Anda di halaman 1dari 32

GIZI PADA REMAJA

I dan II

Hari Suharsa, SKM.,MKM


Pengertian

• Kesehatan Repoduksi adalah keadaan sejahtera fisik,


mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang
berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi

• Komponen Kespro
- Kesehatan ibu dan anak
- Keluarga berencana
- Kespro remaja
- IMS/PMS dan pengendalian infertilitas
- Kesehatan Lansia
• Remaja adalah individu yang belum mencapai umur 21
tahun dan belum menikah (UU No.4/1979 tentang
kesejahteraan anak)
• Remaja adalah mereka yang berusia antara 10-19 tahun
(WHO, 2000)
• Remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun
(Undang-undang Perburuhan)

• Remaja apabila wanita telah berumur 16 tahun dan laki-


laki 19 tahun (Undang-undang Perkawinan No.1/1974)

• Remaja apabila sudah berumur 18 tahun yang sesuai


dengan saat lulus sekolah menengah (Depdiknas)
Pendahuluan

• Laju pertumbuhan anak, wanita dan pria hampir sama


cepatnya sampai pada usia 9 tahun.
• Umur 10-12 tahun pertumbuhan anak perempuan
mengalami percepatan lebih dahulu karena tubuhnya
memerlukan persiapan menjelang usia reproduksi. Anak
laki-laki menyusul dua tahun kemudian
• Puncak pertambahan BB dan TB wanita umur 12,9
tahun dan 12,1 tahun. Menarche akan terjadi sekitar 9-
12 bulan setelah itu.
• Puncak pertambahan BB dan TB pria umur 14,3 tahun
dan 14,1 tahun
• Pertumbuhan cepat di negara maju sampai usia 17
tahun, sedangkan di negara berkembang sampai usia 19
tahun
• Pada masyarakat yang berkecukupan perbaikan status
gizi mendewasakan fisik anak laki-laki dan wanita lebih
dini. Pada kelompok ini rata-rata usia menarche kini
telah anjlok sampai ke titik 12,8 tahun

Tahapan usia remaja (Anna Freud dalam Mohamad, 1998)

• Masa Juvenile
Suatu tahap usia psikologis antara masa anak-anak dan
masa pra remaja. Pada masa ini perkembangan
intelektual anak berlangsung sangat cepat, kemampuan
memantau pikirannya berkembang dan mulai
mempunyai perhatian pada lawan jenisnya

• Masa Pra Remaja


Berlangsung sangat singkat, masa mulai beranjak keluar
dari lingkungan keluarga, mulai kenal dunia luar tetapi
belum sepenuhnya lepas dari keluarga
• Masa Remaja Awal
Pada masa ini remaja menginginkan kemandirian,
merasa mengetahui segalanya tetapi belum cukup untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi, merasakan
perkembangan kebutuhan intepersonal, kebutuhan
untuk mendapatkan kepuasan birahi tetapi
membutuhkan rasa aman. Masa penuh dengan tekanan
(stressful stage) antara keinginan melakukan aktivitas
genital dengan rasa ingin mengelak desakan tersebut
karena tidak ingin menentang tata nilai sosial
• Masa Remaja Akhir
Remaja telah mampu mengarahkan dorongan nafsu
genitalonya menjadi hubungan intepersonal yang ia
sesuaikan dengan budaya, kesempatan dan
persahabatan dengan seseorang yang ia anggap sesuai
Pertumbuhan Somatik Remaja

1. Perubahan adalah ciri utama dari proses biologis


pubertas, pada masa ini terjadi pertumbuhan yang
cepat dari tinggi badan dan berat badan, perubahan
komposisi tubuh dan jaringan, timbulnya tanda-tanda
seks primer dan sekunder

2. Perubahan somatik sangat bervariasi dalam umur saat


mulai dan berakhirnya kecepatan dan sifatnya
tergantung pada masing-masing individu

3. Setiap remaja mengikuti sekuen/urutan yang sama


dalam pertumbuhan somatiknya
4. Timbulnya ciri-ciri seks sekunder merupakan
manifestasi somatik dari aktivitas gonad dan dibagi
dalam beberpa tahap berurutan. Tanner menyebutnya
sebagi Sexual Maturity Rating (SMR) atau tingkat
kematangan seksua

5. Perubahan somatik mengalami perubahan disebabkan


adanya perbaikan gizi dan lingkungan. Selain itu faktor
etnik juga mempengaruhi mulainya remaja
Pertumbuhan Fisik

