Anda di halaman 1dari 27

A.

PENGERTIAN GIZI
Gizi merupakan suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energy. Gizi
adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung
oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

B. BALITA
Balita adalah anak usia dibawah lima tahun yang berumur 0-4 tahun 11 bulan.
1. Gizi Pada Balita
a. Pengertian Gizi Balita

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita
yang masih dalam masa pertumbuhan. Secara harfiah, balita atau anak bawah lima
tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia dibawah satu
tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun, karena fisiologis bayi usia di
bawah satu tahun berbeda dengan anak usia diatas satu tahun, banyak ilmuwan
yang membedakannya. Utamanya, makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu
(ASI), sedangkan umumnya anak usia lebih dari satu tahun mulai menerima
makanan padat seperti orang dewasa.

Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau lepas menyusui
sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan
kecerdasannya, fisiologi tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis
makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya.
Berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan
batita dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan
usia prasekolah. Batita sering disebut konsumen pasif, sedangkan usia
prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih
dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung
secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan
seimbang.Gizi Balita adalah hal paling utama yang harus diperhatikan oleh orang
tua jika ingin tumbuh kembang putra dan putrinya maksimal.

Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak
menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi
demikian, sebaiknya anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan
makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia
prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar.
Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang
mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang
usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi
kecil dengan frekuensi sering.

Karakteristik Usia Prasekolah


Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka
sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal
sebagai masa keras kepala . Akibat pergaulan dengan lingkungannya
terutama dengan anak-anak yang lebih besar, anak mulai senang jajan. Jika
hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan zat gizi yang
diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi. Perilaku makan sangat
dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak. Oleh karena
itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat penting
dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir
terhadap makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang
menyenangkan dapat membangkitkan selera makan anak.

b. Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Balita


Kebutuhan gizi balita adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk
memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.
Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga
diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan
menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
a) Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan
orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat
pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan
bertambahnya usia.
b) Kebutuhan Zat Pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun,
kebutuhannya relatif lebih kecil.
c) Kebutuhan Zat Pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
Peran Makanan Bagi Balita
o Makanan sebagai sumber zat gizi.
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita
sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
Zat Tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat ,
lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan
aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena
itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar
daripada orang dewasa.
Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan
fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga
menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
Zat Pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini
zat yang berperan sebagai zat pengatur. Vitamin, baik yang larut air
(vitamin B kompleks dan vitamin C) maupun yang larut dalam
lemak (vitamin A, D, E, dan K). Berbagai mineral, seperti kalsium,
zat besi, iodium, dan flour. Air, sebagai alat pengatur vital
kehidupan sel-sel tubuh.

c. Prinsip Gizi Seimbang dan Nutrisi yang Penting bagi Balita


1) Gizi Seimbang untuk Bayi 0-6 bulan
Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI
merupakan makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi
semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan
perkembangan sistem pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena itu
setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan
hanya diberi ASI saja.
2) Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi
semakin meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada
usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat,
mulai terpapar terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga
kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan
aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka
perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara
ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai
diperkenalkan kepada makanan lain, mula-mula dalam bentuk lumat, makanan
lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia 1 tahun.
Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang
pada usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya,
sehingga pengenalan kepada makanan yang beranekaragam pada periode ini
menjadi sangat penting. Secara bertahap, variasi makanan untuk bayi usia 6-24
bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayuran dan buah-buahan,
lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sebagai
sumber kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan secara bertahap dalam
jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.
3) Gizi Seimbang untuk Anak usia 2-5 tahun
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih
berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga
anak sudah mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk
makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus
mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama
dalam memenangkan pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi
seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah sehingga
mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup
bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya.
Berikut pesan gizi seimbang untuk bayi dan balita bersdasarkan
kelompok umur:
1) Pesan Gizi Seimbang untuk Bayi (0 6) bulan
a) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
IMD adalah proses menyusu dimulai secepatnya dengan cara
segera setelah lahir bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit ibu
melekat pada kulit bayi minimal 1 jam atau sampai menyusu awal
selesai. (PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif).
Manfaat IMD :
Dapat melatih keterampilan bayi untuk menyusu dan langkah awal
membentuk ikatan batin antara ibu dan bayi.
Dapat mengurangi stres pada bayi dan ibu.
Meningkatkan daya tahan tubuh berkat bayi mendapat antibodi dari
kolostrum
Dapat mengurangi risiko hipotermi dan hipoglikemi pada bayi
Dapat mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan
b) Berikan ASI Eksklusif sampai umur 6 bulan
Pemberian ASI Eksklusif berarti bayi selama 6 bulan hanya diberi
ASI saja. Kebutuhan energi dan zat gizi lainnya untuk bayi dapat
dipenuhi dari ASI. Disamping itu pemberian ASI Ekslusif sampai
dengan 6 bulan mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan
berbagai penyakit (Diare dan Radang Paru) dan mempercepat pemulihan
bila sakit serta membantu menjalankan kelahiran. Pemberian ASI
Eksklusif adalah hak bayi yang sangat terkait dengan komitmen ibu dan
dukungan keluarga dan lingkungan sekitar.

