3. Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan tindakan tersebut
a. Mengetahui dan memahami cara menulis dan membaca hasil pengukuran
Misal: 5+2 berarti 5 adalah jarak dari atrium ka ke sudut manubrium, +2:
hasilnya - meniscus
b. Mengetahui dan memahami beberapa penyebab peningkatan JVP, yaitu:
-
tension pneumothorax.
Peningkatan tekanan intra abdomen berhubungan dengan kehamilan,
obesitas, asites.
c. Mengetahui dan memahami perbedaan denyut vena jugularis dengan arteri
carotis venous
Vena jugularis
Arterial
Berdenyut ke dalam
Dua puncak dalam satu siklus (pada -
irama sinus)
Dipengaruhi oleh kompresi abdomen
Dapat menggeser earlobes (bila -
Berdenyut keluar
Satu puncak dalam satu siklus
Tidak dipengaruhi oleh kompresi
abdomen
Tidak menggeser earlobes
Pasien yang sering diambil darah venanya untuk sampel tes laboratorium
Pasien yang mendapat obat vasoaktif, nutrisi parenteral, atau jika vena perifer
tidak adekuat
4.2 Kontraindikasi
- Pembedahan leher
-
SVC sindrom.
Koagulopati
4.3 Komplikasi
-
Hematoma local
Sepsis
Disritmia
Tamponade perikard
Bakteriemia
Emboli udara
Pneumotoraks
Senter
permukaan
lebih
dengan
sedikit
provokasi
seperti
dengan
harus
Memasang restrain.
Penggaris ke-1 diletakan secara tegak (vertikal), dimana salah satu ujungnya
menempel pada sudut sternum.
Penggaris ke-2 diletakan mendatar (horizontal), dimana ujung yang satu tepat
di titik tertinggi pulsasi vena (meniscus), sementara ujung lainnya
ditempelkan pada penggaris ke-1. Angulus ludocivi (patokan jarak dari vena
cava superior + 5 cm /selanjutnya disebut R cm). Bila permukaan titik kolaps
vena jugularis berada 5cm di bawah bidang horizontal yang melalui angulus
ludovici, maka tekanan vena jugularis (CVP) sama dengan R-5 cm H20,
sedang bila titik kolapsnya berasa 2 cm diatas berarti CVP R + 2 cm H20 Bila
hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah
j. Ukurlah jarak vertikal (tinggi) antara sudut sternum dan titik tertinggi pulsasi
vena (meniscus)
k. Nilai normal: kurang dari 3 atau 4 cm diatas sudut sternum, pada posisi tempet
tidur bagian kepala ditinggikan 30 - 45 (Luckman & Sorensen, 1993, p. 1113)
l. Catat hasilnya.
9. Hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan
tindakan
Daftar Pustaka:
Luckmann & Sorensen. (1993). Medical surgical nursing a psychophysiologic
approach. (4th ed.). Philadelphia: W.B. Saunder Company.
Potter&Perry.(2005).Fundamental Keperawatan:Konsep,Proses, dan Praktik Vol.1.(Ed.
ke-4).Jakarta:EGC.
Rokhaeni H. (2001). Buku ajar keperawatan kardiovaskuler. Jakarta: Bidang Diklat RS
Jantung Harapan Kita Altman: Nursing Skills.
http://www.patient.co.uk/showdoc/40000502/ # ref4
Laporan Pendahuluan
Pengukuran Central Vena Pressure
Siti Rohmah, 1006666500
1. Pengertian tentang tindakan
Tekanan vena central (central venous pressure) merupakan tekanan darah di
atrium kanan atau vena kava. Tekanan vena sentral (CVP) memberikan informasi
tentang volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vascular.
Pemantauan tekanan vena sentral merupakan pedoman untuk pengkajian fungsi
jantung kanan dan dapat mencerminkan fungsi jantung kiri apabila tidak terdapat
penyakit kardiopulmonar. Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena
sentral adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai
normal CVP adalah 4 10 mmHg.
2. Tujuan dari tindakan
-
3. Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan tindakan tersebut
Mengetahui gelombang CVP yang terdiri dari gelombang:
a = kontraksi atrium kanan
c = dari kontraksi ventrikel kanan
x = enggambarkan relaksasi atrium triskuspid
v = penutupan katup trikuspid
y = pembukaan katup trikuspid
4. Indikasi, kontraindikasi dan komplikasi dari tindakan
4.1 Indikasi
- Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV lainnya telah lemah
- Pengukuran oksigenasi vena sentral
- Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium
- Nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik atau cairan yang
-
4.2 Kontraindikasi
4.3 Komplikasi
- Nyeri dan inflamasi pada lokasi penusukan
- Perdarahan : ekimosis atau perdarahan besar bila jarum terlepas
- Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis)
- Disritmia jantung
- Bekuan darah karena tertekuknya kateter
- Microshock
5. Alat dan bahan yang diperlukan
Heparin
Set tekanan vena
Set vena seksi
Set infus dan cairan yang akan dipakai
Stopcock 3-4 buah ( transduser tekanan mungkin akan digunakan )
Standar infuse
Manometer
Plester
Monitor EKG
Garisan carpenter (waterpass).
Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan
Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
Vena brakialis, yang mungkin tertekuk dan berkembang menjadi phlebitis
Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di atas
vena kava superior
Jelaskan tujuan dan prosedur pengukuran tekanan vena sentral kepada klien
dan keluarganya
Menentukan titik nol manometer sesuai dengan tinggi atrium kanan yang
diperkirakan
Mengamati fluktuasi cairan yang terdapat dalam manometer dan dicatat pada
angka dimana cairan bergerak stabil. Ini adalah tekanan vena sentral
Memutar stopcock ke arah semula agar cairan infuse mengalir dari botol ke
pembuluh darah vena klien
Mencatat nilai tekanan vena sentral dan posisi klien pada saat pengukuran
(tekanan normal berkisar 5-12 cm H2O)
Daftar Pustaka
Owen, A. (1997). Pemantauan Perawatan Kritis. EGC : Jakarta.
Doenges, M.E., at all. (1993). Rencana Asuhan Keperwatan, Edisi 3. Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Volume I. Jakarta : EGC.
Nuracman, Elly. (1999). Buku Saku Prosedur Keperawatan Bedah. Jakarta: EGC.
Rokhaeni, H. (2001). Buku ajar keperawatan kardiovaskuler. Jakarta : Bidang Diklat
RS Jantung Harapan Kita