Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN KARDIOVASKULAR

Dosen Pengampu : Giri Susanto M.Kep

Disusun Oleh :

NAMA : Eko Saputra


NPM : 210101062
KELAS : B

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

2022/2023
SISTEM KARDIOVASKULAR

DENYUT ARTERI

DENYUT NADI ARTERI

Denyut yang teraba di arteri menggambarkan gelombang tekanan yang dihasilkan dari ejeksi
darah dari ventrikel kiri ke sirkulasi. Ketika memeriksa denyut nadi, yang harus dinilai yaitu
kecepatan jumlah denyut nadi tiap menit, irama pola atau keteraturan denyut nadi, volume:
derajat denyut nadi yang dirasakan, karakter impresi dari bentuk gelombang denyut nadi.
Kecepatan dan irama denyut nadi biasanya ditentukan pada pemeriksaan pulsasi arteri
radialis, periksa denyut nadi yang lebih kuat (brakialis, karotis atau femoralis) untuk menilai
volume dan karakter denyut nadi

Arteri Radialis

Palpasi denyut radialis.

Perhatikan
 Tempatkan bantalan jari telunjuk dan jari tengah di atas pergelangan tangan kanan,
sebelah lateral dari tendon fleksor karpi radialis
 Nilai irama denyut nadi dan hitung denyut nadi selama 15 detik ; dikalikan 4 untuk
menghitung kecepatan denyut nadi tiap menit (denyut per menit)
 Untuk mendeteksi denyut nadi yang kolaps: pertama, periksa apakah pasien tidak
memiliki nyeri pada tangan atau bahu atau terdapat keterbatasan pergerakan,
kemudian, periksa denyut nadi dengan dasar jari, lalu naikkan lengan pasien secara
vertikal di atas kepalanya
 Palpasi kedua denyut nadi radial secara simultan, nilai apakah ada keterlambatan
diantara keduanya

Arteri Brakialis
Palpasi denyut nadi karotis.

Perhatikan
 Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk palpasi denyut nadi di fosa antekubiti,
sebelah medial tendon biseps. Nilai karakter dan volume denyut nadi.

Arteri Karotis

Palpasi denyut nadi karotis.

Perhatikan

 Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan


 Posisikan pasien setengah berbaring, letakkan ujung dan diantara laring dan batas
antonor muskulus sterokleidomastoideus
 Palpasi denyut nadi dengan lembut untuk mencegah refleks vagal dan dilarang
menilai kedua denyut nad karotis secara bersamaan.

TEKANAN DARAH

Tekanan darah merupakan pengukuran tekanan dari darah yang bersirkulasi terhadap
dinding arteri. Tekanan sistolik adalah tekanan maksimal yang timbul selama kontraksi
ventrikel (sistolik). Selama pengisian ventrikel (diastolik), tekanan arteri dipertahankan
pada tekanan rendah oleh elastisitas dan kelenturan dinding pembuluh darah. Nilai
terendah (tekanan diastolik) timbul sesaat sebelum siklus berikutnya.

Tekanan darah biasanya diukur menggunakan sfigmomanometer. Tekanan darah diukur


dalam mmHg dan direkam sebagai tekanan sistolik/tekanan diastolik, bersamaan dengan
catatan di mana dan bagaimana pengukuran alik vena diambil, sebagai contoh tekanan
darah 146/92 mmHg. engisian tangan kanan, posisi terlentang.

Pemeriksaan Bunyi Korotkoff Pada Tekanan Darah

Palpasi denyut nadi karotis.

Perhatikan

 Istirahatkan pasien selama 5 menit.