2) Pesan Gizi seimbang untuk anak 6-24 bulan


a) Lanjutkan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
Pemberian ASI dilanjutkan hingga usia 2 tahun, oleh karena ASI
masih mengandung zat-zat gizi yang penting walaupun jumlahnya
tidak memenuhi kebutuhan. Disamping itu akan meningkatkan
hubungan emosional antara ibu dan bayi serta meningkatkan sistem
kekebalan yang baik bagi bayi hingga ia dewasa. Pemberian ASI bisa
dilakukan dengan beberapa cara. Pertama adalah dengan menyusu
langsung pada payudara ibu. Ini adalah cara yang paling baik karena
dapat membantu meningkatkan dan menjaga produksi ASI. Pada
proses menyusui secara langsung, kulit bayi dan ibu bersentuhan, mata
bayi menatap mata ibu sehingga dapat terjalin hubungan batin yang
kuat. Kedua adalah dengan memberikan ASI perah jika ibu bekerja
atau terpaksa meninggalkan bayi, ASI tetap dapat diberikan kepada
bayi, dengan cara memberikan ASI perah.
Cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI perah
Cara memerah ASI :
Sebelum memerah ASI terlebih dahulu disiapkan wadah untuk
ASI perah dengan cara :
i. Pilih cangkir, gelas atau kendi bermulut lebar
ii. Cuci cangkir tersebut dengan sabun dan air
iii. Tuangkan air mendidih ke dalam cangkir tersebut, dan
biarkan beberapa menit. Air mendidih akan membunuh
sebahagian besar bakteri
iv. Bila telah siap memerah ASI, tuangkan air dari cangkir
tersebut
Letakan jari dan ibu jari di tiap sisi areola dan tekan ke dalam
ke arah dinding dada
Tekan di belakang puting dan areola di antara ibu jari dan
telunjuk
Tekan dari samping untuk mengosongkan semua bagian

Cara menyimpan ASI perah :


ASI perah dapat bertahan di suhu ruang selama 6-8 jam
ASI perah dapat disimpan di lemari pendingin selama 3-8 hari,
jika diperlukan penyimapanan jangka panjang dapat
dimasukkan ke dalam freezer untuk disimpan selama 3-6 bulan
Letakan ASI perah di bahagian dalam freezer atau lemari
pendingin, bukan di dekat pintu agar tidak mengalami
perubahan dan variasi suhu
Bila di rumah tidak memiliki lemari pendingin atau
freezer,maka ASI perah bisa disimpan di dalam termos yang
berisi es untuk jangka waktu 24 jam.

Cara Memberikan ASI perah


Cara yang paling baik memberikan ASI perah adalah dengan
menggunakan cangkir, sendok atau pipet. Dot tidak dianjurkan
karena memiliki efek negatif. Bayi akan bingung puting. Karena
bayi yang terbiasa menggunakan dot biasanya tidak akan mau
menyusu pada payudara ibu.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum memberikan ASI perah
adalah :
ASI perah dingin dihangatkan dengan cara merendam wadah
ASI perah kedalam baskom berisi air hangat.
ASI perah beku perlu dicairkan di lemari pendingin dahulu
sebelum dihangatkan
Jangan merebus ASI perah atau menghangatkan ASI
menggunakan air mendidih.
Jangan membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair
Tidak ada alasan untuk membuang ASI kecuali bayi menolak.

b) Berikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai Usia 6 bulan


Selain ASI diteruskan harus memberikan makanan lain sebagai
pendamping ASI yang diberikan pada bayi dan anak mulai usia 6
sampai 24 bulan. MP-ASI yang tepat dan baik merupakan makanan
yang dapat memenuhi kebutuhan gizi terutama zat gizi mikro sehingga
bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. MP-ASI
diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, mulai dari MP-ASI
bentuk lumat, lembik sampai anak menjadi terbiasa dengan makanan
keluarga (lihat lampiran 11 dan 13).
MP-ASI disiapkan keluarga dengan memperhatikan
keanekaragaman pangan. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro
dari MP-ASI keluarga agar tidak terjadi gagal tumbuh, perlu
ditambahkan zat gizi mikro dalam bentuk bubuk tabur gizi seperti
taburia.
Berdasarkan komposisi bahan makanan MP-ASI dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
1) MP-ASI lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, sayur dan buah
2) MP-ASI sederhana yang terdiri dari makanan pokok, lauk
hewani atau nabati dengan sayur atau buah.
MP-ASI yang baik apabila :
1) Padat energi, protein dan zat gizi mikro yang sudah kurang
pada ASI (Fe, Zinc, Kalsium, Vit. A, Vit. C dan Folat)
2) Tidak berbumbu tajam, menggunakan gula, garam, penyedap
rasa, pewarna dan pengawet secukupnya
3) Mudah ditelan dan disukai anak dan
4) Tersedia lokal dan harga terjangkau

