Anda di halaman 1dari 10

Laporan Pendahuluan

Pengukuran Jugularis Vena Pressure


Siti Rohmah, 1006666500
1. Pengertian tentang tindakan
Jugular venous pressure (JVP) merupakan tekanan sistem vena yang dapat
diamati secara tidak langsung. Pengukuran sistem sirkulasi vena menggunakan vena
jugularis (externa dexter) dengan titik nol (zero point) di tengah atrium kanan. Titik
ini kira-kira berada pada perpotongan antara garis tegak lurus dari angulus Ludovici
ke bidang yang dibentuk kedua linea midaxillaris. Tekanan vena jugularis
merefleksikan volume pengisian dan tekanan pada jantung kanan. Vena jugularis
tidak terlihat pada orang normal dengan posisi tegak, baru terlihat pada posisi
berbaring di sepanjang permukaan musculus sternocleidomastoideus. JVP yang
meningkat merupakan tanda klasik hipertensi vena (seperti gagal jantung kanan).
Peningkatan JVP dapat dilihat sebagai distensi vena jugularis, yaitu JVP tampak
hingga setinggi leher; jauh lebih tinggi daripada normal. Distensibilitas vena-vena di
leher dapat memperlihatkan adanya perubahan volume dan tekanan di dalam atrium
kanan. VP normal adalah <4 cm H2O di atas sendi manubriosternal (angulus
sternalis), saat pasien berbaring setengah tidur telentang (30-400).
2. Tujuan dari tindakan
-

Mengetahui status sirkulasi


Mengetahui adanya distensi vena jugularis atau tidak
Mengukur tekanan vena sentral (CVP).

3. Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan tindakan tersebut
a. Mengetahui dan memahami cara menulis dan membaca hasil pengukuran
Misal: 5+2 berarti 5 adalah jarak dari atrium ka ke sudut manubrium, +2:
hasilnya - meniscus
b. Mengetahui dan memahami beberapa penyebab peningkatan JVP, yaitu:
-

Peningkatan JVP akibat masalah kardiak, misalnya dalam keadaan:


Gagal jantung
Stenosis katup trikuspid atau pulmonal
Efusi perikardial atau tamponade

Lesi pada jantung kanan.


Regurgitasi trikuspid
Restriktif cardiomiopati atau constriktif perikarditis

Peningkatan JVP akibat masalah non kardiak, misalnya dalam keadaan:


Obstruksi vena cava superior
Peningkatan volume darah
Peningkatan intrathoraks berhubungan dengan tekanan positif
ventilasi mekanik, manuver valsava penyebab. Obstruksi jalan nafas,

tension pneumothorax.
Peningkatan tekanan intra abdomen berhubungan dengan kehamilan,

obesitas, asites.
c. Mengetahui dan memahami perbedaan denyut vena jugularis dengan arteri
carotis venous
Vena jugularis

Arterial

Berdenyut ke dalam
Dua puncak dalam satu siklus (pada -

irama sinus)
Dipengaruhi oleh kompresi abdomen
Dapat menggeser earlobes (bila -

Berdenyut keluar
Satu puncak dalam satu siklus
Tidak dipengaruhi oleh kompresi
abdomen
Tidak menggeser earlobes

tekanan vena meningkat)


4. Indikasi, kontraindikasi dan komplikasi dari tindakan
4.1 Indikasi
-

Pasien operasi jantung (penting mengetahui status sirkulasi)

Pasien dengan trauma mayor

Pasien yang sering diambil darah venanya untuk sampel tes laboratorium

Pasien yang diberi cairan IV secara cepat

Pasien yang mendapat obat vasoaktif, nutrisi parenteral, atau jika vena perifer
tidak adekuat

Pasien dengan distensi unilateral.

4.2 Kontraindikasi
- Pembedahan leher
-

Infeksi pada area insersi

Disfungsi kontralateral diafragma

SVC sindrom.

Koagulopati

Insersi kawat pacemaker

4.3 Komplikasi
-

Hematoma local

Sepsis

Disritmia

Tamponade perikard

Bakteriemia

Emboli udara

Pneumotoraks

5. Alat dan bahan yang diperlukan


-

2 buah penggaris (skala centimeter) dan alat tulis

Senter

Bed pasien & bantal sesuai kebutuhan

6. Anatomi daerah yang akan menjadi target tindakan


Vena jugular di leher ada dua yaitu vena jugular internal dan vena jugular
eksternal. Untuk mendeteksi tekanan vena sentral (CVP) lebih reliabel melalui vena
jugular interna. Namun vena jugular interna terletak lebih dalam (dibelakang m.
sternokleidomas toideus) sehingga sering tidak tampak dari

permukaan

kulit. Sedangkan vena jugular eksterna dapat

lebih

mudah melebar/membesar walaupun hanya

dengan

sedikit

provokasi

seperti

dengan

menahan napas, menengokan leher, dan


pemakaian pakaian yang sempit didaerah
leher atau diatas area thoraks.
7. Aspek keamanan dan keselamatan yang
diperhatikan
-

Kenyamanan posisi pasien

Menghindari hiperekstensi atau fleksi leher

harus

Mengkaji tingkat kesadaran pasien

Memastikan leher dan thoraks telah terbuka

Memasang restrain.

