Tekanan vena jugularis, atau Jugular Venous Pressure (JVP) merupakan pemeriksaan
dimana dilakukan observasi tekanan vena melalui visualisasi dari vena jugularis interna.
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai tekanan pada jantung bagian kanan, karena sistem jugularis
berhubungan langsung dengan atrium kanan. Peningkatan pada JVP merupakan tanda dari
hipertensi vena, dan dapat digunakan untuk menilai jumlah volume cairan pada pasien dan fungsi
jantung.
1. Pasien diposisikan dengan kemiringan tubuh 30-45 derajat dan diminta untuk menhadap
kearah kiri.
2. Periksa sisi kanan leher dan perhatikan vena jugularis interna.
3. Bendung bagian bawah vena jugularis, tepat diatas tulang klavikula sehingga vena
jugularis terisi dan terdistensi.
4. Lakukan bendungan pada aliran balik vena pada bagian atas, dibawah dagu dan lepaskan
bendingan diatas tulang klavikula sehingga tampak osilasi pada vena jugularis interna yang
menunjukkan adanya pengisian dari bawah.
5. Cari titik tertinggi pulsasi, dan ukur tingginya.
6. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris yang diletakkan secara tegak lurus
pada angulus sternalis. Angulus sternalis dijadikan titik acuan karena pusat atrium kanan
berada 5cm dibawah angulus sternalis. Tarik garis secara horizontal dari titik yang ditandai
ke penggaris.
Melalui pemeriksaan, dinilai tinggi JVP dan pola gelombang vena. JVP dikatakan
meningkat apabila titik tertinggi pulsasi berada lebih dari 3cm diatas angulus sternalis, atau
diatas 8cm diatas atrium kanan. Apabila terdapat edema pada tungkai bawah tanpa
peningkatan JVP dan refkluks abdomino jugular, maka kemungkinan terbesar obstruksi
terdapat pada vena ekstremitas bawah.
Perubahan pada aliran dan tekanan yang
disebabkan oleh pengisian atrium dan ventrikel
kanan dapat menyebabkan pulsasi pada vena
sentral, yang berlawanan arah dengan aliran darah.
JVP yang normal memiliki perubahan tekanan
dalam beberapa fase, yang terdiri dari tiga
gelombang positif, dan dua gejolak negatif.