3) Pesan Gizi Seimbang untuk Anak Usia 2 5 Tahun


a) Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama
keluarga
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar
anak makan secara teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau
makan pagi, makan siang dan makan malam. Untuk
menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang
tidak sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama
keluarga. Sarapan setiap hari penting terutama bagi anak-anak oleh
karena mereka sedang tumbuh dan mengalami perkembangan otak
yang sangat tergantung pada asupan makanan secara teratur.
b) Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein seperti ikan, telur,
tempe, susu dan tahu
Untuk pertumbuhan anak, dibutuhkan pangan sumber protein dan
sumber lemak kaya akan Omega 3, DHA, EPA yang banyak
terkandung dalam ikan. Anak-anak dianjurkan banyak mengonsumsi
ikan dan telur karena kedua jenis pangan tersebut mempunyai kualitas
protein yang bagus. Tempe dan tahu merupakan sumber protein nabati
yang kualitasnya cukup baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak. Jika meberikan susu kepada anak, orang tua tidak perlu
menambahkan gula pada saat menyiapkannya. Pemberian susu dengan
kadar gula yang tinggi akan membuat selera anak terpaku pada kadar
kemanisan yang tinggi. Pola makan yang terbiasa manis akan
membahayakan kesehatannya di masa yang akan datang.
c) Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Sayuran dan buah-buahan adalah pangan sumber vitamin, mineral
dan serat.Vitamin dan mineral merupakan senyawa bioaktif yang
tergolong sebagai antioksidan, yang mempunyai fungsi antara lain
untuk mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar
pencernaan dan dapat mencegah dan menghambat perkembangan sel
kanker usus besar.
d) Batasi mengonsumsi makanan selingan yang terlalu manis, asin dan
berlemak.
Pangan manis, asin dan berlemak banyak berhubungan dengan
penyakit kronis tidak menular seperti diabetes mellitus,tekanan darah
tinggi dan penyakit jantung.
e) Minumlah air putih sesuai kebutuhan.
Sangat dianjurkan agar anak-anak tidak membiasakan minum
minuman manis atau bersoda,karenajenis minuman tersebut kandungan
gulanya tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan cairan sehari hari
dianjurkan agar anak anak minum air sebanyak 1200 1500 mL
air/hari.
f) Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap hari
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kemudahan akses
permainan tanpa aktivitas fisik yang banyak ditawarkan permainan
dengan teknologi canggih (electronic game), menimbulkan
kekhawatirantersendiri bagi para orang tua akan perkembangan mental
serta psikomotorik anak. Permainan tradisional dan bermainbersama
teman penting untuk anak-anak karena dapat melatih kemampuan
sosial dan mental anak. Permainan tradisional dan bermain bersama
dan melakukan aktivitas fisik dalam bentuk permainan dapat mengusir
rasa bosan pada anak dan merangsang perkembangan kreativitasnya.
Hal ini akan mendukung tumbuh kembang dan kecerdasan anak.

2. Pengukurang Status Gizi Pada Balita


Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengukur status gizi pada anak.
Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap dimensi tubuh dan komposisi
tubuh. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Nilai
indeks antroprometri (BB/U,TB/U,BB/TB,LLA,LK) dibandingkan dengan nilai
rujukan WHO dan CDC 2000. Istilah gizi dibedakan untuk setiap indeks yang
digunakan agar tidak terjadi kerancuan interpretasi.
a Berat badan
Pada masa bayi balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi. Penentuan berat badan dilakukan
dengan cara menimbang. Alat ukur yang digunakan memenuhi persyaratan
dalam penimbangan anak balita adalah dacin.
Dalam menentukan status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut
reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia WHO-
NCHS (World Health OrganizationNnation Center for Health Statistics)
dengan melihat nilai Z-SCORE, sebagai berikut :
KLASIFIKASI GIZI ANAK BAWAH LIMA TAHUN (BALITA)

STATUS GIZI AMBANG


BATAS

GIZI LEBIH >+2SD

GIZI BAIK -2SD


sampai +
2SD

GIZI KURANG <2SD


sampai -
3SD

GIZI BURUK <-3SD

b Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Cara menghitung
umur yaitu dengan menentukan tanggal, hari, bulan dan tahun pada waktu
anak ditimbang kemudian dikurangi tanggal, hari, bulan dan tahun anak waktu
lahir sehingga didapatkan umur anak. Bila kelebihan atau kekurangan hari
sebanyak 16 hari sampai 30 hari dibulatkan 1 bulan. Bila kelebihan atau
kekurangan 1 hari sampai 15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan.

c Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan disesuaikan dengan umur anak.

Bayi dan anak < 2 tahun


o Posisi berbaring
o Menggunakan papan pengukur
o Panjang badan paralel dengan panjang papan
o Bahu harus menempel permukaan papan
o Sepatu atau alas kaki dilepas
Anak 2 tahun dewasa
o Berdiri tegak dan mata menatap lurus kedepan
o Punggung menempel pada alat pengukur tinggi badan pada tembok
o Kedua lengan disisi badan
o Kedua tungkai menghadap kedepan
o Tidak menggunakan alas kaki
Kriteria penilaian TB :
o 90 - 110 % : tinggi baik
o 70 90 % : tinggi kurang
o < 70 % : tinggi sangat kurang
d BB/TB
Dalam mengukur status gizi dapat digunakan pengukuran berat badan
dibandingkan tinggi badan dalam meter kuadrat.
Pengukuran BB/TB menurut klasifikasi Waterlow :
o > 90 110 % : gizi baik
o 70 90 % : gizi kurang
o < 70% : gizi buruk
o 110 120 % : gizi lebih/ overweight
o > 120 % : obes
e Kebutuhan energi
Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta
vitamin, mineral dan serat dan wajib dikonsumsi anak setiap hari. Atur agar
semua sumber gizi tersebut ada dalam menu sehari-hari.
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita.
Sedikitnya balita butuh 350 ml/hari. Susu pertumbuhan dari Nutricia
merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak
usia 12 bulan ke atas menjadi pelengkap menu anak.