8. Protokol atau tahapan prosedur tindakan


a. Atur klien pada posisi supine dan rileks
b. Tempat tidur bagian kepala ditinggikan: 15 - 45 atau 45 - 90 (pada klien yg
mengalami peningkatan tekanan atrium kanan yang cukup bermakna)
c. Gunakan bantal untuk menopang kepala klien dan hindari fleksi leher yang
tajam untuk memastikan bahwa vena tidak teregang atau keriting, pastikan
bahwa leher dan toraks atas sudah terbuka
d. Kepala menengok menjauhi arah pemeriksa
e. Lepaskan pakaian yang sempit/menekan leher atau thoraks bagian atas
f. Gunakan lampu senter dari arah miring untuk melihat bayangan (shadows) vena
jugularis. Identifikasi pulsasi vena jugular interna, jika tidak tampak gunakan
vena jugular eksterna

g. Tentukan titik tertinggi di mana pulsasi vena jugular interna/eksterna dapat


dilihat (meniscus)
h. Pakailah sudut sternum (sendi manubrium) sebagai tempat untuk mengukur
tinggi pulsasi vena. Titik ini 4 5 cm di atas pusat dari atrium kanan
i. Gunakan penggaris:
-

Penggaris ke-1 diletakan secara tegak (vertikal), dimana salah satu ujungnya
menempel pada sudut sternum.

Penggaris ke-2 diletakan mendatar (horizontal), dimana ujung yang satu tepat
di titik tertinggi pulsasi vena (meniscus), sementara ujung lainnya
ditempelkan pada penggaris ke-1. Angulus ludocivi (patokan jarak dari vena
cava superior + 5 cm /selanjutnya disebut R cm). Bila permukaan titik kolaps
vena jugularis berada 5cm di bawah bidang horizontal yang melalui angulus
ludovici, maka tekanan vena jugularis (CVP) sama dengan R-5 cm H20,
sedang bila titik kolapsnya berasa 2 cm diatas berarti CVP R + 2 cm H20 Bila
hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah

j. Ukurlah jarak vertikal (tinggi) antara sudut sternum dan titik tertinggi pulsasi
vena (meniscus)
k. Nilai normal: kurang dari 3 atau 4 cm diatas sudut sternum, pada posisi tempet
tidur bagian kepala ditinggikan 30 - 45 (Luckman & Sorensen, 1993, p. 1113)
l. Catat hasilnya.
9. Hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan
tindakan

a. Kebersihan diri perawat saat melakukan pengukuran


b. Privasi klien
c. Kenyamanan, keselatamatan dan keamanan pasien
d. Ketelitian dalam melakukan inpeksi dan pengukuran
e. Keruntutan prosedur dan tindakan
10. Hal-hal penting yang harus didokumentasikan setelah melakukan tindakan
a. Tingkat kesadaran klien
b. Pernapasan klien
c. Suhu klien
d. Penampakan fisik klien: dilihat keabnormalan yang terjadi, misal edema
e. Bentuk, dan penampakan fisik vena jugularis
f. Hasil pengukuran: tekanan bilateral yang diperoleh

Daftar Pustaka:
Luckmann & Sorensen. (1993). Medical surgical nursing a psychophysiologic
approach. (4th ed.). Philadelphia: W.B. Saunder Company.
Potter&Perry.(2005).Fundamental Keperawatan:Konsep,Proses, dan Praktik Vol.1.(Ed.
ke-4).Jakarta:EGC.
Rokhaeni H. (2001). Buku ajar keperawatan kardiovaskuler. Jakarta: Bidang Diklat RS
Jantung Harapan Kita Altman: Nursing Skills.
http://www.patient.co.uk/showdoc/40000502/ # ref4

Laporan Pendahuluan
Pengukuran Central Vena Pressure
Siti Rohmah, 1006666500
1. Pengertian tentang tindakan
Tekanan vena central (central venous pressure) merupakan tekanan darah di
atrium kanan atau vena kava. Tekanan vena sentral (CVP) memberikan informasi
tentang volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vascular.
Pemantauan tekanan vena sentral merupakan pedoman untuk pengkajian fungsi
jantung kanan dan dapat mencerminkan fungsi jantung kiri apabila tidak terdapat
penyakit kardiopulmonar. Menurut Gardner dan Woods nilai normal tekanan vena
sentral adalah 3-8 cmH2O atau 2-6 mmHg. Sementara menurut Sutanto (2004) nilai
normal CVP adalah 4 10 mmHg.
2. Tujuan dari tindakan
-

Mengetahui fungsi jantung kanan dan jantung kiri


Mengetahui volume darah dan tonus vascular.