• Proses biologis pada masa pubertas ditandai dengan


bertambahnya TB dan BB secara tajam, perubahan
dalam komposisi tubuh dan jaringan dan perubahan
karakteristik seksual
• Rata-rata lama proses pubertas pada anak wanita
adalah 4 tahun (antara 1,5 – 8 tahun)
• Kebutuhan gizi akan parelel dengan kecepatan
pertumbuhan, tertinggi pada masa percepatan
pertumbuhan tertinggi (PHV/Peak High Velocity
pertumbuhan maksimal)
• Kebutuhan gizi tidak sejajar denganumur kronologis 
kebutuhan gizi anak yang usianya sama belum tentu
sama
• Tingkat perkembangan diukur dengan Sexual Maturation
Rating/SMR  berdasarkan perubahan karakteristik
seksual sekunder (rambut pubik dan payudara)
- SMR-1 : Masa pra puber
- SMR-2 : Masa PHV  masa tumbuh rambut pubik
- SMR-3 : Masa tumbuh payudara
- SMR-4 : Menarche
- SMR-5 : Masa dewasa
Tinggi Badan
• 15-20% TB dewasa dicapai dalam masa adolesen
terutama pada masa growth spurt (GS) yang
berlangsung selama selama 24-36 bulan
• Sebelum masa pubertas anak wanita akan mengalami
pertambahan TB secara tetap 5,5 cm/tahun (4,0-7,5
cm/tahun)
• Terjadinya GS bervariasi (usia 9,5-14,5 tahun), tetapi
biasanya terjadi pada usia 10,5 tahun pada anak wanita.
Anak laki-laki 2 tahun lebih lambat
• PHV pada anak wanita terjadi rata-rata pada usia 11,5
tahun, dengan percepatan pertumbuhan rata-rata 8,3
cm/tahun (antara 6,0-10,5 cm/tahun)
• 95% anak wanita akan mengalami pertumbuhan
tercepat antara umur 9,7-13,3 tahun
• PHV biasanya dicapai ± 6-12 bulan sebelum menarche
• Spurt TB terjadi relatif lebih awal dibandingkan
menarche, padahal menarche secara salah sering
dianggap sebagai onset dari pubertas
• Menarche di AS rata-rata terjadi usia 12,5 tahun (antara
10-16,5 tahun). Bila menarche telah terjadi biasanya
95% TB dewasa telah dicapai
• Pertambahan TB antara menarche dan dewasa berkisar
antara 1,7 – 4,2 inchi
• Anak laki-laki walaupun PHV nya terjadi lebih lambat,
rata-rata TB nya lebih tinggi (176,8 cm) dibandingkan
anak wanita (163,8 cm). Perbedaan ini disebabkan oleh
lebih rendahnya PHV pada anak wanita dan anak wanita
berhenti tumbuh lebih awal (16 tahun) dibandingkan laki-
laki 18 tahun
Berat Badan

• Pertambahan BB pada anak wanita masa pubertas


merupakan 50% dari BB dewasa yang ideal
• Peak Weight Velocity/PWV anak wanita terjadi 6 bulan
setelah PHV dan biasanya terjadi bersamaan dengan
menarche
• Pada masa PWV anak wanita bertambah BB 5,5 – 10,6
kg/tahun. Setelah PWV percepatan pertambahan BB
menurun. Biasanya anak wanita bertambah BB nya 5-10
kg antara menarche dengan saat mencapai BB dewasa
Komposisi Tubuh

• Perubahan komposisi tubuh dipengaruhi Hormon


Estrogen dan Progesteron pada wanita dan Hormon
Testosteron dan Androgen pada laki-laki

• Pada masa adolesen anak perempuan lebih banyak


menyimpan lemak, sedangkan anak laki-laki masa otot
dan tulang  Sehingga pada saat pertumbuhan fisik
selesai anak wanita akan mempunyai persentase lemak
2 kali anak laki-laki dan hanya 2/3 dari jaringan otot anak
laki-laki
• Tingginya persentase otot pada anak laki-laki (masa
metabolik aktif) menjelaskan mengapa anak laki-laki
butuh energi dan protein lebih banyak
• Anak wanita pada saat memasuki masa pubertas
mempunyai persentase lemak sebesar 15% , pada saat
pertumbuhan selesai persentase lemak menjadi 28%
• Menurut Frich, pada masa pubertas anak wanita
mengalami pertambahan masa otot sebesar 44% dan
lemak 120%
• Frisch mengasumsikan bahwa untuk terjadinya
menarche, persentase lemak dalam tubuh sedikitnya
adalah sebesar 17% dan membutuhkan 25% lemak
untuk terjadinya ovulasi
Gizi remaja
• Masalah gizi dan kesehatan pada remaja
- Penyakit bawaan
- Penyalah gunaan obat
- kecanduan alkohol dan rokok
- Hubungan seks terlalu dini
- Anemia defisiensi besi
- Kelebihan dan kekurangan BB
- Neurosis vegetatif psikosomatik (sakit kepala,perut)
- Kelainan haid, penyakit jiwa, gaya hidup
• Masalah serius saat ini  konsumsi makanan olahan,
meskipun diklaim kaya akan vitamin dan mineral tetapi
terlalu banyak mengandung gula dan lemak disamping
zat aditif  berdampak pada perubahan patologis yang
terlalu dini
• Kebiasaan makan saat remaja akan berdampak pada
kesehatan pada masa dewasa dan usia lanjut
• Dampak negatif kekurangan mineral kerap tidak
kelihatan sebelum usia dewasa. Contoh osteoporosis
merupakan manifestasi kekurangan kalsium masa
remaja
• Obesitas yang muncul masa remaja cenderung berlanjut
pada masa dewasa dan lansia
• Obesitas merupakan faktor risiko penyakit degeneratif
• Perilaku makan tidak sehat + kebersihan mulut yg buruk
 kerusakan gigi dan gusi
Tiga alasan remaja dikategorikan rentan
1.Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
memerlukanenergi dan zat gizi yang lebih banyak
2.Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut
penyesuaian masukan energi dan zat gizi
3.Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan
alkohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energi dan
zat gizi, disamping itu tidak sedikit remaja yang makan
secara berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas.