KEBUTUHAN ENERGI
UMU ENERGI
(kkal/kgBB)
R

0-1 110-120

1-3 100

4-6 90

7-9 80

10+ 70-60

f Lingkar kepala(LK)
o Dipengaruhi oleh status gizi anak sd umum 36 bulan.
o Pengukuran rutin mendeteksi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
o Menggunakan pita ukur yang tidak melar.
o Tepat di atas supra orbita melingkar melalui oksiput.
g Lingkar Lengan Atas (LLA)
Bermanfaat bila :
o Tidak ada data BB atau TB.
o BB dan TB tidak dapat diukur dengan tepat misalnya pada pasien
dengan :
- Organomegali
- Edema
- Hidrosefalus
o Anak umur 1 5 thn LLA saja sudah dapat menentukan status gizi.

Pengukuran :
o Lengan kiri, pertengahan akromion dan olekranon.
o Menggunakan non elastic band (WHO/CARE) terbagi atas 3 warna
: hijau, kuning, merah.

Interpretasi :

o < 11,5 cm : malnutrisi berat (merah)


o 11,5 12,5 cm : mild-mod (kuning)
o >12,5 cm : normal (hijau)

LLA/U :

o 85-100 % : normal
o 70-85 % : mild-mod malnutrition
o <70% : malnutrisi berat

3. Penyakit atau Kelainan Gizi Pada Balita


Di baagian dunia yang sudah berkembang, sebagian besar penduduk
mengalami berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh kelebihan berat badan dan
obesitas. Sedangkan di bagian lain dunia yang lebih miskin gizi buruk masih
merupakan masalah utama. Gizi buruk tidak hanya berdampak pada kesehatan
seseorang secara pribadi, tapi juga mengurangi kemampuan masyarakat untuk kelluar
dari kemiskinan. Gizi buruk mengurangi kemampuan seseorang untuk bekerja dan
juga mengurangi kemampuan anak-anak untuk belajar disekolah sering tidak
kesekolah karena sakit - mengurangi tingkat kesehatan dan menjadi terlalu lelah untuk
bekerja dan belajar dengan baik. Diperkirakan bahwa gizi buruk dapat menghabiskan
biaya suatu Negara sebanyak 2-3% dari produk domestic bruto.
Perempuan dan anak-anak adalah yang biasa dan umumnya mengalami gizi
buruk bumil menghadapi resiko yang tinggi untuk kehilangan bayi mereka,
perempuan dan anak meninggal pada saat proses melahirkan, atau bayi yang lahir
dengan kecacatan fisik mau pun mental. Gizi buruk memberikan sumbangan
56%untuk kematian dari 11 juta anak diseluruh dunia karena sebab yang sebenarnya
dapat dicegah sebelum mereka mencapai ulang tahunnya yang ke lima. Di Indonesia,
salah satu Negara di Asia Tenggara, walau pun tingkat kemiskinan mulai berkurang,
namun tetap ada daerah2 dimana kurang gizi masih menjadi masalah utama.
Protein energi untuk kurang gizi menyebabkan anak-anak kekurangan
berat badan, pertumbuhannya lambat dan lebih rentan terhadap infeksi, berpengaruh
terhadap 2 dari 5 anak dibawah lima tahun, dan kekurangan zat besi, yodium serta
vitamin juga merupakan masalah. Penyakit2 daerah tropis seperti malaria, demam
berdarah, TBC dan infeksi usus juga sering terjadi terutama di daerah-daerah miskin.
Penyebab tingginya angka kurang gizi di Indonesia cukup kompleks. Terkadang
masalahnya adalah kurangnya makanan yang tersedia atau pilihan untuk tidak
mengkonsumsi variasi makanan dengan nilai gizi yang cukup. Masyarakat di daerh
yang miskin umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan sebagian lagi
memiliki kesadaran yang rendah tentang pentingnya variasi makanan, terutama untuk
anak-anak. Nasi adalah makanan pokok dan didaerah yang miskin masyarakat sangat
tergantung, lebih mengutamakan rasa kenyang namun menu kurang variatif untuk
kecukupan gizi. Di daerah lainnya, bahkan nasi juga jarang didapat, perubahan iklim,
cuaca yang sulit diprediksi dan bencana alam mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
dan banyak keluarga yang tidak mampu membeli makanan jika tanaman mereka
satu2nya sumber pendapatan mereka gagal.
Sanitasi yang buruk juga merupakan masalah umum di daerah dengan
ketersediaan air yang terbatas dan berpengaruh terhadap infeksi usus dan kurang gizi
dapat menyebabkan diare. System kesehatan di Indonesia bagus termasuk tenaga
kesehatan (tenkes) di puskesmas dan system yang mengharuskan adanya pelatihan
untuk bidan di setiap desa, melaksanakan klinik bulanan (posyandu) untuk memantau
berat badan ibu dan bayi, memberikan imunisasi dan makanan bergizi dan saran
megenai gizi. Bagaimanapun Indonesia adalah Negara dengan lebih dari 200 juta
penduduk yang tersebar di lebih dari 16000 pulau, dan di beberapa daerah layanan
kesehatan kurang memadai dibandingkan daerah lainnya. Di beberapa daerah di
Indonesia, jalannya dalam kondisi yang buruk, atau bahkan tidak ada jalan, membuat
desa2 terpencil kesulitan untuk mencapai rumah sakit dan pusat layanan kesehatan
ketika dibutuhkan, dan kalau pun ada jalan, biaya transportasi mahal dan tidak
menentu (jadwalnya). Di beberapa daerah masalah lainnya adalah masyarakat yang
masih memegang kepercayaan/tradisi percaya pada obat-obatan tradisional, dan
masalag gender menyebabkan perempuan kesulitan untuk mengambil keputusan
mengenai kesehatan tanpa ijin dari suami mereka. Ahli gizi, Zoe Connor
menghabiskan waktu 9 bulan di Indonesia tahun 2007 sebagai konsultan gizi sukarela
pada Yayasan Ayo Indonesia disebuah kota pegunungan Ruteng, di pulau Flores,
diwilayah yang propinsi NTT yang merupakan propinsi termiskin di Indonesia.
Pekerjaan Ayo Indonesia termasuk bidang kesehatan, pertanian,
pembanngunan jalan, membangun jaringan air bersih dan memperbaiki pekerjaan
kelompok local. Mereka bekerja termasuk memberikan pelatihan kepada masyarakat
local dam memberdayakan masyarakat diwilayah Manggarai dan Manggarai Barat.
Bagian dari program kesehatan Ayo Indonesia termasuk didalamnya melatih
kelompok2 perempuan local untuk menanam sayuran, pelatihan untuk hidup sehat,
mengatur keuangan dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan setempat untuk
memperbaiki kesehatan ibu dan anak. Yayasan Ayo Indonesia juga terlibat dalam
proyek penelitian internasional yang meneliti hubungan antara akses jalan yang buruk
dengan kesehatan.

