vena-vena yang
mengembang
4. Pilihlah di antara beberapa vena mengembang itu sebuah vena yang paling jelas
tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah perifer
dengan perlahan-lahan
5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu
vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang
6. Kosongkan sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong
darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikan bagian vena
yang kosong itu
7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain
dengan di lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut
8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bagian bawah bagian voler dengan katupkatupnya sesuai dengan pengamatan saudara di atas.
Hasil praktikum
Vena siku ditekan, salah satu vena didorong ke perifer: vena tidak bisa
mengosong dan terlihat beberapa tonjolan yang merupakan katup vena. Setelah
didorong ke perifer, vena segera terisi.
Vena pergelangan tangan ditekan, salah satu vena didorong ke sentral: vena bisa
mengosong
(Diagram vena-vena voler dan katupnya terlampir)
Pembahasan
Vena-vena besar diperlengkapi dengan katup satu arah. Katup ini memungkinkan
darah yang bergerak ke sentral ke arah jantung tetapi tidak akan kembali ke jaringan.
Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi
berdiri dengan membantu memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi sewaktu
menunjang bagian kolom darah pada saat otot rangka berelaksasi.1
B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena
2
2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan
pompa manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di bawah
tekanan diastolik ( 50-60 mmHg) untuk membendung vena
3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset
sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung
tangan orang percobaan
4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkan otot-otot
lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya
sebanyak 10 atau 20 kali
5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena
seperti pada sub 3
Hasil praktikum
Waktu pengisian vena pada punggung tangan :
Tanpa menggerakkan otot-otot lengan bawah adalah 37,915 detik.
Dengan pergerakan otot-otot lengan bawah dan mengepalkan tangan yaitu
sebesar 23,98 detik.
Pembahasan
Pada percobaan, lengan dengan pembuluh vena yang diobstruksi dan diangkat ke
atas, waktu pengisiannya akan lebih lambat daripada lengan dengan pembuluh vena yang
diobstruksi dan diangkat ke atas sambil menggerak-gerakkan telapak tangannya karena
akibat kontraksi otot-otot secara bergantian, kebutuhan oksigen (serta produksi sisa
metabolisme) di daerah tersebut akan meningkat sehingga merangsang aliran darah arteri
di daerah tersebut untuk menjadi lebih banyak. Banyaknya aliran darah arteri
menyebabkan banyaknya aliran darah vena. Namun karena vena diobstruksi dan
perjalanannya kembali menuju jantung terhambat, akibatnya terjadi pembendungan vena
di daerah yang bersangkutan, dan pembendungan tersebut terjadi lebih cepat daripada
yang terjadi pada lengan yang telapak tangannya tidak digerak-gerakkan.1
D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner)
1. Orang
percobaan
berbaring
telentang
di
meja
praktikum
dengan
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa tekanan semua pembuluh darah yang berada
di ketinggian yang lebih tinggi dari jantung akan lebih rendah daripada tekanan semua
pembuluh darah yang berada di ketinggian yang lebih rendah dari jantung.
Pada keadaan OP berbaring terlentang di meja praktikum dengan salah satu
lengan lurus ke bawah, tekanan vena pada lengan tersebut akan lebih tinggi daripada
tekanan vena pada lengan yang tergantung ke bawah pada saat posisi berdiri karena pada
keadaan tidur, aliran balik vena ke atrium kanan tidak dibantu oleh gravitasi vertikal
sehingga untuk masuk memerlukan tekanan yang lebih tinggi supaya aliran vena mutlak
searah ke atrium kanan dan tidak kembali lagi ke vena cava superior.
Pada keadaan OP mengangkat kedua tungkai setinggi-tingginya, aliran darah dari
tungkai mengalir lebih banyak sehingga menyebabkan aliran balik vena dari bagian
tungkai meningkat (dan tekanan vena di tungkai rendah). Akibatnya, tekanan vena di
tempat lain meningkat (termasuk di tangan).
