Tingkat Kompetensi
1
2
3
4
4
4
4
4
TUJUAN KHUSUS
1.
2.
dada.
Mahasiswa mampu mengenal dan menilai keadaan normal dan abnormal yang
terdapat di leher dinding dada dan ekstremitas superior inferior pada sistem
3.
kardiovaskuler.
Mahasiswa mampu mengenal dan menilai pulsasi normal dan abnormal pada
4.
5.
dan abnormal yang terdapat di vena jugularis eksterna dan dinding dada.
Mahasiswa mampu melakukan dan menilai batas batas jantung absolut dan
6.
relatif.
Mahasiswa mampu melakukan dan menilai bunyi jantung, bunyi tambahan,
bising yang terdapat pada proyeksi katup aorta, katup pulmonal, katup mitral dan
katup trikuspidal di dinding dada.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran ini diselenggarakan selama 1x1,5 jam, dengan rincian kegiatan terdiri
dari: simulasi, praktik, diskusi, dan penilaian.
BENTUK BADAN
Perlu diperhatikan bentuk badan serta tanda tanda khas yang terdapat pada seorang
pasien,antara lain astenik,hipostenik, atau hiperstenik.Berat badan normal, kurus atau gemuk.
Tanda tanda bekas trauma dan adanya deformitas di dada, kelainan konginental pada bentuk
badan, dan lain lain. Misalnya kelainan bentuk badan yang merupakan sindrom kelainan
jantung yang khas pada sindrom turner ditemukan koarktasio aorta dan stenosis pulmonal
kongenital. Pada sindrom Down ditemukan atrial septal defect (ASD) atau Ventrikular Septal
Defect (VSD) dengan insufisiensi katup atrioventrikular.
Tektur Jaringan dan Warna Kulit
Perlu diperhatikan turgor dan tonus jaringan, ada tidaknya sianosis, anemia.Sianosis sentral
umumnya terjadi pada kelainan jantung kongenital.
Pemeriksaan susunan kardiovaskuler dalam pemeriksaan klinis umum terdiri dari
pemeriksaan jantung dan aorta serta pembuluh darah perifer.
Garis anatomis pada permukaan badan yang penting pada permukaan dada ialah
(Gambar 1) :
Garis
anterior
aksilar
Garis-garis tersebut ini perlu untuk menentukan lokasi kelainan yang ditemukan pada
permukaan badan.
Bentuk prekordium
Denyut pada apeks jantung
Denyut nadi pada dada
Denyut vena
Bentuk prekordium
Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris. Prekordium yang cekung dapat terjadi
akibat perikarditis menahun, fibrosis atau atelektasis paru, scoliosis atau kifoskoliosis dan
akibat penekanan oleh benda yang seringkali disandarkan pada dada dalam melakukan
pekerjaan( pemahat tukang kayu dsb). Prekordium yang gembung dapat terjadi akibat dari
pembesaran jantung, efusi epikardium, efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum dan
scoliosis atau kifoskoliosis.
Penyakit jantung yang menimbulkan penggembungan setempat pada prekordium adalah
penyakit jantung bawaan ( Tetralogi Fallot ), penyakit katup mitral atau aneurisma aorta yang
berangsur menjadi besar serta aneurisma ventrikel sebagai kelanjutan infark kordis.
Denyut apeks jantung (iktus kordis)
Tempat iktus kordis belum tentu dapat dilihat terutama pada orang gemuk. Dalam keadaaan
normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus terlihat didalam ruangan
interkostal V sisi kiri agak medial dari linea midclavicularis sinistra. Pada anak-anak iktus
tampak pada ruang interkostal IV, pada wanita hamil atau yang perutnya buncit iktus kordis
dapat bergeser ke samping kiri. Tempat iktus kordis sangat tergantnug pada :
a. Sikap badan
Pada sikap tiduran dengan menghadapa ke kiri iktus akan terdapat dekat linea
axillaries anterior. Pada sikap tiduran dengan menghadap ke klanan iktus terdapat
dekat tepi sternum kiri. Pada sikap berdiri, iktus akan lebih rendah dan lebih ke dalam
EKSTREMITAS
Lengan Tangan
Pada pemeriksaan jari, ujung jari dan kuku, diperhatikan apakah ada deformitas jari dan
persendian jari, sianosis dan clubbing finger.Splinter haemorhage dan osler node, mungkin
dapat dijumpai pada endokarditis bakterial subakut. Bandingkan denyut nadi arteri radialis
kiri dan kanan.