Informasi kunci untuk memperbaiki (masalah) gizi di daerah pedesaan di Indonesia


1) Makan 3 kali dengan makanan yang terdiri dari 3 kelompok makanan utama
-Energi atau makanan utama misalnya nasi, keladi, kue, kentang, ubi, jagung,
(makanan dari) tepung terigu, roti atau kentang dengan mentega atau minyak;
Protein atau makanan untuk pertumbuhan misalnya tempe, tahu, ikan, telur,
susu, makanan laut dan kacang-kacangan; Makanan penunjang lainnya
berbagai jenis buah dan sayur

2) Memasukan garam beryodium kedalam makanan

3) Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan

4) Hanya memberikan ASI (air susu ibu) kepada bayi sampai umur 6 bulan

5) Sejak umur 6 bukan bayi diberikan makanan tambahan yang terdiri dari
makanan dari 3 kelompok makanan, dengan masih terus memberikan ASI
sampai usia 2 tahun

6) Memberikan imunisasi kepada setiap anak

7) Anak-anak dan wanita hamil harus dating ke puskesmas secara rutin untuk
memantau pertumbuhan (dan perkembangan)

8) Perempuan dan anak-anak harus mengkonsumsi suplemen yang mengandung


vitamin A, zat besi dan garam dari puskesmas sesuai dengan yang dianjurkan

Gizi Kurang protein kurang gizi untuk energi Penyebab Kurang gizi akut
disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau
makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk
mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret
(muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam
periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah
yang cukkup, atau juga disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.
Gejala dan akibat Gizi kurang akut biasanya mudah untuk dideteksi, berat badan anak
akan kurang dan kurus - mereka akan memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan
grafik pertumbuhan dan meningkatkan resiko terkena infeksi. Gizi kurang yang
kronik lebih sulit diidentifikasi oleh suatu komunitas anak akan tumbuh lebih
lambat daripada yang diharapkan baik dari segi berat badan maupun tinggi badan,
dan tidak kelihatan terlalu kurus, namun pemeriksaan berat dan tinggi badan akan
menunjukan bahwa mereka memiliki berat yang kurang pada grafik pertumbuhan
anak - misalnya kerdil. Gizi kurang kronik dapat mempengaruhi perkembangan otak
dan psikologi anak dan meningkatkan resiko terkena infeksi. Perempuan yang kurang
makan punya kecenderungan untuk melahirkan anak dengan berat badan rendah, yang
punya resiko lebih besar terkena infeksi
Pencegahan Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan
makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau
susu sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat
ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori, terutama pada anak-
anak atau remaja yang tidak terlalu suka makan. Hanya memberikan ASI kepada bayi
sampai usia 6 bulan mengurangi resiko mereka terkena muntah dan mencret
(muntaber) dan menyediakan cukup gizi berimbang. Jika ibu tidak bias atau tidak mau
memberikan ASI, sangat penting bagi bayi untuk mendapatkan susu formula untuk
bayi yang dibuat dengan air bersih yang aman susu sapi normal tidaklah cukup.
Sejak 6 bulan, sebaiknya tetap diberikan Asi tapi juga berikan 3-6 sendok makan
variasu makanan termasuk yang mengandung protein. Remaja dan anak2 yang sedang
sakit sebaiknya tetap diberikan makanan dan minuman yang cukup. Kurang gizi juga
dapat dicegah secara bertahap dengan mencegah cacingan, infeksi, muntaber melalui
sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan, terutama mencegah cacingan. Angka
statistic di Indonesia Tahun 2004 37% balita (bawah lima tahun/bayi) kekurangan
berat badan (28% kekurangan berat badan sedang dan 9% kekurangan berat badan
akut (a llitle beat confused about it) (sumber Susenas 2004). Pemerintah mempunyai
program makanan tambahan sehingga perempuan dan anak-anak yang terdeteksi
memiliki berat badan kurang akan diberi makanan tambahan dan saran ketika mereka
dating ke puskesmas untuk memantau pertumbuhan.
Kekurangan zat besi Penyebab Tidak cukup mengkonsumsi makanan tinggi
zat besi, juga perempuan yang terlalu sering hamil dan memliki anak, malaria, cacing
tambang dan menstruasi meningkatkan resiko kekurangan zat besi Gejala dan Akibat
Kekurangan zat besi adalah hal yang umum terjadi di dunia dan berbahaya terutama
untuk perempuan hamil - meningkatkan resiko pendarahan dan kematian saat
melahirkan. Kekurangan zat besi dilaporkan sebagai penyebab utama dari 20%
kematian ibu dan menyumbang hingga 50% factor penyebab kematian ibu.
Kekurangan zat besi juga mempengaruhi perkembangan otak dan psikologi anak-
anak, dan membuat orang menjadi malas dan lebih mudah terkena infeksi.
Pencegahan Makan makanan yang mengandung zat besi makanan yang kaya (zat
besi) misalnya daging, ikan, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan, kacang tanah, tahu
dan tempe. Makanan2 ini juga sangat penting untuk ibu hamil dan anak sejak usia 6
