Anda di halaman 1dari 4

PENGUKURAN JUGULARIS VENOUS PRESSURE (JVP)

1. Analisis situasi
Tekanan vena jugularis atau Jugular Venous Pressure (JVP) adalah
gambaran tekanan pada atrium dextra dan tekanan diastolic pada ventrikel
dextra, Pulsasi pada vena jugularis dapat menyatakan abnormalitas konduksi dan
fungsi katup trikuspidalis. JVP menggambarkan volume pengisian dan tekanan
pada jantung bagian kanan. Tekanan pada vena jugularis sama dengan level
yang berhubungan dengan tekanan pada atrium kanan ( vena sentral ) (Ni’am,
Sobirin, & Ropyanto, 2020).
Tekanan vena jugularis atau Jugular Venous Pressure (JVP) adalah salah
satu pengukuran pada sistem vena secara tidak langsung. Secara langsung,
tekanan vena sentral dapat diukur dengan memasukkan Central Venous
Cathether (CVC) line melalui vena subclavia dan ujungnya langsung bermuara
ke vena cava superior. Cara tersebut adalah cara invasive sehingga mungkin
banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum dilakukan tindakan invasive
tersebut. Jika memang cara tersebut tidak dilakukan, maka bisa diukur dengan
cara yang tidak invasive. Cara tersebut salah satunya adalah dengan pengukuran
Jugular Venous Pressure (JVP). Vena jugularis mungkin tidak terlihat pada
orang sehat dengan posisi tegak. Namun, vena jugularis mungkin baru bisa
terlihat saat seseorang dalam posisi berbaring di sepanjang permukaan musculus
sternocleidomastoideus. Peningkatan JVP merupakan tanda dari gagal jantung
kanan. Pada gagal jantung kanan, bendungan darah di ventrikel dextra akan
diteruskan ke atrium dextra dan vena cava superior sehingga tekanan pada vena
jugularis akan meningkat. Sedangkan pada gagal jantung kiri, bendungan di
ventrikel sinistra akan diteruskan ke atrium sinistra dan vena pulmonalis
sehingga terjadi bendungan paru. Akan tetapi, tekanan pada vena jugularis tidak
akan meningkat. Peningkatan JVP dapat terlihat sebagai adanya distensi vena
jugularis, yaitu JVP akan tampak hingga setinggi leher, jauh lebih tinggi
daripada normal (Ni’am et al., 2020).
Contoh beberapa penyakit yang bisa menyebabkan peningkatan JVP
diantaranya gagal jantung, endocarditis, myocarditis, perikarditis, stenosis
mitralis, hipertensi, dll (Ni’am et al., 2020).
2. Alat dan bahan yang diperlukan
a. 2 buah mistar
b. Spidol/bolpoin
c. Penlight/senter
d. Handrub
e. Sarung tangan
3. Prosedur pelaksanaan
a. Pre-Orientasi
1) Baca catatan medis dan keperawatan pasien, identifikasi pasien dan
permintaan tindakan
2) Menyiapkan alat dan bahan
3) Cuci tangan sebelum ke pasien
b. Orientasi
1) Salam
2) Mengidentifikasi identitas perawat dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir, kemudian validasi dengan gelang pasien
3) Memperkenalkan diri perawat
4) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan tindakan
5) Menjaga privasi pasien
6) Cuci tangan sebelum kontak dengan pasien
c. Kerja
1) Pemeriksa hendaknya berdiri di samping kanan bed pasien.
2) Pakai sarung tangan
3) Atur posisi tempat tidur/bed pasien pada posisi semifowler (antara 30-45
derajat).
4) Anjurkan pasien untuk menengok ke kiri.
5) Identifikasi vena jugularis.
6) Tentukan undulasi pada vena jugularis (titik teratas pada pulsasi vena
jugularis). Caranya adalah bendung vena dengan cara mengurut vena
kebawah lalu dilepas.
7) Tentukan titik angel of Louis pada sternum. Titik tersebut letaknya dekat
dengan angulus Ludovici/ angulus sternum.
8) Dengan mistar pertama proyeksikan titik tertinggi pulsasi vena secara
horizontal ke dada sampai titik manubrium sterni.
9) Kemudian mistar kedua letakkan vertikal dari angel of Louis pada
sternum.
10) Lihatlah hasil pengukuran dengan melihat hasil angka pada mistar
vertikal (pertemuan antara mistar horizontal dan vertical). Hasil
pembacaan ditambahkan dengan angka 5 cm, karena diasumsikan jarak
antara angel of Louis dengan atrium kanan adalah sekitar 5 cm.
11) Nilai normal dari pengukuran JVP adalah kurang dari 8 cmH2O.
d. Terminasi
1) Menanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
2) Memberikan penghargaan karena pasien kooperatif
3) Melakukan kontrak rencana tindak lanjut
4) Menginformasikan letak bel pasien apabila pasien membutuhkan bantuan
perawat
5) Salam penutup
6) Bereskan alat dan bahan
7) Lepas sarung tangan
8) Melakukan cuci tangan setelah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
9) Mendokumentasikan tindakan pada catatan keperawatan pasien

4. Lesson learned
Ini bukan pengalaman pertama dalam melakukan pengukuran JVP.
Sebelumnya ketika pendidikan sarjana, saya pernah belajar dan melakukan pada
ujian OSCE. Sehingga setidaknya sudah ada bekal pengetahuan, hanya tinggal
mendalami dan mempraktekkannya kembali. Pemeriksaan JVP ini cukup mudah
dilakukan karena alat dan metodenya yang cukup sederhana, namun esensial
dalam menentukan adanya gangguan pada hemodinamik utamanya gangguan
pada jantung kanan dan ginjal.
5. Referensi
Ni’am, U., Sobirin, M. A., & Ropyanto, C. B. (2020). Monitoring Vena
Jugularis Presure (Jvp) on Heart Disease Patients : Concept Analysis.
Journal of TSCNers, 5(1), 45–53.

Anda mungkin juga menyukai