Pada keadaan OP melakukan tindakan Valsalva, tekanan intratoraks tinggi karena
OP melakukan ekspirasi paksa dengan keadaan glottis tertutup. Akibatnya, aliran balik
vena ke jantung akan terhambat sehingga tekanan vena di pembuluh vena akan lebih
besar daripada tekanan vena pada keadaan biasa tanpa melakukan tindakan valsalva.1,2
II. Peredaran darah kulit
A. Vasodilatasi aktif kapiler
1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45oC
2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang percobaan.
Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dengan lengan orang
percobaan tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai
150-175 mmHg dan masukkanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah
ke dalam air panas 45oC selama 3 menit
Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah
3. Hentikanlah
oklusi
pada
lengan
orang
percobaan
tersebut
dengan
Saat masih dioklusi: Warna kulit tangan yaitu biru. Warna lengan bawah yaitu
putih pucat
Saat oklusi dihentikan: Warna kulit tangan dan lengan bawah kembali normal.
Pembahasan
Pada percobaan, lengan dioklusi dengan tekanan 150-175 mmHg sehingga semua
pembuluh darah terhimpit. Akibatnya, aliran darah arteri dan vena terhambat, sehingga
darah kaya oksigen tidak dapat disalurkan dan darah kaya sisa hasil metabolisme pun
tidak dapat dikembalikan ke jantung. Akibat kurangnya oksigen, jaringan berada dalam
keadaan iskemia, sehingga permukaan kulit menjadi pucat. Vasodilatasi kapiler terjadi
karena penimbunan darah dari arteri akibat gaya gravitasi, di mana pada saat itu aliran
darah balik vena tidak dapat terjadi sehingga darah vena juga ikut tertimbun di kapiler
akibat gaya gravitasi.
Ketika oklusi dihentikan, warna kulit kembali normal karena aliran darah kembali
lancar dan kekurangan oksigen dapat ditanggulangi.1
B. Vasodilatasi pasif kapiler
1. Pasangkanlah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan
pompalah sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi)
2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam
air panas 45oC selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu
dari air panas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan
ke dalam air panas dan yang tidak
3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna
kulit.
Hasil praktikum
Setelah lengan dikenakan manset dan dipompa hingga 50-60 mmHg dan
kemudian tangan direndam dalam air bersuhu 45C selama 3 menit = kulit
tangannya menjadi berwarna merah.
Setelah tangan dikeluarkan dari air bersuhu 45C = warna merah pada kulit
sedikit berkurang.
Setelah oklusi dihentikan = warna kulit kembali ke warna yang normal.
Pembahasan
Pada percobaan, lengan diobstruksi dengan tekanan 50-60 mmHg sehingga hanya
pembuluh vena saja yang terhimpit. Akibatnya, aliran darah arteri yang terus menerus dan
aliran darah vena yang terhambat akan menyebabkan vasodilatasi kapiler. Jalur aliran
darah dari arteriol ke venula tidak terhambat. Jaringan tidak kekurangan oksigen,
sehingga tidak tampak warna pucat pada permukaan kulit. Sebaliknya, kulit menjadi
kemerahan akibat peningkatan aliran darah lokal akibat vasodilatasi arteriol (yang
disebabkan oleh kenaikan suhu akibat direndam dalam air panas untuk pemindahan panas
dari tubuh ke kulit).
Ketika obstruksi dihentikan, warna kulit kembali normal karena dilatasi arteriol
tidak terjadi lagi.2
Kesimpulan
Adanya katup pada pembuluh vena mencegah aliran vena kembali ke perifer
Gravitasi sangat berpengaruh pada tekanan semua pembuluh darah
Kekurangan oksigen dapat merangsang kemoreseptor sehingga menggiatkan kerja
jantung. Akibatnya, aliran darah arteri menjadi lebih banyak terjadi
vasodilatasi arteri vasodilatasi arteriol aliran darah di arteriol banyak
editors. Vena dan fungsinya. 5th ed. Jakarta : EGC ; 1990. h.319-26.
2. Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi. Sistem Pernafasan. Jakarta : EGC; 2004.
h.242-47.