# Masalah gizi remaja serupa dengan masalah gizi usia


anak yaitu anemia besi, kelebihan/kekurangan BB 
masalah ini berpangkal pada 1) kegemaran yang tidak
lazim, 2) lupa malan dan 3) hamil
• Kegemaran tidak lazim
- Vegetarian
- Food Faddism
- Kecemasan bentuk tubuh  anoreksia, bulimia
- Kesibukan  makan diluar
- Pengaruh keluarga, teman
• Hampir 50% remaja terutama remaja yang lebih tua
tidak sarapan (Daniel, 1977). Penelitian lain 89% remaja
meyakini kalau sarapan memang penting. Namun hanya
60% yang sarapan teratur. Remaja puteri malah
melewatkan dua kali waktu makan dan lebih memilih
kudapan
• Makanan sampah (Junk Food) semakin digemari remaja
 lebih bergengsi  lemak jenuh, kolesterol dan
natrium tinggi
• Disebut junk food  karena proporsi lemak sebagai
penyedia kalori > 50% total kalori
Kebutuhan Zat Gizi

• Penentuan kebutuhan zat gizi fremaja secara umum


didasarkan pada Recommended Daily Allowences (RD).
• RDA disusun berdasarkan perkembangan kronologis
bukan kematangan.
• Remaja putera lebih banyak memerlukan energi
dibandingkan remaja puteri
• Pada usia 16 tahun remaja putera memburuhkan 3.470
kkal/hari, menurun menjadi 2.900 kkal/hari pada usia 16-
19 tahun
• Remaja puteri usia 12 tahun : 2.550 kkal/hari dan
menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun
• “Wait dkk” menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi
badan.
• Perkiraan energi remaja usia 11-18 tahun yaitu 13-23
kkal/cm sementara remaja puteri 10-19 kkal/cm
• Kebutuhan protein berkaitan dengan pola tumbuh bukan
usia kronologis. Remaja putera kisaran kebutuhannya
0,29-0,32 g/cm, sementara puteri 0,27-0,29 g/cm
• Kebutuhan semua jenis mineral meningkat
• Kebutuhan Besi dan kalsium paling mencolok karena
kedua mineral ini merupakan komponen penting
pembentuk tulang dan otot
• Asupan kalsium dianjurkan 800 mg (praremaja) sampai
1200 mg (remaja)
• Peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi sekaligus
memerlukan tambahan vitamin

• Asupan thiamin, riboflavin dan niacin harus ditambah


sejajar dengan pertambahan energi  karena berperan
dalam proses pelepasan energi dan pertambahan energi

• Percepatan sintesis jaringan


mengisyaratkanpertambahan asupan vitamin B6, B12
dan asam folat  Vitamin ini berperan dalam sintesis
RNA dan DNA

• Untuk menjaga agar sel dan jaringan baru tidak cepat


rusak asupan vitamin A,C dan E perlu ditingkatkan
disamping vitamin D krn perannya dalam pembentukan
tulang
Kehamilan Usia Remja