bulan Strategi penting lainnya untuk memerangi kekkurangan zat besi adalah dengan
mencegah dan mengobati malaria- terutama pada saat hamil, pendidikan mengenai
KB, menganjurkan untuk menjaga jarak dan mengurangi kehamilan dan pencegahan
terhadap cacing di usus dan keteraturan pengobatan untuk cacingan Angka statistic di
Indonesia WHO melaporkan bahwa 6.4% perempuan hamil di Indonesoa mengalami
kekurangan zat besi pada tahun 2000. makanan yang kaya akan zat besi biasanya sulit
didapat oleh keluarga yang miski, dan malaria serta cacing juga merupakan masalah
di banyak tempat di Indonesia. Di wilayah yang miskin adalah sesuatu yang biasa jika
sebuah keluarga memilki 10 orang anak walau pun program KB sudah dijalankan.
Pemerintah merekomendasikan agar perempuan hamil dan balita harus mendapatkan
suplemen yang mengandung zat besi harian dari puskesmas.
Kekurangan yodium Penyebab Tidak mengkonsumsi makanan yang kaya akan
yodium dalam jumlah yang cukup Gejala dan Akibat Kekurangan yodium pada
perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran mati dan meningkatkan resiko
keguguran dan bayi lahir dengan berat badan rendah dan pada tingkat kekurangan
yang parah dapat menyebabkan cacat permanent dan bayi lahir dengan tingkat
intelegensi dan kemampuan gerak yang rendah dari biasanya/harusnya. Kekurangan
iodium juga menimbulkan kelelahan dan pembesaran kelenjar tiroid gondok.
Pencegahan Makan makanan yang kaya akan kandungan yodium alami seperti ikan,
makanan laut dan ganggang laut dan tanaman yang tumbuh didaerah dengan tanah
yang mengandung yodium, garam. beryodium dan suplemen yang mengandung
yodium. Angka statistic di Indonesia Kekurangan yodium mereupakan masalah di
wilayah pedalaman di bagian wilayah yang miskin di Indonesia, dimana makanan laut
mahal atau tidak tersedia, dan tanah miskin kandungan iodium karena hujan
melepaskannya. Garam beriodium tersedia tapi banyak orag lebih memilih garam
tidak beriodium karena harganya lebih murah. WHO melaporkan bahwa masih ada
46% rumah tangga di Indonesia yang tidak menggunakan garam beriodium dan 10%
anak sekolah yang menngalami kekurangan iodium. Pemerintah Indonesia
merekomendasikan agar semua wanita usia subur (WUS) di daerah yang kekurangan
iodium harus menerima suplemen iodium setiap 6 bulan dari puskesmas
Kekurangan vitamin A Penyebab Tidak makan makanan yang kaya akan
kandungan vitamin A, hal ini juga dapat diperburuk oleh infeksi, terutama campak.
Gejala dan Akibat Kekurangan vitamin A merupakan penyebab utama kebutaan dan
masalah2 mata xeropthalmia dan juga mengurangi ketahanan terhadap infeksi
lainnya Pencegahan Makan makanan yang mengandung vitamin A - misalnya daun2
hijau, tomat, wortel, mangga, ikan, hati, telur, jeruk, papaya, labu, kentang dan red
palm oil Angka statistic di Indonesia Promosi kesehatan Pemerintah menyatakan
bahwa kapsul vitamin A harus diterima oleh seorang perempuan pada 40 hari setelah
melahirkan dan setiap 6 bulan untuk setiap anak antara 6 bulan sampai 5 tahun, dan
program ini berhasil dan tahun 1999 WHO melaporkan bahwa 64% balita telah
menerima kapsul vit A dan di tahun 1995 hanya 0.3% anak yang menderita
kekurangan vit A.

C. REMAJA
1. Definisi Remaja
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun hingga 21 tahun. Masa remaja bermula pada
perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi yang dramatis, perubahan
bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,
perkembangan pinggang dan kumis, dan perubahan suara.

2. Gizi Pada Remaja


a. Pengertian Gizi Seimbang pada Remaja
Gizi Seimbang bagi remaja adalah makanan yang dikonsumsi remaja
mengandung zat sumber tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur serta beraneka
ragam jenisnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi usia remaja
seperti, aktivitas fisik, lingkungan, pengobatan, depresi dan kondisi mental,
penyakit, dan stress. Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan
yang beragam dan gizi seimbang. Modifikasi menu dilakukan terhadap jenis
olahan pangan dengan memperhatikan jumlah dan sesuai kebutuhan gizi pada usia
tersebut dimana sangat membutuhkan makanan yang sangat bergizi.

b. Manfaat Gizi Seimbang bagi Remaja


Manfaat gizi seimbang bagi remaja yaitu:
1) Membantu konsentrasi belajar
2) Beraktivitas
3) Bersosialisasi
4) Untuk perkembangan kesempurnaan fisik
5) Tercapainya kematangan fungsi seksual
6) Tercapainya bentuk dewasa

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat


dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi
kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi
endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi
tubuh. Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth
Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt,
kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.