 Idealnya, ukur tekanan darah di kedua lengan (arteri brakialis); hasil yang lebih tinggi
dari kedua pengukuran merupakan nilai terdekat dengan tekanan aorta sentral dan
sebaiknya digunakan untuk menentukan pengobatan
 Dengan pasien duduk atau berbaring, letakkan lengan dengan nyaman pada posisi
setinggi posisi jantung, dengan tidak ada pakaian yang ketat mengikat sekeliling
lengan atas
 Gunakan manset dengan ukuran yang tepat, dengan pusat dari kantung manset berada
di arteri brakialis
 Palpasi denyut arteri brakialis.
 Kembangkan manset sampai denyut tidak teraba. Perhatikan tekanan di manometer,
ini merupakan perkiraan kasar tekanan sistolik
 Naikkan tekanan manset sekitar 30 mmHg dan dengarkan melalui diafragma
stetoskop yang diletakkan pada arteri brakialis
 Kempiskan manset perlahan (2-3 mmHg/detik) sampai mendengar bunyi ketukan
(bunyi Korotkoff fase 1). Catat pengukuran sampai nilai 2 mmHg terdekat. Ini
merupakan tekanan sistolik.
 Lanjutkan mengempiskan manset perlahan sampai bunyi menghilang
 Catat tekanan ketika bunyi menghilang seluruhnya sebagai tekanan diastolik (fase 5).
Bila bunyi samar bertahan (fase 4) dan tidak menghilang, gunakan titik ketika bunyi
menjadi samar sebagai tekanan diastolik.

VENA JUGULARIS
Estimasi tekanan vena jugularis (Jugular Venous Pressure/ JVP) didapatkan dengan
mengamati posisi denyut vena jugularis interna. Vena berjalan sebelah profunda muskulus
sternokleidomastoideus dan memasuki rongga dada d antara caput sternum dan klavikula.
Bentuk gelombang normal memiliki dua puncak tiap siklus, yang membantu membedakan
dengan denyut arteri karotis. Vena jugularis eksterna terletak lebih superfisial, menonjol, dan
lebih mudah terlihat. Vena tersebut dapat terpuntir atau mengalami obstruksi ketika melewati
fasia profunda leher, tapi bila terlihat berdenyut dapat digunakan untuk menilai JVP pada
kasus yang sulit. Nilai JVP menggambarkan tekanan atrium kanan (normalnya < 7 mmHg/9
cmH2O). Angulus sternum terletak 5 cm di atas atrium kanan, sehingga JVP normal ≤ 4 cm
di atas angulus ketika pasien berbaring dengan posisi 45 derajat Bila tekanan atrium kanan
rendah, pasien harus berbaring mendatar agar JVP terlihat; bila tekanan atrium kanan tinggi,
pasien harus duduk tegak.
Palpasi Vena Jugularis
Perhatikan
 JVP paling baik terlihat dari sebelah kanan pasien.
 Posisikan pasien berbaring dengan sudut 45 derajat, kepala diletakkan pada bantal dan
sedikit berpaling ke arah kiri. JVP paling baik terlihat bila muskulus
sternokleidomastoideus dan kulit diatasnya dalam kondisi relaks, sehingga pastikan
kepala disangga dengan baik dan hindari memalingkan kepala atau mengangkat dagu
berlebihan.
 Lihat di sekitar leher pasien dari sisi kanan
 Gunakan cahaya posisi oblik bila JVP sulit dilihat.
 Identifikasi pulsasi vena jugularis di posterior muskulus sternokleidomastoideus
(biasanya terlihat di atas klavikula, kecuali jika terdapat peningkatan).
 Bila pulsasi terlihat, gunakan tes abdominojugular dan/atau oklusi untuk
mengkonfirmasi bahwa pulsasi tersebut merupakan JVP.
 JVP diukur sebagai tinggi vertikal dalam sentimeter diantara batas atas pulsasi vena
dan angulus sternum (perbatasan manubrium dan sternum pada posisi setinggi
kartilago costa kedua; Gambar 4.15B). Identifikasi waktu dan bentuk gelombang
pulsasi serta perhatikan bila terdapat kelainan.

JANTUNG
PREKORDIUM
Prekordium adalah permukaan dinding dada anterior di atas jantung dan pembuluh darah
besar.
Palpasi
Perhatikan
 Jelaskan ke pasien bahwa Anda akan memeriksa dada dan meminta pasien untuk
membuka semua baju di atas pinggang. Lakukan penutupan bagian dada pasien
perempuan yang tidak diperiksa dengan pakaian.
 Inspeksi prekordium dengan posisi pasien duduk 45 derajat dan bahu horizontal.
Amati adanya bekas luka operasi, pulsasi yang tampak dan deformitas dada. Letakkan
tangan kanan di atas prekordium untuk mendapatkan kesan umum denyut jantung.
 Tentukan lokasi denyut apeks dengan meletakkan jari-jari secara sejajar dengan celah
iga didada; bila tidak dapat dirasakan, minta pasien untuk miring ke sebelah kiri
 Nilai karakteristik denyut apeks dan perhatikan posisinya. Letakkan bagian bawah
telapak tangan kanan sambil melakan penekanan yang kuat di area parasternal kiri dan
rasakan heave ventrikel kanan. Minta pasien untuk menahan napas saat ekspirasi
 Palpasi thrill di apeks dan pada kedua sisi sternum menggunakan bagian yang datar
dari jari.

