Disusun Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2022/2023
SISTEM KARDIOVASKULAR
DENYUT ARTERI
Denyut yang teraba di arteri menggambarkan gelombang tekanan yang dihasilkan dari ejeksi
darah dari ventrikel kiri ke sirkulasi. Ketika memeriksa denyut nadi, yang harus dinilai yaitu
kecepatan jumlah denyut nadi tiap menit, irama pola atau keteraturan denyut nadi, volume:
derajat denyut nadi yang dirasakan, karakter impresi dari bentuk gelombang denyut nadi.
Kecepatan dan irama denyut nadi biasanya ditentukan pada pemeriksaan pulsasi arteri
radialis, periksa denyut nadi yang lebih kuat (brakialis, karotis atau femoralis) untuk menilai
volume dan karakter denyut nadi
Arteri Radialis
Perhatikan
Tempatkan bantalan jari telunjuk dan jari tengah di atas pergelangan tangan kanan,
sebelah lateral dari tendon fleksor karpi radialis
Nilai irama denyut nadi dan hitung denyut nadi selama 15 detik ; dikalikan 4 untuk
menghitung kecepatan denyut nadi tiap menit (denyut per menit)
Untuk mendeteksi denyut nadi yang kolaps: pertama, periksa apakah pasien tidak
memiliki nyeri pada tangan atau bahu atau terdapat keterbatasan pergerakan,
kemudian, periksa denyut nadi dengan dasar jari, lalu naikkan lengan pasien secara
vertikal di atas kepalanya
Palpasi kedua denyut nadi radial secara simultan, nilai apakah ada keterlambatan
diantara keduanya
Arteri Brakialis
Palpasi denyut nadi karotis.
Perhatikan
Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk palpasi denyut nadi di fosa antekubiti,
sebelah medial tendon biseps. Nilai karakter dan volume denyut nadi.
Arteri Karotis
Perhatikan
TEKANAN DARAH
Tekanan darah merupakan pengukuran tekanan dari darah yang bersirkulasi terhadap
dinding arteri. Tekanan sistolik adalah tekanan maksimal yang timbul selama kontraksi
ventrikel (sistolik). Selama pengisian ventrikel (diastolik), tekanan arteri dipertahankan
pada tekanan rendah oleh elastisitas dan kelenturan dinding pembuluh darah. Nilai
terendah (tekanan diastolik) timbul sesaat sebelum siklus berikutnya.
Perhatikan
VENA JUGULARIS
Estimasi tekanan vena jugularis (Jugular Venous Pressure/ JVP) didapatkan dengan
mengamati posisi denyut vena jugularis interna. Vena berjalan sebelah profunda muskulus
sternokleidomastoideus dan memasuki rongga dada d antara caput sternum dan klavikula.
Bentuk gelombang normal memiliki dua puncak tiap siklus, yang membantu membedakan
dengan denyut arteri karotis. Vena jugularis eksterna terletak lebih superfisial, menonjol, dan
lebih mudah terlihat. Vena tersebut dapat terpuntir atau mengalami obstruksi ketika melewati
fasia profunda leher, tapi bila terlihat berdenyut dapat digunakan untuk menilai JVP pada
kasus yang sulit. Nilai JVP menggambarkan tekanan atrium kanan (normalnya < 7 mmHg/9
cmH2O). Angulus sternum terletak 5 cm di atas atrium kanan, sehingga JVP normal ≤ 4 cm
di atas angulus ketika pasien berbaring dengan posisi 45 derajat Bila tekanan atrium kanan
rendah, pasien harus berbaring mendatar agar JVP terlihat; bila tekanan atrium kanan tinggi,
pasien harus duduk tegak.
Palpasi Vena Jugularis
Perhatikan
JVP paling baik terlihat dari sebelah kanan pasien.
Posisikan pasien berbaring dengan sudut 45 derajat, kepala diletakkan pada bantal dan
sedikit berpaling ke arah kiri. JVP paling baik terlihat bila muskulus
sternokleidomastoideus dan kulit diatasnya dalam kondisi relaks, sehingga pastikan
kepala disangga dengan baik dan hindari memalingkan kepala atau mengangkat dagu
berlebihan.
Lihat di sekitar leher pasien dari sisi kanan
Gunakan cahaya posisi oblik bila JVP sulit dilihat.
Identifikasi pulsasi vena jugularis di posterior muskulus sternokleidomastoideus
(biasanya terlihat di atas klavikula, kecuali jika terdapat peningkatan).
Bila pulsasi terlihat, gunakan tes abdominojugular dan/atau oklusi untuk
mengkonfirmasi bahwa pulsasi tersebut merupakan JVP.
JVP diukur sebagai tinggi vertikal dalam sentimeter diantara batas atas pulsasi vena
dan angulus sternum (perbatasan manubrium dan sternum pada posisi setinggi
kartilago costa kedua; Gambar 4.15B). Identifikasi waktu dan bentuk gelombang
pulsasi serta perhatikan bila terdapat kelainan.
JANTUNG
PREKORDIUM
Prekordium adalah permukaan dinding dada anterior di atas jantung dan pembuluh darah
besar.