Growth Spurt :
Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun

Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama
melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi
oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih
dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti,
makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk
mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi
lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa
dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya,
seperti sakit dan sebagainya. Sehingga mengharuskan dia mendapatkan kebutuhan
zat gizi yang lebih dari biasanya.

c. Pemenuhan Kebutuhan Gizi pd Remaja


Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada
Recommended Daily Allowances (RDA). Kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh
remaja putri memuncak pada usia 12 tahun (2.550 kkal), kemudian menurun
menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Kebutuhan energi tersebut sebagian besar
diperlukan untuk mempertahankan kebutuhan zat gizi di dalam tubuh dan
aktifitas fisik daripada untuk pertumbuhan. Menurut Soetjiningsih (2004),
kebutuhan energi bervariasi tergantung aktifitas fisik. Remaja yang kurang aktif
dapat menjadi kelebihan berat badan atau obesitas, walaupun asupan energi lebih
rendah dari kebutuhan yang direkomendasikan. Sebaliknya pada remaja yang
sangat aktif akan membutuhkan energi yang lebih banyak dari kebutuhan energi
yang direkomendasikan. Konsumsi energi yang kurang dapat terjadi karena
sumbernya, kebutuhan yang meningkat atau pada penyakit kronis.

Untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia maka tubuh


manusia harus dipenuhi kebutuhan zat-zat makanan atau zat-zat gizinya. Zat-zat
makanan yang diperlukan itu dapat dikelompokkan menjadi enam macam, yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air (Kartasapoetra & Marsetyo,
2005).

1) Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting dalam kehidupan karena


merupakan sumber energi utama bagi manusia yang harganya relatif murah
(Almatsier, 2001). Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai
makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas dan
sagu (Almatsier, 2001).

2) Protein

Menurut Budiyanto (2004), protein merupakan suatu zat makanan


yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein juga mensuplai sekitar 12-14% asupan
energi selama masa remaja. Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan
pada remaja berkisar antara 44-59 g, tergantung pada jenis kelamin dan usia.
Berdasarkan BB, remaja usia 15-18 tahun berkurang menjadi 0,8 g/kg.
Menurut survei NHANES II (Second Health and Nutrition Examination
Survey ) tahun 1976-1980 rata-rata asupan sehari protein untuk wanita adalah
65 g/hari (Soetjiningsih, 2004). Menurut Arisman (2004), perhitungan
besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh, bukan usia
kronoligis. Untuk remaja putri hanya 0,27-0,29 g/cm. Secara umum dikenal
dua jenis protein yaitu protein hewani yang berasal dari hewan dan protein
nabati yang berasal dari tumbuhan. Protein hewani dapat diperoleh dari
berbagai jenis makanan seperti ikan, daging, telur dan susu. Protein nabati
terutama berasal dari kacang-kacangan serta bahan makanan yang terbuat dari
kacang. Seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah,
oncom, tahu dan tempe (Nurachmah, 2001).

3) Lemak

Beberapa penelitian Beare & Myer (1990, dikutip dari Fatimah, 2006)
telah menyimpulkan bahwa masukan lemak secara berlebihan dapat
menyebabkan suatu timbunan kolesterol abnormal di dalam darah. Keadaan
ini dapat menimbulkan penumpukan lemak pada lapisan dinding pembuluh
darah dan menyebabkan atherosclerosis dan penyakit jantung koroner.
Kebutuhan lemak pada remaja dihitung sekitar 37% dari asupan energi total
remaja, baik laki-laki maupun perempuan. Remaja sering mengkonsumsi
lemak yang berlebih. Sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah gizi.
Cara yang dipergunakan untuk mengurangi diet berlemak adalah dengan
memanfaatkan aneka buah dan sayur serta produk padi-padian dan sereal, juga
dengan memilih produk makanan yang rendah lemak (Soetjiningsih, 2004).

4) Vitamin

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam


jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh.
Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan
kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena
vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan
pengolahan (Almatsier, 2001). Vitamin dapat diperoleh dari sayuran dan buah-
buahan. Kandungan vitamin dan mineral pada buah dan sayuran bermanfaat
untuk mengatur pengolahan bahan makanan serta menjaga keseimbangan
cairan tubuh. Biasanya banyak remaja yang kurang suka makan sayuran dan
buah-buahan. Padahal, makanan tersebut sangat bermafaat bagi tubuh. Vitamin
yang yang dibutuhkan antara lain adalah vitamin B6, B12, asam folat, A, C, D
dan E (Choco, 2009).

