trombositipeni.

Pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat (tachycardia),

penurunan tekanan darah (hipotensi), cyanosis sekitar mulut, hidung dan

jari-jari.

Pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

System neurologi

Nyeri pada bagian kepala, bola mata dan persendian. Pada grade III pasien

gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat terjadi

DSS

System perkemihan

Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan

mengungkapkan nyeri saat kencing, kencing berwarna merah

System pencernaan

Perdarahan pada gusi, Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri

tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran pada hati

(hepatomegali) disertai dengan nyeri tekan tanpa diserta dengan ikterus,

abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat

menelan, dapat muntah darah (hematemesis), berak darah (melena).

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
20

System integument

Terjadi peningkatan suhu tubuh (Demam), kulit kering, ruam

makulopapular, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi

bintik merah seluruh tubuh/ perdarahan dibawah kulit (petikie), pada grade

III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.

F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Medis

Pada dasarnya pengobatan pasien DHF bersifat simptomatis dan suportif.

Pengobatan terhadap virus ini bersifat menunjang agar pasien dapat

bertahan hidup.

1. DHF Tanpa Renjatan

Pada pasien ini diberikan banyak minum, yaitu 1 ½ liter, 2 liter dalam 24

jam. Dapat diberikan teh manis, sirop, susu dan bila mau lebih baik oralit. Jika

anak tidak mau minum sesuai yang dianjurkan tidak dibenarkan pemasangan

sonde karena resiko merangsang terjadinya perdarahan. Keadaan hiperpireksia di

atasi luminal atau anti konvulsan lainnya. Luminal diberikan dengan dosis: anak

kurang 1 tahun 50 mg IM, anak lebih 1 tahun 75 mg jika 15 menit kejang belum

berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/BB. Anak di atas 1 tahun diberi

50 mg di bawah 1 tahun 30 mg, dengan memperhatikan adanya depresi fungsi

vital.

Infuse diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan dilaksanakan apabila :

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
21

a. Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga

mengencam terjadinya dehidrasi atau hematokrit yang cenderung

meningkat.

b. Nilai hematokrit menentukan apakah pasien perlu diberikan infuse atau

tidak.

2. DHF Disertai Renjatan

Pasien yang mengalami syok harus segera dipasang infuse sebagai

pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma cairan yang diberikan

ringer laktat. Jika pemberian cairan tidak ada respon, diberikan plasma atau

plasma ekspaner banyaknya 20 – 30 ml/kg BB. Pada pasien dengan renjatan berat

pembesaran infus harus diguyur. Apabila renjatan telah diatasi nadi sudah teraba,

tekanan sistolik 80 mmHg atau lebih, kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10 ml

kg BB. Kebocoran plasma biasanya terjadi 24 – 48 jam, maka pemberian infuse

dipertahankan sampai 1 – 2 hari lagi waktupun tanda-tanda vitalnya baik.

Pemeriksaan hematokrit perlu dilakukan secara periodik. Kecepatan tetesan

diberikan sesuai dengan keadaan gejala klinis dan nilai hemotokrit. Terapi oksigen

2 liter per menit harus diberikan pada semua pasien syok. Pada pasien dengan

renjatan berat atau renjatan berulang perlu dipasang CVP (Centra Venous

Pressure Pengaturan Tekanan Vena Central) untuk mengukur tekanan vena sentral

melalui safena magna atau vena jugularis dan biasanya pasien dirawat di ICU.

Indikasi pemberian transfuse darah adlah pada penderita dengan perdarahan

gastrointestinal berat dapat diduga apabila nilai Hb dan Ht menurun. Sedangkan

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
22

perdarahannya sendiri telah kelihatan. Dapat memperhatikan keadaan inipun

dianjurkan pemberian darah.

3 Perawatan pasien DHF derajat I

a. Observasi TTV setiap 3 jam terutama tekanan darah dan nadi

b. Pasien perlu istirahat mutlak

c. Perilaku Hb, Ht dan trombosit secara periodic (4 jam sekali)

d. Berikan minum 1 ½ - 2 liter dalam 24 jam jika mau pasien diberi

oralit.

e. Cara memberikan minum sedikit demi sedikit, bila perlu setiap 5 menit

1 sendok makan atau setiap ¼ jam 1/3 gelas.

f. Kompres dingin jika pasien demam

g. Bila tidak terjadi sesuatu setelah dirawat 2-3 hari, dan pasien dalam

keadaan membaik dengan ditandai dengan nafsu makan yang baik,

pasien di pulangkan.

