Anda di halaman 1dari 7

Peredaran Darah Tepi

Tujuan:
I.

Peredaran darah vena


Untuk mengetahui pembuluh darah vena bagian bawah
Untuk mengetahui Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena
Untuk mengetahui Waktu pengisian pembuluh darah vena
Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara gartner)
II.
Peredaran darah kulit
a. Untuk mengetahui vasodilatasi aktif kapiler
b. Untuk mengetahui vasodilatasi pasif kapiler
a.
b.
c.
d.

Alat yang diperlukan:


1.
2.

3.
4.

Sfigmomanometer
2 buah waskom :
Berisi air panas (42-45C)
Berisi air es
jarum suntik yang steril (suci hama)
mistar

Dasar teori
Sistem vena melengkapi sirkuit sirkulasi. Darah meninggalkan jaringan kapiler
memasuki sistem vena untuk dibawah kembali ke jantung. Vena memiliki jari-jari besar,
sehingga resistensi mereka terhadap aliran rendah. Selain itu, karena luas potongan melintang
total pada sistem vena secara bertahap berkurang, karena vena-vena yang lebih kecil
berkonvergensi menjadi vena yang lebih besar tetapi lebih sedikit, kecepatan aliran darah
meningkat pada saat darah mendekati jantung. Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi
rendah untuk mengembalikan darah ke jantung, vena-vena sistemik juga berfungsi sebagai
reservoir darah. Karena kapasistas penyimpanan mereka. Vena-vena sering disebut sebagai
kapasitas pembuluh (capacitance vessels). Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis
dengan otot polos yang lebih sedikit daripada arteri. Karena di jaringan ikat vena serat-serat
kolagen jauh lebih banyak daripada serat elastin, vena kurang memiliki elastisitas
dibandingkan dengan arteri. Juga, tidak seperti otot polos arteriol, otot polos vena kurang
memiliki tonus miogenik inheren. Karena sifat-sifat ini, vena sangat mudah diregangkan dan
kurang memiliki kemampuan recoil elastis. Vena mudah melebar untuk mengakomodasi
tambahan volume darah hanya dengan menimbulkan sedikit peningkatan tekanan vena. Arteri
yang teregang akibat kelebihan darah akan kembali menciut karena adanya serat-serat elastik
di dindingnya, sehingga darah terdorong kedepan. Vena-vena yang mendapat kelebihan
pasokan darah hanya akan teregang untuk mengakomodasi darah tambahan itu tanpa
kecenderungan menciut. Dengan cara ini vena berfungsi reservoir darah; yaitu, apabila
kebutuhan akan darah rendah, vena-vena dapat menyimpan darah ekstra sebagai cadangan
karena sifat mereka yang mudah diregangkan. Dalam keadaan istirahat, vena-vena
mengandung lebih dari 60% volume darah total. Apabila simpanan darah tersebut

dibutuhkan, misalnya sewaktu berolahraga, faktor-faktor ekstrinsik mendorong darah ekstra


tersebut dari vena ke jantung, sehingga dapat dipompa ke jaringan.
Aliran balik vena ditingkatkan oleh sejumlah faktor ekstrinsik

kapasitas vena
aliran balik vena
efek aktivitas simpatis pada aliran balik vena
efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena
efek katup vena pada aliran balik vena
efek aktivitas pernapasan pada aliran balik vena
efek penghisapan jantung pada aliran balik vena (cardiac suction effect)

I. Peredaran Darah Vena


a. pembuluh darah vena lengan bawah
1. pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh vena lengan bawah
yang terlihat jelas.
2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan
bawah bagian voter OP tersebut
3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang
mengembang.
4. Pilihlah diantara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling jelas
tampak dipermukaan dan cobalah mendorong darah didalamnya ke arah perifer
dengan perlahan-lahan.
5. Hentikan tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu vena
di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.
6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong
darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena
yang kosong itu.
7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di
lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut.
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-katupnya
sesuai dengan pengamatan saudara diatas.