Auskultasi
Perhatikan
 Pastikan ruangan dalam keadaan hening ketika melakukan auskultasi Stetoskop
sebaiknya terpasang dengan nyaman dan posisi penutup telinga mengarah sedikit ke
depan. Pipa stetoskop sebaiknya berukuran sekitar 25 cm dan cukup tebal untuk
mengurangi suara dari luar.
 Dengarkan menggunakan bagian diafragma stetoskop pada apeks bagian bawah batas
sternum kiri, bagian atas dengarkan menggunakan bagian bell stetoskop pada apeks
 Bagian bawah batas sternum kiri. Dengarkan di bagian arteri karotis (murmur sistolik
ejeksi dari stenosis aorta dan bruit karotis) dan pada aksila kini (murmur pansistolik
dan regurgitasi mitral)
 Pada setiap lokasi, identifikasi bunyi S1 dan S2. Nilai karakteristik dan intensitas;
perhatikan adanya splitting S2 Palpasi denyut nadi karolis untuk menentukan waktu
murmur S1 timbul mendahului kenaikan pulsasi karotis, sedangkan S2 terjadi setelah
itu.
 Perhatikan saat sistolik (interval antara S1 dan S2) dan diastolik (interval antara S2
dan S1). Dengarkan apakah terdapat bunyi tambahan dan murmur. Murmur diastolik
yang lembut terkadang dideskripsikan sebagai 'absence of silence'.
 Miringkan pasien ke sebelah kiri. Dengarkan di apeks dengan penekanan ringan
menggunakan bagian bell untuk mendeteksi murmur mid-diastolik dari stenosis mitral
 Minta pasien duduk condong ke depan, kemudian ekspirasi maksimal dan tahan
napas. Dengarkan apakah terdapat murmur regurgitasi aorta menggunakan diafragma
di celah kedua interkostal kanan dan di tepi sternum kiri.
 Perhatikan karakteristik dan intensites murmur yang terdengar lakukan pemeriksaan
auskultasi dengan rutin sehingga pemeriksaan yang abnormal tidak terlewat. Temukan
dan deskripsikan:
Bunyi jantung pertama dan kedua (S1dan S2)
Bunyi jantung tambahan S3 dan S4
Bunyi tambahan seperti klik dan snaps
Murmur sistolik dan diastolic (waktu, durasi, karakter, nada, intensitas, lokasi dan
penjalaran) Paricardial rubs.

Murmur

Perhatikan
 Identifikasi bunyi jantung pertama dan kedua, S1 dan S2. Palpasi denyut karotis
pasien ketika mendengarkan bunyi jantung di prekordium dapat membantu untuk
menentukan awitan sistolik ventrikel. Tentukan apakah murmur termasuk sistolik atau
diastolic
 Sistolik dimulai dengan S1 (penutupan katup mitral dan trikuspid). Bunyi ini terjadi
saat tekanan ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan di atrium. Untuk waktu yang
singkat, keempat katup jantung menutup (periode pre ejeksi). Tekanan ventrikel akan
terus meningkat sampal melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis,
menyebabkan katup aorta dan katup pulmonalis terbuka. Sistolk berakhir dengan
penutupan katup tersebut, menghasilkan S2.
 Diastolik adalah interval antara S2 dan S1. Secara fisiologis dibagi menjadi tiga fase:
awal diastolik (relaksasi isovolumetrik) waktu antara penutupan katup aorta dan katup
pulmonalis hingga pembukaan katup mitral dan trikuspid, mid-diastolik, periode awal
dan pengisian ventrikel ketika tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel, dan
presistolik yang bertepatan dengan sistolik atrial
 Murmur pada regurgitasi aorta dan regurgitasi pulmonal bermula pada awal diastolik
dan memanjang hingga mid-diastolik. Murmur pada stenosis mitral dan tricuspid
tidak dapat terjadi sebelum mid-diastolik. S3 muncul pada mid-diastolik dan S4 pada
presistol.

