Pulpen
SKENARIO
SESAK NAFAS
Seorang kakek berumur 60 tahun dibawa kerumah sakit karena sesak nafas sejak 1 hari yang
lalu. Dari anamnesa didapatkan sesaknya sudah lama dirasakan terutama saat berjalan beberapa
meter saja sudah sesak dan meningkat sejak 1 hari yang lalu. Malam hari si kakek sering
terbangun karena sesak dan lebih suka menggunakan bantal tinggi. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 160/90, frekuensi nadi 70x/menit, frekuensi nafas 30x/menit. Pemeriksaan
Jantung JVP 3 cm dari angulus sterni, Pemeriksaan Thorax : paru Ronki +/+. Jantung: ictus
teraba 1 jari lateral linea midclavicula RIC VI, auskultasi dalam batas normal. Tungkai edema +.
Bagaimana mengukur JVP?
DASAR TEORI
BATES. GUIDE TO PHYCAL EXAMINATION AND HISTORY TAKING. ED 9.
PHILADELPHIA. 2007.
SNELL,S. ANATOMI KLINIK UNTUK MAHASISWA KEDOKTERAN. EGC
ANATOMI STERNUM
Sternum terdiri dari tiga bagian :
1. Manubrium sterni
2. Corpus sterni
3. Processus xipoideus
Manubrium Sterni
Merupakan bagian atas sternum, dan bersendi dengan klavikula dan kosta 1 dan bagian atas
rawan kosta II pada masing-masing sisi. Manubrium sterni terletak berhadapan denagn thoracica
III dan IV.
Corpus sterni
Di atas bersendi dengan sendi fibrokartilago, articulatio manubrio sternalis. Di bawah corpus
sterni bersendi dengan processus xipoideus. Pada samping corpus sterni terdapat lekukanlekukan untuk bersendi dengan bagian bawah rawan costa II dan rawan costa III sampai VII.
Rawan II sampai VII bersendi dengan sternum melalui sendi sinovial.
Processus xipoideus merupakan bagian terbawah dan terendah sternum. Merupakan rawan hialin
yang tipis yang pada orang dewasa mengalami osifikasi pada ujung proximalnya.
Angulus sterni (sudut Louis) yang dibentuk oleh persendian manubrium sterni dengan corpus
sterni, dapat dikenal dengan adanya peninggian transversal pada permukaan anterior sternum.
Peninggian transversal terletak setinggi rawan costa II, tempat dimana semua rawan costa dan
costa dihitung. Angulus sterni terletak berhadapan dengan diskus intervetebralis antara vertebra
thoracica IV dan V.
Sistem vena mempunyai tekanan lebih rendah dari pada arteri. Dinding vena sedikit mengandung
otot dari pada arteri, hal ini mengurangi kekakuan vena dan lebih menggelembung. Hal lain yang
menentukan tekanan vena adalah volume darah dan kapasitas jantung kanan untuk memompa
darah ke system arteri pulmonalis.
Penyakit jantung dapat mengubah berbagai variabel, mempengaruhi tekanan vena sentral.
Misalnya gagalnya tekanan vena ketika output ventrikel kiri atau volume darah berkurang secara
signifikan, atau meningkat ketika kegagalan jantung kanan atau ketika tekanan meningkat di
kantong pericardial akan menghambat darah balik ke atrium. Perubahan tekanan vena
direfleksikan dengan tingginya kolom darah di vena jogularis. Yang disebut Jogular venous
Pressure (JVP). Tekanan vena jugularis mereflksikan tekanan atrium kanan, yang memberikan
indikator klinis yang penting untuk fungsi jantung dan hemodinamik jantung kanan. JVP
biasanya diukur vertikal jarak di atas angulus sternum: pertemuan ujung klavikula denan Kosta
kedua dan manubrium sterni. Tinggi normal JVP adalah 5 -2 cm H2O sampai 5 +2 cm H2O
PROSEDUR
INSPEKSI DAN PALPASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
No.
1.
TEMPLATE
Dokter pasien
interaksi
2.
Prosedur
PROSEDUR
0
1. Senyum, Salam
2. Ajak bicara
3. Inform Concent (Menjelaskan
pemeriksaan yang akan dilakukan dan minta
persetujuan pasien)
1. Melakukan cuci tangan menurut (WHO)
2. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan
penderita
3. Penderita berbaring dengan membuat
sudut 30 derajat
4. Identifikasi vena jugularis
5. Menemukan titik teratas pada pulsasi vena
jugularis
6. Tentukan titik angulus sternalis..
7. Dengan mistar pertama proyeksikan titik
tertinggi pulsasi vena secara horizontal.
8. Mistar kedua letakkan vertikal ke angulus
sternalis
3.
Penalaran Klinis
4.
Profesional