4 Perawatan pasien DHF derajat II

a. Pemberian cara intravena

Bila keadaan pasien sangat lemah infuse sebaiknya dipasang pada dua

tempat karena dalam keadaan renjatan walaupun klem dibuka tetesan

tetap tidak lancar, maka jika dua tempat akan membantu

memperlancar.

b. Observasi TTV

c. Periksa gejala-gejala renjatan seperti nadi menjadi kecil dan cepat,

tekanan darah menurun, nauria atau anak mengeluh sakit perut sekali.

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
23

d. Periksa Hb, Ht dan trombosit secara periodic.

5 Perawatan DHF derajat III (DSS)

a. Pertolongan yang utama adalah mengganti plasma yang keluar dengan

memberikan cairan dan elektrolit biasanya RL dan cara memberikan

diguyur ialah dengan ketepatan 20 ml/kg BB. Karena darah kehilangan

plasma maka alirannya menjadi sangat lambat maka dapat dimasukkan

cairan secara paksa dengan menggunakan spuit 20-30 cc. Sebanyak

100-200 ml melalui slang infuse.

b. Bila pasien dipsneu, pasien dapat dibaringkan semi-fowler dan

diberikan oksigen.

c. Observasi TTV dilakukan setipap 15 menit.

d. Periksa gejala-gejala renjatan, renjatan biasanya sering diawali dengan

gejala anemia, untuk memantau output urine dapat dipasang kateter.

e. Periksa Hb, Ht dan trombosit secara periodik.

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
24

G. PATHWAY
Virus Dengue

Viremia

Hipertermi Hepatomegali Depresi Sumsum Permeabilitas


Tulang Kapiler Meningkat

Anoreksia, Manifestasi Permeabilitas


Muntah Perdarahan Kapiler Meningkat

Hippovolemia

Perubahan Nutrisi
Kurang dari Resiko syok
Kebutuhan Hippovolemi EfusiPleura
Ascites
Hemokonstric
Resiko
Perdarahan
Syok Perubahan Perfusi
Resiko Tinggi
kekurangan Jaringan Perifer
volume cairan
Kematian

Sumber : Cristian Effendy, 2000


Gambar 2.2 Pathway

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
25

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan

aktif (mual, muntah).

2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (uremia)

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (proses patologis

penyakit)

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual

muntah.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
26

I. INTERVENSI

3.1 Tabel Intervensi Keperawatan


NO DIAGNOSA NIC NOC

1 Kurangnya Tujuan : Setelah dilakukan NIC : Fluid Management (

volume tindakan keperawatan selama proses Pengaturan Cairan)

cairan keperawatan diharapkan ketuban 1. Menghitung Balance Cairan

berhubungan cairan dan elektrolit terpenuhi 2. Memonitor Status Hidrasi

dengan dengan Kriteria Hasil : 3. Memonitor Vital Sign

kehilangan NOC : Fluid Balance 4. Memonitor Cairan/makanan.

volume (Keseimbangan Cairan) 5. Kolaborasikan pemberian

cairan aktif. Indikator Awal Tujuan cairan IV

Mempertahan 2 5 6. Berikan terapi sesuai

kan urine program

output sesuai

usia

Vital sign 2 5

dalam batas

normal

Tidak ada 2 5

tanda-tanda

dehidrasi,

elastisitas

rurgor kulit

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
27

baik.

Membran

mukosa

lembab, tidak

ada rasa haus

yang

berlebihan

Keterangan :

1. Keluhan Ekstrim

2. Keluhan Berat

3. Keluhan Sedang

4. Keluhan Ringan

5. Tidak Ada Keluhan

2 Hipertermia Tujuan : Setelah dilakukan NIC : Fever

berhubungan tindakan keperawatan selama proses treatment ( perawatan

dengan keperawatan diharapkan suhu tubuh demam )

proses dalam rentang normal (36,5oC) 1. Memonitor suhu sesering

penyakit dengan Kriteria Hasil : mungkin

(uremia) NOC : Thermoregulation 2. Memonitor IWL

(termoregulasi) 3. Beri cairan IFIV 30 tpm

Indikator Awal Tujuan4. Beri antipiretik

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
28

Suhu tubuh 2 5 5. Beri kompres hangat pada

dalam rentang lipat paha dan lipat aksila

normal (36’5)

