Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Peredaran Darah Tepi

Oleh : Arief Taufiqurrahman


NIM : 2110312023
Kelompok : 8/B

Fakultas Kedokteran

Universitas Andalas

2021
Tujuan :
Pada akhir latihan mahasiswa harus dapat :
1. Menggambarkan diagram pembuluh vena lengan bawah orang percobaan serta
letak
katupnya berdasarkan hasil pengamatan sendiri.
2. Menguraikan dan mendemontrasikan fungsi katup vena.
3. Mendemontrasikan pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena.
4. Menetapkan waktu pengisian vena dalam keadaan istirahat dan kerja
5. Mengukur tekanan vena brachialis secara tidak langsung (cara Gartner) pada sikap:
a. berbaring telentang
b. berbaring telentang dengan kedua tungkai diangkat setinggi-tingginya
c. berbaring telentang sambil melakukan tindakan valsava
d. Berdiri
6. Menerangkan perbedaan hasil berbagai pengukuran darah vena tersebut
7. Mendemonstrasikan vasodiltasi aktif dan fasif kapiler pada kulit lengan bawah
8. Menimbulkan reaksi garis putih pada kulit dan menerangkan mekanisme terjadinya
reaksi tersebut
9. Menimbulkan reaksi ganda tiga pada kulit dan menerangkan mekanisme terjadinya
reaksi tersebut
10.Mendemonstrasikan efek lokal epinefrin dan histamin terhadap pembuluh darah
kulit dan menerangkan mekanisme terjadinya efek tersebut

Alat yang diperlukan :


1. Sfigomanometer
2. 2 buah wadah :
A. Berisi air panas
B. Berisi air es
3. Jarum suntik yang steril (suci hama)
4. Larutan epinefrin 1:1000
5. Mistar
6. Kapas alkohol 70%
Cara kerja
1.PEREDARAN DARAH VENA
A. Pembuluh darah vena lengan bawah

1. Pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh vena lengan ba


wah terlihat jelas

2. Perhatikanlah dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan le


ngan bawah bagian voter orang percobaan tersebut

3. Tekanlah salah satu vena didekat siku dan perhatikan vena-vena yang mengem
bang

4. Pilihlah di antara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang palin
g jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya keara
h perifer dengan perlahan-lahan

P.I berhasil saudara mendorong darah di dalam pembuluh vena kearah perifer?

Apa sebabnya ?

5. Hentikan tekanan pada vena didekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu
vena di dekat pergelangan tanganyang jelas terlihat mengembang

6. Kosongkanlah sebagian vena mengembang tersebut dengan cara mendorong d


arah didalamnya kearah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena
yang kosong itu
P.2 bagaimana kita mengetahui letak katup dalam pembuluh vena ?

7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain
dilengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut

8. Muatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup- ka
tupnya sesuai dengan pengamatan saudara diatas

B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena


1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap lu
rus keatas sedangkan lengan kiri dibiarkan mengatung lurus kebawah

2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu te
mpat setinggi jantung dan bandingkan dengan warna kulit ke dua telapak tangan s
audara

P. 3 Faktor apa pada umumnya mempengaruhi warna kulit ?

3. Ulangi percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua pung
gung tangan tersebut, catatlah hasil pengamatan saudara

C.Waktu pengisian pembuluh darah vana

1. Pasang manset sfimomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang berb
aring telentang

2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan
pompakanmanset dengan cepat sehingga tekanan didalam manset sedikit diba
wah tekanan diastolic (50 - 60 mm Hg) untuk memendung vena

3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sam
pai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan
orang percobaan

4. Ulangi sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakan otot-otot lengan b


awah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanya
k 10 atau 20 kali

5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan ve


na seperti pada sub 3

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner)

1. Orang percobaan berbaring telentang dimeja praktikum dengan mengatungkan


salah satu Lengannya lurus ke bawah sehingga vena dipunggung tangan terseb
ut tersusun dan Mengembang
2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan k
eatas sehingga vena di punggung tangannya tetap mengosong

3. Ukurlah jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung t
angan dankatup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan dar
ah vena punggung tangan dalam cm darah
P.4 mengapa untuk mengukur tekanan darah vena dipilih jarak antara vena ters
ebut dengan katup trikuspidalis ?