5) Mineral

Menurut Fatimah (2006), mineral merupakan zat-zat anorganik yang


masuk ke dalam tubuh berbentuk garam-garam mineral dan bersatu dengan zat
organik dalam makanan. Unsur mineral ini sedikit sekali diperlukan tubuh,
tetapi mutlak dibutuhkan. Kekurangan unsur mineral dapat mengakibatkan
berbagai gangguan kesehatan. Arisman (2004) mengatakan bahwa pada masa
remaja kebutuhan akan semua mineral juga meningkat. Peningkatan akan zat
besi dan kalsium paling mencolok karena kedua mineral ini merupakan
komponen penting pembentuk tulang dan otot. Asupan kalsium yang
dianjurkan sebesar 800 mg (praremaja) sampai 1.200 mg (remaja).

a. Zat besi
Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap defisiensi
besi dan dapat mengenai semua kelompok status sosial ekonomi, terutama
yang berstatus sosial ekonomi rendah. Penyebabnya sebagian besar oleh
karena ketidakcukupan asimilasi zat besi yang berasal dari diet, dilusi zat
besi dari cadangan dalam tubuh dengan cepatnya pertumbuhan dan
kehilangan zat besi. Prevalensi defisiensi zat besi pada remaja putri umur
11-14 tahun sekitar 2,8%, sedangkan pada umur 15-19 tahun defisiensi zat
besi pada remaja putri ditemukan sekitar 7,2% (Soetjiningsih, 2004).

b. Kalsium
Remaja membutuhkan kalsium lebih tinggi dibandingkan ketika
masih anak-anak atau saat dewasa, yang diperlukan untuk pertumbuhan
skeletal. Kebutuhan kalsium paralel dengan pertumbuhan skeletal dan
meningkat dari 800 mg/hari menjadi 1200 mg/hari pada kedua jenis
kelamin pada umur 11-19 tahun. Kebutuhan kalsium sangat tergantung
pada jenis kelamin, umur fisiologis dan ukuran tubuh (Soetjiningsih,
2004). Pada remaja putri asupan kalsium lebih rendah dari kebutuhan
sehari yang dianjurkan. Sekitar lebih dari 50% remaja putri dilaporkan
mengkonsumsi diet dengan kalsium kurang dari 70% kebutuhan kalsium
sehari (Soetjiningsih, 2004).

6) Air
Almatsier (2001) mengemukakan bahwa air atau cairan tubuh merupakan
bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari
bagian tubuh tanpa lemak. Kandungan air tubuh relatif berbeda antar manusia,
bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak.
3. Pengukuran Status Gizi pada Remaja
4. Penyakit atau Kelainan Gizi pada Remaja
Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya
anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan
pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya
seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.

Laporan hasil beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa


kebanyakan remaja kekurangan vitamin dan mineral dalam makanannya antara lain
folat, vitamin A dan E, Fe, Zn, Mg, kalsium dan serat. Hal ini lebih nyata pada
perempuan dibanding lelaki, tetapi sebaliknya tentang asupan makanan yang berlebih
(lemak total, lemak jenuh, kolesterol, garam dan gula) terjadi lebih banyak pada lelaki
daripadaperempuan.

Isu masalah nutrisi pada remaja

a) Defisiensi besi, anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain.

Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola
makan salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan menstruasi. Prevalensi
anemia pada remaja cukup tinggi. Sukarjo dkk di Jawa Timur (2001) mendapatkan
prevalensi sebesar 25.8% pada remaja perempuan dan 12.1% pada remaja lelaki
usia 12-15 tahun, sedangkan laporan Sunarno dan Untoro (2002) pada SKRT 1995
menunjukkan angka 45.8% dan 57.1% masing-masing pada anak sekolah lelaki
dan perempuan usia 10-14 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan adanya
hubungan defisiensi besi dengan gangguan proses kognitif yang membaik setelah
mendapat suplementasi zat besi.
b) Gizi kurang dan perawakan pendek

Perawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi dengan


kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 - 65% pada 11 studi oleh
ICRW (International Centre for Research on Women). Gizi kurang kronik yang
mengakibatkan perawakan pendek merupakan penyebab terjadinya hambatan
pertumbuhan dan maturasi, memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya
kapasitas kerja.

c) Obesitas

Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin
lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan
morbiditas. Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti
berkorelasi terbalik dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa.
Obesitas juga menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan
tidak saja memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya
pencegahan obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.

d) Perilaku dan pola makan remaja.

Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko terjadinya
masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun keterbatasan pangan,
maka faktor psiko-sosial merupakan penentu dalam memilih makanan. Gambaran
khas pada remaja yaitu : pencarian identitas, upaya untuk ketidaktergantungan dan
diterima lingkungannya, kepedulian akan penampilan, rentan terhadap masalah
komersial dan tekanan dari teman sekelompok (peer group) serta kurang peduli
akan masalah kesehatan, akan mendorong remaja kepada pola makan yang tidak
menentu tersebut. Kebiasaan makan yang sering terlihat pada remaja antara lain
ngemil (biasanya makanan padat kalori), melewatkan waktu makan terutama
sarapan pagi, waktu makan tidak teratur, sering makan fast foods, jarang
mengonsumsi sayur dan buah ataupun produk peternakan (dairy foods) serta diet
yang salah pada remaja perempuan. Hal tersebut dapt mengakibatkan asupan
makanan tidak sesuai kebutuhan dan gizi seimbang dengan akibatnya terjadi gizi
kurang atau malahan sebaliknya asupan makanan berlebihan menjadi obesitas.
Remaja perempuan cenderung pada asupan makanan yang kurang, terlebih bila
terjadi kehamilan. Di negara berkembang, sering terjadi gangguan perilaku makan
seperti anoreksia nervosa dan bulimia terutama pada perempuan yang berkorelasi
dengan body image yang negatif. Karenanya penting membangun body image dan
self esteem yang positif pada remaja dalam upaya promosi kesehatan dan gizi
serta pencegahan obesitas.

Anda mungkin juga menyukai