Contoh OSCE Pemeriksaan Jantung

 Tolong periksa sistem kardiovaskularnya


 Perkenalkan diri Anda dan cuci tangan
 Obourvasi pasien secara umum. Apakah pasien takipnea atau nyan saat istirahet?
Apakah tangannya terata dingin?
 Ukur nadi, tokanan darah dan tekanan vena augularis Apakah volume nad dan
tekanan sistolk berlarang? Apakah tekanan vena jugulars meningkat?
 Palpasi prekordium Apakah denyut apek letih bertenaga atau bergeser?
 Auskulta di sekitar apeks dan balas stemuth kat bawah kanan atas dan kiri atas
untuk karaiderek bunyi jantung pertama dan kedun dan adanya bunyl tambahan
atau murmur 8a terdengar murmur, apakah ada penjalaran?
 Perina dada sakrum dan ekstremitas bawah untuk tanda gagal jantung
 Bereskan alat
 cuci tangan

Pemeriksaan Terintegrasi Untuk Sistem Kardiovaskular


 Posisikan pasien terlentang dan bersandar 45 derajat, dengan kepala pada bantal
 Perhatikan penampilan secara umum apakah pasien sesak, sianosis, berkeringat atau
nyeri?
Perhatikan habitus badan (berat badan berlebih atau kaheksi), gambaran Marfanoid
dan adanya bekas luka cangkok vena radialis atau vena safena
 Periksa tangan, nadi dan tekanan darah, wajah dan leher:
Tangan warna dan suhu, pewarnaan tembakau, jari tabun, perdarahan serpihan, iesi
Janeway atau nodus Osler xantomata tendon
Nadi kecepatan, irama, karakteristik dan sinkronisitas nadi radialis, nadi kolaps,
volume dan karakteristik nadi brakialis atau karotis
Tekanan darah : tekanan sistolik dan diastolik pada arteri brakialis
Wajah sianosis sentral, xantelasmata, arkus kornea, petekie.
Leher: waktu, bentuk gelombang dan abnormalitas tekanan vena jugularis, bruit
karotis.
 Periksa Prekordium
Inspeksi cari bekas luka operasi sternotomi di gans tengah atau di bawan payudara
kiri, lokasi pacu jantung, pulsasi yang tampak.
Palpasi menentukan karakteristik dan posisi denyut apeks, neave parastemai, thrill
Auskultasi dengarkan di sekitar apeks, batas sternum kiri bawah, kanan atas dan kini,
sekitar arteri karotis dan aksila kin. Dengarkan dengan posisi pasien berbaring ke
sebelah kiri dan condong ke depan selama ekspirasi
Bunyi jantung: identifikasi bunyi jantung pertama dan kedua (S1 dan S2), dan bunyi
jantung tambahan (S3 dan S4)
Bunyi tambahan klik dan snap
Murmur pada sistolik dan/atau diastolik (waktu, durasi, karakteristik, nada, intensitas,
lokasi dan penjajaran) Pericardial rub
 Lainnya
Dengarkan untuk ronki halus pada basal paru di akhir inspirasi atau etusi pleura.
Periksa abdomen untuk hepatomegali atau hati yang berdenyut Periksa edema di
pergelangan kaki dan sakrum

Sistem arteri dan vena perifer


 Inspeksi ekstremitas bawah.
Periksa suhu dan warna, waktu pengisian kapiler, diskoiorasi kulit, ulserasi,
varikositas, bekas luka
 Palpasi
Periksa abdomen untuk aneurisma aorta yang menonjol.
Identifikasi nadi femoralis, popliteal, tibialis posterior dan dorsalis pedis.
Identifikasi edema pitting
Lakukan uji Buerger.
 Auskultasi
Dengarkan bruit di sekitar abdomen dan di sekitar arteri femoralis.

Anda mungkin juga menyukai