Tungkai-Kaki
Perhatikan apakah ada edema tungkai, edema pretibial, edema pergelangan kaki (ankle
edema), edema kardiak seringkali disertai nokturia.Lakukan perabaan denyut nadi arteri
femoralis, arteri politea, dan arteri dorsalis pedis.Bandingkan nadi kiri dan kanan, serta
bandingkan suhu kaki kiri dan kanan. Cari tanda-tandafenomen trombo-emboli pada tungkai,
diperhatikan juga vena tungkai bawah apakah ada varises dan tromboflebitis.
Palpasi Jantung
Palpasi dapat menguatkan hasil yang didapat dari inspeksi. Denyutan yang tidak tampak, juga
dapat ditemukan dengan palpasi. Palpasi pada prekordiun harus dilakukan dengan telapak
tangan dahulu, baru kemudian memakai ujung ujung jari. Palpasi mula-mula harus dilakukan
dengan menekan secara ringan dan kemudian dengan tekanan yang keras.Pemeriksa berdiri di
sebelah kanan pasien, sedang pasien dalam sikap duduk dan kemudian berbaring
terlentang.Telapak tangan pemeriksa diletakkan pada prekordium dengan ujung-ujung jari
menuju ke samping kiri toraks. Hal ini dilakukan untuk memeriksa denyutan apeks.Setelah
itu tangan kanan pemeriksa menekan lebih keras untuk menilai kekuatan denyutan apeks.
Jika denyut apeks sudah ditemukan dengan palpasi menggunakan telapak tangan, kita palpasi
denyut apeks dengan memakai ujung-ujung jari telunjuk dan tengah
Pada palpasi jantung telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan dilakukan perabaan di
atas iktus kordis (apical impulse). Perhatikan Gambar 5.
Lokasi point of maximal impulse, normal terletak pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari
medial dari garis midklavikular (medial dari apeks anatomis). Pada bentuk dada yang panjang
dan gepeng, iktus kordis terdapat pada RSI VI medial dari garis midklavikular, sedangkan
pada bentuk dada yang pendek lebar, letak iktus kordis agal ke lateral. Pada keadaan normal
lebar iktus kordis yang teraba adalah 1 2 cm. Bila kekuatan volum dan kualitas jantung
meningkat maka terjadi sysolic lift, systolic heaving, dan dalam keadaan ini daerah iktus
kordis akan teraba akan lebih melebar.
.
mitralis.Pada keadaan hipertensi dan stenosis aorta denyutan apeks juga kuat, akan
tetapi tidak begitu kuat, kecuali jika ventrikel kiri sudah melebar (dilatasi) dan mulai
timbul keadaan decomp cordis.
Denyutan yang memukul pada daerah sebelah kiri sternum menandakan keadaan
abnormal yaitu ventrikel kanan yang hipertrofi dan melebar.Hal ini dapat terjadi pada
septum atrium yang berlubang, mungkin juga pada stenosis pulmonalis atau hipertensi
pulmonalis. Denyutan yang memukul akibat kelainan pada ventrikel kiri atau
ventrikel kanan dapat juga teraba di seluruh permukaan prekordium. Hal ini terjadi
apabila penjalaran denyutan menjadi sangat kuat karena jantung berada dekat sekali
pada dada.Namun, harus tetap ditentukan satu tempat dimana denyutan itu teraba
paling keras.
2. Pulsasi Ventrikel Kiri
Pulsasi apeks dapat direkam dengan apikokardiograf. Pulsasi apeks yang melebar
teraba seperti menggelombang (apical heaving). Apical heaving tanpa perubahan
tempat kelateral, terjadi misalnya pada beban sistolik vertikel kiri yang meningkat
akibat stenosis aorta.Apical heaving yang disertai peranjakan tempat ke lateral bawah,
terjadi misalnya pada bebandiastolik vertikel kiri yang meningkat akibat insufisiensi
katup aorta. Pembesaran ventrikel kiri dapat menyebabkan iktus kordis beranjak ke
lateral bawah.Pulsasi apeks kembar (double apical impulse) terdapat pada aneurisma
apikal atau pada kardiomiopati hipertrofi obstruktif.
3. Pulpasi Ventrikel Kanan
Area di bawah iga ke III/IV medial dari impuls apikal dekat garis sternal kiri, normal
tidak ada pulsasi. Bila ada pulsasi pada area ini, kemungkinan disebabkan oleh
kelebihan beban sistolik kanan, misalnya pada stenosis pulmonal atau hipertensi
pulmonal. Pulsasi yang kuat di sekitar daerah epigastrium di bawah prosesussifoideus
menunjukkan kemungkinan adanya hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan. Pulsasi
abnormal di atas iga ke ke III kanan menunjukkan kemungkinan adanya aneurisma
aorta asendens. Pulsasi sistolik pada interkostal II sebelah kiri pada batas sternum
menunjukkan adanya dilatasi arteri pulmonal.
