Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN FISIk JANTUNG DAN JVP

Pemeriksaan kardiovaskuler biasanya dimulai dengan pemeriksaan frekuensi denyut jantung


dan tekanan darah. Kemudian diperiksa pulsasi arteri, pulsasi vena jugularis, dan akhirnya baru
pemeriksaan jantung.

1. Arteri Karotis

Denyut arteri karotis diraba pada pangkal leher di daerah lateral anterior, denyut ini
mencerminkan kegiatan ventrikel kiri. Gambaran nadi yang terjadi menyerupai gelombang nadi
yang terjadi pada arteri radialis. Pulsasi karotis yang berlebihan dapat timbul karena tekanan nadi
yang besar, misalnya pada insufisiensi aorta ditandai dengan naik dan turunnya denyut
berlangsung cepat.

2. Tekanan Vena Jugularis Eksterna (JVP)


Tekanan darah vena sistemik jauh lebih rendah dibandingkan dengan tekanan arterial. Ini
tergantung pada kuatnya kontraksi ventrikel kiri. Determinator penting lainnya dari tekanan vena
sistemik adalah volume darah dan kapasitas jantung kanan untuk menerima darah dan
memompanya ke dalam sistem arteri pulmonalis. Apabila ada faktor tersebut yang tidak normal,
maka terjadi ketidaknormalan pada tekanan vena. Contohnya, tekanan vena akan turun apabila
volume darah turun atau bila output ventrikel kiri menurun; tekanan vena naik apabila jantung
kanan gagal, atau kenaikan tekanan pada ruang perikardium menghambat kembalinya darah ke
atrium kanan.
Di dalam laboratorium, tekanan vena diukur dari titik nol di atrium kanan. Karena sulit
mendapatkan titik ini pada pemeriksaan fisik, maka digantikan dengan tanda yang stabil, yaitu
angulus sternalis. Baik dalam posisi tegak atau berbaring, angulus sternalis kira-kira terletak 5
cm di atas atrium kanan.
Walaupun pengukuran tekanan vena dapat dilakukan di mana saja pada sistema vena,
perkiraan tekanan atrial kanan, dengan sendirinya berarti juga menunjukkan fungsi jantung
kanan, dilakukan pada vena jugularis interna. Apabila sulit menemukan vena jugularis interna,
dapat dipakai vena jugularis externa. Tingginya tekanan vena ditentukan dengan menemukan
titik di mana vena jugularis externa mulai kolaps. Jarak vertikal dalam sentimeter antara titik ini
dengan angulus sternalis menentukan tekanan vena. Tekanan vena jugularis externa 2 cm di atas
angulus sternalis ekuivalen dengan tekanan vena sentral 7 cm.
3. Dada
Kelainan bentuk dada seringkali berkaitan dengan anatomi dan faal jantung. Di samping
itu juga mempengaruhi faal pernafasan yang kemudian secara tidak langsung mempengaruhi faal
sirkulasi darah yang akan menjadi beban kerja jantung. Kelainan bentuk dada tidak selalu
disertai atau mengakibatkan gangguan faal jantung. Kelainan bentuk dada dapat dibedakan
antara kelainan kongenital atau kelainan yang didapat selama pertumbuhan badan. Deformitas
dada dapat juga terjadi karena trauma yang menyebabkan gangguan ventilasi pernafasan berupa
beban sirkulasi terutama bagi ventrikel kanan.
Pada keadaan normal hanya ditemukan pulsasi apeks di apeks kordis dan dapat diraba
pada jarak 8 cm dari garis midsternal pada ruang sela iga IV kiri dan dapat direkam dengan
apeks kardiografi. Pulsasi abnormal dapat berupa pulsasi diatas ruang iga ke 3, dan ini
merupakan pulsasi abnormal pembuluh darah besar. Pulsasi abnormal yang terada melebar
sampai dibawah iga ke 3, berasal dari ventrikel kanan atau ventrikel kiri yang membesar.

Pemeriksaan JVP
A. Inspeksi.
1. Mulai dengan melihat vena-vena servikal
a) Periksa tingkat distensi vena leher dan fluktuasi tekanan vena.
b) Atur posisi pasien pada tempat pemeriksaan dengan punggung lurus dan kepala
ditinggikan 30 derajat dari garis horizontal.
c) Perhatikan puncak kolom darah berfluktuasi selama siklus jantung
2. Inspeksi Prekordium
a) Perhatikan kesimetrisan dada
b) Tentukan lokasi apeks jantung

B. PEMERIKSAAN JVP
Cara Pemeriksaan:
Pemeriksaan Tekanan Vena Jugularis (Gambar 21-22):
- Pemeriksa berada di sebelah kanan si penderita.
- Penderita dalam posisi santai, kepala sedikit terangkat dengan bantal, dan otot
strenomastoideus dalam keadaan relaks. Naikkan ujung tempat tidur setinggi 30 derajat, atau
sesuaikan sehingga pulsasi vena jugularis tampak paling jelas.
- Temukan titik teratas dimana pulsasi vena jugularis interna tampak, kemudian dengan
penggaris ukurlah jarak vertikal antara titik ini dengan angulus sternalis.
- Apabila anda tak dapat menemukan pulsasi vena jugularis interna, anda dapat mencari pulsasi
vena jugularis externa.
Sudut ketinggian dimana penderita berbaring harus diperhitungkan karena ini mempengaruhi hasil
pemeriksaan.

Gambar 21. Tekanan Vena Jugular (Ketinggian tekanan dari angulus sterni).

Gambar 22. Pengukuran Tekanan Vena Jugular (Jugular Venous Pressure/JVP)

Perhatikan apakah ada bendungan pada vena jugularis. Pembendungan menunjukan adanya
hipertensi vena, sehingga perlu diukur besarnya tekanan vena jugularis (Gambar 21. dan Gambar
22.). Bendungan vena bilateral, umumnya ditemukan pada gagal jantung kanan dan timbulnya
bersamaan dengan pembengkakan hati, edema perifer, dan asites.
Refluks hepato jugular, ditemukan pada gagal jantung kanan. Pengisisan vena jugularis paradoksal
pada waktu inspirasi dapat terjadi misalnya pada pernafasan Kussmaul akibat efusi perikardial dan
perikarditis konstriktif.
Apabila dicurigai terjadinya kegagalan jantung kongestif, periksalah adanya abdominojugular
(hepatojugular) reflux. Sesuaikan posisi penderita sehingga batas atas pulsasi vena jugularis jelas
terlihat pada bagian bawah leher. Tempatkan telapak tangan anda pada tengah abdomen dan pelahan
tekan ke dalam, dan tahan tekanan ini sampai 30 - 60 detik. Tangan harus hangat, dan penderita harus
santai dan bernafas dengan mudah. Apabila tangan anda menekan daerah yang nyeri, geser ke daerah
lain. Amatilah apakah ada kenaikan tekanan vena jugularis.

Anda mungkin juga menyukai