3. Kompetensi dasar lain yang harus dimiliki untuk melakukan tindakan tersebut
Mengetahui gelombang CVP yang terdiri dari gelombang:
a = kontraksi atrium kanan
c = dari kontraksi ventrikel kanan
x = enggambarkan relaksasi atrium triskuspid
v = penutupan katup trikuspid
y = pembukaan katup trikuspid
4. Indikasi, kontraindikasi dan komplikasi dari tindakan
4.1 Indikasi
- Sebagai jalan masuk vena bila semua tempat IV lainnya telah lemah
- Pengukuran oksigenasi vena sentral
- Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium
- Nutrisi parenteral dan pemberian cairan hipertonik atau cairan yang
-

mengiritasi yang perlu pengenceran segera dalam sistem sirkulasi


Pemberian obat vasoaktif per drip (tetesan), obat inotropic, dan obat diuretik
pada kasus-kasus overload cairan

4.2 Kontraindikasi

4.3 Komplikasi
- Nyeri dan inflamasi pada lokasi penusukan
- Perdarahan : ekimosis atau perdarahan besar bila jarum terlepas
- Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis)
- Disritmia jantung
- Bekuan darah karena tertekuknya kateter
- Microshock
5. Alat dan bahan yang diperlukan
Heparin
Set tekanan vena
Set vena seksi
Set infus dan cairan yang akan dipakai
Stopcock 3-4 buah ( transduser tekanan mungkin akan digunakan )
Standar infuse
Manometer
Plester
Monitor EKG
Garisan carpenter (waterpass).

6. Anatomi daerah yang akan menjadi target tindakan


-

Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan
Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
Vena brakialis, yang mungkin tertekuk dan berkembang menjadi phlebitis
Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di atas
vena kava superior

7. Aspek keamanan dan keselamatan yang harus diperhatikan


-

Memelihara alat-alat selalu steril


Memantau tanda dan gejala komplikasi yang dapat terjadi pada saat pemasangan

seperti gangguan irama jantung dan perdarahan


Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedur dilakukan
Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan
Memastikan letak alat alat yang terpasang pada posisi yang tepat, memantau
gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan foto toraks (CVP,
Swan gans).

8. Protocol atau tahapan prosedur tindakan


a. Persiapkan: cuci tangan, kaji status klien, dan siapkan alat
b. Kerja:

Jelaskan tujuan dan prosedur pengukuran tekanan vena sentral kepada klien
dan keluarganya

Menempatkan klien pada posisi datar yang diinginkan untuk mendapatkan


titik nol

Menentukan titik nol manometer sesuai dengan tinggi atrium kanan yang
diperkirakan

Memutar stopcock sehingga cairan infuse mengalir ke dalam manometer


sampai batas 20-25 cm H2O

Memutar stopcock sehingga cairan dalam manometer mengalir ke arah / ke


dalam pembuluh darah klien

Mengamati fluktuasi cairan yang terdapat dalam manometer dan dicatat pada
angka dimana cairan bergerak stabil. Ini adalah tekanan vena sentral

Mengembalikan klien ke posisi semula

Memutar stopcock ke arah semula agar cairan infuse mengalir dari botol ke
pembuluh darah vena klien

Mencatat nilai tekanan vena sentral dan posisi klien pada saat pengukuran
(tekanan normal berkisar 5-12 cm H2O)

9. Hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan


tindakan
-

Menilai kondisi klinis klien setelah pengambilan tekanan vena sentral


Mengobservasi tanda-tanda komplikasi.

10. Hal-hal penting yang harus didokumentasikan setelah melakukan tindakan

Daftar Pustaka
Owen, A. (1997). Pemantauan Perawatan Kritis. EGC : Jakarta.
Doenges, M.E., at all. (1993). Rencana Asuhan Keperwatan, Edisi 3. Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Volume I. Jakarta : EGC.
Nuracman, Elly. (1999). Buku Saku Prosedur Keperawatan Bedah. Jakarta: EGC.
Rokhaeni, H. (2001). Buku ajar keperawatan kardiovaskuler. Jakarta : Bidang Diklat
RS Jantung Harapan Kita

Anda mungkin juga menyukai