P.5 Dimana kira-kira letak katup trikuspidalis pada seseorang yang sedang

berbaring telentang dan pada yang berdiri

4. Ulangi sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat keatas
setinggi-tingginya

5. Ulangi sub 1 sampai dengan 3 sambil orang percobaan melakukan tindakan va


lsava

6. Ulangi sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang lama tetapi sikap be
rdiri dengan kedua lengan tergantung kebawah

7. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil berbagai pengukuran te


kanan darah vena

Hasil pengamatan percobaan 1 A,B,C,D :

A. Percobaan A

P.1= Tidak berhasil, karena ketika darah vena didorong ke arah perifer, timbul b
eberapa benjolan-benjolan. Dan terhalang oleh katup-katup sehingga kat
up vena tidak berubah dan tetap mangambang.
P.2= Cara mengetahui letak katup vena dengan cara melihat adanya Benjolan-ben
jolan yang terlihat pada permukaan kulit menunjukan adanya katup pada
pembuluh darah vena sehingga ketika darah di dorong ke araf perifer arah
akan terhalang oleh katup tersebut. Benjolan-benjolan terjadi karena doro
ngan darah ke arah yang berlawanan dengan arah pembukaan katup (kea
rah perifer). Makanya katup vena memperlihatkan adanya pengosongan v
ena.

Pembahasan Percobaan I.A

Efek katup vena pada aliran balik vena, Vasokontriksi vena dan kompresi vena
eksternal mendorong darah menuju jantung. Jika pembuluh darah di hambat di suatu
titik, akan menyebabkan darah terdorong ke kedua arah dari titik hambatan. Darah
tidak mengalir mundur dan maju oleh vasokontriksi dan pompa otot rangka karena
darah hanya dapat terdorong maju karena vena-vena besar dilengkapi oleh katup-
katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain, katup ini memungkinkan
darah mengalir maju menuju jantung tetapi menghambatnya mengalir balik ke
jaringan.

Oleh karena itu pada percobaan ini, dorongan ke arah perifer tidak merubah
keadaan vena dimana vena akan tetap dalam keadaan mengembang karena adanya
katup yang menghambat aliran balik ke jaringan. Sebaliknya, dorongan ke arah
sentral melewati katup memperlihatkan adanya pengosongan vena karena katup
memungkinkan darah mengalir maju menuju ke jantung. Katup-katup vena ini juga
berperan melawan efek gravitasi pada posisi tegak dengan membantu meminimalkan
aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika seseorang berdiri dan secara temporer
menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot rangka melemas.

Arah perifer artinya adalah ke arah bawah atau ke arah luar. Percobaan
mendorong darah vena ke arah bawah atau ke arah perifer tidak dapat dilakukan
karena pengaliran darah pada pembuluh darah vena ke perifer akan dicegah karena
adanya katub-katub dalam pembuluh darah vena tersebut.

Jika melihat vena dari sudut strukturnya, vena mempunyai dinding yang tipis d
an saluran yang lebih besar jika dibandingkan dengan arteri. Hal yang demikian karen
a darah yang berada dalam vena mengalir pada tekanan yang rendah dan oleh itu, dind
ing yang tebal tidak diperlukan. Saluran yang besar bisa memberikan kurang rintanga
n terhadap pengaliran darah.

B. Percobaan B
P.3=Faktor umum yang mempengaruhi warna kulit karena dengan diangkatnya le
ngan setinggi-tingginya akan memperbesar pengembalian darah menuju j
antung melalui pembuluh darah vena hal turut mempengaruhinya, hal ini
kerena dengan adanya gaya gravitasi pada lengan kanan yang ketika dian
gkat akan berada jauh diatas jantung.

Hasil Pengamatan Percobaan I.B Keadaan telapak tangan:

- Lengan kanan diangkat setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke atas dan


lengan kiri dibiarkan dalam keadaan menggantung ke bawah. Setelah kedua
lengan berada di posisi setinggi jantung, terlihat perbedaan warna kulit kedua
telapak tangan.

Warna kulit telapak tangan kanan : warna kulit agak pucat


Warna kulit telapak tangan kiri : Kemerahan
Pengembangan vena di tangan kanan : Vena mengosong
Pengembangan vena di tangan kiri : Vena mengembang

