Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN ANSIETAS/CEMAS

Di Susun Oleh :
Nama : Mustika Farundina
Kelas : 4B Keperawatan
Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN


Jl. Rawa Buntu No.10 BSD City – Serpong 15318
Kota Tangerang Selatan
2021
STRATEGI PELAKSANAAN : ANSIETAS/KECEMASAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Hasil Wawancara: Klien mengatakan khawatir bahwa setelah operasi matanya
malah tidak bisa melihat sama sekali. Mengeluh jantung berderbar-debar,
susahtidur, mulut kering, gelisah,tangan berkeringat dingin, fokus perhatian hanya
pada setelah operasi, ransang luar tidak mampu diterima, dan lapangan pesepsi
menyempit.
Hasil Observasi: Ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit,
perubahan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah naik), tampak sering nafas
pendek, gerakan tersentak – sentak, meremas- remas tangan dan tampak bicara
banyak dan lebih cepat.
2. Diagnosis
Cemas
3. Tujuan
a. Klien dapat mengenal ancietas.
b. Klien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi.
c. Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untukmengatasi
ancietas.
d. Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya.
b. Kaji kebutuhan rasa aman klien.
c. Sediakan waktu untuk ekspress feeling.
d. Latihan Teknik Relaksasi dan reduksi Stress.
e. Membuat rencana latihan Teknik Relaksasi dan reduksi stress.
f. Mempraktikkan teknik relaksasi dan reduksi stress dalam kehidupan sehari-hari
Fase Orientasi:

“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya D, panggil saya D, saya perawat


yang akan merawat bapak dan datang kerumah bapak seminggu dua kali, yaitu hari
rabu dan Sabtu jam 10.00 pagi. “Nama bapak siapa, suka dipanggial apa?”
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Oh, jadi bapak merasa tidak nyaman?”,
“Baiklah pak, kita akan berbincang-bincang tentang perasaan yang bapak rasakan.
“Berapa lama kita bincang-bincang? “Bagaimana kalau 20 menit”.”Dimana
tempatnya pak? Bagaimana kalau disini saja?”

Fase Kerja:

“Apa yang bapak rasakan?, “Bagaimana perasaan itu bisa muncul?”. “Apa yang
bapak lakukan jka perasaan cemas itu muncul?”. “Oh, jadi bapak mondar-mandir
dan banyak bicara jika perasaan cemas dan tidak nyaman itu muncul”.”Ada
peristiwa apa sebelum ansietas itu muncul? “Atau adakah hal-hal yang bapak
pikirkan sebelumnya?” “Jadi bapak akan merasa cemas jika ada pekerjaan bapak
yang belum bisa bapak selesaikan. Bisa kita diskusikan apa yang membuat
pekerjaan bapak tidak selesai? Oh, jadi bapak merasa beban kerja yang diberikan
diluar kesanggupan bapak untuk menyelesaikannya. . “Apakah sebelumnya bapak
pernah mendapatkan beban kerja yang tinggi pula? Apakah bapak bias
menyelesaikan pekerjaan tersebut? Wah, baik sekali, berarti dulu bapak mampu
menyelesaikan pekerjaan yang banyak. Bagaimana cara bapak menyelesaikan
pekerjaan itu waktu dulu?”.

Fase Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bincang-bincang?”, “Coba bapak sebutkan


lagi apa yang membuat Bapak cemas?” apa perubahan yang bapak rasakan dengan
kondisi kecemasan,”. “Dua hari lagi saya akan datang untuk mengajarkan latihan
relaksasi, jam 10.00 tempatnya disini ya Pak, Sekarang saya pamit dulu
Assalamualaikum Wr Wb.”

Fase Orientasi:

“Assalamualaikum Pak Ahmad, bagaimana perasaan bapak hari ini?’ Apakah bapak
sudah melatih cara mengalihkan situasi untuk menghilangkan kecemasan Bapak?’,
“Sesuai janji kita dua hari yang lalu, hari ini saya datang kembali untuk
mendiskusikan tentang latihan relaksasi dengan tehnik tarik napas dalam.” Berapa
lama kita akan berlatih pak? “Bagaimana jika 20 menit?” Dimana kita diskusi?
“Bagaimana jika di halaman samping?”

Fase Kerja:

Pak, kemarin waktu kita diskusi bapak mengatakan bahwa saat cemas rasanya
seluruh badan bapak tegang, baik fikiran maupun fisik, Nah, latihan relaksasi ini
bermanfaat untuk membuat fisik bapak relak atau santai. Dalam latihan ini bapak
harus memusatkan pikiran dan perhatian bapak pada pernapasan, gerakan
mengembang dan mengempisnya otot dada bapak saat bernapas . Bisa kita mulai
pak?” Sekarang bapak silahkan duduk tegap seperti saya. Pertama-tama: bapak
tarik napas perlahan-lahan, dalam hitungan satu, bapak pikirkan bahwa adara
memasuki bagian bawah paru-paru bapak, pada hitungan dua bapak bayangkan
udara mengisi bagian tengah paru-paru bapak dan pada hitungan tiga bapak
bayangkan seluruh paru-paru bapak sudah terisi dengan udara, setelah itu tahan
napas dalam hitungan tiga setelah itu bapak hembuskan udara melalui mulut
dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang bapak lihat saya
mempraktekkanya. “Sekarang coba bapak praktekkan! “Wah, bagus sekali bapak
sudah mampu melakukannya. “ Bapak bisa latih kembali relaksasi nafas dalam.

Fase teminasi:

“bagaimana perasaan bapak setelah latihan tarik napas dalam ini?” Coba bapak
ulangi satu kali lagi”” Bagus sekali.” Setiap kali bapak mulai merasa cemas, bapak
bisa langsung praktekkan cara ini. “Lusa saya akan datang lagi untuk mengajarkan
latihan yang lain yaitu dengan mengendurkan dan mengencangkan seluruh otot
bapak. Seperti biasa pak Jam 10.00 WIB.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,Lynda Juall.2006.buku saku diagnosa keperawatan.Jakarta:EGC

Nanda Internasional.2010.diagnosa keperawatan.Jakarta:EGC

Prabowo,Eko.2014.buku ajar keperawatan jiwa.Yogyakarta:Nuha Medika

Keliat,budi anna.2010.model praktik keperawatan profesional jiwa.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai