Disusun oleh :
(201902030077)
3A
A. Definisi
Pengukuran JVP (Jugular Venous Pressure) / tekanan vena jugularis adalah
pemeriksaan yang digunakan untuk memperkirakan tekanan vena sentral. Tekanan
JVP dapat menghasilkan informasi berharga tentang fungsi jantung (terutama dari
vertikel kanan) dan fungsi paru dan merupakan komponen penting dari penilaian
status volume. Pada prinsipnya, JVP mencerminkan ketinggian kolom darah vena
yang meningkat di atas titik nol fisiologis, yang berkaitan dengan atrium kanan pada
manusia.
Pemeriksaan JVP menggunakan vena jugularis interna dan eksterna di leher
karena paling mudah di jangkau. Arteri karotis dan vena jugularis interna terletak
sejajar denagn otot sternokleidomastoid. Jugularis eksterna terdapat di permukaan dan
dapat dilihat tepat diatas klavikula. Sedangkan jugularis interna terletak lebih dalam,
sepanjang arteri karotid. Karena jugularis interna terletak didalam, yang hanya dilihat
hanya gelombang tekanan jugularis. Untuk memvisualisasikan pulsasi vena internal,
cari denyutan pada daerah suprasternal (suprasternal notch). Menggunakan senter
untuk bayangan pada pembuluh leher dapat memvisualisasikan denyutan.
Pemeriksaan terbaik adalah menggunakan jugularis interna kanan karena
mengikuti jalur anatomik yang lebih langsung ke atrium kanan jantung. Normalnya
pada saat pasien berbaring pada posisi supine, vena jugularis eksterna terdistensi
sehingga menjadi mudah dilihat. Sebaliknya, vena jugularis tidak terlihat pada saat
posisi duduk. Vena jugularis diinspeksi untuk mengukur tekanan vena, yang
dipengaruhi oleh tekanan darah, kapasitas atrium kanan untuk menerima darah dan
mengirimkannya ke vertikel kanan, dan kemampuan vertikel kanan untuk
berkontraksi dan mendorong darah ke arteri pulmoner. Volume yang besar di sistem
vena menyebabkan peningkatan tekanan vena.
B. Tujuan
1. Mengetahui ada tidaknya distensi vena jugular (JVD)
2. Memperkirakan tekanan vena sentral (central venous pressure)
C. Indikasi
1. Pemeriksaan fungsi jantung
2. Kelebihan cairan tubuh
3. Pemeriksaan fungsi paruh
4. Obstruksi pembuluh darah
G. Dokumentasi
1. Identitas klien : nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin
2. Hasil pemeriksaan : hasil inspeksi, hasil pengukuran JVP, respon klien
3. Nama dan tanda tangan perawat
PENGUKURAN CENTRAL VENA PRESSURRE (CVP)
A. Pengertian
Tekanan vena sentral/ central venous pressurre (CVP) adalah tekanan
didalam atrium kanan atau vena-vena besar dalam rongga toraks. Pemantauan
tekanan vena sentral merupakan pedoman untuk pengkajian fungsi jantung
kanan dan dapat mencerminkan fungsi jantung kiri apabila tidak terdapat
penyakit kardiopulmonal.
Pemantauan hemodinamik adalah suatu pengukuran terhadap sistem
kardiovaskuler yang dapat dilakukan baik invasif atau noninvasive.
Pemantauan memberikan informasi mengenai keadaan pembuluh darah,
jumlah darah dalam tubuh dan kemampuan jantung untuk memompakan
darah. Pengkajian secara noninvasif dapat dilakukan melalui pemeriksaan,
salah satunya adalah pemeriksaan vena jugularis (jugular venous pressure).
Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena sentral adalah
3-8 cmH2O. Sementara menurut Sutanto nilai normal CVP adalah 4 – 10
mmHg. Penempatan kateter vena sentral melalui vena jugularis interna,
vena subklavia, vena jugularis eksternal, dan vena femoralis. Pada umumnya
pemantauan dilakukan melalui vena subklavia.
B. Tujuan
Prosedur ini dilakukan dengan tujuan sebagai pedoman untuk
penggantian cairan pada klien dengan kondisi penyakit yang serius,
memperkirakan kekurangan volume darah, menentukan tekanan dalam atrium
kanan dan vena sentral, dan mengevaluasi kegagalan sirkulasi.
C. Peralatan
1. Set tekanan vena
2. Set vena seksi
3. Set infus dan cairan yang akan dipakai
4. Stopcock 3-4 buah (transduser tekanan mungkin akan digunakan)
5. Standar infus
6. Manometer
7. Plester
8. Monitor EKG
9. Garisan karpenter (waterpass)
D. Prosedur
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pengukuran tekanan vena sentral pada
pasien dan keluarga pasien
3. Menempatkan klien pada posisi datar yang diinginkan agar mendapat titik
nol
4. Menentukan titik nol manometer sesuai dengan tinggi atrium kanan yang
diperkirakan
5. Memutar stopcock sehingga cairan infus mengalir ke dalam manometer
ampai batas 20-25 cmH2O.
6. Memutar stopcock sehingga cairan dalam manometer masuk kedalam
pembuluh darah klien
7. Mengamati fluktuasi cairan yang terdapat pada manometer dan catat pada
angka dimana cairan bergerak stabil. Ini adalah tekanan vena sentral
8. Mengembalikan klien ke posisi semula
9. Memutar stopcock ke arah semula agar cairan infus mengalir dari botol ke
pembuluh darah vena klien
10. Mencatat nilai tekanan vena sentral dan posisi klien pada saat pengukuran.
Tekanan normal berkisar 5-12 cmH2O
11. Menilai kondisi klien setelah pengambilan tekanan vena sentral
12. Mengobservasi tanda-tanda komplikasi
13. Mempertahankan kesterilan lokasi insisi
14. Mendokumentasikan prosedur dan respon klien pada catatan klien
https://books.google.co.id/books?
id=UHkM0R1bq2IC&pg=PA78&dq=prosedur+pengukuran+cvp+keperawatan&hl=id&sa=X
&ved=2ahUKEwjh1MaHoK_sAhUBeisKHQ4fAcIQ6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=
prosedur%20pengukuran%20cvp%20keperawatan&f=false
https://id.scribd.com/doc/151318293/Lp-Pengukuran-Jvp
https://books.google.co.id/books?
id=noWFt_QVOUMC&pg=PA49&dq=pengukuran+jvp+keperawatan&hl=id&sa=X&ved=2
ahUKEwiN0YSCoK_sAhXaAnIKHfNwCZMQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=peng
ukuran%20jvp%20keperawatan&f=false