Pembahasan Percobaan I.B

Ketika orang percobaan berdiri, lengan kanan yang diangkat ke atas berada
pada posisi lebih tinggi dari jantung manakala lengan kiri yang menggantung ke
bawah berada padaposisi lebih rendah dari jantung. Pada keadaan ini, pengaruh gaya
berat terhadapperedaran darah pada kedua lengan tersebut tidak sama. Ketika kedua
lengan tersebut digerakkan dalam keadaan tetap lurus atau sama dengan posisi
jantung, pengaruh gaya berat terhadap peredaran darah pada kedua lengan tersebut
adalah sama.
Peredaran darah arteri dari jantung ke lengan kanan yang diangkat ke atas
berkurangkarena berlawan arah dengan gaya berat. Pada masa yang sama, peredaran
darah venapada lengan tersebut kembali ke jantung dengan cepat karena dibantu oleh
gaya berat.Kedua hal ini menyebabkan warna kulit pada telapak tangan kanan tersebut
kelihatanputih pucat akibat berkurangnya aliran darah pada lengan kanan tersebut.-
 
Peredaran darah vena ke jantung meningkat ketika lengan kanan diangkat ke
atas. Hal ini menyebabkan terjadinya pengembangan vena untuk melambatkan
peredaran darah vena.Sebaliknya, pada lengan kiri yang menggantung ke bawah,
peredaran darah vena ke jantung menurun sehingga terjadinya pooling darah

Lengan kanan yang diangkat setingggi-tingginya menyebakan warna lengan m


enjadi putih pucat. Hal ini disebabkan oleh aliran darah arteri dari jantung kurang men
cukupi atau aliran menjadi lambat karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabka
n oleh efek gravitasi, sehingga terjadi penimbunan darah di vena-vena yang melebar,
dan aliran balik vena berkurang.

C. Percobaan C

1. Waktu saat vena mulai mengembang pada dimana posisi lengan lebih tinggi dari
jantung setelah memompa manset yaitu pada detik ke 20.

2. Setelah percobaan diulangi dengan instruksi ke-2, maka OP menggerakan otot-ot


ot lengan bawah dengan mengepal dan membuka tangan sekuat-kuatnya selama
10-20 kali maka pangembangan vena tercatat selama 15 detik.

Pembahasan Percobaan I.C

Pada saat vena dibendung, efeknya adalah meningkatkan pengisian pembuluh


darah vena. Akibatnya, banyak vena-vena yang terlihat mengembang.Waktu
pengisian pembuluh darah vena dapat dipengaruhi oleh efek kontraksi dari otot ketika
vena dibendung sehingga bisa mempercepat pengisian vena.
Dalam percobaan ini, lama waktu pengisian vena dari akhir pemompaan
manset sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung
tangan orang percobaan adalah 40 detik.Sedangkan lama waktu pengisian vena
setelah menggerakkan otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan
mengepalkan tangan sekuat-kuatnya selama 20 kali adalah 20 detik. Waktu pengisian
vena setelah adanya kontraksi otot lengan bawah menyebabkan waktu pengisian vena
menjadi lebih cepat karena kontraksi dari otot menyebabkan aliran darah menjadi
lebih lancar sehingga vena lebih mudah terisi.

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung :

 P.4 Mengukur tekanan darah vena bisakita lakukan dengan melih


at pada jarak berapa vena tersebut terjadi pada saat pengosongan.
Pengosongan vena berkaitan dengan tekanannya untuk mengemba
likan darah menuju jantung atau lebih tepatnya katup trikuspidalis
Tekanan darah mempengaruhi kecepatan darah menuju ke jantun
g.

 P.5 Saat berbaring terlentang : letaknya antara pertengahan meja denga


n sternum ( 35 cm)

Saat berdiri: letaknya pada sternum di ruang intercostal ke- 4 (45cm)

 Kedua tungkai OP di angkat setinggi-tingginya:

 Melakukan Valsalva : 34 cm

 Sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah :45 cm

Pembahasan Percobaan I.B

Percobaan pengukuran tekanan vena ini membuktikan salah satu cara


pengukuran tekanan vena dengan cara tidak langsung yaitu dengan cara Gartner. Pada
percobaan ini juga dibuktikan bahwa berbaring tekanan vena lebih kecil dari pada
pada saat berdiri karena saat berdiri vena akan sulit mengalir ke sentral akibat gaya
gravitasi yang menyebabkan penumpukan darah vena dan peningkatan tekanan vena.
Pada saat tindakan valsava juga memiliki tekanan vena yang besar karena tindakan
valsava meningkatkan tahan pada pembuluh darah vena yang menyebabkan
penumpukan darah vena dan peningkatan tekanan vena. Sedangkan pada tindakan
berbaring dengan kaki diangkat menyebabkan penurunan tekanan vena.

II. PERDARAHAN DARAH KULIT

A. Vasolidatasi aktif kapiler

1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45oC

2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang percobaan.

Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan orang percoba
an tersebut dengan cara memompakan manset secepat-cepatnya sampai 150 -
175 mmHg dan masukanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah kedala

m air panas 45oC selama 3 menit. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan
dan lengan bawah.

P. 6 : Apa yang saudara harapkan terjadi sebagai akibat oklusi dan pemanasan
(45 oC) pada peredaran kulit.

3. Hentikanlah oklusi pada lengan orang percobaan tersebun dengan menghilang


kan dalam manset.

4. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah ? P. 7


: Apa yang terjadi setelah oklusi dihentikan ?

B. Vasodilatasi pasif kapiler


1. Pasanglah sekararang sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah
sampai 50 - 60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi)
P 8 : Apa yang diharapkan terjadi sebagai akibat pembendungan pada peredara
n darah

Kulit ?

2. Masukanlah sekarang tangan serta setengah bagian bawah itu kedalam air pan

as 45oC Selama 3 menit. Kemudian keluarkan tangan dan lengan itu dari air p
anas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukan kedala
m air panas dan yang tidak.

3. Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kul


it

C. Reaksi garis putih

1. Lakukanlah percobaan dibawah ini pada beberapa orang percobaan regu kerja saud
ara ambillah orang yang menunjukan reaksi yang paling jelas untuk percobaan selanju
tnya.

2. Goreslah kuat-kuat lengan bawah dengan benda yang berujung tumpul.

3. Perhatikan dengan seksama reaksi yang timbul setelah penggoresan dalam hal

a. masa laten
b. warna kulit yang digores
c. lama berlangsung reaksi kulit

P. 9 : bagaimana mekanismenya terjadi garis putih ?

D. Reaksi ganda tiga

1. Goreslah secara ringan kulit orang percobaan yang sama dengan paku atau kor
ek api (benda tajam)
2. Perhatikanlah :
a. Urutan berbagai reaksi kulit yang terjadi
b. Masa laten masing-masing reaksi tersebut
c. perubahan warna kulit yang digores dan sekitarnya
d.lama berlangsung reaksinya
P. 10 : Bagaimana mekanismenya terjadi nya reaksi ganda tiga ?

3. Selama gambaran api (flare) masih berlangsung, teteskanlah setetes larutan epi
nefrin 1:1000

pada daerah gambaran api itu dan tusuk-tusuklah kulit dengan jarum yang steril m
elalui tetes epinefrin tersebut tanpa menimbulkan perdarahan. Perhatikanlah apa y
ang terjadi.

P.11 : Bagaimana reaksi kulit terhadap penusukan dengan epinefrin tersebut ?

Hasil Pengamatan Percobaan 2 A,B,C,D :

A. Percobaan A

 P.6 = Saat Oklusi, warna kulit akan berubah menjadi kebiruan dan sedikit
pucat. Dengan dimasukkan ke dalam air panas 45 derajat Celcius,
perubahan menjadi kebiruan semakin cepat.

 P.7 = Setelah Oklusi dihentikan, kulit menjadi warna merah , lebih merah
dibandingkan keadaan awalnya.

Pembahasan Percobaan II.B

Oklusi atau penyumbatan menyebabkan pengosongan pembuluh darah, serta


warna kulit menjadi pucat akibat teknan darah menurun dan terbentuknya sianmethem
oglobin. Penurunan tekanan pada arteri menyebabkan volume dalam kapiler berkuran
g. Dengan tangan dicelupkan ke air panas, pembentukan sianmethemoglobin semakin
cepat. Oklusi juga mengakibatkan pelepasan mediator vasodilatasi. Maka setelah oklu
si dilepaskan, mediator vasodilatasi akan cepat mengisi bagian distal. Warna kulit aka
n menjadi semakin merah disbanding biasanya, ini disebut hipermia reaktif.

Setelah oklusi dihilangkan, aliran darah ke jaringan yang semula kekurangan


tersebut jauh lebih tinggi daripada normal untuk waktu yang singkat karena arteriol-
arteriol melebar. Peningkatan aliran darah pasca oklusi ini, yang disebut hiperemia
reaktif dapat berlangsung di setiap jaringan. Respons ini bermanfaat untuk secara
cepat memulihkan komposisi zat-zat kimia lokal ke normal.Tentu saja, penyumbatan
berkepanjangan aliran darah rnenyebabkan kerusakan jaringan ireversibel.