• Kehamilan remaja adalah kehamilan pada usia 11-18


tahun
• Di AS kehamilan remaja mencapai 1 juta remaja /tahun
(2/3 atau sekitar 60% hamil diluar nikah). 400 rb hamil <
18 tahun. 30 ribu < 15 tahun. 79% mereka baru
beberapa kali mengalami haid.
• Sekitar 1,4 juta (30%) remaja wanita usia 15-19 tahun
telah melakukan hubungan seksual yg menyebabkan
kehamilan. 57% kehamilan ini tidak terencana kemudia
dituntaskan melalui pengguguran sebanyak 40%. Sekitar
200 ribu kasus (99% nya berlangsung dinegara
berkembang) menjalani aborsi gelap yg ditangani tenaga
tidak terlatih, sehingga risiko kematian meningkat
menjadi 100-500 kali sementara sisanya melahirkan dgn
seksio (National Fetility Survey, 1989 dan NCHS 1985)
• Wanita yg mulai hamil ketika kondisinya buruk berisiko
melahirkan bayi BBLR sebesar 2-3 kali lebih besar
dibanding yang berstatus gizi baik, dan kemungkinan
bayi akan mati 1,5 kali (NCHS, 1986)

• Angka kematian maternal yang berusia 10-14 tahun ,


lima kali lebih besar dari mereka yang berusia 20-24
tahun. Remaja yg berusia 15-19 tahun menunjukkan
angka kematian 2 kali lebih besar

• Jika dibandingkan dengan negara maju, angka kematian


maternal di Indonesia 40-50 kali lebih tinggi
(Soejoenoes, 1992)
• Bayi yang dilahirkan oleh wanita remaja menunjukkan
angka mortalitas 34% lebih tinggi dibandingkan bayi
yang dilahirkan oleh wanita yang telah berusia 25-34
tahun.
• Angka kematian bayi yang dilahirkan oleh remaja yang
belum berusia 18 tahun lebih tinggi 25-34%, sementara
jika usia mereka telah mencapai 18-19 tahun kasus
kematian itu turun sampai 13%
• Dari sekitar 150 juta kehamilan setahun, WHO
memperkirakan 62 juta orang mengalami kecacatan
seumur hidup, dan kecacatan itu lebih banyak terjadi
pada remaja
• Di sebagian negara tdk jarang diperberat oleh perlakuan
seksual yang menyimpang, tempat aborsi tak legal dan
tidak aman serta ketertularan penyakit kelamin
• Partus macet  Fistula vesicovaginale/rectovaginale 
inkontinensia urine serta feses dan iritasi  penolakan
sosial (istri dicerai suaminya)
• Persentase perkawinan usia 15-19 tahun di Indonesia
18,3%, Bangladesh 48,1%, Mali 71,5% (UNFPA, 1991)
• Penelitian Muninjaya (1993), 22-26% remaja wanita di
Bali tidak menganggap lagi hubungan seksual pranikah
sebagai perbuatan dosa.
• Sekitar 26% remaja wanita di Menado, Bali danYogja
pernah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi (90%)
• Di negara yang menyetujui aborsi, jumlah peserta aborsi
antara 5/1000 (Belanda) sampai 44/1000 (USA)
• DI negara tempat aborsi diharamkan, angka tersebut
diperkirakan 25% (Malaysia) dan 10% (Thailand),
Indonesia belum ada data
• Alkohol, rokok, obat psikoaktif, pergeseran nilai moral
terkait dengan kehamilan remaja
Anjuran Pertambahan BB Selama Hamil

1. 12,5-18 kg jika BMI <19,8


2. 11,5-16 kg jika BMI = 19,8-26
3. 7,0-11,5 kg jika BMI > 26-29
Pengembangan Perilaku Makan Sehat
Semasa Remaja
Anjuran untukmenciptakan polakebiasaan pangan yg baik
• Mendorong para remaja untuk menikmati makanan,
mencoba makanan baru, mengkonsumsi beberapa
makanan dipagi hari, makan bersama keluarga,
menyeleksi makanan jajanan yang bergizi dan sesekali
mengundang teman untuk makan malam bersama
• Menggariskan tujuan untuk setidaknya sekali dalam
sehari mebuat waktu makan menjadi saat yang
menyenangkan untuk berbagi pengalaman diantara
anggota keluarga
• Mengetahui jadual kegiatan remajasehingga waktu
makan tidak berbenturan dengan kegiatan mereka
• Menyiapkan data dasar tentang pangan dan gizi
sehingga remaja dapat memutuskan jenis makanan yang
akan dikonsumsi berdasarkan informasi tersebut
5. Memberikan contoh khas tentang cara mempraktekan
pengetahuan tersebut
6. Memberikan penekanan tentang manfaat makanan yang
baik seperti perbaikan vitalitas dan peningkatan
ketahanan fisik
7. Membenarkan pilihan pada makanan camilan bergizi
dan secara berkesinambungan menjelaskan kekeliruan
mereka yang memilih makanan tidak bergizi
8. Menyimpan hanya kudapan bergizi dilemari es
9. Melatih tabggung jawab remaja dalam hal perencanaan
makanan, pembelanjaan, pemasakan dan penanaman

Anda mungkin juga menyukai