Anda di halaman 1dari 4

Eliminasi Alvi

Eliminasi Alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa
feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus (Tarwoto dan Wartonah, 2004).
Sistem tubuh yang berperan dalam eliminasi alvi, yaitu :
1. Usus Halus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletah
diantara lambung dan usus besar. Bagian-bagian dari usus halus yaitu; duodenum (usus
dua belas jari), jejunum (usus kosong), ileum (usus penyerapan).

a. Duodenum (usus dua belas jari)


Usus dua belas jari adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
dan menghubungkannya ke usus kosong dengan panjang antara 25-38 cm. bagian
usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus.
b. Jejunum (usus kosong)
Usus kosong adalah bagian kedua dari usus halus, diantara usus dua belas jari dan
usus penyerapan. Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.
c. Ileum (usus penyerapan)
Usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan
manusia ini memiliki panjang sekitar 2-4 meter dan terletak setelah duodenum
dan jejunum dan dilanjutkan oleh usus buntu.
2. Usus Besar
Usus besar adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini
adalah menyerap air dan feses. Bagian-bagian dari usus besar yaitu; kolon, rektum, dan
anus.

a. Kolon
Kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
b. Rektum
Rektum adalah organ terakhir dari usus besar. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan feses sementara.
c. Anus
Anus atau dubur adalah sebuah bukaan dari rektum ke lingkungan luar tubuh

Proses defakasi

Defekasi merupakan proses pengosongan usus yang sering disebut buang air besar. Terdapat
dua pusat yang menguasai reflex untuk defekasi, yang terletak di medula dan sumsum tulang
belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis, sphincter anus bagian dalam akan mengendur
dan usus besar menguncup. Refleks defekasi dirangsang untuk buang air besar, kemudian
sphincter anus bagian luar yang diawasi oleh sistem saraf parasimpatis, setiap waktu menguncup
atau mengendur. Selam defekasi berbagai otot lain membantu prose situ, seperti otot dinding
perut, diafragma, dan otot – otot dasar pelvis.

Secara umum, terdapat dua macam refleks yang membantu proses defekasi, yaitu :

1. Refleks defekasi intrinsik


Refleks defekasi intrinsik dimulai dari adanya zat sisa makanan (feses) di dalam
rektum sehingga terjadi distensi kemudian flexus mesenterikus merangsang gerakan
peristaltik, dan akhirnya feses sampai di anus. Lalu pada saat sphincter internal relaksasi,
maka terjadilah proses defekasi.
Didahului dengan transport feces kedalam rectum>rectum yang penuh
mengakibatkan ketegangan (distensi rektum)>terjadi rangsangan reflex defekasi pada
pleksusu mesentrikus>impuls di transmisikan ke medulla spinalis pars sakralis>otot usus
lain berkontraksi, terjadi peristaltic dikolon asendens, sigmoid, dan rektum>feses
terdorong keluar>sfingter internal melemas tetapi sfingter eksternal (m. levator) relaksasi
secara volunteer, dan tekanan dihasilkan oleh otot-otot abdomen.

2. Refleks defekasi parasimpatis


Refleks defekasi parasintetis dimulai dari adanya proses dalam rektum yang
merangsang saraf rektum, ke spinal cord, dan merangsang ke kolon desenden, kemudian
ke sigmoid, lalu ke rektum dengan gerakan peristaltik dan akhirnya terjadi relaksasi
sphincter internal, maka terjadilah proses defekasi saat sphincter internal berelaksasi.
Feses masuk ke rectum > terjadi ransangan pada saraf rectum > selanjutnya
ransangan ditransmisikan di sepanjang saraf parasimpatis aferen menuju pars sakralis
medulla spinalis > pesan aferen ditransmisikan disepanjang saraf parasimpatis aferen
untuk mencapai kerja otot > menghasilkan kombinasi reflek dan usaha volenter (terjadi
relaksasi sfingter anus, kontraksi otot kolon, kontraksi otot perut dan diafragma, dasar
panggul naik, terjadi defekasi, dan sfingter berkontraksi, mengeluarkan feses).
 Reflek defekasi volenter
Kontraksi otot abdomen dan diafragma > tekanan intraabdomen meningkat > otot
levator anus kontraksi > menggerakkan feses melalui saluan anus > terjadi
defekasi > dipermudah dengan fleksi ototfemur posisi saat defekasi.
Feses terdiri atas sisa makanan seperti selulosa yang tidak direncanakan dan zat
makanan lain yang seluruhnya tidak dipakai oleh tubuh, berbagai macam
mikroorganisme, sekresi kelenjar usus, pigmen empedu dan usus kecil.

http://www.slideshare.net/dealarascynthia/eliminasi-alvi-bab (diakses padatanggal 05


November 2016, pukul 08:24 WIB)

Anda mungkin juga menyukai