B. Percobaan B

P.8 = Masukkanlah sekarang tangan serta setengah lengan bagian bawah itu ke da
lam air panas 45oC selama 3 menit.kemudian keluarkanlah tangan dan le
ngan itu dari air panas dan perhatikan perubahan warna bagian kulit yang
dimasukkan ke dalam air panas dan yang tidak. Hilangkanlah tekanan di
dalam manset dan perhatikan perubahan warna kulit

HASIL:

Dengan memompa manset sfigmomanometer sehingga terjadi obstruksi dan memasu


kan lengan bawah ke dalam air panas maka akan terjadi perubahan warna kulit (bagia
n dalam air menjadi merah, bagian luar air tetap normal). Dan setelah menghilangkan
tekanan dalam manset maka warna kulit kembali normal (peredaran darah kembali no
rmal).

PEMBAHASAN:

Perbandingan peredaran darah kulit pada percobaan A dan B

Dengan membandingkan kedua lengan tersebut (bebas dari tekanan manset), l


engan yang dilakukan oklusi berwarna merah dan lengan yang dilakukan obstruksi me
ngalami kepucatan, ini disebabkan karena pada oklusi terjadi penurunan peredaran dar
ah yang sangat signifikan karena tekanan manset yang sangat besar membuat jantung
memompa darah dengan cepat ke bagian tubuh yang tidak ada peredaran darahnya.
dengan adanya pembendungan pada peredaran darah kulit diharapkan jaringan
perifer tidak mendapatkan supai oksigen melalui pembuluh darah arteri yang sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan serta dengan pembendungan yang dilakukan juga
diharapkan mampu untuk menghambat aliran vena.
Jadi, Vasodilatasi pasif adalah pelebaran pembuluh kapiler darah vena yang
dapat disebabkan karena peningkatan temperatur tubuh. Vasodilatasi pasif tidak
melibatkan pembuluh arteri. Pada prinsipnya vasodilatasi pasif pada vena sama
dengan vasodilatasi aktif, di mana pengaturan suhu dilakukan oleh kulit juga dengan
mengubah aliran darah dari dalam.

C. Percobaan C

P.9 = Kita ambil benda tumpul kemudian goreskan ke kulit maka akan terlihat
garis putih dan itu terjadi karena tertutupnya kapiler.

PEMBAHASAN

Kapiler yang menutup ini menimbulkan garis putih ketika kita mengoreskan
suatu benda tumpul ke kulit kita. Pada saat benda tumpul ditorehkan ke kulit, bekas
torehan akan menimbulkan warna putih yang disebabkan oleh terkontraksinya
sfingter prekapiler yang terdapat pada lengan. Sfingter prekapiler merupakan
bagian dari pembuluh darah yang mengatur aliran darah pada pembuluh kapiler.
Faktor yang terpenting dalam pengaturan ini adalah konsentrasi oksigen dalam
jaringan serta kebutuhan jaringan akan oksigen. Ketika jaringan membutuhkan
oksigen atau nutrisi yang lebih banyak maka sfingter prekapiler akan membuka
lebih sering dan lebih lama.

D. Percobaan D

 P.10 = Selama gambaran api (flare) masih berlangsung, teteskanlah setetes lar
utan epinefrin 1:1000 pada daerah gambaran api itu dan tusuk-tusukl
ah kulit dengan jarum yang steril melalui tetes epinefrin tersebut tanp
a menimbulkan perdarahan. Perhatikanlah apa yang terjadi.

P.11 = Ada pelebaran pembulu darah ketika melakukan penggoresan benda


tajam secara perlahan ke bagian tubuh

PEMBAHASAN :

Ketika kita menggoreskan benda tajam maka akan kelihatan garis warna
merah yang merupakan peleberan dari pembuluh darah, adapun contoh penyakit
akibat pelebaran pembuluh darah ini adalah varises.
1. Penggoresan pada bagian lengan dengan beda tajam (paku atau korek api) akan
menimbulkan bekas gambaran api (flare) yang merangsang pelepasan leukosit
atau sel darah putih sebagai respon tubuh pada luka ringan.

2. Sebagai mana yang kita ketahui epinefrin atau adrenalin berperan dalam
mengatasi syok analifatik akibat reaksi alergi berat. Epinefrin juga bekerja untuk
melemaskan otot otot saluran pernapasan dan meningkatkan ketegangan
pembuluh darah serta cepat untuk memicu kerja jantung, meningkatkan tekanan
darah. Sehingga saat kulit terkena epinefrin, maka pembuluh darah akan
meningkat ketegangannya sebagai respon dari flare dan juga epinefrin.

Anda mungkin juga menyukai