Hasil

b. pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena


1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap lurus
ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.
2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu
tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan
saudara.
3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua
punggung tangan tersebut.
Catatlah hasil pengamatan saudara.
Hasil
Kanan pucat, tidak ada pengembangan vena
Kiri merah, ada pengembangan vena

c. waktu pengisian pembuluh darah vena

1. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang
berbaring terlentang.
2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan
pompalah manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit dibawah
tekanan diastoik ( 50-60 mmHg) untuk membendung vena.
3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai
tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang
percobaan.
4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkanlah otot-otot lengan
bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak 10
atau 20 kali.
5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena
seperti pada sub 3.
Hasil
Lengan lebih tinggi dari jantung 1 menit, 36 detik
Gerakkan otot-otot lengan 30 detik

d. pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara gartner)
1. Orang percobaan berbaring terlentang di meja praktikum dengan menggantungkan
salah satu lengannya lurus kebawah sehingga vena di punggung tangan tersebut
terisi dan mengembang.
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas
sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.
3. Ukurlah jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan
dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukan besar tekanan darah vena
punggung tangan dalam cm darah.
Letak katup trikuspidalis jantung:
Pada orang yang berbaring telentang : kira-kira dipertengahan jarak antara meja
dan sternum
Pada orang berdiri : pada sternum di ruang intercostal ke-4
4. Ulangi sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan di angkat setinggitinginya.
5. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan melakukan tindakan
valsalva.
6. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada sikap
berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah
7. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan
darah vena diatas.
Hasil
Berbaring dengan menggantungkan lengan 25 cmHO dari katup trikuspidalis
jantung.

Berbaring dengan menggantungkan lengan dan kedua tungkai diangkat 12,5


cmHO dari katup trikuspidalis jantung.
Berbaring dengan menggantungkan lengan dan melakukan tindakan valsalva 30
cmHO dari katup trikuspidalis jantung.
Sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah 30 cmHO dari katup
trikuspidalis jantung.

II. Peredaran Darah Kulit


a. vasodilatasi aktif kapiler
1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45C.
2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang percobaan.
3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah dengan (oklusi) dalam lengan orang
percobaan tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175
mmHg dan masukanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air
panas 45C selama 3 menit.
4. Perhatikan perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah
5. Hentikan oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dengan menghilangkan
tekanan dalam manset.
6. Perhatikan sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

Hasil
Dengan mengoklusi lengan OP dan memasukan tangan ke dalam air panas maka OP
akan merasakan nyeri pada ujung jari dan lengannya mengalami kepucatan. Dan
setelah menghentikan oklusi, lengan OP kembali normal terjadi peredaran darah
kembali dengan normal (merah)
b. vasodilatasi pasif kapiler
1. Pasanglah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah
sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi)
2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu kedalam air
panas 45C selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air
panas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam
air panas dan yang tidak.
3. Hilangkan tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit.
Hasil
Dengan memompa manset sfigmomanometer sehingga terjadi obstruksi dan
memasukan lengan bawah ke dalam air panas maka akan terjadi perubahan warna
kulit (bagian dalam air merah, bagian luar air normal). Dan setelah

menghilangkan tekanan dalam manset maka warna kulit kembali normal (terjadi
peredaran darah.
Perbandingan peredaran darah kulit pada percobaan A dan B
Dengan membandingkan kedua lengan tersebut (bebas dari tekanan manset), lengan
yang dilakukan oklusi berwarna merah dan lengan yang dilakukan obstruksi
mengalami kepucatan, ini disebabkan karena pada oklusi terjadi penurunan
peredaran darah yang sangat signifikan karena tekanan manset yang sangat besar
membuat jantung memompa darah dengan cepat ke bagian tubuh yang tidak ada
peredaran darahnya.

Kesimpulan
Aliran balik vena ditingkatkan oleh sejumlah faktor ekstrinsik yaitu: kapasitas vena, aliran
balik vena, efek aktivitas simpatis pada aliran balik vena, efek aktivitas otot rangka pada
aliran balik vena, efek katup vena pada aliran balik vena, efek aktivitas pernapasan pada
aliran balik vena, efek penghisapan jantung pada aliran balik vena (cardiac suction effect).

Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: buku kedokteran
EGC; 2001.h. 297-341.
2. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC; 2003.h. 553-69.

Anda mungkin juga menyukai