4. Getar Jantung (Cardiac Thrill)
Getar jantung adalah terabanya getaran yang diakibatkan oleh desir aliran
darah.Bising jantung adalah desiran yang terdengar karena aliran darah. Getar jantung
di daerah prekordial adalah getaran atau vibrasi yang teraba di daerah prekordial.
Getar sistolik (systolic Thrill), timbul pada fase sistolik dan teraba bertepatan dengan
terabanya impuls apikal. Getar diastolik (diastolic Thrill), timbulpada fase diastolik
dan teraba sesudah impuls apikal.Getar sistolik yang panjang pada area mitral yang
melebar ke lateral menunjukkaninsufisiensi katup mitral.
Getar sistolik yang pendek dengan lokasi si daerah mitral danbersambung ke daerah
aorta menunjukkan adanya stenosis katup aorta. Getar diastolik yangpendek di daerah
apeks menunjukkan adanya stenosis mitral. Getar sistolik yang panjang padaarea
trikuspid menunjukkan adanya insufisiensi trikuspid. Getar sistolik pada area aorta
pada lokasi di daerah cekungan suprasternal dan daerah karotis menunjukkan adanya
stenosis katup aorta, sedangkan getar diastolik di daerah tersebut menunjukkan
adanya insufisiensi aorta yang berat, biasanya getar tersebut ini lebih keras teraba
pada waktu ekspirasi.Getar sistolik pada area pulmonal menandakan adanya stenosis
katup pulmonal.
Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan katub bawaan atau penyakit jantung
congenital. Disini harus diperhatikan :
a. Lokalisasi dari getaran
b. Terjadinya getaran : saat systole atau diastole
c. Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan
pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat.
d. Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising
jantung.
Contoh pada kelainan jantung bawaan VSD akan teraba getaran sistolik di parasternal kiri
bawah dan pada stenosis pulmonal akan teraba getaran sistolik di parasternal kiri atas. Pada
kelainan jantung didapat seperti stenosis mitral akan teraba getaran distolik di apeks jantung
dan pada stenosis aorta akan teraba getaran sistolik di bagian basis jantung.
Pemeriksaan gerakan trachea.
Pada pemeriksaan jantung, trachea harus juga diperhatikan karena anatomi trachea
berhubungan dengan arkus aorta. Pada aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea
dan denyutan ini dapat teraba. Cara
pemeriksaannya adalah sebagai berikut : Pemeriksa berdiri di belakang pasien dan kedua jari
telunjuknya diletakkan pada trachea sedikit di bawah krikoid. Kemudian laring dan trachea
diangkat ke atas oleh kedua jari telunjuk itu. Jika ada aneurisma aorta maka tiap kali jantung
berdenyut terasa oleh kedua jari telunjuk itu bahwa trachea dan laring tertarik ke bawah.
Lokasi Perkusi dan Auskultasi Jantung
Cara Perkusi
Batas atau tepi kiri pekak jantung yang normal terletak pada ruang interkostal III/IV pada
garis parasternal kiri pekak jantung relatif dan pekak jantung absolut perlu dicari untuk
menentukan gambaran besarnya jantung.
Pada kardiomegali, batas pekak jantung melebar ke kiri dan ke kanan. Dilatasi ventrikel kiri
menyebabkan apeks kordis bergeser ke lateral-bawah. Pinggang jantung merupakan batas
pekak jantung pada RSI - 3 pada garis para sternal kiri.
Hipertrofi atrium kiri menyebabkan pinggang jantung merata atau menonjol ke arahlateral.
Pada hipertrofi ventrikel kanan, batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan ke kiri atas.
Pada perikarditis pekak jantung absolut melebar ke kanan dan ke kiri. Pada emfisema paru,
pekak jantung mengecil bahkan dapat menghilang pada emfisema paru yang berat, sehingga
batas jantung dalam keadaan tersebut sukar ditentukan.
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung.
1.
2.
jantung mengecil, tapi pada aneurisma aorta daerah redup jantung meluas sampai ke
sebelah kanan sternum sekitar ruang interkostal II. Suara perkusi pada sternumpun
menjadi redup. Pada efusi pericardium daerah redup jantung meluas terutama bagian
bawahnya sehingga bentuknya menyerupai bentuk jambu.
CHECKLIST
PENILAIAN KETRAMPILAN PEMERIKSAAN JANTUNG
Nama :
NIM
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Keterangan:
0: tidak dilakukan
1: dilakukan tetapi tidak benar
2: dilakukan dengan benar
Referensi:
Nilai
0
1