Nadi dan RR 2 5

dalam batas

normal

(80x/menit dan

15-20 x/menit)

Tidak ada 2 5

perubahan

warna kulit dan

tidak ada pusing

Keterangan :

1. Keluhan Ekstrim

2. Keluhan Berat

3. Keluhan Sedang

4. Keluhan Ringan

5. Tidak Ada Keluhan

3 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan NIC : Pain management

berhubungan keperawatan selama proses (Penanganan nyeri)

dengan agen keperawatan diharapkan rasa nyeri 1. Kaji secara komprehensif

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
29

injuri berkurang dengan kriteria hasil : tentang nyeri meliputi lokasi,

biologis NOC : Pain Control ( Kontrol nyeri karakteristik dan

(proses ) durasi frekwensi,

patologis Indikator Awal Tujuan kualitas/beratnya nyeri.

penyakit) Mengenal 2 5 2. Observasi, isyarat-isyarat non

faktor penyebab verbal dan ketidaknyamanan

nyeri khususnya dalam

Menggunakan 2 5 ketidakmampuan untuk

metode komunikasi secaa efektif.

pencegahan non 3. Gunakan komunikasi

analgetik terapeutik agar pasien dapat

(relaksasi) mengekspresikan nyeri.

Mengenali 2 5 4. Evaluasi tentang keefektifan

gejala nyeri dan tindakan mengontrol

(gelisah, nyeri yang telah digunakan.

ekspresi wajah, 5. Kontrol faktor-faktor

merintih) lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon pasien

Keterangan : terhadap ketidaknyamanan.

1. Keluhan Ekstrim 6. Tingkatan tidur/istirahat yang

2. Keluhan Berat cukup.

3. Keluhan Sedang

4. Keluhan Ringan

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
30

5. Tidak Ada Keluhan

4 Perubahan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan NIC : Nutrition management

nutrisi keperawatan selama proses (Manajemen nutrisi)

kurang dari keperawatan diharapkan nutrisi


1. Monitor adanya

kebutuhan pasien terpenuhi dengan kriteria penurunan BB.

tubuh hasil : 2. Monitor interaksi

berhubungan NOC : Nutritial status food dan fluid anak/orang tua selama

dengan mual intake makan.

muntah. Indikator Awal Tujuan3. Monitor kulit kering

Adanya 2 5 dan perubahan pigmentasi

peningkatan BB monitor turgor kulit

sesuai tujuan 4. Monitor pucat,

(BB dan TB kemerahan dan kekeringan

ideal) dan konjungtiva.

BB ideal sesuai 2 5

dengan TB

Mampu 2 5

mengidentifikas

i kebutuhan

nutrisi

Tidak ada 2 5

tanda-tanda

malnutrisi

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
31

Mampu 2 5

menunjukan

fungsi

pengecapan

menelan

Tidak terjadi 2 5

npenurunan BB

yang berarti

Keterangan :

1. Keluhan Ekstrim

2. Keluhan Berat

3. Keluhan Sedang

4. Keluhan Ringan

5. Tidak Ada Keluhan

5 Kurang Tujuan: Setelah dilakukan NIC : Teaching:

pengetahuan tindakan keperawatan selama proses disease process

berhubungan keperawatan diharapkan


1. Jelaskan patofisiologi dan

dengan pengetahuan pasien dan keluarga penyakit

kurang bertambah dengan kiteria hasil : 2. Gambarkan tanda dan gejala

informasi. NOC : Knowledge, disease yang biasa muncul pada

process penyakit dengan cara yang

Indikator Awal Tujuan benar

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
32

Pasien dan 2 5 3. Gambarkan proses penyakit

keluarga dengan cara yang tepat

mengatakan 4. Sedangkan informasi pada

tentang pasien tentang kondisi

pemahaman, dengan cara yang tepat

kondisi, 5. Diskusikan perubahan gaya

prognosis dan hidup yang tepat.

program

pengobatan

Pasien dan 2 5

keluarga

mampu

program/prosed

ur pengobatan

secara benar

Pasien dan 2 5

keluarga

mampu

menjelaskan

kembali apa

yang dijelaskan

oleh perawat/

tim kesehatan

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
33

lainya

Keterangan :

1. Keluhan Ekstrim

2. Keluhan Berat

3. Keluhan Sedang

4. Keluhan Ringan

5. Tidak Ada Keluhan

Asuhan Keperawatan Dengan..., TARUNA RIQI MAULANA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Anda mungkin juga menyukai