Palpasi
Perhatikan
Jelaskan ke pasien bahwa Anda akan memeriksa dada dan meminta pasien untuk
membuka semua baju di atas pinggang. Lakukan penutupan bagian dada pasien
perempuan yang tidak diperiksa dengan pakaian.
Inspeksi prekordium dengan posisi pasien duduk 45 derajat dan bahu horizontal.
Amati adanya bekas luka operasi, pulsasi yang tampak dan deformitas dada. Letakkan
tangan kanan di atas prekordium untuk mendapatkan kesan umum denyut jantung.
Tentukan lokasi denyut apeks dengan meletakkan jari-jari secara sejajar dengan celah
iga didada; bila tidak dapat dirasakan, minta pasien untuk miring ke sebelah kiri
Nilai karakteristik denyut apeks dan perhatikan posisinya. Letakkan bagian bawah
telapak tangan kanan sambil melakan penekanan yang kuat di area parasternal kiri dan
rasakan heave ventrikel kanan. Minta pasien untuk menahan napas saat ekspirasi
Palpasi thrill di apeks dan pada kedua sisi sternum menggunakan bagian yang datar
dari jari.
Auskultasi
Perhatikan
Pastikan ruangan dalam keadaan hening ketika melakukan auskultasi Stetoskop
sebaiknya terpasang dengan nyaman dan posisi penutup telinga mengarah sedikit ke
depan. Pipa stetoskop sebaiknya berukuran sekitar 25 cm dan cukup tebal untuk
mengurangi suara dari luar.
Dengarkan menggunakan bagian diafragma stetoskop pada apeks bagian bawah batas
sternum kiri, bagian atas dengarkan menggunakan bagian bell stetoskop pada apeks
Bagian bawah batas sternum kiri. Dengarkan di bagian arteri karotis (murmur sistolik
ejeksi dari stenosis aorta dan bruit karotis) dan pada aksila kini (murmur pansistolik
dan regurgitasi mitral)
Pada setiap lokasi, identifikasi bunyi S1 dan S2. Nilai karakteristik dan intensitas;
perhatikan adanya splitting S2 Palpasi denyut nadi karolis untuk menentukan waktu
murmur S1 timbul mendahului kenaikan pulsasi karotis, sedangkan S2 terjadi setelah
itu.
Perhatikan saat sistolik (interval antara S1 dan S2) dan diastolik (interval antara S2
dan S1). Dengarkan apakah terdapat bunyi tambahan dan murmur. Murmur diastolik
yang lembut terkadang dideskripsikan sebagai 'absence of silence'.
Miringkan pasien ke sebelah kiri. Dengarkan di apeks dengan penekanan ringan
menggunakan bagian bell untuk mendeteksi murmur mid-diastolik dari stenosis mitral
Minta pasien duduk condong ke depan, kemudian ekspirasi maksimal dan tahan
napas. Dengarkan apakah terdapat murmur regurgitasi aorta menggunakan diafragma
di celah kedua interkostal kanan dan di tepi sternum kiri.
Perhatikan karakteristik dan intensites murmur yang terdengar lakukan pemeriksaan
auskultasi dengan rutin sehingga pemeriksaan yang abnormal tidak terlewat. Temukan
dan deskripsikan:
Bunyi jantung pertama dan kedua (S1dan S2)
Bunyi jantung tambahan S3 dan S4
Bunyi tambahan seperti klik dan snaps
Murmur sistolik dan diastolic (waktu, durasi, karakter, nada, intensitas, lokasi dan
penjalaran) Paricardial rubs.
Murmur
Perhatikan
Identifikasi bunyi jantung pertama dan kedua, S1 dan S2. Palpasi denyut karotis
pasien ketika mendengarkan bunyi jantung di prekordium dapat membantu untuk
menentukan awitan sistolik ventrikel. Tentukan apakah murmur termasuk sistolik atau
diastolic
Sistolik dimulai dengan S1 (penutupan katup mitral dan trikuspid). Bunyi ini terjadi
saat tekanan ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan di atrium. Untuk waktu yang
singkat, keempat katup jantung menutup (periode pre ejeksi). Tekanan ventrikel akan
terus meningkat sampal melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis,
menyebabkan katup aorta dan katup pulmonalis terbuka. Sistolk berakhir dengan
penutupan katup tersebut, menghasilkan S2.
Diastolik adalah interval antara S2 dan S1. Secara fisiologis dibagi menjadi tiga fase:
awal diastolik (relaksasi isovolumetrik) waktu antara penutupan katup aorta dan katup
pulmonalis hingga pembukaan katup mitral dan trikuspid, mid-diastolik, periode awal
dan pengisian ventrikel ketika tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel, dan
presistolik yang bertepatan dengan sistolik atrial
Murmur pada regurgitasi aorta dan regurgitasi pulmonal bermula pada awal diastolik
dan memanjang hingga mid-diastolik. Murmur pada stenosis mitral dan tricuspid
tidak dapat terjadi sebelum mid-diastolik. S3 muncul pada mid-diastolik dan S4 pada
presistol.